Apa itu Sistem Kerja Roster, Contoh, dan Cara Penerapannya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Mengelola jadwal kerja dan cuti pekerja tambang tanpa sistem yang tepat bisa menjadi tantangan besar. Tanpa sistem roster, jadwal sering tumpang tindih dan proses persetujuan cuti menjadi rumit.

Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan sistem kerja roster yang efisien agar jadwal lebih terorganisir, alokasi tenaga kerja lebih optimal, dan proses persetujuan cuti berjalan lebih lancar, sehingga dapat mengurangi beban kerja HR.

Sistem kerja roster adalah metode penjadwalan yang digunakan untuk mengatur jam kerja karyawan, khususnya di industri yang memerlukan operasi berkelanjutan seperti pertambangan. Dengan sistem ini, rotasi tugas, jam kerja, waktu istirahat, dan cuti karyawan diatur dengan jelas.

Di artikel ini, temukan informasi penting mengenai sistem roster, mulai dari pengertian, jenis, manfaat, hingga bagaimana cara penerapannya. Selain itu, kami akan memberikan solusi praktis untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja tambang Anda.

starsKey Takeaways
  • Sistem roster adalah sistem penjadwalan yang mengatur waktu kerja karyawan, termasuk jadwal, durasi, dan siapa yang bekerja, umum digunakan di industri 24/7 seperti pertambangan.
  • Manfaat sistem roster tambang: efisiensi operasional, keseimbangan jadwal kerja, kepatuhan regulasi ketenagakerjaan, dan peningkatan produktivitas dengan alokasi SDM optimal.
  • Jenis sistem roster kerja di antaranya roster harian (5:2, 6:1, 4:3), shift roster (operasi 24 jam), roster 14:7, rotasi (14/7 atau 28/14), FIFO (Fly In, Fly Out), dan sistem on-call.
  • Software HR ScaleOcean, solusi untuk memudahkan pengaturan jadwal kerja dan pengelolaan gaji karyawan di sektor pertambangan.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Apa itu Sistem Kerja Roster?

Sistem kerja roster adalah sistem penjadwalan yang mengatur waktu kerja karyawan, termasuk siapa yang bekerja, kapan, dan durasinya. Sistem ini sangat penting bagi perusahaan yang beroperasi 24/7 atau yang memerlukan fleksibilitas waktu kerja, seperti di sektor pertambangan.

Selain itu, roster kerja juga mempermudah pengelolaan cuti, absensi, dan lembur karyawan. Dengan menggunakan roster, perusahaan dapat mengelola rotasi kerja, menghindari kelebihan atau kekurangan staf, dan memastikan operasional berjalan lancar.

Sebuah studi dari Caterpillar Global Mining yang dikutip dalam artikel Fatigue Science mengungkapkan bahwa kelelahan operator menyumbang sekitar 65% dari kecelakaan truk pengangkut tambang. Hal ini menunjukkan pentingnya manajemen waktu kerja yang baik untuk mengurangi potensi kecelakaan yang disebabkan oleh kelelahan.

Namun, penerapan sistem roster kerja juga membutuhkan perhatian ekstra terhadap fleksibilitas dan akurasi dalam pengelolaan. Misalnya, manajemen perlu memastikan bahwa setiap rotasi shift tetap memperhatikan waktu istirahat yang cukup. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penyesuaian agar sistem HRIS dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Manfaat Sistem Jadwal Kerja Roster bagi Perusahan Tambang

Manfaat Sistem Jadwal Kerja Roster bagi Perusahan Tambang

Manfaat roster kerja antara lain efisiensi operasional dengan tugas tercakup 24/7, keseimbangan karyawan yang mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan, kepatuhan pada regulasi K3 dan ketenagakerjaan, serta peningkatan produktivitas melalui alokasi SDM optimal dan pengurangan kelelahan.

Berikut penjelasan detail tentang manfaat sistem roster kerja tambang:

1. Mengotomatiskan Penjadwalan Kerja Karyawan

Sistem roster memungkinkan pengaturan jadwal kerja dan istirahat secara efisien. Dengan merencanakan shift secara teratur, sistem pembuat jadwal kerja ini membantu mengurangi risiko kelelahan berlebihan, memastikan pekerja selalu siap dan fit untuk bekerja.

Hal ini tentu saja berpengaruh besar dalam membantu mengurangi risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi akibat kelelahan, sekaligus menjadi acuan dalam mengevaluasi indikator kinerja karyawan.

2. Memastikan Pemenuhan Hak Cuti Karyawan

Meskipun jadwal kerja bisa sangat padat, sistem roster mengatur cuti secara adil dan menghindari tumpang tindih jadwal cuti. Sistem roster yang terstruktur memastikan setiap karyawan mendapatkan waktu istirahat yang cukup tanpa mengganggu kelancaran operasional. Dengan begitu, produktivitas kerja dapat tetap terjaga.

3. Pengurangan Risiko Kelelahan

Sistem roster juga mengatur waktu rotasi dan istirahat karyawan secara terperinci, yang berfungsi untuk mengurangi risiko kelelahan fisik maupun mental. Dengan adanya waktu istirahat yang cukup, karyawan dapat menjaga stamina mereka dan mengurangi tingkat stres.

4. Operasional Berkelanjutan

Sistem roster membantu memastikan kegiatan produksi tambang tetap berjalan tanpa henti, 24 jam sehari. Dengan pengaturan shift yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan operasionalnya tanpa mengurangi produktivitas atau membebani karyawan secara berlebihan.

5. Kepatuhan Regulasi

Sistem roster juga membantu perusahaan dalam mematuhi regulasi ketenagakerjaan terkait jam kerja dan hak cuti. Terutama bagi perusahaan yang beroperasi di sektor dengan regulasi ketat, sistem ini memastikan semua ketentuan dipatuhi dengan baik.

Sistem kerja roster di Indonesia memiliki ketentuan khusus, terutama di sektor energi dan sumber daya mineral, di mana perusahaan dapat menerapkan jadwal kerja yang berbeda dari aturan umum libur dua kali seminggu, sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 234 Tahun 2003.

Cara Kerja Sistem Roster

Cara kerja sistem roster mencakup penjadwalan terstruktur untuk jam kerja, istirahat, dan cuti, rotasi tugas untuk memastikan posisi operasional terpenuhi, keseimbangan antara kebutuhan perusahaan dan karyawan, serta pemenuhan regulasi ketenagakerjaan sesuai peraturan yang berlaku, terutama di sektor tertentu.

Berikut adalah penjelasan mengenai cara kerja sistem roster ini:

1. Penjadwalan

Sistem roster dimulai dengan perencanaan jadwal kerja yang mendetail, mencakup waktu masuk, pulang, istirahat, dan hari libur. Proses ini memastikan bahwa setiap karyawan memiliki waktu yang jelas dan teratur, yang mendukung produktivitas dan kesejahteraan mereka.

Aturan ketenagakerjaan di Indonesia mengacu pada UU Ketenagakerjaan dan UU Cipta Kerja yang membatasi jam kerja maksimal 40 jam per minggu. Untuk sektor pertambangan atau daerah terpencil, masa kerja maksimal 10-12 minggu sebelum istirahat panjang, dengan jam kerja harian maksimal 12 jam, termasuk lembur, dan istirahat minimal 1 jam.

2. Rotasi Tugas

Selanjutnya, rotasi tugas dilakukan untuk memastikan setiap posisi dalam operasional selalu terisi. Dengan demikian, perusahaan dapat menjalankan operasi tanpa gangguan, terutama dalam lingkungan yang beroperasi 24/7, seperti pabrik atau rumah sakit.

3. Pembagian Shift Kerja

Sistem kerja roster membagi jadwal kerja menjadi beberapa shift, seperti shift pagi, siang, dan malam. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk menjalankan operasional tanpa henti, menjaga ketersediaan tenaga kerja yang cukup setiap saat.

4. Pengaturan Libur dan Cuti

Selain itu, sistem roster juga mengatur hari libur dan cuti karyawan. Misalnya, pada sistem 8:2, karyawan bekerja selama 8 minggu dan libur selama 2 minggu. Ini memberikan keseimbangan antara pekerjaan dan waktu istirahat bagi karyawan.

5. Pengelolaan Sumber Daya

Sistem roster membantu pengelolaan sumber daya manusia dengan efisien, termasuk absensi, lembur, dan alokasi tugas. Hal ini memudahkan manajemen untuk memantau kinerja dan memastikan bahwa setiap sumber daya dimanfaatkan secara optimal, sehingga operasional dapat berjalan dengan lancar tanpa pemborosan.

6. Peningkatan Transparansi dan Kepatuhan

Terakhir, sistem kerja roster berfungsi untuk meningkatkan transparansi jadwal kerja dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan serta standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Dengan sistem yang terorganisir, perusahaan lebih mudah mengelola jadwal sesuai peraturan yang berlaku.

Jenis-Jenis Sistem Roster Kerja

Jenis-Jenis Sistem Roster Kerja

Sistem roster kerja adalah metode penjadwalan yang mengatur jam kerja karyawan secara terstruktur. Berbagai jenis sistem roster kerja tersedia, masing-masing dengan karakteristik dan penerapan yang berbeda.

Beberapa jenis yang sering digunakan antara lain: roster harian, shift roster, roster 5:2, roster 6:1, roster 14:7, dan roster rotasi. Untuk lebih detail, berikut penjelasan masing-masing jenis sistem roster kerja di industri pertambangan:

1. Roster Kerja 5:2

Pada sistem roster 5:2, karyawan bekerja selama 5 hari dan libur 2 hari, misalnya Senin hingga Jumat bekerja dan Sabtu hingga Minggu libur. Sistem ini sering digunakan dalam industri perkantoran dan sektor jasa, di mana waktu kerja lebih fleksibel dengan kebutuhan operasional yang standar.

2. Roster Kerja 4:3

Sistem roster 4:3 mengatur karyawan untuk bekerja selama 4 hari berturut-turut, diikuti dengan 3 hari libur. Jenis sistem ini sering diterapkan di sektor yang memiliki jam kerja padat namun masih membutuhkan keseimbangan istirahat yang baik, seperti call center atau pusat layanan pelanggan.

3. Roster Kerja 6:1

Pada sistem roster 6:1, karyawan bekerja selama 6 hari berturut-turut dan diberi 1 hari libur. Jenis ini lebih sering digunakan di industri dengan kebutuhan operasional tinggi seperti manufaktur dan tambang, di mana tenaga kerja dibutuhkan lebih intensif, namun tetap memberikan waktu istirahat bagi karyawan.

4. Sistem 4:2

Sistem 4:2 mengharuskan karyawan bekerja selama 4 minggu berturut-turut, kemudian diikuti dengan 2 minggu libur. Sistem ini sering diterapkan pada sektor yang membutuhkan tenaga kerja dalam jangka waktu panjang, seperti proyek tambang atau pengeboran minyak.

5. Sistem 8:2

Pada sistem 8:2, karyawan bekerja selama 8 minggu berturut-turut sebelum mendapatkan 2 minggu libur. Sistem ini juga diterapkan di industri yang membutuhkan kehadiran tenaga kerja secara intensif, seperti pada proyek-proyek tambang atau pengeboran.

6. Sistem 6:2

Sistem 6:2 mengatur karyawan bekerja selama 6 minggu berturut-turut dan libur 2 minggu. Fleksibilitas sistem-sistem ini memungkinkan perusahaan untuk memilih model yang paling sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan operasional, memberikan ruang untuk penyesuaian sesuai dengan sektor industri dan lokasi kerja yang berbeda.

7. Shift Roster

Shift roster diterapkan pada industri yang beroperasi 24 jam, seperti rumah sakit atau manufaktur. Karyawan bekerja dalam shift pagi, siang, atau malam. Sistem roster kerja ini memastikan operasional terus berjalan tanpa gangguan, meskipun jadwal kerja bisa berganti-ganti antara shift satu dengan lainnya.

8. Roster 14:7

Sistem roster 14:7 mengharuskan karyawan bekerja 14 hari berturut-turut di lokasi kerja, kemudian diberikan 7 hari libur penuh. Biasanya, sistem kerja roster ini diterapkan pada sektor seperti tambang atau pengeboran minyak, di mana kehadiran karyawan di lokasi kerja sangat dibutuhkan dalam periode panjang.

9. Roster Rotasi

Roster rotasi adalah sistem roster di mana karyawan bergantian dalam shift atau periode kerja tertentu, seperti 14/7 atau 28/14. Dengan rotasi ini, perusahaan dapat mengelola kebutuhan operasional jangka panjang, sambil memberikan waktu istirahat yang cukup bagi karyawan.

10. FIFO (Fly In, Fly Out)

Sistem FIFO umum diterapkan di industri tambang dan migas, di mana karyawan terbang ke lokasi kerja untuk bekerja dalam periode tertentu, lalu kembali setelah waktu kerja selesai. Sistem roster tambang ini memungkinkan perusahaan di lokasi terpencil untuk mendapatkan tenaga kerja dengan mudah.

11. Sistem On-Call

Sistem on-call memberikan fleksibilitas lebih bagi karyawan, karena mereka hanya dipanggil untuk bekerja saat dibutuhkan. Jadwalnya tidak tetap, memungkinkan perusahaan untuk mengelola sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan operasional yang muncul secara mendadak.

Pemilihan aplikasi roster kerja yang sesuai harus didasarkan pada kebutuhan operasional perusahaan, karakteristik industri, serta keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan pekerja. Untuk memudahkan pengelolaan jadwal kerja yang kompleks, penggunaan software HRM, seperti ScaleOcean, dapat membantu perusahaan merancang jadwal yang efisien.

ERP

Contoh Penerapan Jam Kerja Dalam Sistem Kerja Roster

Roster kerja adalah jadwal yang mengatur pembagian waktu, rotasi, dan shift karyawan untuk periode tertentu. Sistem ini umum diterapkan di industri yang membutuhkan kerja bergiliran atau beroperasi tanpa henti, seperti di sektor pertambangan, manufaktur, logistik, dan kesehatan.

Dalam sistem kerja roster, jam kerja ditentukan berdasarkan jadwal yang telah ditentukan oleh perusahaan. Setiap karyawan akan bekerja dengan pola rotasi yang memastikan keseimbangan antara jam kerja dan istirahat. Dengan demikian, kebutuhan operasional perusahaan tetap berjalan efisien.

Sebagai contoh, jika perusahaan menetapkan jam kerja 8 jam per hari, karyawan dapat dibagi menjadi dua shift. Shift pertama bisa dimulai pada pukul 07.00 hingga 15.00, sementara shift kedua dimulai pada pukul 15.00 hingga 23.00, memberikan waktu istirahat yang cukup di antara keduanya.

Sistem Shift Roster memastikan karyawan bekerja secara bergantian tanpa overloading. Selain itu, dengan perhitungan jam kerja yang teratur, perusahaan dapat menghindari penurunan produktivitas atau kelelahan karyawan, sehingga efisiensi operasional tetap terjaga.

Untuk perusahaan dengan kebutuhan 24 jam operasional, roster kerja bisa melibatkan tiga shift. Setiap shift bisa memuat 8 jam kerja, dengan rotasi tertentu untuk memastikan tidak ada shift yang terlalu panjang atau terlalu pendek bagi karyawan.

Sementara itu, contoh perhitungan jam kerja tambang melibatkan jadwal kerja panjang diikuti libur panjang untuk lokasi terpencil, seperti FIFO atau DIDO (14 hari kerja, lalu 7 hari libur), serta rotasi shift (pagi/malam). Sistem ini mengelola operasional 24 jam dan memberikan waktu pemulihan bagi karyawan.

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Roster Kerja di Industri Tambang

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Roster Kerja

Sistem roster memang menjadi salah satu solusi efektif dalam manajemen sumber daya manusia di industri tambang, namun seperti halnya setiap sistem, tentu ada kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait kelebihan dan kekurangan dari sistem kerja roster dalam operasional tambang:

1. Kelebihan Sistem Roster Tambang

  • Efisiensi operasional: Dengan sistem roster kerja, perusahaan dapat memastikan setiap karyawan memiliki jadwal kerja yang jelas sehingga tugas dikerjakan lebih efisien dan terencana. Hal ini mencegah kekosongan posisi atau penumpukan pekerjaan.
  • Peningkatan kesejahteraan karyawan: Sistem ini juga membantu menjaga keseimbangan proporsi kerja dan istirahat sehingga meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan kerja.
  • Kemampuan Fokus Karyawan Meningkat: Sistem roster yang memberikan masa kerja yang seimbang dengan masa cuti yang cukup memungkinkan karyawan untuk lebih fokus dan konsentrasi selama bekerja. Dengan waktu istirahat yang cukup, mereka kembali bekerja dengan energi yang lebih baik, meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja.
  • Peningkatan Produktivitas: Sistem roster memungkinkan operasi tambang berjalan secara terus-menerus, 24 jam sehari, tanpa gangguan. Hal ini meningkatkan efisiensi produksi, memungkinkan perusahaan untuk mencapai target yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih singkat.

2. Kekurangan Sistem Roster Tambang

  • Fleksibilitas yang terbatas: Salah satu kelemahan sistem roster adalah kurangnya fleksibilitas. Karyawan harus mematuhi jadwal yang ditetapkan, yang mungkin tidak selalu sejalan dengan kebutuhan pribadi mereka (ada situasi darurat atau kebutuhan mendesak).
  • Kompleksitas manajemen: Mengelola sistem roster kerja di industri tambang dengan banyak pekerja dan berbagai shift bisa sangat rumit, sehingga membutuhkan software khusus. Jika tidak dikelola dengan baik, sistem ini dapat menjadi tambahan tantangan bagi tim HR.
  • Muncul Risiko Kesehatan: Kondisi kerja yang berat dan lama di tambang, seperti bekerja dalam shift panjang atau bekerja di lingkungan yang ekstrem, dapat menimbulkan risiko kecelakaan kerja, kelelahan, serta masalah kesehatan lainnya yang dapat mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
  • Resistensi Karyawan: Perubahan jadwal kerja yang dilakukan untuk memenuhi sistem roster seringkali menimbulkan resistensi dari karyawan yang tidak terbiasa dengan perubahan tersebut atau yang lebih menyukai jadwal kerja tetap. Ketidaknyamanan ini bisa mempengaruhi motivasi dan moral karyawan dalam jangka panjang.

Intinya, sistem roster menawarkan banyak manfaat bagi industri tambang, namun tetap perlu dikelola dengan baik agar kelemahan-kelemahannya tidak mengganggu operasional perusahaan.

Cara Menghitung Jam Kerja Karyawan di Pertambangan Dengan Sistem Roster

Cara Menghitung Jam Kerja Karyawan Tambang Menggunakan Sistem Jadwal Roster

Menghitung jam kerja karyawan tambang menggunakan sistem roster kerja adalah langkah penting untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan karyawan.

Cara perhitungan jam kerja dalam sistem ini bisa bervariasi tergantung pada jenis roster yang digunakan, namun prinsip dasarnya tetap sama. Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat diikuti, disertai contoh kasus.

Pertama, tentukan periode kerja yang berlaku dalam satu siklus roster. Misalnya, jika menggunakan sistem roster 2:1, karyawan bekerja selama 14 hari dan mendapatkan istirahat selama 7 hari. Dalam satu siklus, total hari kerja adalah 14 hari.

Kedua, hitung total jam kerja dalam satu siklus. Misalnya, jika durasi kerja harian adalah 10 jam, maka perhitungan total jam kerja dalam satu siklus adalah:

Total Jam Kerja = Jumlah Hari Kerja x Jam Kerja Harian = 14 Hari x 10 Jam = 140 Jam

Ketiga, untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi ketenagakerjaan, hitung rata-rata jam kerja mingguan. Misalnya, dalam satu siklus 21 hari (14 hari kerja + 7 hari istirahat), rata-rata jam kerja per minggu adalah:

Rata-Rata Jam Kerja = Total Jam Kerja / Jumlah Minggu = 140 Jam / 3 Minggu = 46,67 Jam per Minggu

Perhitungan ini memungkinkan perusahaan untuk memastikan jadwal kerja karyawan sesuai dengan regulasi jam kerja yang berlaku, sambil tetap menjaga efisiensi operasional agar proses bisnis tetap berjalan optimal.

Hambatan dalam Penerapan Sistem Roster Kerja di Tambang

Penerapan sistem roster di industri tambang menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan operasional efisien dan kesejahteraan karyawan terjaga. Berikut adalah hambatan utama yang sering muncul dalam sistem roster kerja di tambang:

  • Ketidakcocokan dengan Kebutuhan Operasional: Ketidaksesuaian antara roster dan kebutuhan operasional tambang dapat menghambat kelancaran operasional. Untuk itu, analisis kebutuhan pekerjaan secara menyeluruh sangat penting.
  • Dampak Terhadap Kesehatan dan Kesejahteraan Karyawan: Roster dengan periode kerja terlalu panjang dapat mengganggu kesehatan karyawan, meningkatkan kelelahan, dan menurunkan produktivitas.
  • Kesulitan dalam Penyesuaian dan Sosialisasi: Perubahan sistem roster seringkali mendapat resistensi dari karyawan yang terbiasa dengan jadwal lama.
  • Kurangnya Pemahaman tentang Sistem Roster Kerja: Tanpa pemahaman yang jelas, karyawan kesulitan mengikuti jadwal baru, yang berdampak pada produktivitas dan kepuasan kerja.
  • Terjadi Kesalahan dalam Penjadwalan: Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, yang berisiko meningkatkan kecelakaan atau kelelahan.
  • Resistensi Karyawan terhadap Perubahan: Karyawan sering menentang perubahan jadwal kerja karena kebiasaan dengan pola lama.
  • Keterbatasan Teknologi di Lokasi Tambang: Keterbatasan teknologi dan konektivitas di lokasi tambang bisa menghambat penerapan sistem roster.

Cara Mengoptimalkan Sistem Roster Kerja

Mengoptimalkan sistem roster adalah kunci untuk memastikan operasional tambang yang efisien dan kesejahteraan karyawan yang terjaga. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat memaksimalkan manfaat dari sistem roster sambil meminimalkan potensi hambatan.

Berikut cara untuk mengoptimalkan penerapan sistem roster kerja:

1. Lakukan Evaluasi dan Penyesuaian Berkala

Evaluasi dan penyesuaian sistem roster secara berkala sangat penting untuk menjaga keberlanjutannya. Dengan melakukan evaluasi pasca implementasi, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang perlu perbaikan serta menyesuaikan jadwal sesuai dengan feedback karyawan.

2. Libatkan Karyawan dalam Proses Perencanaan

Mengajak karyawan dalam perencanaan roster kerja dapat meningkatkan kepuasan dan keterlibatan mereka. Memperhatikan masukan dan preferensi karyawan akan menghasilkan sistem yang lebih seimbang, yang diterima dengan baik oleh seluruh tim, sehingga mendorong produktivitas dan suasana kerja positif.

3. Fleksibilitas dalam Penjadwalan

Pastikan sistem roster memiliki fleksibilitas dengan memberikan opsi swap shift atau pengaturan jadwal yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan karyawan. Dengan memberikan fleksibilitas, perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan operasional dan kenyamanan karyawan.

4. Monitoring dan Evaluasi Roster

Secara rutin, pantau efektivitas sistem roster yang diterapkan dengan mengevaluasi masalah seperti kekurangan atau kelebihan tenaga kerja serta kesesuaian dengan performa karyawan. Timesheet management membantu memantau jam kerja karyawan secara akurat dan mendukung evaluasi sistem roster.

5. Komunikasi yang Jelas

Pastikan semua karyawan mendapatkan informasi terkait jadwal mereka dengan jelas dan tepat waktu. Menggunakan platform komunikasi internal atau aplikasi mobile dapat mempermudah penyampaian jadwal kepada karyawan, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik.

6. Gunakan Software HR untuk Automatisasi dan Pemantauan

Software HR dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam mengelola sistem roster kerja. Dengan menggunakan software ini, perusahaan dapat mengotomatisasi penjadwalan, memantau kehadiran karyawan, dan memastikan bahwa sistem tersebut sesuai dengan regulasi ketenagakerjaan yang berlaku.

Selain itu, software HR memberikan kemampuan bagi manajemen untuk membuat penyesuaian jadwal secara cepat berdasarkan data real time. Dengan begitu, perusahaan dapat lebih efisien dalam mengakomodasi perubahan operasional tanpa mengganggu kelancaran kerja.

Di sisi lain, dalam proses perekrutan, applicant tracking system (ATS) juga berperan penting. ATS membantu perusahaan dalam mengelola lamaran pekerjaan secara otomatis, menyaring pelamar sesuai kriteria, dan memantau status aplikasi, yang pada akhirnya mempercepat pengambilan keputusan yang lebih tepat.

Kelola Sistem Roster Kerja Lebih Efisien dengan Software HRM ScaleOcean

Kelola Sistem Roster Kerja Lebih Efisien dengan Software HRM ScaleOcean

Setelah memahami cara mengoptimalkan sistem roster, langkah selanjutnya adalah memilih alat yang tepat untuk mendukung penerapannya. Salah satu pilihan yang dapat dipertimbangkan adalah menggunakan software HRM terbaik, seperti ScaleOcean HR Insight.

Software HR ScaleOcean memudahkan pengelolaan jadwal kerja dan pengaturan gaji karyawan di sektor pertambangan. Dengan integrasi yang efisien, software ini mendukung akuntansi perusahaan tambang, menjadikan proses administrasi lebih tepat dan terorganisir.

Selain itu, software ini dapat diintegrasikan dengan sistem keuangan perusahaan, memudahkan pelaporan anggaran SDM secara lebih efisien. Anda dapat mencoba langsung kemampuan integrasinya dengan modul bisnis lainnya melalui demo gratis yang ditawarkan oleh vendor ini.

Lalu, bagaimana software HR ScaleOcean mendukung pengelolaan sistem roster di tambang? Berikut adalah beberapa fitur penting yang berperan dalam hal ini:

1. E-Absensi

Fitur ini memungkinkan pencatatan kehadiran karyawan secara otomatis melalui sistem digital. Kehadiran pekerja yang ada di berbagai lokasi dapat dipantau secara akurat dan real-time. Fitur ini membantu memastikan jadwal shift diikuti dengan benar dan meminimalkan kesalahan manual dalam penyusunan laporan kehadiran karyawan.

2. Leave Management

Fitur ini mempermudah pengelolaan izin dan cuti pekerja. Karyawan dapat mengajukan cuti roster secara online, dan sistem secara otomatis menghitung sisa cuti roster serta menyesuaikan jadwal kerja. Fitur ini membantu manajer tambang mengatur tenaga kerja yang tersedia setiap hari dan menghindari kekosongan shift karena cuti tak terpantau.

3. Shift and Roster Management

Fitur ini dirancang khusus untuk mengelola jadwal shift kerja yang kompleks. Dengan sistem ini, perusahaan tambang dapat merancang jadwal kerja secara otomatis sesuai dengan kebutuhan operasional. Sistem akan mengatur rotasi shift, memastikan distribusi jam kerja yang adil, serta membantu menghindari kesalahan penjadwalan.

4. Compliance Management

Fitur ini membantu memastikan bahwa sistem pembagian jadwal kerja ini sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Seperti jam kerja maksimum dan waktu istirahat. Ini sangat penting di sektor tambang yang memiliki regulasi ketat terkait jam kerja dan keselamatan kerja.

5. Overtime Management

Fitur ini memungkinkan penghitungan lembur secara otomatis berdasarkan jadwal kerja dan jam tambahan yang dilakukan pekerja. Fitur ini membantu manajer tambang mengelola biaya lembur dengan lebih efektif, serta memastikan bahwa setiap pekerja mendapatkan kompensasi sesuai aturan yang berlaku.

6. Workforce Analytics

Fitur analitik ini menyediakan data terkait kehadiran, produktivitas, dan performa karyawan. Di sektor tambang, analisis ini sangat penting untuk memastikan bahwa penugasan shift dan roster berjalan efisien serta mendukung optimalisasi tenaga kerja.

Kesimpulan

Roster kerja merupakan sistem yang krusial bagi industri dengan operasional yang terus berjalan, seperti pertambangan. Dengan penerapan yang tepat, sistem ini dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kesejahteraan karyawan.

Perusahaan harus memastikan bahwa sistem cuti roster yang diterapkan mematuhi peraturan yang berlaku dan memberikan hak-hak karyawan secara adil. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan masing-masing karyawan dan kondisi kerja saat menyusun jadwal kerja dan cuti.

Apabila perusahaan terus mencoba mengoptimalkan sistem ini, terutama dengan dukungan software HR yang tepat seperti ScaleOcean HR Insight, perusahaan akan dapat mengatasi hambatan yang ada dan memaksimalkan potensi bisnis.

Referensi:

FAQ:

1. Apa itu sistem kerja roster?

Sistem kerja roster adalah metode untuk mengatur jadwal, rotasi, dan waktu kerja karyawan di industri yang beroperasi 24/7. Sistem ini memastikan operasional berjalan lancar dengan mengatur jam kerja, hari libur, dan istirahat untuk mencegah kelelahan dan kecelakaan kerja.

2. Apa itu roster kerja 8:2?

Roster 8:2 adalah pola kerja yang mengharuskan karyawan bekerja 8 minggu berturut-turut, kemudian mendapatkan 2 minggu istirahat atau cuti. Sistem ini umum diterapkan di industri seperti pertambangan, migas, dan logistik, yang memiliki lokasi kerja terpencil.

3. Apa itu roster kerja 13:1?

Roster 13:1 adalah sistem kerja di mana karyawan bekerja selama 13 hari berturut-turut dan mendapatkan 1 hari libur. Sistem ini umum diterapkan di industri pertambangan dan dapat berbeda pada industri lain, seperti perminyakan.

4. Bagaimana cara kerja jadwal 5/2/5/3?

Jadwal kerja 5/2/5/3 mengatur karyawan untuk bekerja selama lima hari, kemudian libur dua hari, dilanjutkan dengan kerja lima hari, dan libur tiga hari. Struktur ini digunakan untuk mengatur keseimbangan antara kerja dan istirahat secara efisien.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap