Akuntansi perusahaan dagang memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk dalam akuntansi manajemen. Proses ini mencakup serangkaian langkah sistematis untuk mengelola, mencatat, dan menginterpretasikan transaksi keuangan.
Efektivitas pencatatan pada akun akun perusahaan dagang berkontribusi untuk menyusun laporan keuangan yang akurat. Lalu apa saja contoh akun-akun tersebut? Nah, dalam artikel ini akan dijelaskan delapan akun yang ada di perusahaan dagang dan contoh penggunaannya untuk menyusun laporan keuangan yang baik.
- Perusahaan dagang adalah entitas bisnis yang membeli barang jadi dari produsen atau pemasok lalu menjualnya kembali tanpa memproduksinya sendiri.
- Ciri perusahaan dagang meliputi aktivitas membeli dan menjual barang, serta memperoleh keuntungan dari selisih antara harga jual dan harga beli.
- Terdapat berbagai jenis akun penting dalam perusahaan dagang, seperti akun penjualan, pembelian, HPP, retur, potongan, serta akun beban operasional.
- Software akuntansi terbaik ScaleOcean dapat membantu menyederhanakan dan mengotomatiskan proses akuntansi, dari pencatatan hingga penyusunan laporan keuangan.
1. Pengertian Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah sebuah jenis perusahaan yang menjual barang jadi yang telah dipesan dan diproduksi oleh supplier yang telah ditentukan. Jenis perusahaan ini seringkali dipertemukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni berupa toko di pusat belanja, supermarket, atau bahkan toko serbaguna.
Perusahaan dagang berbeda dengan perusahaan manufaktur karena tidak memproduksi barang sendiri. Fokus akuntansi perusahaan dagang adalah membeli, menyimpan, dan menjual produk kepada konsumen atau pelanggan akhir, sehingga pengelolaan persediaan dan harga jual menjadi kunci keberhasilan bisnis.
Bisnis ritel di Indonesia memainkan peran vital dalam perekonomian, terutama dalam sektor perdagangan. Menurut data dari Data Indonesia, pada tahun 2022 terdapat 144.354 perusahaan di sektor perdagangan, meningkat 9,85% dibandingkan tahun sebelumnya.
2. Ciri-ciri Perusahaan Dagang
Untuk memahami lebih jelas karakteristik perusahaan dagang, penting melihat bagaimana mereka menjalankan operasionalnya. Ciri-ciri utama ini mencerminkan perbedaan mendasar dengan perusahaan manufaktur, mulai dari cara memperoleh barang hingga strategi menghasilkan keuntungan:
a. Tidak Memproduksi Barangnya Sendiri
Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, perusahaan dagang adalah perusahaan yang tidak memproduksi barang jualnya sendiri. Melainkan, segala barang yang dijual-belikan adalah produk jadi dari produsen, baik produk tersebut termasuk pesanan khusus atau bukan.
b. Membeli dan Menjual
Perusahaan dagang membeli barang dari produsen atau distributor lalu menjualnya kembali ke pelanggan. Aktivitas ini melibatkan pengelolaan persediaan, harga, dan strategi penjualan agar barang tersalur efisien dan sesuai kebutuhan pasar.
c. Mendapatkan Keuntungan dari Margin Harga
Keuntungan diperoleh dari selisih harga beli dan harga jual. Margin ini menentukan laba perusahaan, membantu menyeimbangkan daya saing, menarik pelanggan, dan memastikan operasi bisnis tetap menguntungkan. Harga jual yang ditentukan telah memfaktorkan biaya operasional seperti gaji karyawan dan sewa bangunan.
d. Memiliki Persediaan Barang Dagang
Persediaan menjadi aset utama yang harus dikelola dengan baik. Jumlah, kualitas, dan nilai persediaan akan memengaruhi kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen secara konsisten. Tanpa persediaan yang memadai, peluang penjualan dapat hilang.
Pengelolaan persediaan juga berkaitan langsung dengan risiko seperti barang kadaluwarsa, rusak, atau tidak laku. Karena itu, perusahaan perlu menerapkan metode pencatatan yang rapi dan perputaran stok yang cepat untuk menjaga nilai persediaan tetap optimal.
e. Memerlukan Gudang atau Penyimpanan Barang
Karena selalu memiliki stok, perusahaan dagang membutuhkan ruang penyimpanan, baik berupa gudang besar maupun etalase toko kecil. Tempat penyimpanan yang baik membantu menjaga kualitas barang tetap layak jual saat dibutuhkan.
Besarnya kebutuhan ruang tergantung skala usaha. Perusahaan grosir membutuhkan sistem penyimpanan lebih kompleks, sementara toko kecil cukup menggunakan ruang terbatas. Namun, keduanya sama-sama membutuhkan pengaturan stok yang rapi agar barang mudah dicari dan dikendalikan.
f. Aktivitas Bisnis Meliputi Pembelian, Pengelolaan Stok, dan Penjualan
Kegiatan utama perusahaan dagang mencakup proses memilih pemasok, membeli barang, menyimpan persediaan, menentukan harga jual, dan melakukan penjualan. Semua aktivitas ini dilakukan secara berulang dalam siklus yang terus berputar.
Agar operasi berjalan lancar, perusahaan harus mengelola stok dengan baik, memasarkan barang secara efektif, dan mencatat seluruh transaksi secara akurat. Manajemen yang buruk dapat menyebabkan penumpukan persediaan atau kehabisan stok, yang sama-sama merugikan.
3. Jenis-Jenis Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai aspek, mulai dari jenis produk yang dijual, jenis konsumennya, hingga skala usahanya. Pengelompokan ini membantu memahami karakteristik operasional setiap jenis perusahaan serta strategi bisnis yang tepat untuk masing-masing kategori.
Dengan memahami perbedaan ini, pelaku usaha dapat menentukan posisi bisnis mereka dalam rantai distribusi serta mengoptimalkan proses pembelian, penjualan, dan manajemen persediaan. Di bawah ini adalah pembagian jenis perusahaan dagang yang paling umum digunakan dalam dunia bisnis.
a. Berdasarkan Jenis Produk
1. Barang Konsumsi
Perusahaan yang menjual barang konsumsi menyediakan produk yang langsung digunakan atau dikonsumsi oleh masyarakat akhir. Contohnya termasuk makanan, minuman, pakaian, alat rumah tangga, dan produk sehari-hari lainnya. Produk ini memiliki perputaran yang cepat sehingga perusahaan biasanya memerlukan manajemen stok yang ketat.
Selain itu, perusahaan barang konsumsi umumnya beroperasi di pasar yang kompetitif, sehingga strategi penetapan harga dan promosi sangat berperan dalam keberhasilan penjualan. Kelebihannya adalah permintaan yang stabil, namun tantangannya adalah margin keuntungan yang cenderung tipis.
2. Barang Produksi atau Mentah
Perusahaan barang produksi atau mentah menjual bahan baku yang digunakan industri lain dalam proses manufaktur. Produk seperti kayu gelondongan, bijih plastik, atau bahan kimia industri termasuk dalam kategori ini. Pembeli utamanya adalah produsen yang membutuhkan bahan dasar dalam jumlah besar.
Karena sifatnya sebagai pemasok industri, perusahaan ini mengandalkan kontrak jangka panjang dan hubungan kuat dengan pelanggan bisnis. Permintaan cenderung stabil, tetapi modal yang diperlukan umumnya besar karena barang mentah biasanya dijual dalam volume besar.
3. Barang Setengah Jadi
Perusahaan yang memperdagangkan barang setengah jadi menyediakan produk yang telah mengalami sebagian proses produksi, tetapi belum siap digunakan oleh konsumen akhir. Contohnya meliputi kain (sebelum menjadi pakaian), lembaran logam, atau komponen elektronik. Barang ini menjadi perantara dalam rantai produksi barang jadi.
Perusahaan jenis ini berperan penting dalam industri manufaktur yang membutuhkan komponen standar. Tantangannya adalah menjaga kualitas sesuai spesifikasi industri, serta memastikan pasokan yang konsisten agar proses produksi klien tidak terhambat.
4. Barang Jadi
Perusahaan dagang barang jadi menjual produk akhir yang sudah siap pakai atau siap dikonsumsi. Beberapa contohnya adalah elektronik, perabotan, tekstil, hingga minuman kemasan. Produk tersebut langsung didistribusikan kepada konsumen, retailer, atau reseller.
Sifat bisnis ini memungkinkan perusahaan memanfaatkan strategi pemasaran, diferensiasi produk, hingga layanan purna jual. Tantangannya lebih banyak pada aspek persaingan merek dan kebutuhan untuk memahami preferensi konsumen.
b. Berdasarkan Jenis Konsumen
1. Grosir (Wholesaler)
Perusahaan grosir membeli barang dalam jumlah besar langsung dari produsen. Mereka menyimpannya dalam gudang besar dan menjualnya kembali ke perantara atau pelaku usaha lain dalam volume besar pula. Karena transaksi dilakukan dalam partai besar, harga yang ditawarkan biasanya lebih rendah dibanding pembelian eceran.
Wholesaler berperan sebagai penghubung penting antara produsen dan pasar yang lebih kecil. Tantangannya adalah biaya penyimpanan yang besar, kebutuhan modal tinggi, serta fluktuasi permintaan dari pengecer yang memengaruhi arus kas.
2. Pengecer (Retailer)
Retailer adalah perusahaan yang menjual barang langsung kepada konsumen akhir. Mereka beroperasi dalam skala kecil hingga menengah, seperti toko kelontong, warung, minimarket, supermarket, atau toko khusus (specialty store). Produk dijual dalam satuan kecil, sehingga harga per unit lebih tinggi dibanding grosir.
Kegiatan retailer sangat dipengaruhi tren dan preferensi konsumen. Keberhasilan perusahaan ini bergantung pada lokasi toko, pelayanan, pengalaman pelanggan, serta kemampuan mengelola stok dengan cepat agar tetap relevan dengan kebutuhan pasar.
3. Distributor atau Perantara
Distributor atau middleman berada di tengah-tengah antara grosir dan pengecer. Mereka membeli produk dalam jumlah besar dari produsen atau grosir, lalu menjualnya dalam jumlah sedang kepada retailer. Peran ini membuat distributor menjadi titik penting dalam rantai pasok.
Distribusi biasanya mencakup wilayah tertentu sehingga perusahaan harus mengelola logistik, transportasi, dan jaringan pelanggan. Tantangannya adalah menjaga efisiensi distribusi agar biaya tidak membengkak dan tetap memberikan margin keuntungan yang sehat.
c. Berdasarkan Skala Usaha
1. Perusahaan Dagang Kecil
Perusahaan dagang kecil biasanya memiliki modal terbatas, jenis produk yang lebih sedikit, dan menjangkau area penjualan yang tidak terlalu luas. Contohnya toko kelontong, kios kecil, pedagang kaki lima, atau usaha rumahan yang menjual barang kebutuhan sehari-hari.
Kelebihan perusahaan kecil adalah fleksibilitas tinggi dan biaya operasional rendah. Namun, tantangannya adalah daya saing yang kuat, keterbatasan modal, dan kemampuan stok yang terbatas sehingga pertumbuhan usaha sering kali berjalan lambat.
2. Perusahaan Dagang Menengah
Perusahaan dagang menengah memiliki struktur organisasi yang lebih formal, modal yang lebih besar, serta jangkauan distribusi yang lebih luas dibanding perusahaan kecil. Contohnya minimarket, toko pakaian berskala kota, atau distributor kecil yang melayani wilayah tertentu.
Bisnis ini memiliki potensi berkembang lebih cepat karena sistemnya lebih terorganisasi. Tantangan utama berada pada pengelolaan karyawan, manajemen persediaan, serta kebutuhan modal tambahan untuk memperluas cabang atau gudang.
3. Perusahaan Dagang Besar
Perusahaan dagang besar mencakup supermarket besar, hypermarket, perusahaan distribusi nasional, hingga importir skala besar. Mereka mengelola ribuan item produk, memiliki jaringan logistik luas, dan membutuhkan modal yang signifikan untuk beroperasi.
Keunggulan mereka adalah kemampuan negosiasi harga, efisiensi distribusi, serta potensi keuntungan yang besar. Namun, perusahaan dagang besar harus mengelola risiko tinggi, persaingan ketat, serta regulasi bisnis yang kompleks.
4. Contoh Perusahaan Dagang (Skala Besar dan Kecil)
Perusahaan dagang dapat ditemukan dalam berbagai skala, mulai dari usaha kecil yang melayani kebutuhan harian masyarakat sekitar, hingga perusahaan besar yang memiliki jaringan luas di seluruh Indonesia. Dengan melihat contoh-contoh ini, pembaca dapat memahami bagaimana operasional perusahaan dagang diterapkan dalam kehidupan nyata.
Pembaca juga bisa melihat peran masing-masing perusahaan dalam rantai distribusi dan bagaimana mereka memenuhi kebutuhan konsumen. Di bawah ini merupakan daftar contoh perusahaan dagang skala besar dan kecil beserta penjelasan mengenai karakteristik dan peran mereka di pasar.
a. Contoh Perusahaan Dagang dengan Skala Besar
Perusahaan dagang skala besar biasanya memiliki jaringan distribusi yang luas, sistem operasional yang modern, serta cabang yang tersebar di berbagai daerah. Kehadiran mereka memegang peranan penting dalam memastikan ketersediaan barang dalam jumlah besar dan konsisten untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara nasional.
1. Alfamart
Alfamart adalah jaringan minimarket besar di Indonesia dengan sistem distribusi luas dan ribuan cabang. Operasionalnya bergantung pada manajemen stok yang efisien dan pemilihan produk yang sesuai kebutuhan masyarakat.
Selain menjual produk secara langsung, Alfamart juga mengembangkan layanan digital seperti pembayaran tagihan dan pembelian voucher. Hal ini menjadikannya bukan hanya toko fisik, tetapi juga pusat layanan transaksi yang mempermudah kebutuhan konsumen.
2. Indomaret
Indomaret merupakan pesaing utama Alfamart dan termasuk salah satu minimarket pertama yang mengadopsi sistem waralaba di Indonesia. Perusahaan ini menjual ribuan jenis produk mulai dari makanan, minuman, kebutuhan rumah tangga, hingga produk pribadi. Dengan skala besar, Indomaret memanfaatkan teknologi logistik dan manajemen persediaan.
Teknologi ini membantu memastikan ketersediaan barang di seluruh cabangnya. Keunggulan Indomaret terletak pada lokasi strategis yang tersebar di berbagai daerah, termasuk kawasan perumahan dan pinggir jalan. Hal ini memberikan akses mudah bagi konsumen untuk mendapatkan barang kebutuhan sehari-hari dengan cepat.
3. Transmart
Transmart adalah jaringan ritel modern yang menggabungkan konsep supermarket, department store, hingga pusat hiburan dalam satu lokasi. Sebagai perusahaan dagang skala besar, Transmart menjual berbagai kategori barang mulai dari sembako, elektronik, pakaian, hingga perlengkapan rumah tangga.
Ragam produknya yang luas membuat Transmart mampu memenuhi kebutuhan banyak segmen konsumen di satu tempat. Perusahaan ini sangat bergantung pada sistem rantai pasok yang kuat dan gudang besar yang dapat menyimpan stok dalam jumlah besar.
Selain itu, Transmart sering menawarkan promo besar dan program loyalitas untuk menarik pelanggan. Dengan kombinasi produk yang lengkap dan fasilitas modern, perusahaan ini melayani konsumen dalam skala yang jauh lebih luas dibandingkan toko kecil.
4. Azko
Azko merupakan perusahaan dagang besar yang menjual perlengkapan rumah, alat pertukangan, perabot, hingga produk dekorasi. Perusahaan ini fokus pada barang-barang non-konsumsi yang memiliki masa pakai panjang, sehingga membutuhkan penataan stok dan display yang lebih detail.
Selain menjual produk secara offline, Azko juga memperluas jangkauan melalui toko online dan layanan pengiriman. Kombinasi ini membuat perusahaan mampu menjangkau lebih banyak pelanggan dan memenuhi kebutuhan peralatan rumah tangga secara lebih praktis.
5. Hypermart
Hypermart adalah jaringan supermarket besar yang menawarkan berbagai jenis barang, terutama kebutuhan pokok dan barang rumah tangga dalam skala besar. Perusahaan ini biasanya berada di pusat perbelanjaan dan menyediakan pengalaman belanja dengan area yang lebih luas dibandingkan minimarket.
Dengan skala operasional besar, Hypermart harus mengelola ribuan produk dari berbagai pemasok. Strategi harga yang kompetitif dan promo berkala menjadi kekuatan utama mereka dalam menarik pelanggan.
b. Contoh Perusahaan Dagang dengan Skala Kecil
Perusahaan dagang skala kecil umumnya beroperasi dengan modal terbatas dan melayani kebutuhan masyarakat di lingkungan sekitar. Meski ukurannya kecil, jenis usaha ini memiliki peran penting dalam distribusi barang sehari-hari dan menjadi tulang punggung perdagangan di tingkat lokal.
1. Toko Kelontong
Toko kelontong adalah contoh paling umum dari perusahaan dagang skala kecil yang menyediakan kebutuhan harian masyarakat. Mereka menjual barang seperti makanan ringan, sabun, minyak goreng, gula, dan kebutuhan rumah tangga lain dalam jumlah kecil.
Karena skala usahanya kecil, modal yang digunakan biasanya tidak terlalu besar. Keunggulan toko kelontong adalah kedekatan dengan konsumen, terutama di lingkungan perumahan. Meski sederhana, toko ini memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan cepat tanpa harus pergi ke minimarket besar.
2. Toko Elektronik Kecil
Toko elektronik kecil menjual barang-barang seperti kipas angin, lampu, kabel, hingga gadget dalam jumlah terbatas. Mereka biasanya beroperasi secara mandiri dan memiliki hubungan langsung dengan distributor kecil atau agen elektronik.
Karena kisaran produknya tidak terlalu banyak, toko ini harus menjaga kualitas barang dan memberikan pelayanan yang baik agar pelanggan tetap kembali. Persaingan dengan marketplace online menjadi tantangan terbesar bagi toko elektronik kecil.
3. Toko Pakaian
Toko pakaian kecil biasanya menyediakan pakaian sehari-hari, pakaian anak, atau pakaian dewasa dengan variasi yang tidak terlalu luas. Barang yang dijual sering dibeli dari grosir atau distributor pakaian, kemudian dijual kembali dengan margin tertentu.
Lokasi toko sangat berpengaruh pada keberhasilan usaha ini. Banyak toko pakaian kecil yang bertahan karena dekat dengan pasar tradisional atau pusat keramaian yang ramai pengunjung.
4. Pedagang Sayur
Pedagang sayur merupakan pelaku usaha dagang kecil yang berfokus pada kebutuhan pokok masyarakat. Mereka menjual produk segar seperti sayur, buah, rempah, dan bahan masakan lainnya. Barang dagangan ini memiliki masa simpan sangat pendek sehingga pedagang harus mengelola stok dengan cermat.
Peran pedagang sayur sangat penting terutama di perumahan dan pasar tradisional. Fleksibilitas harga dan kemampuan menyediakan produk segar setiap hari menjadi keunggulan utama mereka.
5. Pedagang Sembako
Pedagang sembako berfokus pada barang kebutuhan pokok seperti beras, minyak, tepung, gula, dan telur. Biasanya mereka membeli barang dalam jumlah sedang dari grosir sebelum menjualnya kembali kepada konsumen di lingkungan sekitar.
Karena menjual produk yang sangat dibutuhkan masyarakat, usaha ini memiliki permintaan yang stabil. Namun, pedagang harus pintar mengatur modal dan stok untuk menghindari kerugian akibat fluktuasi harga pasar.
5. Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Siklus akuntansi perusahaan dagang adalah rangkaian proses sistematis untuk mencatat, mengelola, dan melaporkan transaksi keuangan yang berkaitan dengan aktivitas jual beli barang dagang agar laporan keuangan akurat dan mencerminkan kondisi usaha sebenarnya.
Tahapan siklus akuntansi perusahaan dagang:
- Analisis transaksi: Menilai setiap bukti transaksi seperti faktur atau nota untuk menentukan dampaknya terhadap posisi keuangan perusahaan.
- Pencatatan dalam jurnal: Mencatat transaksi ke jurnal umum atau jurnal khusus agar data keuangan terdokumentasi rapi dan sistematis.
- Posting ke buku besar: Memindahkan data dari jurnal ke akun-akun di buku besar untuk mengelompokkan transaksi sesuai jenisnya.
- Penyusunan neraca saldo: Menyusun daftar saldo akhir tiap akun guna memastikan keseimbangan antara sisi debet dan kredit.
- Jurnal penyesuaian: Melakukan penyesuaian atas akun tertentu di akhir periode, misalnya untuk persediaan atau biaya yang masih harus dibayar.
- Laporan keuangan: Menyusun laporan laba rugi, perubahan modal, neraca, dan arus kas untuk menunjukkan hasil dan posisi keuangan perusahaan.
- Jurnal penutup: Menutup akun pendapatan dan beban agar saldo dapat dimulai dari nol pada periode akuntansi berikutnya.
- Neraca saldo setelah penutupan: Mengecek kembali keseimbangan buku besar setelah akun nominal ditutup.
- Jurnal pembalik (opsional): Membalik jurnal penyesuaian tertentu agar pencatatan awal periode berikutnya menjadi lebih mudah dan efisien.
Pada akhir periode akuntansi, neraca percobaan disiapkan untuk memverifikasi keseimbangan debet dan kredit di buku besar. Proses ini sering kali lebih efisien jika dilakukan menggunakan aplikasi pembukuan keuangan perusahaan, yang membantu meminimalkan adanya human error.
Untuk memperlancar siklus perusahaan dagang, Anda dapat menggunakan Software Akuntansi ScaleOcean. Sistem ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan unik usaha Anda.
Software ini juga dilengkapi dengan fitur integrasi tak terbatas serta pengguna tak terbatas. Vendor ini menawarkan demo gratis dan konsultasi gratis untuk menunjukkan kemampuan software ini secara langsung kepada Anda.
6. 11 Jenis Akun dalam Perusahaan Dagang
Akun akun perusahaan dagang memiliki jenis yang cukup berbeda dengan perusahaan lainnya. Setiap jenis ini pun juga memiliki peran khusus dalam mencatat dan mengelola setiap transaksi perusahaan dagang. Berikut penjelasan detail dari masing-masing akun tersebut.
1. Akun Pembelian
Akun ini berfungsi untuk mencatat semua pembelian barang dagangan yang dilakukan oleh perusahaan. Transaksi yang dicatat dalam akun ini termasuk total harga pembelian, pajak pembelian, dan biaya terkait lainnya. Akun pembelian juga digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan (HPP) dan membantu dalam mengelola persediaan.
2. Akun Retur Pembelian
Akun retur pembelian mencatat barang yang dikembalikan ke pemasok karena rusak, salah kirim, atau tidak sesuai pesanan. Pencatatan ini membantu menyesuaikan pembelian bersih, menjaga keakuratan HPP, dan memudahkan kontrol persediaan. Masing-masing transaksi yang tercatat kemudian akan dimasukkan ke dalam jurnal retur pembelian bisnis.
3. Akun Potongan Pembelian
Mirip dengan potongan tunai, fungsi akun potongan pembelian adalah untuk mencatat diskon yang diperoleh perusahaan ketika membayar kepada pemasok di waktu yang lebih awal. Diskon ini kemudian mengurangi biaya pembelian barang dan dapat mempengaruhi perhitungan harga pokok penjualan.
4. Akun Beban Angkut Pembelian
Akun ini mencatat semua biaya pengiriman dan transportasi barang dari pemasok ke perusahaan. Beban angkut pembelian dimasukkan ke perhitungan HPP agar mencerminkan total biaya perolehan barang, serta memudahkan analisis biaya logistik dan pengelolaan anggaran operasional.
5. Akun Penjualan
Jenis akun akun perusahaan dagang lainnya adalah akun penjualan. Akun ini diperlukan untuk merekam semua pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa. Mencakup total harga jual, termasuk pajak dan biaya tambahan yang dibebankan kepada pelanggan.
Nama akun dalam akuntansi ini juga sangat penting untuk mengukur kinerja penjualan perusahaan dan menjadi komponen utama dalam menghitung laba kotor. Adanya hal tersebut memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi sumber dan latar dari masing-masing pengeluaran.
6. Akun Retur Penjualan
Selanjutnya, ada akun retur penjualan yang digunakan untuk mencatat pengembalian barang oleh pelanggan atau kredit yang diberikan kepada pelanggan untuk penjualan yang dibatalkan. Akun retur penjualan mengurangi total pendapatan penjualan dan penting untuk menghitung pendapatan bersih.
7. Akun Potongan Penjualan
Akun potongan penjualan mencatat diskon yang diberikan kepada pelanggan, baik karena pembayaran cepat atau promosi tertentu. Hal ini mengurangi total pendapatan penjualan, membantu menghitung pendapatan bersih, dan menjadi indikator efektivitas strategi harga dan penjualan perusahaan.
8. Akun Beban Angkut Penjualan
Akun ini mencatat biaya pengiriman barang ke pelanggan, termasuk ekspedisi dan jasa kurir. Beban angkut penjualan mempengaruhi laba bersih, sehingga pencatatan yang rinci membantu evaluasi margin keuntungan dan perencanaan biaya distribusi yang lebih efisien.-
9. Akun Harga Pokok Penjualan (HPP)
Jenis akun akun perusahaan dagang berikutnya ada akun harga pokok penjualan. Jurnal akuntansi ini juga digunakan untuk mencatat biaya langsung yang terkait dengan barang yang dijual.
Termasuk juga biaya pembelian barang, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead yang dapat diatribusikan langsung ke proses penjualan. Akun harga pokok penjualan penting untuk menentukan laba kotor dari penjualan.
10. Akun Persediaan Barang
Selanjutnya, ada akun persediaan untuk mencatat nilai total barang yang dimiliki perusahaan dan siap untuk dijual. Transaksi ini juga termasuk pembelian barang baru dan pengurangan barang karena penjualan.
Kode akun akuntansi dalam jenis ini penting untuk mengelola persediaan, serta dibutuhkan untuk mengelola stok barang dan menghitung harga pokok penjualan pada akhir periode akuntansi. Akun Beban Pemasaran
Akun ini mencatat semua biaya yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran dan promosi perusahaan. Contohnya biaya iklan, gaji tenaga penjualan, biaya pameran, dan biaya promosi lainnya. Akun beban pemasaran penting untuk mengelola dan mengontrol biaya pemasaran serta untuk mengukur efektivitas kegiatan pemasaran.
11. Akun Beban Administrasi dan Umum
Akun ini digunakan untuk mencatat biaya operasional yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan penjualan, seperti gaji karyawan, sewa kantor, dan biaya lainnya. Pengeluaran ini penting untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan secara keseluruhan dan memastikan bahwa aktivitas non-penjualan tetap berjalan efektif.
Dengan menggunakan sistem akuntansi perusahaan yang terintegrasi, perusahaan dapat memperoleh visibilitas yang lebih baik dalam hal pengelolaan biaya dan memastikan bahwa anggaran yang digunakan memaksimalkan hasil. Sistem ini memudahkan pelacakan pengeluaran, meningkatkan akurasi lapkeu, dan mendukung pengambilan keputusan.
8. Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Setiap akun dalam perusahaan dagang memiliki peran penting dalam pembuatan laporan keuangan, seperti akun penjualan yang menunjukkan pendapatan dan harga pokok penjualan yang mencatat biaya langsung barang yang dijual.
Data dari akun-akun ini, yang tercatat dalam chart of account, digunakan untuk menghitung laba kotor, laba bersih, serta untuk menyusun neraca yang mencerminkan posisi keuangan perusahaan. Ketepatan dan akurasi pencatatan akun ini sangat mempengaruhi laporan keuangan dan keputusan strategis yang diambil oleh stakeholder.
Dalam contoh di atas, akun-akun perusahaan dagang digunakan agar laporan menjadi lebih lengkap. Misalnya akun penjualan merekam total pendapatan yang dihasilkan dari penjualan barang atau jasa. Dalam contoh tersebut, akun ini menunjukkan balance akuntansi sejumlah Rp150,000,000.
Contoh lain ada akun harga pokok penjualan yang mencatat total biaya langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi barang atau jasa yang dijual oleh perusahaan. Dalam kasus ini, biayanya adalah Rp90,000,000. Dalam melakukan analisis keuangan, akun penjualan dan harga pokok penjualan merupakan dua akun yang sangat penting.
Baca juga: Akuntansi Forensik: Perannya dalam Menyelesaikan Sengketa Hukum
9. Kesimpulan
Akuntansi perusahaan dagang adalah proses sistematis yang mencatat, mengelola, dan melaporkan transaksi keuangan yang terjadi dalam aktivitas jual beli barang dagang. Beberapa jenis akun perusahaan dagang adalah akun penjualan, pembelian, harga pokok penjualan, retur, dan persediaan, yang merepresentasikan aktivitas utama operasional bisnis dagang.
Setiap akun harus dikelola dengan akurat agar laporan keuangan yang dihasilkan dapat mencerminkan kondisi sebenarnya dan menjadi dasar pengambilan keputusan strategis. Untuk itu, perlu software akuntansi sehingga proses pencatatan dan pelaporan keuangan lebih optimal.
Dengan software akuntansi ScaleOcean, perusahaan dagang dapat mengotomatisasi pencatatan transaksi, memantau arus kas, mengelola persediaan, hingga menyusun laporan keuangan secara real-time. Anda bisa mencoba demo gratis untuk tahu lebih lanjut fitur dan langkah kerja sistem tersebut.
FAQ:
1. Apa saja macam-macam akun perusahaan dagang?
Akun-akun perusahaan dagang mencakup:
1. Akun penjualan
2. Account persediaan
3. Rekening pembelian
4. Catatan potongan pembelian
5. Akun potongan penjualan
6. Account retur penjualan
7. Rekening beban pemasaran
8. Catatan beban administrasi dan umum
9. Akun harga pokok penjualan
2. Mengapa siklus akuntansi perusahaan dagang pada umumnya lebih lama dibandingkan dengan perusahaan jasa?
Siklus akuntansi perusahaan dagang cenderung lebih panjang dibandingkan perusahaan jasa karena melibatkan proses pembelian, penyimpanan, dan penjualan barang dagang.
3. Apa saja transaksi khusus yang dapat terjadi pada perusahaan dagang?
Transaksi khusus pada perusahaan dagang meliputi aktivitas pembelian dan penjualan barang dagang, termasuk retur, potongan harga, biaya angkut pembelian maupun penjualan, serta pencatatan persediaan barang dagangan.





