Mengelola jadwal kerja dan cuti pekerja tambang tanpa sistem yang tepat bisa menjadi tantangan besar. Tanpa sistem roster, jadwal sering tumpang tindih dan proses persetujuan cuti menjadi rumit.
Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan sistem kerja roster yang efisien agar jadwal lebih terorganisir, alokasi tenaga kerja lebih optimal, dan proses persetujuan cuti berjalan lebih lancar, sehingga dapat mengurangi beban kerja HR.
Sistem kerja roster adalah metode penjadwalan yang digunakan untuk mengatur jam kerja karyawan, khususnya di industri yang memerlukan operasi berkelanjutan seperti pertambangan. Dengan sistem ini, rotasi tugas, jam kerja, waktu istirahat, dan cuti karyawan diatur dengan jelas.
Di artikel ini, temukan informasi penting mengenai sistem roster, mulai dari pengertian, jenis, manfaat, hingga bagaimana cara penerapannya. Selain itu, kami akan memberikan solusi praktis untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja tambang Anda.
- Sistem roster adalah sistem penjadwalan yang mengatur waktu kerja karyawan, termasuk jadwal, durasi, dan siapa yang bekerja, umum digunakan di industri 24/7 seperti pertambangan.
- Jenis sistem roster kerja di antaranya roster harian (5:2, 6:1, 4:3), shift roster (operasi 24 jam), roster 14:7, rotasi (14/7 atau 28/14), FIFO (Fly In, Fly Out), dan sistem on-call.
- Manfaat sistem roster tambang: efisiensi operasional, keseimbangan jadwal kerja, peningkatan produktivitas, dan pengurangan risiko kecelakaan kerja.
- Software HR ScaleOcean, solusi untuk memudahkan pengaturan jadwal kerja dan pengelolaan gaji karyawan di sektor pertambangan.
Apa itu Sistem Kerja Roster?
Sistem kerja roster adalah sistem penjadwalan yang mengatur waktu kerja karyawan, termasuk siapa yang bekerja, kapan, dan durasinya. Sistem ini sangat penting bagi perusahaan yang beroperasi 24/7 atau yang memerlukan fleksibilitas waktu kerja, seperti di sektor pertambangan.
Selain itu, roster kerja juga mempermudah pengelolaan cuti, absensi, dan lembur karyawan. Dengan menggunakan roster, perusahaan dapat mengelola rotasi kerja, menghindari kelebihan atau kekurangan staf, dan memastikan operasional berjalan lancar.
Sebuah studi dari Caterpillar Global Mining yang dikutip dalam artikel Fatigue Science mengungkapkan bahwa kelelahan operator menyumbang sekitar 65% dari kecelakaan truk pengangkut tambang. Hal ini menunjukkan pentingnya manajemen waktu kerja yang baik untuk mengurangi potensi kecelakaan yang disebabkan oleh kelelahan.
Namun, penerapan sistem roster kerja juga membutuhkan perhatian ekstra terhadap fleksibilitas dan akurasi dalam pengelolaan. Misalnya, manajemen perlu memastikan bahwa setiap rotasi shift tetap memperhatikan waktu istirahat yang cukup. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penyesuaian agar sistem HRIS dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Cara Kerja Sistem Roster
Sistem roster adalah alat penting dalam pengelolaan sumber daya manusia di perusahaan. Dengan memastikan penjadwalan yang tepat, rotasi tugas yang efisien, serta perencanaan cuti yang matang, sistem ini membantu perusahaan untuk mengelola tenaga kerja secara optimal. Berikut adalah penjelasan mengenai cara kerja sistem roster ini:
1. Penjadwalan
Sistem roster mengatur jadwal kerja karyawan dengan menetapkan kapan mereka harus bekerja, durasi kerja, dan waktu istirahat. Dengan penjadwalan yang jelas, perusahaan dapat memastikan semua karyawan bekerja sesuai dengan ketentuan, menjaga kelancaran operasional dan menghindari kesalahan akibat kekurangan atau kelebihan tenaga kerja.
2. Rotasi Tugas
Rotasi tugas dilakukan dengan pergantian giliran kerja secara bergiliran untuk memastikan semua tugas tercakup dengan baik. Sistem ini juga membantu mencegah kejenuhan karyawan dan menjaga produktivitas mereka dalam jangka panjang. Pengaturan shift yang tepat memastikan bahwa beban kerja tersebar merata di antara semua anggota tim.
3. Perencanaan Cuti
Perencanaan cuti dalam sistem roster memastikan bahwa setiap periode istirahat atau cuti dilakukan secara terstruktur, tanpa mengganggu operasional perusahaan. Dengan perencanaan yang baik, perusahaan dapat memastikan ada tenaga kerja yang cukup selama karyawan yang lain mengambil cuti, menjaga kelancaran operasional di setiap waktu.
4. Pengelolaan Sumber Daya
Sistem roster membantu pengelolaan sumber daya manusia dengan efisien, termasuk absensi, lembur, dan alokasi tugas. Hal ini memudahkan manajemen untuk memantau kinerja dan memastikan bahwa setiap sumber daya dimanfaatkan secara optimal, sehingga operasional dapat berjalan dengan lancar tanpa pemborosan.
Jenis-Jenis Sistem Roster Kerja

Sistem roster kerja adalah metode penjadwalan yang mengatur jam kerja karyawan secara terstruktur. Berbagai jenis sistem roster kerja tersedia, masing-masing dengan karakteristik dan penerapan yang berbeda.
Beberapa jenis yang sering digunakan antara lain: roster harian, shift roster, roster 5:2, roster 6:1, roster 14:7, dan roster rotasi. Untuk lebih detail, berikut penjelasan masing-masing jenis sistem roster kerja di industri pertambangan:
1. Roster Kerja 5:2
Pada sistem roster 5:2, karyawan bekerja selama 5 hari dan libur 2 hari, misalnya Senin hingga Jumat bekerja dan Sabtu hingga Minggu libur. Sistem ini sering digunakan dalam industri perkantoran dan sektor jasa, di mana waktu kerja lebih fleksibel dengan kebutuhan operasional yang standar.
2. Roster Kerja 4:3
Sistem roster 4:3 mengatur karyawan untuk bekerja selama 4 hari berturut-turut, diikuti dengan 3 hari libur. Jenis sistem ini sering diterapkan di sektor yang memiliki jam kerja padat namun masih membutuhkan keseimbangan istirahat yang baik, seperti call center atau pusat layanan pelanggan.
3. Roster Kerja 6:1
Pada sistem roster 6:1, karyawan bekerja selama 6 hari berturut-turut dan diberi 1 hari libur. Jenis ini lebih sering digunakan di industri dengan kebutuhan operasional tinggi seperti manufaktur dan tambang, di mana tenaga kerja dibutuhkan lebih intensif, namun tetap memberikan waktu istirahat bagi karyawan.
4. Sistem 4:2
Sistem 4:2 mengharuskan karyawan bekerja selama 4 minggu berturut-turut, kemudian diikuti dengan 2 minggu libur. Sistem ini sering diterapkan pada sektor yang membutuhkan tenaga kerja dalam jangka waktu panjang, seperti proyek tambang atau pengeboran minyak.
5. Sistem 8:2
Pada sistem 8:2, karyawan bekerja selama 8 minggu berturut-turut sebelum mendapatkan 2 minggu libur. Sistem ini juga diterapkan di industri yang membutuhkan kehadiran tenaga kerja secara intensif, seperti pada proyek-proyek tambang atau pengeboran.
6. Sistem 6:2
Sistem 6:2 mengatur karyawan bekerja selama 6 minggu berturut-turut dan libur 2 minggu. Fleksibilitas sistem-sistem ini memungkinkan perusahaan untuk memilih model yang paling sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan operasional, memberikan ruang untuk penyesuaian sesuai dengan sektor industri dan lokasi kerja yang berbeda.
7. Shift Roster
Shift roster diterapkan pada industri yang beroperasi 24 jam, seperti rumah sakit atau manufaktur. Karyawan bekerja dalam shift pagi, siang, atau malam. Sistem roster kerja ini memastikan operasional terus berjalan tanpa gangguan, meskipun jadwal kerja bisa berganti-ganti antara shift satu dengan lainnya.
8. Roster 14:7
Sistem roster 14:7 mengharuskan karyawan bekerja 14 hari berturut-turut di lokasi kerja, kemudian diberikan 7 hari libur penuh. Biasanya, sistem kerja roster ini diterapkan pada sektor seperti tambang atau pengeboran minyak, di mana kehadiran karyawan di lokasi kerja sangat dibutuhkan dalam periode panjang.
9. Roster Rotasi
Roster rotasi adalah sistem roster di mana karyawan bergantian dalam shift atau periode kerja tertentu, seperti 14/7 atau 28/14. Dengan rotasi ini, perusahaan dapat mengelola kebutuhan operasional jangka panjang, sambil memberikan waktu istirahat yang cukup bagi karyawan.
10. FIFO (Fly In, Fly Out)
Sistem FIFO umum diterapkan di industri tambang dan migas, di mana karyawan terbang ke lokasi kerja untuk bekerja dalam periode tertentu, lalu kembali setelah waktu kerja selesai. Sistem roster tambang ini memungkinkan perusahaan di lokasi terpencil untuk mendapatkan tenaga kerja dengan mudah.
11. Sistem On-Call
Sistem on-call memberikan fleksibilitas lebih bagi karyawan, karena mereka hanya dipanggil untuk bekerja saat dibutuhkan. Jadwalnya tidak tetap, memungkinkan perusahaan untuk mengelola sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan operasional yang muncul secara mendadak.
Pemilihan aplikasi roster kerja yang sesuai harus didasarkan pada kebutuhan operasional perusahaan, karakteristik industri, serta keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan pekerja. Untuk memudahkan pengelolaan jadwal kerja yang kompleks, penggunaan software HRM, seperti ScaleOcean, dapat membantu perusahaan merancang jadwal yang efisien.
Contoh Penerapan Jam Kerja Dalam Sistem Kerja Roster
Roster kerja adalah jadwal yang mengatur pembagian waktu, rotasi, dan shift karyawan untuk periode tertentu. Sistem ini umum diterapkan di industri yang membutuhkan kerja bergiliran atau beroperasi tanpa henti, seperti di sektor pertambangan, manufaktur, logistik, dan kesehatan.
Dalam sistem kerja roster, jam kerja ditentukan berdasarkan jadwal yang telah ditentukan oleh perusahaan. Setiap karyawan akan bekerja dengan pola rotasi yang memastikan keseimbangan antara jam kerja dan istirahat. Dengan demikian, kebutuhan operasional perusahaan tetap berjalan efisien.
Sebagai contoh, jika perusahaan menetapkan jam kerja 8 jam per hari, karyawan dapat dibagi menjadi dua shift. Shift pertama bisa dimulai pada pukul 07.00 hingga 15.00, sementara shift kedua dimulai pada pukul 15.00 hingga 23.00, memberikan waktu istirahat yang cukup di antara keduanya.
Sistem Shift Roster memastikan karyawan bekerja secara bergantian tanpa overloading. Selain itu, dengan perhitungan jam kerja yang teratur, perusahaan dapat menghindari penurunan produktivitas atau kelelahan karyawan, sehingga efisiensi operasional tetap terjaga.
Untuk perusahaan dengan kebutuhan 24 jam operasional, roster kerja bisa melibatkan tiga shift. Setiap shift bisa memuat 8 jam kerja, dengan rotasi tertentu untuk memastikan tidak ada shift yang terlalu panjang atau terlalu pendek bagi karyawan.
Dengan perhitungan yang tepat, manajemen waktu dalam sistem roster kerja memungkinkan perusahaan menjaga produktivitas karyawan, sambil tetap mengoptimalkan sumber daya yang ada. Di sisi lain, perusahaan dapat menerapkan kebijakan shift fleksibel untuk memenuhi kebutuhan pasar atau produksi secara lebih efektif.
Manfaat Sistem Jadwal Kerja Roster bagi Perusahan Tambang
Sistem roster memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan tambang, terutama dalam dua aspek penting manajemen sumber daya manusia (HR): penjadwalan kerja yang efisien dan pemenuhan hak cuti karyawan.
Berikut ini penjelasan lebih detail tentang manfaat sistem roster kerja tambang:
1. Mengotomatiskan Penjadwalan Kerja Karyawan
Sistem roster memungkinkan pengaturan jadwal kerja dan istirahat secara efisien. Dengan merencanakan shift secara teratur, sistem ini membantu mengurangi risiko kelelahan berlebihan, memastikan pekerja selalu siap dan fit untuk bekerja.
Hal ini tentu saja berpengaruh besar dalam membantu mengurangi risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi akibat kelelahan, sekaligus menjadi acuan dalam mengevaluasi indikator kinerja karyawan.
2. Memastikan Pemenuhan Hak Cuti Karyawan
Selain itu, sistem roster juga mempermudah manajemen cuti bagi karyawan tambang. Dengan adanya cuti roster, perusahaan dapat memastikan waktu istirahat yang cukup bagi karyawan tanpa mengganggu operasional. Proses ini juga menghindari kesulitan dalam penggantian tugas dan memastikan kelancaran operasional tambang.
Dengan memahami konsep dan manfaat roster kerja, perusahaan dapat mengatur waktu kerja karyawan dengan lebih efisien, meningkatkan produktivitas kerja, serta menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi karyawan.
3. Operasional Berkelanjutan
Sistem roster membantu memastikan kegiatan produksi tambang tetap berjalan tanpa henti, 24 jam sehari. Dengan pengaturan shift yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan operasionalnya tanpa mengurangi produktivitas atau membebani karyawan secara berlebihan.
4. Kepatuhan Regulasi
Sistem ini juga memudahkan perusahaan tambang dalam mematuhi peraturan ketenagakerjaan terkait waktu kerja dan istirahat. Sesuai dengan perundang-undangan Ketenagakerjaan dan peraturan menteri terkait, sistem ini memastikan bahwa karyawan bekerja sesuai dengan jam kerja yang diatur dan memperoleh waktu istirahat yang cukup.
Kelebihan dan Kekurangan Sistem Roster Kerja

Sistem roster memang menjadi salah satu solusi efektif dalam manajemen sumber daya manusia di industri tambang, namun seperti halnya setiap sistem, tentu ada kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait kelebihan dan kekurangan dari sistem kerja roster dalam operasional tambang:
1. Kelebihan Sistem Roster Tambang
- Efisiensi operasional: Dengan sistem roster kerja, perusahaan dapat memastikan setiap karyawan memiliki jadwal kerja yang jelas sehingga tugas dikerjakan lebih efisien dan terencana. Hal ini mencegah kekosongan posisi atau penumpukan pekerjaan.
- Peningkatan kesejahteraan karyawan: Sistem ini juga membantu menjaga keseimbangan proporsi kerja dan istirahat sehingga meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan kerja.
- Kemampuan Fokus Karyawan Meningkat: Sistem roster yang memberikan masa kerja yang seimbang dengan masa cuti yang cukup memungkinkan karyawan untuk lebih fokus dan konsentrasi selama bekerja. Dengan waktu istirahat yang cukup, mereka kembali bekerja dengan energi yang lebih baik, meningkatkan kualitas dan produktivitas kerja.
- Peningkatan Produktivitas: Sistem roster memungkinkan operasi tambang berjalan secara terus-menerus, 24 jam sehari, tanpa gangguan. Hal ini meningkatkan efisiensi produksi, memungkinkan perusahaan untuk mencapai target yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih singkat.
2. Kekurangan Sistem Roster Tambang
- Fleksibilitas yang terbatas: Salah satu kelemahan sistem roster adalah kurangnya fleksibilitas. Karyawan harus mematuhi jadwal yang ditetapkan, yang mungkin tidak selalu sejalan dengan kebutuhan pribadi mereka (ada situasi darurat atau kebutuhan mendesak).
- Kompleksitas manajemen: Mengelola sistem roster kerja di industri tambang dengan banyak pekerja dan berbagai shift bisa sangat rumit, sehingga membutuhkan software khusus. Jika tidak dikelola dengan baik, sistem ini dapat menjadi tambahan tantangan bagi tim HR.
- Muncul Risiko Kesehatan: Kondisi kerja yang berat dan lama di tambang, seperti bekerja dalam shift panjang atau bekerja di lingkungan yang ekstrem, dapat menimbulkan risiko kecelakaan kerja, kelelahan, serta masalah kesehatan lainnya yang dapat mempengaruhi produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
- Resistensi Karyawan: Perubahan jadwal kerja yang dilakukan untuk memenuhi sistem roster seringkali menimbulkan resistensi dari karyawan yang tidak terbiasa dengan perubahan tersebut atau yang lebih menyukai jadwal kerja tetap. Ketidaknyamanan ini bisa mempengaruhi motivasi dan moral karyawan dalam jangka panjang.
Intinya, sistem roster menawarkan banyak manfaat bagi industri tambang, namun tetap perlu dikelola dengan baik agar kelemahan-kelemahannya tidak mengganggu operasional perusahaan.
Penerapan Sistem Roster Kerja di Industri Tambang
Penerapan sistem pembuat jadwal kerja di industri tambang memerlukan perencanaan yang teliti agar dapat berjalan dengan efisien. Proses ini melibatkan beberapa tahapan penting untuk memastikan sistem berjalan optimal, mengingat kompleksitas dan tantangan yang dihadapi oleh industri tambang.
Langkah pertama dalam implementasi adalah melakukan analisis kebutuhan operasional dan tenaga kerja. Manajemen perlu mengevaluasi jumlah pekerja yang diperlukan, jenis tugas yang harus dilakukan, serta durasi waktu yang ideal untuk setiap shift agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
Selain itu, data tentang jumlah tenaga kerja, keahlian, preferensi shift, serta riwayat produktivitas dan absensi sangat penting. Data ini akan menjadi dasar dalam menyusun jadwal kerja yang seimbang, yang memungkinkan pengelolaan karyawan dan operasional yang lebih efisien.
Perusahaan juga harus memperhatikan regulasi terkait jam kerja dan cuti roster. Menyusun sistem roster yang sesuai dengan peraturan yang berlaku sangat penting untuk menjaga kepatuhan terhadap hukum serta memastikan kesejahteraan karyawan.
Proses implementasi dimulai dengan pembuatan jadwal kerja yang rinci. Setelah itu, dilakukan sosialisasi kepada seluruh karyawan agar mereka memahami aplikasi roster kerja yang diterapkan dan bagaimana sistem ini dapat memberikan manfaat bagi mereka.
Terakhir, evaluasi rutin terhadap jadwal kerja yang sudah diterapkan perlu dilakukan untuk melakukan penyesuaian jika diperlukan. Dengan evaluasi berkala, aplikasi roster kerja ini akan tetap relevan dan efektif untuk mendukung operasi tambang yang optimal.
Tidak hanya itu, Anda juga bisa menggunakan software HRM terbaik, seperti software HR Insight dari ScaleOcean. Dengan implementasi software ini, tim HR Anda dapat mengelola jadwal kerja, cuti roster, hingga penggajian karyawan dalam satu platform yang sama.
Cara Menghitung Jam Kerja Karyawan Tambang Menggunakan Sistem Roster

Menghitung jam kerja karyawan tambang menggunakan sistem roster kerja adalah langkah penting untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
Cara perhitungan jam kerja dalam sistem ini bisa bervariasi tergantung pada jenis roster yang digunakan, namun prinsip dasarnya tetap sama. Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat diikuti, disertai contoh kasus.
Pertama, tentukan periode kerja yang berlaku dalam satu siklus roster. Misalnya, jika menggunakan sistem roster 2:1, karyawan bekerja selama 14 hari dan mendapatkan istirahat selama 7 hari. Dalam satu siklus, total hari kerja adalah 14 hari.
Kedua, hitung total jam kerja dalam satu siklus. Misalnya, jika durasi kerja harian adalah 10 jam, maka perhitungan total jam kerja dalam satu siklus adalah:
Total Jam Kerja = Jumlah Hari Kerja x Jam Kerja Harian = 14 Hari x 10 Jam = 140 Jam
Ketiga, untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi ketenagakerjaan, hitung rata-rata jam kerja mingguan. Misalnya, dalam satu siklus 21 hari (14 hari kerja + 7 hari istirahat), rata-rata jam kerja per minggu adalah:
Rata-Rata Jam Kerja = Total Jam Kerja / Jumlah Minggu = 140 Jam / 3 Minggu = 46,67 Jam per Minggu
Perhitungan ini memungkinkan perusahaan untuk memastikan jadwal kerja karyawan sesuai dengan regulasi jam kerja yang berlaku, sambil tetap menjaga efisiensi operasional agar proses bisnis tetap berjalan optimal.
Hambatan dalam Penerapan Sistem Roster Kerja di Tambang
Penerapan sistem roster di industri tambang dapat memunculkan sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan operasional yang efektif dan kesejahteraan karyawan tetap terjaga.
Berikut adalah beberapa hambatan utama yang sering muncul dalam penerapan sistem roster kerja di tambang, serta bagaimana menghadapinya:
1. Ketidakcocokan dengan Kebutuhan Operasional
Salah satu tantangan utama dalam penerapan sistem kerja roster adalah ketidaksesuaian antara roster yang diterapkan dengan kebutuhan operasional tambang. Hal ini dapat terjadi ketika waktu istirahat yang terlalu panjang menyebabkan kurangnya tenaga kerja pada saat dibutuhkan.
Untuk mengatasi hal tersebut, penting untuk melakukan analisis kebutuhan operasional secara menyeluruh. Dengan pemahaman yang baik tentang tuntutan pekerjaan, perusahaan dapat memilih jenis roster yang lebih tepat dan mendukung kelancaran operasional.
2. Dampak Terhadap Kesehatan dan Kesejahteraan Karyawan
Sistem roster yang tidak seimbang, seperti yang melibatkan periode kerja yang terlalu panjang, dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
Keletihan yang berlebihan tidak hanya menurunkan produktivitas, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Untuk mengatasi ini, perusahaan perlu memastikan adanya rotasi jadwal kerja yang wajar dan waktu istirahat yang cukup bagi setiap karyawan.
3. Kesulitan dalam Penyesuaian dan Sosialisasi
Implementasi sistem roster kerja baru sering kali dihadapkan pada resistensi dari karyawan yang terbiasa dengan jadwal kerja lama. Penyesuaian ini bisa menjadi hambatan jika tidak dilakukan dengan pendekatan yang tepat.
Perusahaan harus gencar melakukan sosialisasi yang efektif dan melibatkan karyawan dalam proses perencanaan, sehingga mereka merasa lebih nyaman dan dapat beradaptasi dengan perubahan.
4. Kurangnya Pemahaman tentang Sistem Roster Kerja
Tanpa pemahaman yang memadai, karyawan akan kesulitan beradaptasi dengan sistem roster yang baru. Hal ini bisa menyebabkan kebingungannya dalam mengikuti jadwal kerja, yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas dan kepuasan kerja. Manajemen yang tidak paham juga bisa menyebabkan pengelolaan cuti yang tidak efisien.
5. Terjadi Kesalahan dalam Penjadwalan
Kesalahan dalam penjadwalan dapat menyebabkan ketidakseimbangan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan. Kekurangan atau kelebihan tenaga kerja dapat mengganggu kelancaran operasional dan menurunkan kesejahteraan karyawan. Penjadwalan yang tidak akurat juga meningkatkan risiko kecelakaan atau kelelahan berlebihan di tempat kerja.
6. Resistensi Karyawan terhadap Perubahan
Perubahan jadwal kerja sering kali ditentang oleh karyawan yang sudah terbiasa dengan pola kerja sebelumnya. Resistensi ini dapat mengurangi motivasi dan produktivitas karyawan, serta menyebabkan ketegangan dalam hubungan industrial. Oleh karena itu, penting untuk mengelola perubahan dengan baik agar transisi berjalan lancar.
7. Keterbatasan Teknologi di Lokasi Tambang
Di lokasi tambang terpencil, keterbatasan konektivitas internet dan perangkat keras dapat menghambat penerapan sistem roster yang efisien. Tanpa teknologi yang memadai, pengelolaan jadwal dan data karyawan menjadi lebih sulit dan rentan terhadap kesalahan.
Cara Mengoptimalkan Sistem Roster Kerja
Mengoptimalkan sistem roster adalah kunci untuk memastikan operasional tambang yang efisien dan kesejahteraan karyawan yang terjaga. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat memaksimalkan manfaat dari sistem roster sambil meminimalkan potensi hambatan.
Berikut cara untuk mengoptimalkan penerapan sistem roster kerja:
1. Lakukan Evaluasi dan Penyesuaian Berkala
Sistem roster yang optimal memerlukan evaluasi dan penyesuaian secara berkala. Strategi ini akan membantu perusahaan untuk mengenali atau mengidentifikasi aspek apa saja yang memerlukan perbaikan atau.
Evaluasi berkala pasca implementasi awal aplikasi roster kerja ini juga memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan jadwal berdasarkan feedback dari karyawan, sehingga menciptakan jadwal kerja yang lebih responsif terhadap kebutuhan mereka.
2. Libatkan Karyawan dalam Proses Perencanaan
Keterlibatan karyawan dalam perencanaan roster kerja dapat meningkatkan tingkat kepuasan dan keterlibatan mereka. Dengan meminta masukan dan mempertimbangkan preferensi mereka, perusahaan dapat menciptakan sistem roster yang lebih seimbang dan diterima oleh seluruh tim.
Selain itu, karyawan yang merasa dihargai dan didengar cenderung menjadi lebih termotivasi. Hal ini berujung pada peningkatan produktivitas dan suasana kerja yang lebih positif.
3. Fleksibilitas dalam Penjadwalan
Pastikan sistem roster memiliki fleksibilitas dengan memberikan opsi swap shift atau pengaturan jadwal yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan karyawan. Dengan memberikan fleksibilitas, perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan operasional dan kenyamanan karyawan.
4. Monitoring dan Evaluasi Roster
Secara rutin pantau efektivitas sistem roster yang telah diterapkan. Evaluasi apakah ada masalah seperti kekurangan atau kelebihan tenaga kerja, atau ketidaksesuaian dengan performa karyawan. Berdasarkan hasil evaluasi, perbaikan dapat dilakukan untuk memastikan sistem roster tetap efektif dan sesuai dengan tujuan perusahaan.
Selain itu, timesheet management dapat digunakan untuk memantau jam kerja karyawan dengan lebih akurat. Dengan sistem ini, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap karyawan bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, sekaligus memudahkan dalam proses evaluasi dan perbaikan sistem roster.
5. Komunikasi yang Jelas
Pastikan semua karyawan mendapatkan informasi terkait jadwal mereka dengan jelas dan tepat waktu. Menggunakan platform komunikasi internal atau aplikasi mobile dapat mempermudah penyampaian jadwal kepada karyawan, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik.
6. Gunakan Software HR untuk Automatisasi dan Pemantauan
Software HR dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam mengelola sistem roster kerja. Dengan menggunakan software ini, perusahaan dapat mengotomatisasi penjadwalan, memantau kehadiran karyawan, dan memastikan bahwa sistem tersebut sesuai dengan regulasi ketenagakerjaan yang berlaku.
Selain itu, software HR memberikan kemampuan bagi manajemen untuk membuat penyesuaian jadwal secara cepat berdasarkan data real time. Dengan begitu, perusahaan dapat lebih efisien dalam mengakomodasi perubahan operasional tanpa mengganggu kelancaran kerja.
Di sisi lain, dalam proses perekrutan, applicant tracking system (ATS) juga berperan penting. ATS membantu perusahaan dalam mengelola lamaran pekerjaan secara otomatis, menyaring pelamar sesuai kriteria, dan memantau status aplikasi, yang pada akhirnya mempercepat pengambilan keputusan yang lebih tepat.
Kelola Sistem Roster Kerja Lebih Efisien dengan Software HRM ScaleOcean
Dengan memahami cara mengoptimalkan sistem roster, langkah selanjutnya adalah memilih alat yang tepat untuk mendukung penerapannya. Inilah saatnya Anda mempertimbangkan penggunaan software HRM yang andal, seperti ScaleOcean HR Insight.
Selain membantu dalam mengatur sistem jadwal kerja, software HR ScaleOcean juga memudahkan pengelolaan gaji (payroll) bagi karyawan di sektor pertambangan. Dengan integrasi yang baik, software ini sangat cocok digunakan dalam akuntansi perusahaan tambang, sehingga proses administrasi berjalan lebih efisien dan akurat.
Software ini juga dapat diintegrasikan dengan mudah ke sistem keuangan perusahaan sehingga pelaporan anggaran SDM menjadi lebih mudah dan efisien. Anda bisa cek langsung bagaimana cara kerja software HRM ScaleOcean dan kemampuan integrasinya dengan modul bisnis lain dengan mengakses penawaran demo gratis yang vendor ini tawarkan.
Lalu, bagaimana software HR ScaleOcean mempermudah pengelolaan sistem kerja roster di tambang? Berikut ini fitur-fitur yang berperan penting terkait kebutuhan tersebut:
1. E-Absensi
Fitur ini memungkinkan pencatatan kehadiran karyawan secara otomatis melalui sistem digital. Kehadiran pekerja yang ada di berbagai lokasi dapat dipantau secara akurat dan real-time. Fitur ini membantu memastikan jadwal shift diikuti dengan benar dan meminimalkan kesalahan manual dalam penyusunan laporan kehadiran karyawan.
2. Leave Management
Fitur ini mempermudah pengelolaan izin dan cuti pekerja. Karyawan dapat mengajukan cuti roster secara online, dan sistem secara otomatis menghitung sisa cuti roster serta menyesuaikan jadwal kerja. Fitur ini membantu manajer tambang mengatur tenaga kerja yang tersedia setiap hari dan menghindari kekosongan shift karena cuti tak terpantau.
3. Shift and Roster Management
Fitur ini dirancang khusus untuk mengelola jadwal shift kerja yang kompleks. Dengan sistem ini, perusahaan tambang dapat merancang jadwal kerja secara otomatis sesuai dengan kebutuhan operasional. Sistem akan mengatur rotasi shift, memastikan distribusi jam kerja yang adil, serta membantu menghindari kesalahan penjadwalan yang dapat mengganggu operasional tambang.
4. Compliance Management
Fitur ini membantu memastikan bahwa sistem pembagian jadwal kerja ini sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Seperti jam kerja maksimum dan waktu istirahat. Ini sangat penting di sektor tambang yang memiliki regulasi ketat terkait jam kerja dan keselamatan kerja.
5. Overtime Management
Fitur ini memungkinkan penghitungan lembur secara otomatis berdasarkan jadwal kerja dan jam tambahan yang dilakukan pekerja. Fitur ini membantu manajer tambang mengelola biaya lembur dengan lebih efektif, serta memastikan bahwa setiap pekerja mendapatkan kompensasi sesuai aturan yang berlaku.
6. Workforce Analytics
Fitur analitik ini menyediakan data terkait kehadiran, produktivitas, dan performa karyawan. Di sektor tambang, analisis ini sangat penting untuk memastikan bahwa penugasan shift dan roster berjalan efisien serta mendukung optimalisasi tenaga kerja.
Melihat manfaat yang ditawarkan, Anda mungkin tertarik untuk tahu lebih lanjut bagaimana software ini bekerja, terutama dalam mengoptimalkan sistem roster kerja di bisnis tambang Anda.
Untuk itu, segera konsultasi langsung dengan tim ahli kami atau minta akses demo gratis sekarang, dan lihat sendiri bagaimana ScaleOcean HR Insight dapat mengubah efektivitas manajemen HR bisnis tambang Anda.
Kesimpulan
Roster kerja merupakan sistem yang krusial bagi industri dengan operasional yang terus berjalan, seperti pertambangan. Dengan penerapan yang tepat, sistem ini dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kesejahteraan karyawan.
Perusahaan harus memastikan bahwa sistem cuti roster yang diterapkan mematuhi peraturan yang berlaku dan memberikan hak-hak karyawan secara adil. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan masing-masing karyawan dan kondisi kerja saat menyusun jadwal kerja dan cuti.
Apabila perusahaan terus mencoba mengoptimalkan sistem ini, terutama dengan dukungan software HR yang tepat seperti ScaleOcean HR Insight, perusahaan akan dapat mengatasi hambatan yang ada dan memaksimalkan potensi bisnis.
Referensi:
- Shuling Xu, Nicholas G. Hall. (2021). Fatigue, personnel scheduling and operations: Review and research opportunities. European Journal of Operational Research, Volume 295, Pages 807-822.
- Skýpalová R. et al. (2022). A Study on Employee Experience with Shift Work. Economics & Sociology, Vol. 15, No. 3.
- Maisey G. et al. (2022). Digging for data: How sleep is losing out to roster design. Applied Ergonomics, Volume 99.
FAQ:
1. Apa itu sistem kerja roster?
Sistem kerja roster adalah metode untuk mengatur jadwal, rotasi, dan waktu kerja karyawan di industri yang beroperasi 24/7. Sistem ini memastikan operasional berjalan lancar dengan mengatur jam kerja, hari libur, dan istirahat untuk mencegah kelelahan dan kecelakaan kerja.
2. Apa itu roster kerja 8:2?
Roster 8:2 adalah pola kerja yang mengharuskan karyawan bekerja 8 minggu berturut-turut, kemudian mendapatkan 2 minggu istirahat atau cuti. Sistem ini umum diterapkan di industri seperti pertambangan, migas, dan logistik, yang memiliki lokasi kerja terpencil.
3. Apa itu roster kerja 13:1?
Roster 13:1 adalah sistem kerja di mana karyawan bekerja selama 13 hari berturut-turut dan mendapatkan 1 hari libur. Sistem ini umum diterapkan di industri pertambangan dan dapat berbeda pada industri lain, seperti perminyakan.
4. Bagaimana cara kerja jadwal 5/2/5/3?
Jadwal kerja 5/2/5/3 mengatur karyawan untuk bekerja selama lima hari, kemudian libur dua hari, dilanjutkan dengan kerja lima hari, dan libur tiga hari. Struktur ini digunakan untuk mengatur keseimbangan antara kerja dan istirahat secara efisien.



