Dalam pengelolaan biaya tersebut, perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang mencakup semua biaya produksi, sangat mempengaruhi harga jual, profitabilitas, anggaran, dan evaluasi kinerja produksi.
Namun, banyak perusahaan yang kesulitan menghitung harga pokok penjualan secara akurat, yang berdampak pada kesalahan harga jual dan perencanaan anggaran. Untuk itu, memahami cara perhitungan harga pokok penjualan yang tepat penting untuk menjaga daya saing dan mengoptimalkan biaya produksi.
Dalam artikel ini, kami akan membahas secara mendalam mengenai pengertian harga pokok penjualan perusahaan manufaktur, komponen perhitungannya, serta cara hitung yang tepat untuk perusahaan manufaktur. Dengan informasi ini, Anda akan dapat meningkatkan efisiensi bisnis, memastikan harga jual yang tepat, dan meningkatkan profitabilitas perusahaan Anda.
- Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah total biaya langsung untuk memproduksi barang yang terjual, termasuk bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik.
- Metode perhitungan harga pokok penjualan meliputi real-time, periodik, FIFO, dan rata-rata tertimbang.
- Rumus harga pokok penjualan berbeda untuk perhitungan yang akurat membantu menetapkan harga jual yang kompetitif dan mengelola biaya produksi dengan lebih efektif.
- Tujuan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur adalah menentukan harga jual yang tepat, mengelola biaya dan anggaran, hingga evaluasi kinerja produksi.
- Software Manufaktur ScaleOcean, solusi terbaik untuk optimalkan pengelolaan dan perhitungan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur.
1. Apa itu Harga Pokok Penjualan (HPP) Perusahaan Manufaktur?
Harga Pokok Penjualan (HPP) perusahaan manufaktur adalah total biaya langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi barang yang terjual dalam periode tertentu. Harga pokok penjualanmencakup biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, yang lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan dagang.
Menghitung harga pokok penjualan sangat penting untuk akuntansi perusahaan, karena membantu pengelolaan biaya pokok penjualan dan menentukan harga jual yang kompetitif. Dengan biaya pokok penjualanyang akurat, perusahaan bisa menilai biaya produksi dan membuat keputusan harga berdasarkan data yang jelas.
Selain itu, perhitungan harga pokok penjualan juga mencakup persediaan awal dan akhir barang yang mempengaruhi hasil akhir. Komponen ini harus dihitung dengan teliti agar harga jual yang ditetapkan tepat dan mencerminkan biaya produksi sesungguhnya. Hasil perhitungan biaya pokok penjualan juga menghasilkan COGM (Cost of Goods Manufactured) yang menggambarkan biaya produksi barang yang selesai.
Baca juga: ERP Manufaktur: Manfaat, Cara Kerja, dan
Contoh Penerapan
2. Metode Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Metode Harga Pokok Penjualan (HPP) mencakup berbagai cara untuk menghitung biaya barang yang terjual. Beberapa metode yang umum digunakan adalah metode perpetual, yang mencatat setiap transaksi secara real-time, dan metode periodik, yang mencatat transaksi hanya pada akhir periode.
Selain itu, terdapat pula metode full costing dan variable costing yang diterapkan untuk menghitung harga pokok produksi. Untuk lebih detail, berikut penjelasan apa saja metode perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang bisa digunakan:
a. Metode Perpetual
Metode perpetual mencatat biaya produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead setiap kali transaksi dilakukan. Dengan cara ini, harga pokok penjualan dapat tercatat secara real-time, memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai biaya produksi sepanjang periode akuntansi.
b. Metode Periodik
Metode periodik hanya mencatat persediaan dan harga pokok penjualan pada akhir periode akuntansi. Meskipun lebih sederhana, metode ini tidak memberikan gambaran yang tepat mengenai harga pokok penjualan secara real-time, sehingga kurang informatif dibandingkan dengan metode perpetuasi.
c. FIFO (First In, First Out)
FIFO adalah metode yang mengasumsikan barang yang pertama kali dibeli adalah yang pertama dijual. Metode ini sangat sesuai untuk barang-barang yang mudah rusak atau memiliki masa kadaluwarsa pendek, seperti makanan dan obat-obatan.
d. Metode Rata-rata Tertimbang
Metode rata-rata tertimbang menghitung harga pokok penjualan dengan menggunakan rata-rata harga pembelian barang selama satu periode. Biasanya, metode ini digunakan untuk barang-barang yang memiliki nilai serupa dan tidak mudah rusak, seperti bahan baku atau barang non-perishable.
3. Komponen Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur
Ada beberapa komponen utama yang membentuk harga pokok penjualan (HPP) dalam perusahaan manufaktur, yaitu bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik, serta persediaan barang. Setiap komponen ini memiliki peran penting dalam menghitung total biaya produksi dan membantu perusahaan mengelola pengeluaran dengan lebih efisien.
Untuk cara menghitung harga pokok penjualan perusahaan manufaktur, ada beberapa elemen yang perlu diperhatikan di antaranya sebagai berikut:
a. Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku mencakup semua biaya yang diperlukan untuk membeli material yang digunakan dalam proses produksi. Dalam perusahaan manufaktur, efisiensi penggunaan bahan baku sangat penting untuk mengendalikan biaya. Sistem pengendalian material yang efektif dapat mencegah pemborosan dan memastikan ketersediaan yang cukup untuk produksi.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung mencakup gaji, upah lembur, dan tunjangan yang dibayarkan kepada pekerja yang terlibat langsung dalam pembuatan produk. Perhitungan biaya produksi dilakukan berdasarkan waktu yang dihabiskan oleh pekerja serta kontribusi mereka dalam proses produksi. Oleh karena itu, biaya tenaga kerja langsung memiliki pengaruh besar terhadap total biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan.
c. Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Biaya overhead pabrik mencakup biaya yang tidak dapat langsung dialokasikan pada setiap unit produk, namun tetap diperlukan untuk mendukung operasional pabrik. Ini termasuk biaya listrik, sewa pabrik, dan pemeliharaan mesin. Pemantauan yang baik terhadap biaya overhead dapat membantu perusahaan menjaga efisiensi biaya tetap dan operasional.
d. Persediaan Awal Barang
Persediaan awal barang adalah nilai barang yang belum selesai atau barang jadi yang tersedia pada awal periode produksi. Nilai persediaan ini digunakan untuk menghitung biaya barang yang diproduksi selama periode tersebut. Perusahaan perlu memantau persediaan awal untuk menghitung dengan tepat biaya produksi yang diperlukan.
e. Persediaan Akhir Barang
Persediaan akhir barang mencakup barang yang belum selesai atau barang jadi yang masih ada di akhir periode produksi. Menghitung persediaan akhir barang sangat penting untuk menentukan biaya barang yang tidak terjual atau tidak digunakan dalam periode tersebut, serta untuk mempersiapkan perhitungan biaya untuk periode berikutnya.
4. Rumus Harga Pokok Penjualan (HPP)
Rumus perhitungan harga pokok penjualan bervariasi tergantung pada jenis bisnis. Untuk perusahaan dagang atau ritel, rumus yang umum digunakan adalah:
Harga pokok penjualan = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Persediaan Akhir.
Sedangkan untuk perusahaan manufaktur, langkah pertama adalah menghitung total biaya produksi yang mencakup bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Rumus yang digunakan adalah:
Harga pokok penjualan = Persediaan Barang Jadi Awal + Total Biaya Produksi – Persediaan Barang Jadi Akhir.
Dengan rumus ini, perusahaan dapat menghitung total biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi barang yang dijual. Perhitungan harga pokok penjualan yang akurat membantu dalam menetapkan harga jual yang kompetitif dan mengelola biaya produksi dengan lebih efektif.
5. Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur
Agar perhitungan harga pokok penjualan dapat menghasilkan jumlah yang akurat, perusahaan manufaktur perlu mengikuti beberapa tahapan terstruktur. Berikut adalah tahapan dan cara menghitung biaya pokok penjualan perusahaan manufaktur yang tepat:
a. Hitung Pemakaian Bahan Baku
Pertama, cara menghitung harga pokok penjualan perusahaan manufaktur adalah dengan menghitung bahan baku yang terpakai. Bahan baku mencakup semua material yang digunakan langsung dalam produksi barang. Rumus yang digunakan adalah:
Bahan Baku Terpakai = Persediaan Awal Bahan Baku + Pembelian Bahan Baku Bersih – Persediaan Akhir Bahan Baku
b. Hitung Total Biaya Produksi
Setelah bahan baku terpakai dihitung, langkah selanjutnya adalah menghitung total biaya produksi yang mencakup biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Semua biaya ini digabungkan untuk mendapatkan total biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan. Rumusnya adalah:
Total Biaya Produksi = Bahan Baku Terpakai + Biaya Tenaga Kerja Langsung + Biaya Overhead Pabrik
c. Hitung Harga Pokok Penjualan
Terakhir, cara menghitung harga pokok penjualan perusahaan manufaktur adalah menggabungkan semua perhitungan biaya produksi yang telah dihitung, termasuk bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Berikut rumusnya:
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal Barang Jadi + Total Biaya Produksi – Persediaan Akhir Barang Jadi
Dengan rumus ini, perusahaan dapat mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan untuk barang yang terjual selama periode tersebut. Perhitungan biaya pokok penjualan yang akurat akan membantu perusahaan dalam menentukan harga jual produk dan memahami laba yang dihasilkan dari setiap produk yang terjual.
6. Contoh Perhitungan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur
Setelah memahami pengertian dan rumus harga pokok penjualan perusahaan manufaktur, berikut adalah contoh perhitungan harga pokok penjualan untuk perusahaan manufaktur tekstil:
- Biaya Bahan Baku: Rp220.000.000
- Biaya Tenaga Kerja Langsung: Rp100.000.000
- Biaya Overhead Pabrik: Rp40.000.000
Total Biaya Produksi = Rp360.000.000
- Persediaan Barang Jadi Awal: Rp60.000.000
- Persediaan Barang Jadi Akhir: Rp40.000.000
Harga Pokok Penjualan (HPP) Perusahaan Manufaktur = Rp380.000.000
Perhitungan harga pokok penjualan ini membantu perusahaan untuk mengukur biaya produksi dan menentukan profitabilitas dengan lebih efisien. Dengan menggunakan teknologi atau software manufaktur, proses perhitungan menjadi lebih cepat, mengurangi kesalahan, dan memudahkan pengambilan keputusan bisnis yang lebih tepat.
7. Contoh Laporan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur
Untuk memahami secara lengkap dan mendalam, penting bagi Anda untuk menyusun contoh laporan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur agar mendapat gambaran jelas mengenai bagaimana biaya produksi dapat mempengaruhi keuntungan yang didapat. Berikut contoh laporan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur:
Dari contoh laporan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur ini, Anda dapat memahami secara rinci berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk yang telah terjual. Ini tidak hanya akan membantu Anda dalam menentukan harga jual, tapi juga akan memudahkan perencanaan anggaran, akurasi laporan keuangan manufaktur secara menyeluruh, serta dapat mengidentifikasi potensi penghematan biaya.
8. Perbedaan Harga Pokok Penjualan (HPP) vs Harga Jual
Harga Pokok Penjualan (HPP) adalah biaya langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang dijual, mencakup bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Sementara itu, Harga Jual adalah harga yang dibebankan kepada konsumen, mencakup HPP, biaya non-produksi seperti pemasaran dan administrasi, serta margin keuntungan.
Harga jual per unit ditetapkan berdasarkan harga pokok penjualan. Perbedaan utama antara harga pokok penjualan dan harga jual terletak pada komponen biayanya.
Harga pokok penjualan hanya mencakup biaya produksi langsung, sedangkan Harga Jual juga mencakup biaya non-produksi dan laba yang diinginkan. harga pokok penjualan berfungsi sebagai dasar biaya terendah, sementara Harga Jual dibangun di atas harga pokok penjualan untuk menghasilkan laba yang diinginkan.
Dengan memahami perbandingan ini, perusahaan dapat menetapkan Harga Jual yang tepat yang tidak hanya menutupi biaya produksi, tetapi juga memastikan perusahaan memperoleh keuntungan. Harga Jual selalu lebih tinggi dari harga pokok penjualan yang memastikan profitabilitas perusahaan di pasar. Berikut tabel untuk memahami lebih mudah:
| Fitur | Harga Pokok Penjualan (HPP) | Harga Jual |
|---|---|---|
| Definisi | Total biaya langsung untuk memproduksi atau memperoleh barang/jasa yang siap dijual. | Harga yang dibebankan kepada pelanggan untuk membeli produk/jasa. |
| Komponen | Bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. | Harga pokok penjualan + Biaya non-produksi (pemasaran, administrasi) + Laba yang diinginkan. |
| Tujuan | Mengetahui efisiensi produksi dan menentukan fondasi biaya. | Menghasilkan keuntungan (laba) dan diterima pasar. |
| Posisi | Biaya (Pengeluaran). | Pendapatan (Penerimaan). |
9. Tujuan Perhitungan Harga Pokok Penjualan Perusahaan Manufaktur
Dengan perhitungan yang akurat, perusahaan dapat menentukan harga jual yang kompetitif, mengelola anggaran, serta mengevaluasi kinerja produksi untuk memastikan efisiensi dan profitabilitas yang optimal. Ada beberapa tujuan utama dalam menghitung harga pokok penjualan perusahaan manufaktur, di antaranya:
a. Menentukan Harga Jual yang Tepat
Tujuan utama perhitungan harga pokok penjualan adalah untuk menentukan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan. Perusahaan manufaktur yang memahami biaya produksi dapat menetapkan margin keuntungan yang optimal dan harga jual yang menarik bagi konsumen. Hal ini sangat penting dalam menjaga daya saing di pasar.
b. Mengelola Biaya dan Anggaran
Harga pokok penjualan (HPP) memberikan gambaran yang jelas tentang biaya produksi yang mempermudah pengelolaan akuntansi perusahaan dan pengambilan keputusan strategis. Dengan mengetahui komponen biaya, perusahaan dapat mengelola anggaran secara lebih efisien, merencanakan pengurangan biaya, dan melakukan investasi produksi yang lebih terarah.
c. Evaluasi Kinerja Produksi
Perhitungan HPP yang akurat membantu perusahaan mengevaluasi kinerja produksi dengan membandingkan HPP aktual dengan anggaran atau standar. Hal ini memungkinkan penilaian efisiensi proses produksi dan memberikan dasar untuk perbaikan. Perbaikan tersebut dapat meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya operasional, dan mendukung growth sales yang lebih optimal.
d. Penyusunan Laporan Keuangan yang Akurat
Harga pokok penjualan (HPP) digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang lebih akurat, khususnya laporan laba rugi dan cost of goods sold (COGS). Dengan perhitungan yang tepat, perusahaan dapat menghasilkan laporan yang mendukung pengambilan keputusan strategis. Keakuratan ini sangat bergantung pada pembukuan yang teliti dan penyusunan jurnal penyesuaian untuk transaksi yang belum tercatat.
e. Menentukan Break-Even Point
Perhitungan harga pokok penjualan juga bertujuan untuk menghitung break-even point, yaitu titik di mana pendapatan sama dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Dengan mengetahui break-even point, perusahaan bisa memastikan bahwa mereka tidak mengalami kerugian atau keuntungan yang tidak diinginkan.
Forbes menyatakan, perusahaan manufaktur saat ini dapat meningkatkan profitabilitas mereka secara signifikan dengan menggunakan manajemen biaya dinamis. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat mengubah strategi biaya mereka secara real-time sesuai dengan perubahan pasar dan kondisi operasional.
Contonya, mereka dapat meninjau dan merundingkan ulang kontrak dengan pemasok serta mengubah harga jual produk untuk mencerminkan biaya produksi yang sebenarnya. Oleh karena itu, bisnis dapat menurunkan biaya tetap dan variabel, mengoptimalkan operasional, dan meningkatkan posisi mereka di pasar.
10. Tantangan dalam Proses Harga Pokok Penjualan (HPP)
Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) yang akurat merupakan hal krusial dalam setiap bisnis. Namun, seperti proses-proses perhitungan lain, terdapat tantangan dalam proses produksi yang dapat mempengaruhi hasil dan keputusan perusahaan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang sering muncul dalam perhitungan pengeluaran:
a. Fluktuasi Harga Bahan Baku
Harga bahan baku yang terus-menerus mengalami fluktuasi, terutama saat naik, dapat mempengaruhi rantai pasok dan efektivitas produksi perusahaan secara signifikan. Ketidakpastian biaya ini juga berdampak pada harga jual per unit, karena perusahaan harus menyesuaikan harga untuk mempertahankan margin keuntungan.
Jika biaya tidak tetap, maka akan sulit dilakukan perhitungan pembelian pada setiap periode. Upaya-upaya untuk menangani permasalahan berikut cenderung berupa kontrak jangka panjang dengan pemasok, atau pemilihan bahan baku alternatif.
b. Kesalahan Pencatatan Ketersediaan
Hal berikut sering terjadi apabila pendataan barang di tempat penyimpanan masih dilakukan secara manual di bisnis yang sedang berkembang, sehingga memunculkan kemungkinan terjadinya human error. Kesalahan pencatatan berikut akan berdampak tidak hanya pada perhitungan harga pokok penjualan yang tidak akurat, tetapi juga perhitungan laba bersih penjualan.
c. Tenaga Kerja yang Tidak Efisien
Sebuah perhitungan harga pokok penjualan hanya merupakan sebuah prediksi sesuai dengan situasi kondisi suatu saat. Apabila tenaga kerja tidak menjalankan pekerjaannya secara efektif dalam suatu periode, maka jumlah barang yang diproduksi akan mengalami permasalahan kualitas dan kuantitas, sehingga mempengaruhi tingkat asli penjualan.
11. Strategi Pengelolaan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Tentu saja terdapat beberapa strategi yang dapat diimplementasi bisnis untuk mengatasi tantangan-tantangan yang baru saja disebutkan. Hal berikut dapat mencakupi pengaturan rantai pasokan yang efektif dan meningkatkan efisiensi perhitungan. Penjelasan strategi-strategi tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penerapan Sistem Manajemen Inventaris yang Efektif
Dengan adanya suatu sistem inventaris yang efektif, maka perusahaan dapat melacak ketersediaan serta kondisi barang-barang yang ada di penyimpanan. Software manufaktur terbaik dapat memastikan proses perhitungan harga pokok penjualan memfaktorkan data persediaan awal dan akhir yang akurat, sehingga hasil perhitungan juga menjadi lebih tepat.
b. Penyusunan Rantai Pasokan yang Efektif
Hal berikut mencakupi proses-proses seperti pemilihan bahan baku yang berkualitas dengan harga yang sesuai, dan meningkatkan transparansi antara perusahaan dengan pemasok. Apabila hal tersebut dilakukan, maka biaya bahan baku dapat terkendali dan sekaligus menghasilkan produk yang berkualitas, serta juga memudahkan pemesanan darurat atau pelaporan cacat bahan baku ketika diperlukan.
c. Penggunaan Teknologi pada Proses Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP)
Seperti halnya manajemen inventaris, perlu diketahui juga pentingnya sistem akuntansi. Dan seperti halnya juga dengan proses manajemen inventaris, human error berkemungkinan muncul juga apabila proses perhitungan apapun masih dilakukan secara manual. Maka diperlukan juga penerapan sebuah software manufaktur yang dapat menghasilkan data ketersediaan yang akurat.
12. Otomatiskan Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) Perusahaan Manufaktur dengan ScaleOcean
Software Manufaktur ScaleOcean memberikan solusi untuk mengoptimalkan pengelolaan dan perhitungan harga pokok penjualan perusahaan manufaktur. Dengan fitur unggulan, software ini memungkinkan perhitungan dan laporan yang akurat, membantu memaksimalkan proses manufaktur.
Keunggulan utama ScaleOcean adalah sistem yang mendukung unlimited users tanpa biaya tambahan, tanpa biaya tersembunyi, serta solusi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tiap industri. Dengan kemampuan integrasi yang tinggi, software ini memudahkan pengelolaan berbagai modul bisnis dalam satu sistem.
Software ScaleOcean akan memudahkan dalam mengelola biaya secara efisien serta meningkatkan profitabilitas secara maksimal. Untuk melihat bagaimana sistem bekerja secara mudah, Anda bisa coba demo gratis dengan tim kami kapan pun dan di mana pun. diantaranya:
- Otomasi Harga Pokok Penjualan (HPP): Memberikan laporan rinci secara otomatis secara detail dan akurat sesuai periode yang diinginkan
- Multi-Level BOM: Pencatatan bahan baku otomatis, dan simulasi produksi untuk memastikan ketersediaan bahan sebelum proses dimulai
- Tracking Cost: Melacak biaya produksi secara rinci saat produksi dilakukan, dan memastikan data biaya selalu terintegrasi secara real-time dengan modul seperti inventory, sales, dan accounting.
13. Kesimpulan
Harga Pokok Penjualan (HPP) perusahaan manufaktur adalah total biaya langsung yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang yang akhirnya terjual dalam periode tertentu. harga pokok penjualan mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik yang membuat proses perhitungannya lebih kompleks dibandingkan perusahaan dagang.
Dengan memahami struktur biaya tersebut, perusahaan dapat mengontrol pengeluaran secara lebih akurat. Selain itu, perhitungan harga pokok penjualan yang tepat membantu bisnis menentukan harga jual yang kompetitif serta meningkatkan profitabilitas.
Untuk pengelolaan yang mudah dan otomatis, Anda bisa menerapkan Software Manufaktur ScaleOcean yang dapat menjadi solusi tepat bagi perusahaan manufaktur Anda. Coba demo gratis dan konsultasikan masalah bisnis Anda untuk dapatkan rekomendasi fitur dan modul terbaiknya!
FAQ:
1. Apa rumus harga pokok penjualan dalam bisnis manufaktur?
Untuk menghitung harga pokok penjualan, tentukan dulu persediaan barang jadi yang ada di awal periode. Kemudian tambahkan biaya produksi yang terjadi selama periode tersebut. Setelah itu, kurangi dengan persediaan barang jadi di akhir periode.
2. Apa saja komponen yang terdapat pada harga pokok penjualan perusahaan manufaktur?
Komponen harga pokok penjualan perusahaan manufaktur meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead produksi. Ketiga komponen ini diperlukan untuk menghitung total biaya produksi barang jadi yang akan dijual dalam periode tertentu.
3. Mengapa perhitungan Harga Pokok Penjualan penting bagi perusahaan manufaktur?
Perhitungan harga pokok penjualan merupakan acuan utama untuk mengetahui biaya produksi yang dikeluarkan untuk setiap unit produk. Dengan mengetahui harga pokok penjualan secara akurat, perusahaan dapat menetapkan harga jual yang realistis, memastikan harga tidak merugikan, dan tetap kompetitif di pasar.




