Beda FEFO Warehouse dan Metode Lainnya
3 Min Read Posted on 19 Apr 2023
Daftar Isi
Warehouse management merupakan proses mengatur dan mengelola persediaan dalam gudang. Ada berbagai cara untuk mengelola persediaan, seperti menggunakan metode FEFO (First Expired, First Out), FIFO (First In, First Out), atau LIFO (Last In, First Out). Ketiga konsep ini memiliki tujuan dan keunggulan masing-masing, serta cocok untuk industri dan situasi tertentu.
Pemilihan metode yang tepat dapat membantu Anda mengoptimalkan manajemen gudang dan mengurangi biaya yang terkait dengan penyimpanan, pengiriman, dan penjualan produk. Artikel ini akan membahas 5 perbedaan utama antara ketiga prinsip ini dalam pengelolaan gudang Di antaranya pada aspek prioritas pengeluaran, tujuan utama, industri yang menggunakan, dampak pada laba, adn dampak pada persediaan.
1. Mengenal Konsep FEFO, FIFO, dan LIFO
Metode FEFO merupakan konsep warehouse management yang mengutamakan penjualan produk berdasarkan tanggal kadaluarsa terdekat. Sistem ini membantu mengurangi pemborosan dan menjaga kualitas produk yang dijual kepada konsumen. Prinsip ini sering digunakan di industri farmasi, makanan, dan minuman. Penggunaan FEFO secara efektif akan mengurangi risiko kerugian yang disebabkan oleh produk yang tidak dapat dijual karena kadaluarsa, menjaga reputasi perusahaan, dan memastikan kepuasan konsumen.
Sementara itu, FIFO adalah prinsip manajemen gudang yang mengutamakan penjualan produk berdasarkan waktu kedatangan di gudang. Produk yang masuk lebih awal akan dijual dulu untuk menjaga rotasi barang yang baik dan menghindari penumpukan produk lama di gudang. Prinsip ini cocok untuk industri ritel dan konsumsi, yang menjual produk yang tidak memiliki tanggal kadaluarsa ketat. Metode ini juga membantu memastikan produk yang dijual selalu dalam kondisi yang baik dan tidak menumpuk di gudang.
Sedangkan, metode LIFO melakukan penjualan produk berdasarkan waktu kedatangan terbaru di gudang. Produk yang masuk terakhir akan dijual dulu, memungkinkan Anda untuk menyesuaikan dengan perubahan harga dan mengurangi biaya perolehan. Prinsip ini umum digunakan dalam industri yang mengalami fluktuasi harga yang signifikan, seperti bahan baku, bahan kimia, dan logam.
Namun, penggunaan LIFO dapat mengakibatkan penumpukan produk lama di gudang. Hal ini tentu bisa menyebabkan masalah dalam jangka panjang. Dampak paling besar terutama jika produk tersebut memiliki tanggal kadaluarsa atau kualitas yang menurun seiring waktu.
2. Prioritas Pengeluaran
Warehouse management menggunakan metode FEFO mengutamakan pengeluaran produk dengan tanggal kadaluarsa terdekat. Tujuannya adalah untuk memastikan barang yang akan kadaluarsa lebih cepat dijual terlebih dahulu. Hal ini penting terutama dalam industri di mana tanggal kadaluarsa sangat krusial, seperti farmasi dan makanan.
Sedangkan pada FIFO, prioritas diberikan kepada produk yang masuk lebih awal. Dengan demikian, produk yang telah ada di gudang lebih lama akan dijual terlebih dahulu. Hal ini membantu menjaga rotasi barang yang baik dan menghindari penumpukan produk lama di gudang.
Berbeda dengan dua prinsip sebelumnya, LIFO mengutamakan pengeluaran produk yang masuk lebih akhir. Dalam hal ini, produk yang baru saja diterima di gudang akan dijual terlebih dahulu. Prinsip ini umumnya digunakan dalam industri yang mengalami perubahan harga secara signifikan.
3. Perbedaan Tujuan Utama
Tujuan utama metode FEFO warehouse adalah untuk mengurangi jumlah produk yang kadaluarsa dan meminimalkan pemborosan. Dengan menjual produk yang akan kadaluarsa lebih cepat, perusahaan dapat menghindari kerugian yang disebabkan oleh produk yang tidak dapat dijual karena kadaluarsa.
Sedangkan tujuan utama penggunaan prinsip FIFO adalah untuk menjaga rotasi barang yang baik dan menghindari penumpukan produk lama di gudang. Hal ini memastikan produk yang lebih lama dijual terlebih dahulu, sehingga persediaan selalu terjaga dalam kondisi yang baik.
Prinsip LIFO digunakan untuk menyesuaikan dengan perubahan harga dan mengurangi biaya perolehan. Dalam kondisi harga yang fluktuatif, perusahaan mungkin lebih menguntungkan dengan menjual produk yang masuk terakhir, karena harga perolehan yang lebih tinggi.
4. Industri yang Menggunakan
Prinsip FEFO sangat cocok digunakan dalam industri farmasi, restoran, atau F&B. Dalam industri ini, tanggal kadaluarsa produk sangat penting, sehingga perlu dijamin produk yang dijual selalu dalam kondisi yang baik dan aman untuk dikonsumsi.
Untuk metode FIFO lebih cocok digunakan dalam industri konsumsi dan ritel yang menjual produk tahan lama dan tidak memiliki tanggal kadaluarsa yang ketat. Dengan menjaga rotasi barang yang baik, perusahaan dapat memastikan produk yang dijual selalu dalam kondisi yang baik dan tidak menumpuk di gudang.
Industri yang sering menggunakan cara LIFO adalah industri dengan harga yang fluktuatif, seperti industri konstruksi, bahan kimia, dan logam. Penggunaan prinsip ini memungkinkan perusahaan untuk mengurangi dampak perubahan harga pada biaya perolehan produk.
5. Dampak pada Laba
Dengan mengutamakan pengeluaran produk berdasarkan tanggal kadaluarsa, manajemen warehouse FEFO dapat mengurangi biaya pemborosan dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Penjualan produk sebelum kadaluarsa mengurangi risiko kerugian akibat produk yang tidak dapat dijual.
Metode FIFO dalam manajemen inventaris lebih mencerminkan keuntungan yang stabil, karena produk yang dijual umumnya memiliki harga perolehan yang lebih lama. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menjaga keuntungan yang konsisten dan menghindari dampak negatif dari perubahan harga yang signifikan.
Sedangkan dengan metode LIFO, dalam kondisi inflasi dapat meningkatkan keuntungan, karena produk yang dijual memiliki harga perolehan yang lebih baru dan lebih tinggi. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memperoleh keuntungan lebih tinggi dari penjualan produk yang masuk terakhir.
6. Dampak pada Persediaan
Metode FEFO memungkinkan manajemen inventory untuk mengurangi risiko produk yang kadaluarsa tetapi tidak menjamin rotasi persediaan yang efisien. Dalam beberapa kasus, produk dengan tanggal kadaluarsa lebih jauh mungkin terjual lebih dulu, sehingga dapat mengakibatkan penumpukan produk lama di warehouse.
Sedangkan FIFO menjaga persediaan tetap segar dengan rotasi yang baik, menghindari produk lama yang menumpuk di gudang. Hal ini memastikan bahwa produk yang lebih lama dijual terlebih dahulu, sehingga persediaan selalu dalam kondisi yang baik.
Jika menggunakan metode LIFO memungkinkan adanya penumpukan produk lama, karena produk yang baru masuk selalu dijual terlebih dahulu. Hal ini bisa menyebabkan masalah dalam jangka panjang, terutama jika produk yang Anda judal memiliki tanggal kadaluarsa atau kualitas yang menurun seiring waktu.
7. Kesimpulan
FEFO, FIFO, dan LIFO dalam warehouse management memiliki konsep yang berbeda dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pemilihan metode yang tepat bergantung pada kebutuhan spesifik bisnis, jenis produk yang ditangani, dan industri yang relevan. Memahami bagaimana metode bekerja, serta implementasinya sangat dibutuhkan. Tujuannya untuk mengoptimalkan pengelolaan gudang dan mencapai keberhasilan bisnis jangka panjang.
Dengan demikian Anda perlu melakukan evaluasi menyeluruh mengenai kebutuhan operasional dan strategi bisnis, serta mempertimbangkan keuntungan dan keterbatasan setiap metode. Dampaknya, perusahaan dapat membuat keputusan yang tepat dalam pengelolaan persediaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan membantu mencapai keberhasilan bisnis yang berkelanjutan.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 08, 2024 3 Min Read
Apa itu Order to Cash: Pengertian, Proses, dan Contohnya
Nov 08, 2024 3 Min Read
Breakdown Maintenance: Fungsi dan Proses Optimalkannya
Nov 07, 2024 3 Min Read
20 Rekomendasi Aplikasi Kontraktor Terbaik di Tahun 2024
Nov 05, 2024 3 Min Read
Mengenal Shipping Mark: Arti, Jenis, dan Contohnya
REKOMENDASI