Mengelola biaya produksi dengan efisien dan akurat merupakan masalah yang seringkali dialami bisnis manufaktur, terutama bagi mereka yang menggunakan metode produksi joint product. Kesalahan dalam menghitung joint cost dapat berdampak serius pada keputusan harga jual, pengelolaan persediaan, dan strategi bisnis jangka panjang.
Oleh karena itu, penghitungan joint cost yang tepat sangat penting untuk menjaga daya saing dan keberlanjutan bisnis. Dengan perhitungan yang akurat, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam menentukan harga, mengelola persediaan, dan merencanakan strategi bisnis yang lebih efisien.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam bagaimana cara menghitung joint cost dengan benar, serta metode yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan akurasi dalam proses produksi manufaktur. Simak penjelasan lengkapnya di sini!
- Joint cost adalah biaya produksi yang muncul ketika satu proses menghasilkan dua atau lebih produk secara bersamaan.
- 5 metode alokasi joint cost termasuk metode unit fisik, metode nilai pasar, metode nilai realisasi bersih, metode rata-rata tertimbang, dan metode margin kotor konstan.
- Alokasi joint cost bertujuan menghitung harga pokok produksi, menentukan harga jual yang tepat, dan mendukung keputusan produksi serta penjualan.
- Optimalkan kegiatan operasional manufaktur di perusahaan Anda dengan ScaleOcean.
Pengertian Joint Cost
Joint cost adalah biaya yang muncul dalam proses produksi yang menghasilkan dua produk atau lebih secara bersamaan, dan biaya ini tidak dapat dipisahkan hingga mencapai titik pemisahan (split-off point). Setelah titik ini tercapai, produk-produk tersebut bisa dipisahkan dan dijual secara individu.
Misalnya, dalam industri makanan, perusahaan yang memproses susu menjadi keju, yogurt, dan mentega akan menghadapi biaya produksi yang sama. Biaya tersebut merupakan joint cost, karena satu proses produksi menghasilkan beberapa produk berbeda yang juga disebut sebagai joint product.
Setelah mencapai titik pemisah, joint cost perlu dialokasikan ke masing-masing produk untuk menghitung harga pokok produksi. Proses alokasi ini sangat penting untuk memastikan harga jual yang tepat dan margin keuntungan yang optimal. Dengan memahami alokasi joint cost yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan akurasi dalam perhitungan harga pokok produksi dan membuat keputusan bisnis yang lebih strategis.
Pemahaman akan harga pokok produksi yang akurat menjadi dasar bagi perusahaan dalam menentukan strategi penetapan harga. Namun, dalam beberapa kasus, penentuan harga jual akhir juga dipengaruhi oleh kebijakan eksternal pemerintah seperti harga eceran tertinggi. Ini menuntut perusahaan tidak hanya cermat dalam mengalokasikan biaya internal, tetapi juga harus fleksibel dalam menyesuaikan harga jual agar tetap kompetitif.
Baca juga: Joint Cost Adalah: Arti, Metode, Cara Hitung, dan Contohnya
Karakteristik Joint Cost
Ciri-ciri joint cost (biaya bersama) melibatkan produksi dua produk atau lebih secara bersamaan, dengan biaya yang muncul sebelum mencapai titik pemisahan. Pada tahap ini, biaya tidak dapat dipisahkan atau dilacak langsung ke produk tertentu hingga produk tersebut teridentifikasi setelah mencapai titik pemisahan.
Berikut adalah beberapa sifat utama dari joint cost yang membedakannya dengan biaya lainnya dalam manufaktur.
1. Penggunaan Input Produksi secara Bersama
Joint cost muncul karena proses produksi menggunakan sumber daya yang sama untuk menghasilkan beberapa produk sekaligus. Biaya ini terjadi ketika bahan baku, mesin, dan tenaga kerja digunakan untuk memproses satu input yang menghasilkan lebih dari satu output. Karena itu, pengeluaran ini tidak bisa dipisahkan sebelum produk-produk tersebut mencapai tahap tertentu.
2. Timbul Sebelum Mencapai Titik Pemisahan
Biaya bersama ini mencakup semua biaya yang dikeluarkan sejak awal produksi hingga mencapai titik pemisahan (split-off point). Titik ini adalah saat produk mulai terpisah dan dapat dibedakan berdasarkan bentuk, jenis, atau nilai jualnya sebagai produk yang berbeda.
3. Sifat Indivisibilitas atau Tidak Terpisahkan
Sebelum mencapai titik pemisahan, joint cost tidak dapat dibebankan secara langsung ke satu produk saja. Biaya ini bersifat gabungan dan hanya bisa dialokasikan ke masing-masing produk setelah produk tersebut dapat dibedakan secara fisik.
4. Meliputi Berbagai Elemen Biaya Manufaktur
Joint cost terdiri dari berbagai elemen biaya produksi, termasuk bahan baku langsung, upah tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik (BOP). Semua pengeluaran ini terakumulasi selama proses produksi, dari awal hingga produk siap dipisahkan.
5. Menghasilkan Beberapa Produk
Karakteristik utama dari joint cost adalah bahwa hal ini muncul dalam proses produksi yang menghasilkan lebih dari satu produk. Dalam satu kali produksi, bisa tercipta dua atau lebih produk utama yang memiliki nilai ekonomis tinggi, atau kombinasi produk utama dan sampingan (by-products) yang bernilai.
Rumus Joint Cost
Total joint cost adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam produksi hingga titik pemisahan, di mana berbagai produk yang dihasilkan bersama dalam satu waktu mulai diidentifikasi sebagai produk individual.
Untuk menghitung total biaya bersama, perlu mengidentifikasi dan menjumlahkan semua biaya yang terjadi sebelum titik pemisahan. Rumus dasar untuk menghitung total joint cost adalah sebagai berikut:
Joint Cost = Cost (Total Biaya) / Unit (Total Unit yang Diproduksi Bersama)
Untuk memudahkan perhitungan joint cost, ScaleOcean Manufacture Software dapat mengoptimalkan perencanaan produksi, pengelolaan bahan baku, dan pengendalian biaya. Modul Smart MRP dan BOM Management memastikan efisiensi dan akurasi, sementara Integrated SCM mengelola rantai pasok dari pemesanan hingga pengiriman.
Modul Cost Management membantu menghitung harga pokok produksi dengan tepat, dan Warehouse Management memantau inventaris secara real-time, mengurangi risiko overstocking atau kekurangan bahan. Dengan fleksibilitas dan skalabilitas tinggi, ScaleOcean ERP meningkatkan efisiensi operasional, mendukung pertumbuhan bisnis, dan mempercepat ROI.
Metode Joint Cost dan Contoh Perhitungannya
Metode joint cost adalah metode akuntansi untuk mengalokasikan biaya produksi yang muncul dari proses yang menghasilkan dua produk atau lebih secara bersamaan.
Biaya ini tercatat sebelum mencapai titik pemisahan (split-off point), saat produk-produk dapat diidentifikasi secara terpisah. Berikut ini beberapa metode alokasi biaya bersama yang sering digunakan:
1. Metode Unit Fisik (Physical Units Method)
Metode Unit Fisik mengalokasikan biaya bersama berdasarkan jumlah fisik unit produk yang dihasilkan. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa semua unit memiliki nilai yang sebanding, tanpa mempertimbangkan nilai jualnya. Oleh karena itu, metode ini cocok untuk produk dengan karakteristik seragam.
Biaya Per Unit = Total Joint Cost / Jumlah Unit Total
Biaya per Produk = Jumlah Unit Produk × Biaya Per Unit
Misalnya, jika total biaya bersama sebesar Rp100.000, dengan produksi 60 unit Produk A dan 40 unit Produk B, maka biaya per unit adalah Rp1.000. Akhirnya, Produk A dialokasikan biaya Rp60.000 dan Produk B sebesar Rp40.000.
2. Metode Nilai Pasar atau Nilai Jual Relatif (Market Value Method)
Cara menghitung joint cost berikutnya membagi biaya bersama berdasarkan nilai jual relatif masing-masing produk pada titik pemisahan. Karena mempertimbangkan potensi pendapatan, metode ini lebih akurat untuk produk dengan perbedaan harga jual yang signifikan. Namun, nilai pasar harus tersedia saat alokasi dilakukan.
Biaya Produk = (Nilai Jual Produk / Total Nilai Jual Semua Produk) x Total Joint Cost
Sebagai contoh, jika Produk A bernilai jual Rp150.000 dan Produk B Rp50.000, dengan total biaya bersama Rp100.000, maka Produk A mendapatkan alokasi Rp75.000 dan Produk B Rp25.000.
3. Metode Nilai Realisasi Bersih (Net Realizable Value – NRV Method)
Metode NRV mengalokasikan biaya bersama dengan memperhitungkan harga jual produk setelah dikurangi biaya tambahan. Jika produk memerlukan pemrosesan lebih lanjut, metode ini menjadi pilihan tepat. Selain itu, pendekatan ini membantu memperkirakan kontribusi bersih dari setiap produk.
NRV Produk = Harga Jual − Biaya Tambahan
Biaya Produk = (NRV Produk / Total NRV) x Total Joint Cost
Misalnya, Produk A memiliki harga jual Rp120.000 dan biaya tambahan Rp20.000, sedangkan Produk B memiliki harga jual Rp80.000 dengan biaya tambahan Rp10.000. Dengan total joint cost Rp100.000, maka Produk A dialokasikan sekitar Rp58.824 dan Produk B sekitar Rp41.176.
4. Metode Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Method atau Survey Method)
Metode Rata-Rata Tertimbang menggunakan bobot tertentu, seperti volume atau nilai ekonomis, untuk mendistribusikan biaya bersama secara proporsional. Biasanya, perusahaan menggunakan cara menghitung joint cost ini ketika produk memiliki nilai relatif berbeda. Selain itu, metode ini berguna untuk menjaga konsistensi perhitungan biaya.
Biaya Produk = (Bobot Produk / Total Bobot Semua Produk) x Total Joint Cost
Misalnya, Produk A memiliki bobot 3 dan Produk B bobot 2, dengan total biaya bersama Rp100.000. Produk A akan menerima alokasi Rp60.000, sedangkan Produk B Rp40.000, mengikuti perbandingan bobotnya terhadap total bobot keseluruhan.
5. Metode Margin Kotor Konstan (Constant Gross Margin Percentage Method)
Metode Margin Kotor Konstan mengalokasikan biaya bersama dengan mempertahankan persentase margin kotor tetap untuk setiap produk. Cara menghitung joint cost memastikan bahwa semua produk memiliki tingkat profitabilitas yang seragam. Namun, penerapannya membutuhkan estimasi akurat terhadap harga jual dan biaya tambahan.
Total Pendapatan = Harga Jual A + Harga Jual B
Total Biaya = Total Pendapatan − Total Margin Kotor
Misalnya, jika Produk A dan B memiliki pendapatan Rp200.000 dan ditargetkan margin kotor 40%, maka total biaya adalah Rp120.000. Jika joint cost sebesar Rp100.000, sisanya sebesar Rp20.000 berasal dari biaya tambahan setelah titik pemisahan.
Penggunaan software manufaktur dapat membantu Anda menghitung joint cost secara mudah. Seperti pengelolaan biaya tersebut dalam pabrik kelapa sawit, software akan membantu mencatat dan membagi biaya produksi gabungan, seperti energi dan bahan baku, ke produk turunan seperti minyak sawit dan inti sawit. Software produksi kelapa sawit menjadi solusi dalam menyusun laporan keuangan yang lebih transparan.


Tujuan Menghitung Alokasi Joint Cost
Setelah mengetahui cara menghitung alokasi biaya bersama dalam proses bisnis manufaktur, ada beberapa tujuan yang bisa dicapai perusahaan dalam melakukan perhitungan tersebut. Tujuan menghitung joint cost adalah sebagai berikut:
1. Penentuan Harga Jual
Dengan memahami cara menghitung alokasi biaya bersama, Anda akan mudah dalam menentukan harga jual yang mencerminkan biaya produksi serta margin keuntungan yang diinginkan. Penentuan harga yang akurat akan memastikan produk dijual dengan harga kompetitif dan menguntungkan, serta menghindari kerugian karena harga yang terlalu rendah atau kehilangan pelanggan karena harga yang terlalu tinggi.
2. Penilaian Persediaan
Menghitung biaya bersama juga bertujuan untuk menilai persediaan dengan nilai yang benar dan akurat, sehingga pelaporan seperti neraca keuangan yang dibuat bisa mencerminkan persediaan yang pasti. Hal tersebut juga dapat menghindari overstatement dan understatement nilai persediaan, yang dapat mempengaruhi gambaran keuangan perusahaan secara keseluruhan.
3. Pengambilan Keputusan Manajerial
Alokasi biaya bersama bertujuan untuk membantu manajemen perusahaan dalam menganalisis profitabilitas setiap produk, dan membuat keputusan tepat mengenai perencanaan produksi, investasi, dan strategi lainnya untuk proses bisnis manufaktur lebih baik.
4. Analisis Profitabilitas
Mengalokasikan biaya tersebut juga akan membantu perusahaan untuk melakukan analisis profitabilitas secara mendetail, sehingga Anda bisa mengetahui biaya produksi yang terkait dengan masing-masing produk dan mengevaluasi kontribusi setiap produk terhadap laba keseluruhan. Analisis tersebut juga akan membantu mengidentifikasi produk mana yang paling menguntungkan dan mana yang kurang menguntungkan.
5. Perencanaan dan Pengendalian Biaya
Perhitungan biaya bersama bertujuan juga untuk perencanaan dan pengendalian biaya, di mana dengan mengalokasikan biaya untuk setiap produk Anda bisa mengidentifikasi area di mana efisiensi dapat ditingkatkan dan biaya dapat dikurangi. Hal tersebut akan membantu manajemen dalam membuat anggaran yang lebih akurat dan mengimplementasikan langkah-langkah pengendalian biaya yang efektif.
6. Laporan Keuangan yang Akurat
Yang terakhir tujuan perhitungan joint cost adalah untuk menyusun laporan keuangan dengan akurat, yang dapat mencerminkan biaya produksi sebenarnya dan memberikan gambaran yang akurat tentang posisi keuangan perusahaan.
Sebuah riset menunjukkan bahwa kualitas sistem akuntansi biaya (CAS) di perusahaan manufaktur memiliki pengaruh signifikan terhadap persiapan laporan keuangan dan pengambilan keputusan. Dengan laporan keuangan yang dapat dipercaya, perusahaan dapat membangun kepercayaan dan kredibilitas di mata pemangku kepentingan, serta memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku.
Baca juga: Cara Menghitung Biaya Produksi di Perusahaan Manufaktur
Perbedaan Joint Cost dan Common Cost
Dalam dunia manufaktur, penting untuk memahami perbedaan antara biaya bersama dan biaya umum, karena keduanya berpengaruh pada akurasi perhitungan biaya produk. Beberapa perbedaan keduanya common cost dan joint cost adalah sebagai berikut:
1. Keterkaitan dengan Produksi
Joint cost berhubungan langsung dengan proses produksi yang menghasilkan dua produk atau lebih secara bersamaan. Sebaliknya, common cost muncul untuk mendukung beberapa produk, departemen, atau aktivitas tanpa keterikatan pada satu proses produksi tunggal. Oleh karena itu, konteks terjadinya kedua biaya ini sangat berbeda.
2. Titik Pemisah
Dalam biaya bersama, biaya timbul sebelum titik pemisah atau split-off point, yaitu saat produk-produk mulai dapat diidentifikasi secara terpisah. Namun, common cost tidak terkait dengan titik pemisahan karena biaya tersebut mendukung berbagai aktivitas yang berjalan bersamaan, tanpa melibatkan proses produksi serentak.
3. Tujuan Utama
Tujuan alokasi joint cost adalah menentukan harga pokok produksi masing-masing produk setelah mencapai titik pemisahan. Sebaliknya, alokasi common cost bertujuan untuk mendistribusikan biaya tidak langsung secara proporsional berdasarkan penggunaan, seperti luas ruang, jumlah pekerja, atau volume aktivitas.
4. Waktu Alokasi Biaya
Biaya bersama dialokasikan setelah proses produksi mencapai titik pemisahan, karena baru setelah itu masing-masing produk dapat dihitung nilai biayanya. Sementara itu, biaya umum dialokasikan pada periode tertentu berdasarkan aktivitas pendukung yang sudah berjalan, bukan setelah proses produksi spesifik.
Maksimalkan Efisiensi Operasional Manufaktur Anda dengan ScaleOcean
ScaleOcean Software Manufaktur adalah solusi ERP yang membantu perusahaan manufaktur mengelola proses operasional mulai dari perencanaan produksi, pengelolaan inventaris, hingga pengawasan biaya dan kualitas. Dengan modul terintegrasi, ScaleOcean meningkatkan efisiensi, mengurangi kesalahan, dan merampingkan pengelolaan operasional.
Dalam industri manufaktur, pengelolaan alokasi biaya bersama (joint cost) sering menjadi tantangan. ScaleOcean membantu perusahaan mengalokasikan biaya secara akurat dan transparan dengan pelacakan biaya real-time dan otomatisasi pencatatan produksi. Fitur manajemen biaya memungkinkan perusahaan menghitung HPP, memantau perbandingan biaya antar produk, dan memastikan efisiensi alokasi biaya untuk keputusan harga dan margin yang lebih baik.
Fitur ScaleOcean Software Manufaktur:
- Smart MRP (Material Requirement Planning): Mengotomatiskan perhitungan bahan baku yang dibutuhkan berdasarkan rencana produksi, memudahkan alokasi biaya langsung ke setiap produk yang diproduksi.
- Cost Management: Memantau dan mengelola seluruh biaya produksi, termasuk biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead, serta mengalokasikannya secara proporsional pada produk yang relevan.
- BOM (Bill of Materials) Management: Memudahkan pembuatan daftar bahan yang diperlukan untuk produksi setiap unit, memastikan bahwa alokasi biaya bahan baku dilakukan dengan benar.
- Integrated SCM (Supply Chain Management): Mengintegrasikan seluruh alur kerja dari pengadaan bahan baku hingga distribusi produk jadi, memungkinkan pemantauan biaya secara terperinci dalam setiap tahap produksi.
- Cost Tracking and Reporting: Fitur pelaporan real-time yang memberikan wawasan mendalam mengenai alokasi biaya, membantu manajer untuk melihat di mana pemborosan terjadi dan bagaimana biaya dapat dialokasikan dengan lebih baik.
Kesimpulan
Dari artikel ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa penting untuk memahami bagaimana cara menghitung alokasi biaya bersama dalam proses bisnis manufaktur, karena joint cost merupakan biaya yang timbul dari proses produksi yang secara bersamaan menghasilkan dua produk atau lebih yang tidak dapat dipisahkan sampai titik pemisahan.
Pengelolaan joint cost yang tepat dapat berpengaruh besar pada berbagai aspek manajemen dan operasional perusahaan. Dengan menggunakan metode yang sesuai dalam perhitungan joint cost, Anda dapat mencapai berbagai tujuan strategis untuk bisnis manufaktur yang lebih baik, serta meningkatkan efisiensi jangka panjang, terutama dalam hal pengendalian biaya.
Untuk membantu Anda dalam hal ini, coba demo gratis software manufaktur ScaleOcean dan temukan bagaimana kami dapat mendukung efisiensi operasional perusahaan Anda.
FAQ:
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan joint cost?
Biaya gabungan (joint cost) menggambarkan biaya yang timbul dari produksi simultan berbagai produk dalam satu proses produksi yang sama. Setiap kali dua atau lebih produk gabungan atau produk sampingan dihasilkan dari pemanfaatan sumber daya, biaya gabungan akan muncul.
2. Apa perbedaan joint cost dan common cost?
Joint cost memiliki perbedaan dengan common cost. Common cost muncul dari penggunaan fasilitas bersama oleh dua pihak atau lebih dalam satu waktu. Sebaliknya, joint cost tidak dapat dipisahkan antar produk dan harus dialokasikan secara proporsional ke masing-masing produk
3. Bagaimana cara menghitung alokasi biaya bersama?
Perhitungan alokasi biaya bersama dilakukan dengan membagi kuantitas masing-masing produk terhadap total kuantitas, lalu mengalikannya dengan total biaya bersama. Jika produk tidak mengalami proses lanjutan, maka harga pokok per unit akan menghasilkan nilai yang sama.


