Joint Cost Adalah: Arti, Metode, Cara Hitung, dan Contohnya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Efisiensi dan akurasi dalam pengelolaan biaya produksi dalam proses bisnis manufaktur adalah hal yang paling penting yang harus diperhatikan, untuk mencapai keberhasilan dan daya saing bisnis berkelanjutan. Khususnya untuk pabrik manufaktur yang menerapkan metode produksi joint product.

Penghitungan yang tepat terhadap joint cost adalah hal krusial karena dapat mempengaruhi berbagai aspek manajemen bisnis, mulai dari penentuan harga jual, penilaian persediaan, hingga pengambilan keputusan strategis.

Di sini kita akan bahas secara mendalam konsep tersebut, mulai dari metode perhitungan dan bagaimana cara menghitung joint cost yang tepat dan sesuai untuk efisiensi proses bisnis manufaktur. Simak penjelasan lengkapnya di sini!

starsKey Takeaways
  • Joint cost adalah biaya produksi yang muncul ketika satu proses menghasilkan dua atau lebih produk secara bersamaan.
  • 5 metode alokasi joint cost – Metode Unit Fisik, Metode Nilai Pasar, Metode Nilai Realisasi Bersih, Metode Rata-Rata Tertimbang, dan Metode Margin Kotor Konstan.
  • Alokasi joint cost bertujuan menghitung harga pokok produksi, menentukan harga jual yang tepat, dan mendukung keputusan produksi serta penjualan.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Pengertian Joint Cost

Joint cost adalah biaya yang timbul dalam proses produksi yang menghasilkan dua atau lebih produk secara bersamaan. Biaya ini tidak bisa langsung dialokasikan ke masing-masing produk karena seluruh produk diproduksi bersamaan hingga mencapai titik pemisah (split-off point). Setelah titik ini tercapai, produk-produk tersebut bisa dipisahkan dan dijual secara individu.

Misalnya, dalam industri makanan, perusahaan yang memproses susu menjadi keju, yogurt, dan mentega akan menghadapi biaya produksi yang sama. Biaya tersebut merupakan joint cost, karena satu proses produksi menghasilkan beberapa produk berbeda yang juga disebut sebagai joint product.

Setelah mencapai titik pemisah, joint cost perlu dialokasikan ke masing-masing produk untuk menghitung harga pokok produksi. Proses alokasi ini sangat penting untuk memastikan harga jual yang tepat dan margin keuntungan yang optimal. Dengan memahami alokasi joint cost yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan akurasi dalam perhitungan harga pokok produksi dan membuat keputusan bisnis yang lebih strategis.

Pemahaman akan harga pokok produksi yang akurat menjadi dasar bagi perusahaan dalam menentukan strategi penetapan harga. Namun, dalam beberapa kasus, penentuan harga jual akhir juga dipengaruhi oleh kebijakan eksternal pemerintah seperti harga eceran tertinggi. Ini menuntut perusahaan tidak hanya cermat dalam mengalokasikan biaya internal, tetapi juga harus fleksibel dalam menyesuaikan harga jual agar tetap kompetitif.

Rumus Joint Cost

Total joint cost adalah jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan dalam produksi hingga titik pemisahan, di mana berbagai produk yang dihasilkan bersama dalam satu waktu mulai diidentifikasi sebagai produk individual.

Untuk menghitung total biaya bersama, perlu mengidentifikasi dan menjumlahkan semua biaya yang terjadi sebelum titik pemisahan. Rumus dasar untuk menghitung total joint cost adalah sebagai berikut:

Joint Cost = Cost (Total Biaya) / Unit (Total Unit yang Diproduksi Bersama)

Metode Joint Cost dan Contoh Perhitungannya

Metode joint cost adalah metode akuntansi untuk mengalokasikan biaya produksi yang muncul dari proses yang menghasilkan dua produk atau lebih secara bersamaan.

Biaya ini tercatat sebelum mencapai titik pemisahan (split-off point), saat produk-produk dapat diidentifikasi secara terpisah. Berikut ini beberapa metode alokasi biaya bersama yang sering digunakan:

1. Metode Unit Fisik (Physical Units Method)

Metode Unit Fisik mengalokasikan biaya bersama berdasarkan jumlah fisik unit produk yang dihasilkan. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa semua unit memiliki nilai yang sebanding, tanpa mempertimbangkan nilai jualnya. Oleh karena itu, metode ini cocok untuk produk dengan karakteristik seragam.

Biaya Per Unit = Total Joint Cost / Jumlah Unit Total
Biaya per Produk = Jumlah Unit Produk × Biaya Per Unit

Misalnya, jika total biaya bersama sebesar Rp100.000, dengan produksi 60 unit Produk A dan 40 unit Produk B, maka biaya per unit adalah Rp1.000. Akhirnya, Produk A dialokasikan biaya Rp60.000 dan Produk B sebesar Rp40.000.

2. Metode Nilai Pasar atau Nilai Jual Relatif (Market Value Method)

Cara menghitung joint cost berikutnya membagi biaya bersama berdasarkan nilai jual relatif masing-masing produk pada titik pemisahan. Karena mempertimbangkan potensi pendapatan, metode ini lebih akurat untuk produk dengan perbedaan harga jual yang signifikan. Namun, nilai pasar harus tersedia saat alokasi dilakukan.

Biaya Produk = (Nilai Jual Produk / Total Nilai Jual Semua Produk) x Total Joint Cost

Sebagai contoh, jika Produk A bernilai jual Rp150.000 dan Produk B Rp50.000, dengan total biaya bersama Rp100.000, maka Produk A mendapatkan alokasi Rp75.000 dan Produk B Rp25.000.

3. Metode Nilai Realisasi Bersih (Net Realizable Value – NRV Method)

Metode NRV mengalokasikan biaya bersama dengan memperhitungkan harga jual produk setelah dikurangi biaya tambahan. Jika produk memerlukan pemrosesan lebih lanjut, metode ini menjadi pilihan tepat. Selain itu, pendekatan ini membantu memperkirakan kontribusi bersih dari setiap produk.

NRV Produk = Harga Jual − Biaya Tambahan
Biaya Produk = (NRV Produk / Total NRV) x Total Joint Cost

Misalnya, Produk A memiliki harga jual Rp120.000 dan biaya tambahan Rp20.000, sedangkan Produk B memiliki harga jual Rp80.000 dengan biaya tambahan Rp10.000. Dengan total joint cost Rp100.000, maka Produk A dialokasikan sekitar Rp58.824 dan Produk B sekitar Rp41.176.

4. Metode Rata-Rata Tertimbang (Weighted Average Method atau Survey Method)

Metode Rata-Rata Tertimbang menggunakan bobot tertentu, seperti volume atau nilai ekonomis, untuk mendistribusikan biaya bersama secara proporsional. Biasanya, perusahaan menggunakan cara menghitung joint cost ini ketika produk memiliki nilai relatif berbeda. Selain itu, metode ini berguna untuk menjaga konsistensi perhitungan biaya.

Biaya Produk = (Bobot Produk / Total Bobot Semua Produk) x Total Joint Cost

Misalnya, Produk A memiliki bobot 3 dan Produk B bobot 2, dengan total biaya bersama Rp100.000. Produk A akan menerima alokasi Rp60.000, sedangkan Produk B Rp40.000, mengikuti perbandingan bobotnya terhadap total bobot keseluruhan.

5. Metode Margin Kotor Konstan (Constant Gross Margin Percentage Method)

Metode Margin Kotor Konstan mengalokasikan biaya bersama dengan mempertahankan persentase margin kotor tetap untuk setiap produk. Cara menghitung joint cost memastikan bahwa semua produk memiliki tingkat profitabilitas yang seragam. Namun, penerapannya membutuhkan estimasi akurat terhadap harga jual dan biaya tambahan.

Total Pendapatan = Harga Jual A + Harga Jual B
Total Biaya = Total Pendapatan − Total Margin Kotor

Misalnya, jika Produk A dan B memiliki pendapatan Rp200.000 dan ditargetkan margin kotor 40%, maka total biaya adalah Rp120.000. Jika joint cost sebesar Rp100.000, sisanya sebesar Rp20.000 berasal dari biaya tambahan setelah titik pemisahan.

Penggunaan software manufaktur dapat membantu Anda menghitung joint cost secara mudah. Seperti pengelolaan biaya tersebut dalam pabrik kelapa sawit, software akan membantu mencatat dan membagi biaya produksi gabungan, seperti energi dan bahan baku, ke produk turunan seperti minyak sawit dan inti sawit. Software produksi kelapa sawit menjadi solusi dalam menyusun laporan keuangan yang lebih transparan.

Manufaktur

Tujuan Menghitung Alokasi Joint Cost 

Setelah mengetahui cara menghitung alokasi biaya bersama dalam proses bisnis manufaktur, ada beberapa tujuan yang bisa dicapai perusahaan dalam melakukan perhitungan tersebut. Tujuan menghitung joint cost adalah sebagai berikut:

1. Penentuan Harga Jual

Dengan memahami cara menghitung alokasi biaya bersama, Anda akan mudah dalam menentukan harga jual yang mencerminkan biaya produksi serta margin keuntungan yang diinginkan. Penentuan harga yang akurat akan memastikan produk dijual dengan harga kompetitif dan menguntungkan, serta menghindari kerugian karena harga yang terlalu rendah atau kehilangan pelanggan karena harga yang terlalu tinggi.

2. Penilaian Persediaan

Menghitung biaya bersama juga bertujuan untuk menilai persediaan dengan nilai yang benar dan akurat, sehingga pelaporan seperti neraca keuangan yang dibuat bisa mencerminkan persediaan yang pasti. Hal tersebut juga dapat  menghindari overstatement atau understatement nilai persediaan, yang dapat mempengaruhi gambaran keuangan perusahaan secara keseluruhan.

3. Pengambilan Keputusan Manajerial

Alokasi biaya bersama bertujan untuk membantu manajemen perusahaan dalam menganalisis profitabilitas setiap produk, dan membuat keputusan tepat mengenai perencanaan produksi, investasi, dan strategi lainnya untuk proses bisnis manufaktur lebih baik.

4. Analisis Profitabilitas

Mengalokasikan biaya tersebut juga akan membantu perusahaan untuk melakukan analisis profitabilitas secara mendetail, sehingga Anda bisa mengetahui biaya produksi yang terkait dengan masing-masing produk dan mengevaluasi kontribusi setiap produk terhadap laba keseluruhan. Analisis tersebut juga akan membantu mengidentifikasi produk mana yang paling menguntungkan dan mana yang kurang menguntungkan.

5. Perencanaan dan Pengendalian Biaya

Perhitungan biaya bersama bertujuan juga untuk perencanaan dan pengendalian biaya, di mana dengan mengalokasikan biaya untuk setiap produk Anda bisa mengidentifikasi area di mana efisiensi dapat ditingkatkan dan biaya dapat dikurangi. Hal tersebut akan membantu manajemen dalam membuat anggaran yang lebih akurat dan mengimplementasikan langkah-langkah pengendalian biaya yang efektif.

6. Laporan Keuangan yang Akurat

Yang terakhir tujuan perhitungan joint cost adalah untuk menyusun laporan keuangan dengan akurat, yang dapat mencerminkan biaya produksi sebenarnya dan  memberikan gambaran yang akurat tentang posisi keuangan perusahaan. Dengan laporan keuangan yang dapat dipercaya, perusahaan dapat membangun kepercayaan dan kredibilitas di mata pemangku kepentingan, serta memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku.

Perbedaan Joint Cost dan Common Cost

Dalam dunia manufaktur, penting untuk memahami perbedaan antara biaya bersama dan biaya umum, karena keduanya berpengaruh pada akurasi perhitungan biaya produk. Beberapa perbedaan keduanya common cost dan joint cost adalah sebagai berikut:

1. Keterkaitan dengan Produksi

Joint cost berhubungan langsung dengan proses produksi yang menghasilkan dua produk atau lebih secara bersamaan. Sebaliknya, common cost muncul untuk mendukung beberapa produk, departemen, atau aktivitas tanpa keterikatan pada satu proses produksi tunggal. Oleh karena itu, konteks terjadinya kedua biaya ini sangat berbeda.

2. Titik Pemisah

Dalam biaya bersama, biaya timbul sebelum titik pemisah atau split-off point, yaitu saat produk-produk mulai dapat diidentifikasi secara terpisah. Namun, common cost tidak terkait dengan titik pemisahan karena biaya tersebut mendukung berbagai aktivitas yang berjalan bersamaan, tanpa melibatkan proses produksi serentak.

3. Tujuan Utama

Tujuan alokasi joint cost adalah menentukan harga pokok produksi masing-masing produk setelah mencapai titik pemisahan. Sebaliknya, alokasi common cost bertujuan untuk mendistribusikan biaya tidak langsung secara proporsional berdasarkan penggunaan, seperti luas ruang, jumlah pekerja, atau volume aktivitas.

4. Waktu Alokasi Biaya

Biaya bersama dialokasikan setelah proses produksi mencapai titik pemisahan, karena baru setelah itu masing-masing produk dapat dihitung nilai biayanya. Sementara itu, biaya umum dialokasikan pada periode tertentu berdasarkan aktivitas pendukung yang sudah berjalan, bukan setelah proses produksi spesifik.

Kesimpulan

Dari artikel ini, kita bisa menarik kesimpulan bahwa penting untuk memahami bagaimana cara menghitung alokasi biaya bersama dalam proses bisnis manufaktur karena dapat berpengaruh besar pada berbagai aspek manajemen dan operasional perusahaan. 

Dengan menggunakan metode yang sesuai dalam perhitungan joint cost, Anda dapat mencapai berbagai tujuan strategis untuk bisnis manufaktur yang lebih baik, dan efisiensi jangka panjang terutama dalam hal pengendalian biaya.

FAQ:

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan joint cost?

Biaya gabungan (joint cost) menggambarkan biaya yang timbul dari produksi simultan berbagai produk dalam satu proses produksi yang sama. Setiap kali dua atau lebih produk gabungan atau produk sampingan dihasilkan dari pemanfaatan sumber daya, biaya gabungan akan muncul.

2. Apa perbedaan joint cost dan common cost?

Joint cost memiliki perbedaan dengan common cost. Common cost muncul dari penggunaan fasilitas bersama oleh dua pihak atau lebih dalam satu waktu. Sebaliknya, joint cost tidak dapat dipisahkan antar produk dan harus dialokasikan secara proporsional ke masing-masing produk

3. Bagaimana cara menghitung alokasi biaya bersama?

Perhitungan alokasi biaya bersama dilakukan dengan membagi kuantitas masing-masing produk terhadap total kuantitas, lalu mengalikannya dengan total biaya bersama. Jika produk tidak mengalami proses lanjutan, maka harga pokok per unit akan menghasilkan nilai yang sama.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap