Banyak perusahaan menerima pembayaran dari pelanggan sebelum produk dikirimkan atau layanan diberikan, terutama dalam model bisnis berbasis langganan. Jika pendapatan dicatat tanpa memperhatikan prinsip pengakuan yang tepat, laporan keuangan bisa menampilkan kondisi yang tidak mencerminkan realitas operasional.
Tidak sedikit bisnis yang mengakui seluruh penerimaan kas sebagai pendapatan tanpa melakukan verifikasi kelayakan. Praktik ini dapat mengarah pada keputusan strategis yang tidak tepat, meningkatkan eksposur risiko audit, dan menurunkan tingkat kepercayaan investor.
Pengelolaan pendapatan ditangguhkan dapat dilakukan secara sistematis melalui pemahaman konsep yang solid serta penerapan sistem akuntansi yang tepat. Pendekatan ini memungkinkan perusahaan menyusun laporan keuangan yang lebih akurat dan sesuai dengan standar regulasi.

- Deferred revenue adalah liabilitas, bukan pendapatan langsung. Perusahaan mencatatnya sebagai utang karena belum memenuhi kewajiban kepada pelanggan.
- Pengakuan pendapatan dilakukan bertahap: Pendapatan hanya diakui saat produk atau layanan benar-benar diserahkan sesuai prinsip akrual.
- Pengelolaan yang tepat menjaga akurasi laporan keuangan: Pencatatan deferred revenue secara benar membantu perusahaan menghindari kesalahan strategis dan membangun kepercayaan.

1. Apa itu Deferred Revenue?
Deferred revenue adalah uang yang diterima perusahaan di muka untuk produk atau layanan yang belum diserahkan kepada pelanggan. Karena masih berupa kewajiban, jumlah ini dicatat sebagai liabilitas dalam neraca, bukan sebagai pendapatan.
Pengakuan revenue baru dilakukan ketika produk telah dikirim atau layanan benar-benar diberikan. Praktik ini menjaga keakuratan laporan keuangan dengan mencegah pencatatan pendapatan lebih cepat dari realisasi. Deferred revenue umum dijumpai pada bisnis berbasis langganan atau jasa konsultansi.
Selain itu, perusahaan dapat memanfaatkan konsep marginal revenue untuk menilai tambahan pendapatan yang akan diperoleh dari setiap unit produk atau layanan yang akhirnya diakui dari deferred revenue. Pendekatan ini membantu manajemen dalam membuat keputusan strategis terkait harga dan proyeksi pendapatan masa depan.
2. Mengapa Penerapan Deferred Revenue itu Penting?
Deferred revenue memiliki peran strategis dalam menjaga transparansi laporan keuangan sekaligus mendukung pengambilan keputusan bisnis yang akurat. Dengan memahami alasan pentingnya, perusahaan dapat memastikan kepatuhan akuntansi serta menjaga kredibilitas di mata pemangku kepentingan:
a. Prinsip Akuntansi
Prinsip pengakuan pendapatan menegaskan bahwa pendapatan hanya diakui ketika benar-benar diperoleh, bukan semata-mata saat kas diterima. Penerapan prinsip ini menjaga konsistensi laporan keuangan dan mencegah inflasi pendapatan yang belum terealisasi.
b. Pengakuan Kewajiban
Deferred revenue dicatat sebagai liabilitas karena perusahaan memiliki kewajiban masa depan untuk memenuhi layanan atau produk kepada pelanggan. Pengakuan ini penting agar neraca saldo mencerminkan posisi keuangan yang sebenarnya dan tidak menyesatkan dalam penilaian aset bersih.
c. Perkiraan Keuangan
Pendapatan yang ditangguhkan memberikan gambaran prospektif mengenai kinerja masa depan perusahaan. Informasi ini menunjukkan potensi pendapatan yang telah diamankan melalui pembayaran di muka, sekaligus membantu investor dan manajemen dalam menilai stabilitas arus kas dan pertumbuhan bisnis.
3. Cara Mencatat Deferred Revenue
Dalam akuntansi akrual, perusahaan hanya mengakui pendapatan ketika siklus order to cash telah berakhir. Sayangnya, banyak pelaku usaha yang langsung mencatat pemasukan awal sebagai laba, padahal hal itu berisiko menyesatkan laporan keuangan.
Ketika perusahaan menerima pembayaran di muka untuk layanan atau produk masa depan, seperti langganan perangkat lunak tahunan atau sewa, jumlah tersebut dicatat sebagai deferred revenue di neraca. Transaksi ini dianggap sebagai kewajiban karena perusahaan masih berkewajiban memenuhi komitmen kepada pelanggan.
Seiring waktu, ketika produk dikirimkan atau layanan diberikan, sebagian dari pendapatan yang ditangguhkan dipindahkan ke laporan laba rugi sebagai pendapatan yang diperoleh. Proses ini berlangsung secara bertahap sesuai dengan periode layanan, sehingga mencerminkan pencocokan antara pendapatan dan kewajiban.
Dengan mengenali tahapan pencatatan, perusahaan dapat menjaga akurasi laporan, menghindari kesalahan dalam neraca maupun laporan laba rugi, serta membantu merencanakan arus kas dengan lebih tepat. Hal ini juga memungkinkan perusahaan melaporkan keuangan sesuai dengan standar akuntansi seperti PSAK 72 atau IFRS 15.
a. Penerimaan Pembayaran di Muka
Perusahaan mencatat deferred revenue saat menerima pembayaran di muka dari pelanggan untuk layanan atau produk seperti langganan tahunan, pelatihan, atau proyek jangka panjang. Setelah menerima dana, perusahaan tetap menunda pengakuan pendapatan karena belum menyelesaikan kewajibannya.
Dalam laporan keuangan, perusahaan menempatkan pembayaran ini sebagai kewajiban, bukan pendapatan, karena masih harus memberikan layanan tersebut. Dengan mencatat transaksi secara akurat sejak awal, perusahaan menjaga transparansi laporan keuangan dan menunjukkan kondisi bisnis secara nyata.
b. Pencatatan sebagai Kewajiban dalam Neraca
Setelah menerima pembayaran, perusahaan akan mencatat dana tersebut sebagai kas (debit) dan deferred revenue sebagai liabilitas (kredit) dalam neraca. Pos ini menunjukkan bahwa perusahaan masih berutang layanan kepada pelanggan. Dengan pencatatan ini, laporan keuangan tidak akan menunjukkan pendapatan secara berlebihan.
c. Pengakuan Pendapatan Secara Bertahap
Setiap kali perusahaan memenuhi sebagian kewajibannya, mereka dapat mengakui bagian dari deferred revenue sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi. Cara ini memastikan bahwa laporan keuangan hanya mencerminkan pendapatan yang benar-benar telah terealisasi, sesuai dengan ketentuan PSAK 72 dan IFRS 15.
d. Melaporkannya ke dalam Laporan Keuangan
Deferred revenue harus dilaporkan dengan hati-hati dalam laporan keuangan sebagai kewajiban di neraca. Hal ini mencerminkan bahwa perusahaan masih memiliki kewajiban untuk memberikan produk atau layanan di masa depan setelah menerima pembayaran di muka.
Pendapatan baru akan diakui secara bertahap ketika perusahaan memenuhi kewajibannya. Proses berikut membantu memastikan bahwa laporan keuangan hanya mencatat pendapatan yang benar-benar telah terjadi, sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

4. Perbedaan antara Deferred Revenue dan Accured Revenue
Deferred revenue dan accrued revenue adalah dua konsep dalam akuntansi yang berhubungan dengan sumber pendapatan, namun dengan pandangan atau approach yang berbeda. Perbedaan utamanya terletak pada waktu pengakuan pendapatan dan pencatatannya dalam laporan keuangan.
Deferred revenue terjadi ketika perusahaan menerima pembayaran di muka untuk produk atau layanan yang akan diberikan di masa depan. Pembayaran ini dicatat sebagai kewajiban dalam neraca, dan pendapatan akan diakui secara bertahap seiring berjalannya waktu, setelah kewajiban dipenuhi.
Sementara itu, accrued revenue merujuk pada pendapatan yang telah diperoleh oleh perusahaan namun belum dibayar oleh pelanggan. Dalam hal ini, pendapatan diakui meskipun pembayaran belum diterima, dan perusahaan akan mencatatnya sebagai aset dalam laporan keuangan sampai pembayaran diterima.
Perbedaan lainnya terletak pada jenis transaksi yang terkait. Deferred revenue biasanya terjadi pada layanan berlangganan, kontrak jangka panjang, atau penjualan produk dengan pengiriman yang ditunda. Sedangkan accrued revenue sering terjadi pada transaksi di mana layanan telah diberikan, tetapi pembayaran masih tertunda.
Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu memastikan laporan keuangan mencerminkan pendapatan yang diperoleh atau yang masih menjadi kewajiban. Namun, pemahaman terhadap perbedaan ini sangat penting untuk mencatat transaksi secara akurat sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
5. Contoh Perhitungan Deferred Revenue
Deferred revenue dalam praktik bisnis sering muncul pada berbagai model transaksi yang melibatkan pembayaran di muka. Untuk memahami mekanisme pencatatannya, berikut adalah beberapa contoh umum yang menunjukkan bagaimana pendapatan ditangguhkan kemudian diakui secara bertahap seiring pemenuhan kewajiban perusahaan.
a. Langganan SaaS
Seorang pelanggan membayar biaya langganan tahunan sebesar Rp12.000.000 di muka untuk layanan perangkat lunak. Jumlah ini pada awalnya dicatat sebagai deferred revenue di neraca. Setiap bulan, Rp1.000.000 dipindahkan ke laporan laba rugi sebagai pendapatan yang diperoleh hingga seluruh periode berakhir.
Dalam proses pengakuan ini, perusahaan juga harus memperhitungkan cost of revenue, yaitu total biaya langsung yang dikeluarkan untuk menyediakan layanan atau produk kepada pelanggan. Memasukkan cost of revenue membantu menilai margin keuntungan secara lebih akurat setelah pendapatan dari deferred revenue diakui.
b. Pembayaran Sewa Tahunan
Seorang pemilik properti menerima pembayaran sewa Rp120.000.000 untuk jangka waktu satu tahun penuh. Jumlah ini dicatat sebagai pendapatan ditangguhkan karena kewajiban layanan masih berjalan. Setiap bulan, Rp10.000.000 diakui sebagai pendapatan aktual seiring berjalannya masa sewa.
c. Kartu Hadiah
Toko ritel menjual kartu hadiah senilai Rp5.000.000 kepada pelanggan. Pada saat transaksi, jumlah tersebut dicatat sebagai deferred revenue karena toko masih berkewajiban menyediakan barang ketika kartu ditukarkan. Pendapatan baru diakui saat pelanggan menggunakan kartu untuk membeli produk.
6. Mengapa Deferred Revenue Termasuk Liabilitas?
Deferred revenue dikategorikan sebagai liabilitas karena perusahaan belum memenuhi kewajibannya meskipun telah menerima pembayaran di muka. Pembayaran yang diterima dianggap sebagai kewajiban yang harus dipenuhi dengan menyediakan barang atau layanan di masa mendatang.
Dalam akuntansi, pendapatan yang ditangguhkan dicatat sebagai liabilitas untuk menggambarkan bahwa perusahaan masih berutang pada pelanggan. Pendapatan ini hanya dapat diakui setelah barang atau layanan diberikan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Pencatatan deferred revenue sebagai kewajiban memastikan akurasi laporan keuangan. Hal ini mencegah perusahaan untuk melaporkan pendapatan yang belum diterima atau terealisasi, menjaga transparansi dan integritas data keuangan.
7. Proses Pencatatan Deferred Revenue dalam Akuntansi
Dalam akuntansi, perusahaan mencatat deferred revenue ketika menerima pembayaran sebelum menyerahkan produk atau layanan. Karena belum memenuhi kewajibannya, perusahaan mencatat dana tersebut sebagai liabilitas.
Mereka mengakui pendapatan secara bertahap, mengikuti prinsip akrual dan durasi layanan yang berjalan. Proses ini membantu laporan keuangan mencerminkan kinerja aktual. Dengan mencatat secara konsisten, perusahaan menjaga keseimbangan antara laporan laba rugi dan neraca saldo di setiap periode.
a. Saat Menerima Pembayaran di Muka
Misalnya: Perusahaan menerima pembayaran di muka sebesar Rp6.000.000 untuk layanan selama 3 bulan. Maka pencatatan dilakukan dua tahap, yaitu saat pembayaran diterima dan saat pendapatan diakui setiap bulan.
b. Pengakuan Pendapatan (per bulan)
Dengan mengikuti pencatatan seperti ini, perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan yang transparan dan mencerminkan pendapatan secara akurat. Penerapan metode deferred revenue juga membantu dalam menghindari overstatement pada pendapatan, sehingga menciptakan kepercayaan dari investor maupun regulator.
8. Penerapan Software Akuntansi untuk Mengelola Deferred Revenue
Menangani deferred revenue secara tepat memerlukan pemahaman yang kuat terhadap prinsip akuntansi serta sistem pencatatan yang efisien. Kesalahan dalam pengakuan pendapatan bisa berujung pada laporan keuangan yang menyesatkan. Oleh karena itu, strategi pencatatan harus dilakukan secara sistematis dan sesuai standar.
Dengan semakin kompleksnya transaksi bisnis, risiko kesalahan dalam pencatatan manual pun meningkat. Oleh karena itu, banyak perusahaan mulai mengadopsi sistem otomatisasi untuk memastikan kepatuhan akuntansi dan efisiensi proses pelaporan keuangan.
Salah satu solusi yang dapat dipertimbangkan adalah ScaleOcean, yang menyediakan fitur pencatatan deferred revenue secara real-time dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Perusahaan juga dapat mengevaluasi relevansi solusi ini melalui demo gratis, untuk menilai kecocokannya dengan kebutuhan internal sebelum implementasi penuh.
Berikut adalah beberapa contoh fitur pada sistemnya:
- Deferred Revenue Management: Mencatat pendapatan yang diterima di muka dan mengakui pendapatan tersebut secara bertahap sesuai dengan periode yang relevan.
- Pencatatan Transaksi dan Alokasi Pendapatan: Mengotomatiskan alokasi pendapatan yang diterima di muka ke akun yang tepat, sesuai dengan ketentuan periode pengakuan.
- Jurnal Pembukuan Otomatis: Membuat jurnal otomatis untuk mencatat pendapatan yang ditangguhkan dan mengurangi kewajiban saat pendapatan diakui.
- Fitur Pengingat untuk Pengakuan Pendapatan: Mengatur pengingat atau notifikasi untuk pengakuan pendapatan yang ditangguhkan agar dilakukan tepat waktu.
- Integrasi dengan Modul Lain: Mengintegrasikan dengan modul kontrak dan penjualan untuk memudahkan pengelolaan pendapatan yang ditangguhkan berdasarkan syarat kontrak.
Baca juga: Siklus Akuntansi: Pengertian, Jenis, Tahapan & Jenisnya
9. Kesimpulan
Deferred revenue adalah komponen penting dalam dunia akuntansi bisnis modern. Ia mencerminkan kewajiban perusahaan dalam memberikan layanan atau produk di masa depan, sekaligus menjadi indikator kesehatan keuangan.
Pencatatan yang akurat tidak hanya menunjang transparansi laporan keuangan, tetapi juga membantu pengusaha dalam perencanaan keuangan jangka panjang. Gunakan software akuntansi ScaleOcean untuk memastikan seluruh transaksi pendapatan ditangani dengan sistematis dan sesuai dengan regulasi. Dengan begitu, Anda bisa fokus pada pertumbuhan bisnis tanpa khawatir soal akurasi keuangan.
FAQ:
Deferred revenue itu apa?
Deferred revenue adalah dana yang perusahaan Anda terima dari pelanggan sebelum barang dikirimkan atau layanan diselesaikan.
Apa itu deferred dalam akuntansi?
Deferred dalam akutansi merupakan pembayaran yang diterima perusahaan di awal, sebelum pelanggan memperoleh manfaat berupa produk atau layanan yang dijanjikan.
Apa contoh akun Deferred revenue?
Pembayaran sewa di muka, Pembayaran langganan tahunan, Penjualan kartu hadiah yang belum digunakan.