Sistem Kerja Roster dan Mekanisme Cuti Pekerja Tambang
3 Min Read Posted on 08 Oct 2024
Daftar Isi
Apakah Anda pernah mengalami kesulitan dalam mengatur jadwal kerja dan cuti para pekerja tambang? Atau mungkin Anda pernah ada di situasi di mana jadwal kerja karyawan tumpang tindih dan proses persetujuan cuti yang rumit sehingga menghambat produktivitas tim?
Hal ini sering menjadi salah satu penyebab sakit kepala tim HR di perusahaan tambang, terutama jika perusahaan belum menerapkan sistem kerja roster yang optimal.
Bayangkan jika semua itu bisa dihindari dengan sistem yang tepat—pekerja lebih terkoordinasi, alokasi kerja lebih efisien, dan persetujuan cuti menjadi lebih mudah.
Dalam artikel ini, kami akan membahas segala hal yang perlu Anda ketahui tentang sistem roster kerja di tambang, mulai dari pengertian dasar, manfaatnya, hingga berbagai hambatan yang mungkin dihadapi serta solusi untuk mengatasinya.
Mari kita pelajari lebih dalam bagaimana sistem ini dapat membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pekerja tambang Anda.
1. Apa itu Sistem Roster Kerja?
Sistem kerja roster tetap adalah jadwal kerja yang konsisten dan tidak mengalami perubahan setiap minggu atau bulan. Contohnya, jika sebuah perusahaan menerapkan skema roster 8:2, karyawan akan bekerja selama 8Â minggu berturut-turut, lalu mendapatkan waktu istirahat selama 2Â minggu.
Dalam konteks industri tambang, di mana operasi berjalan 24/7 dan seringkali berada di lokasi terpencil, sistem roster kerja menjadi hal yang sangat penting untuk diterapkan.
Fungsi utamanya yaitu untuk memastikan setiap pekerja memiliki waktu kerja yang teratur dan terukur, sekaligus mendapatkan istirahat yang cukup. Dengan sistem ini, perusahaan dapat memaksimalkan produktivitas tanpa mengorbankan kesejahteraan karyawan.
Apa yang terjadi jika sistem roster kerja ini diabaikan? Tanpa sistem ini, perusahaan tambang berisiko menghadapi berbagai masalah dengan dampak yang sangat signifikan.
Karyawan tambang dapat mengalami kelelahan ekstrem yang bisa menurunkan tingkat produktivitas, meningkatkan risiko kecelakaan kerja, dan mendorong tingkat turnover yang tinggi.
Melansir dari artikel Fatigue Science, menurut sebuah studi yang dilakukan oleh Caterpillar Global Mining, kelelahan operator menyumbang sekitar 65% dari kecelakaan truk pengangkut tambang.
Kesalahan dan kecelakaan akibat kelelahan dapat menyebabkan peningkatan biaya operasional, seperti yang dijelaskan dalam salah satu artikel Investopedia.
Melihat tingkat kecelakaan yang begitu tinggi pada data di atas, bisa dibayangkan berapa banyak biaya yang harus Anda keluarkan untuk recovery dan menutup kerugian dari insiden tersebut.
Selain itu, jadwal kerja yang tidak teratur dapat menyebabkan ketidakpuasan di antara karyawan, yang pada akhirnya merugikan perusahaan dalam jangka panjang. Ketidakpuasan karyawan dapat mengakibatkan absenteeism hingga turnover rate yang tinggi.
Jadi, tidak menerapkan sistem roster kerja di industri tambang bisa diibaratkan seperti "mengemudi tanpa rem"—cepat, tetapi berbahaya.
Inilah mengapa penerapan sistem roster kerja yang efektif adalah kebutuhan, bukan pilihan, untuk memastikan operasional tambang yang aman dan efisien tanpa mengesampingkan kesejahteraan karyawan.
2. Manfaat Sistem Jadwal Kerja Roster bagi Perusahan Tambang
Sistem roster kerja memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan tambang, terutama dalam dua aspek penting manajemen sumber daya manusia (HR): penjadwalan kerja yang efisien dan pemenuhan hak cuti karyawan. Berikut ini penjelasan lebih detailnya:
a. Sistem Kerja Roster sebagai Sistem Penjadwalan Kerja Karyawan Tambang
Sistem kerja roster berfungsi untuk mengatur jadwal kerja karyawan tambang secara efisien, memastikan keseimbangan antara waktu kerja dan istirahat karyawan. Dengan mengelola shift secara terencana, sistem ini membantu perusahaan memaksimalkan produktivitas sambil menjaga kesejahteraan karyawan.
Dengan sistem ini, manajemen dapat mengatur waktu kerja dan istirahat karyawan tambang dengan tepat, menghindari kelelahan berlebih, dan memastikan bahwa setiap tugas ditangani oleh pekerja yang fit dan siap kerja.
Hal ini tentu saja berpengaruh besar dalam membantu mengurangi risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi akibat kelelahan, sekaligus menjadi acuan dalam mengevaluasi indikator kinerja karyawan.
b. Sistem Kerja Roster sebagai Sarana Pemenuhan Hak Cuti Karyawan Tambang
Sistem kerja roster juga mencakup cuti roster (roster leave), yaitu waktu istirahat yang diberikan kepada karyawan setelah menyelesaikan periode kerja bergilir. Cuti ini dirancang untuk menyeimbangkan kebutuhan operasional tambang dengan kesejahteraan karyawan, memastikan mereka memiliki waktu istirahat yang cukup.
Sistem ini memungkinkan manajemen untuk merencanakan penggantian tugas dengan lebih mudah sehingga cuti karyawan dapat diatur dengan lebih adil dan teratur.
Dengan kata lain, karyawan tidak perlu khawatir cuti mereka ditolak hanya karena “tidak ada pengganti” dan perusahaan tetap berjalan lancar tanpa hambatan meski ada pergantian jadwal kerja.
Tentunya akan sangat merepotkan jika proses pengelolaan sistem kerja roster ini dilakukan dengan sistem tradisional (manual), terutama bagi perusahaan dengan jumlah karyawan yang banyak dan lokasi penambangan di beberapa tempat.
Namun, proses ini dapat diotomatisasi dan dapat di-update secara real-time dengan menggunakan software HRM, contohnya software HR Insight dari ScaleOcean. Melalui software ini, tim HR Anda dapat mengelola jadwal kerja, cuti, hingga penggajian karyawan dalam satu platform yang sama.
Apabila Anda tertarik, Anda bisa konsultasi dan mencoba demo gratis software HRM dari ScaleOcean sekarang untuk mendapatkan pengalaman langsung tentang fitur-fitur dan cara kerja dari software mereka.
3. Kelebihan dan Kekurangan dari Sistem Roster Kerja
Sistem roster kerja memang menjadi salah satu solusi efektif dalam manajemen sumber daya manusia di industri tambang, namun seperti halnya setiap sistem, tentu ada kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa poin penting terkait kelebihan dan kekurangan dari sistem ini dalam konteks operasional tambang.
Kelebihan:
Efisiensi operasional: Dengan sistem roster kerja, perusahaan dapat memastikan setiap karyawan memiliki jadwal kerja yang jelas sehingga tugas dikerjakan lebih efisien dan terencana. Hal ini mencegah kekosongan posisi atau penumpukan pekerjaan.
Peningkatan kesejahteraan karyawan: Sistem ini juga membantu menjaga keseimbangan proporsi kerja dan istirahat sehingga meningkatkan kepuasan dan kesejahteraan kerja.
Kekurangan:
Fleksibilitas yang terbatas: Salah satu kelemahan sistem roster kerja adalah kurangnya fleksibilitas. Karyawan harus mematuhi jadwal yang ditetapkan, yang mungkin tidak selalu sejalan dengan kebutuhan pribadi mereka (ada situasi darurat atau kebutuhan mendesak).
Kompleksitas manajemen: Mengelola sistem roster kerja di industri tambang dengan banyak pekerja dan berbagai shift bisa sangat rumit, sehingga membutuhkan software khusus. Jika tidak dikelola dengan baik, sistem ini dapat menjadi tambahan tantangan bagi tim HR.
Intinya, sistem roster kerja menawarkan banyak manfaat bagi industri tambang, namun tetap perlu dikelola dengan baik agar kelemahan-kelemahannya tidak mengganggu operasional perusahaan.
4. Penerapan Sistem Roster Kerja di Industri Tambang
Penerapan sistem roster kerja di industri tambang memerlukan pendekatan yang matang dan terstruktur. Ada tahapan-tahapan yang harus dijalani dengan baik agar penerapannya optimal.
Langkah pertama adalah melakukan analisis kebutuhan operasional dan tenaga kerja. Manajemen harus memahami betul tentang jumlah pekerja yang dibutuhkan, jenis tugas yang harus diselesaikan, dan durasi waktu yang optimal untuk setiap shift.Â
Selain itu, perusahaan juga harus memastikan bahwa dokumen pengadaan konstruksi yang telah dibuat sudah sesuai dan memuat detail kebutuhan operasional yang diperlukan.Â
Selanjutnya, data yang diperlukan meliputi informasi detail tentang jumlah tenaga kerja, keahlian yang dimiliki, preferensi shift, serta data historis terkait produktivitas dan absensi. Data ini menjadi landasan untuk menyusun jadwal kerja yang seimbang dan efektif.
Perusahaan juga harus mempertimbangkan peraturan perundang-undangan terkait jam kerja dan cuti, sehingga sistem roster yang diterapkan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
Proses penerapan sistem roster kerja dimulai dengan pembuatan jadwal kerja yang terperinci, diikuti oleh sosialisasi kepada seluruh karyawan. Manajemen harus memastikan bahwa semua pihak memahami bagaimana sistem ini bekerja dan manfaatnya bagi mereka.
Langkah terakhir yang tidak boleh dilupakan yaitu melakukan evaluasi serta revisi atau penyesuaian terhadap jadwal kerja yang sudah dibuat secara berkala, untuk memastikan bahwa sistem ini tetap relevan dan efektif dalam memenuhi kebutuhan operasional tambang.
Ingat, meski tampak rumit, sistem roster kerja yang diterapkan dengan baik ibarat mesin yang disetel dengan presisi—hasilnya adalah operasi tambang yang berjalan lancar, karyawan yang puas, dan produktivitas yang optimal.
5. Jenis-jenis Sistem Roster Kerja
Pemilihan sistem roster kerja yang tepat sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara produktivitas operasional dan kesejahteraan karyawan. Setiap jenis roster kerja memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing, serta cocok diterapkan dalam kondisi tertentu.
Pembagian kategori sistem kerja roster didasarkan pada pola jadwal kerja dan istirahat yang diterapkan. Sistem roster dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan apakah jadwalnya konsisten (tetap), bergantian secara rutin (berputar), atau menggabungkan elemen dari keduanya (kombinasi). Berikut adalah penjelasan lebih lengkapnya:
a. Roster Tetap
Roster tetap adalah sistem kerja di mana jadwal kerja dan istirahat tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Artinya, karyawan sudah tahu pasti kapan mereka bekerja dan kapan waktu untuk beristirahat, setiap minggu atau bulan. Kelebihan dari sistem ini adalah konsistensi yang memudahkan karyawan dalam merencanakan aktivitas pribadi di luar pekerjaan.
Berikut ini contoh jenis sistem roster kerja yang masuk dalam kategori roster tetap:
1) Sistem Kerja Roster 2:1
Dalam sistem ini, karyawan bekerja selama 2 minggu di lokasi tambang, kemudian mereka mendapatkan 1 minggu istirahat. Roster ini cocok untuk tambang yang berlokasi di daerah terpencil, di mana akses pulang-perginya cukup sulit. Sistem ini memungkinkan pekerja mendapatkan waktu istirahat yang cukup setelah periode kerja yang intensif.
2) Sistem Kerja Roster 6:1
Sistem ini mengharuskan karyawan tambang bekerja selama 6 minggu, dilanjut 1 minggu berikutnya untuk istirahat. Jenis roster ini biasanya diterapkan dalam proyek tambang jangka pendek atau fase eksplorasi, di mana intensitas kerjanya lebih tinggi dan memerlukan kehadiran pekerja tambang secara terus-menerus.
3) Sistem Kerja Roster 7:7
Sistem roster ini menawarkan keseimbangan proporsi waktu kerja dan istirahat dengan pembagiannya yaitu 7 hari kerja lalu dilanjut 7 hari istirahat. Ini adalah salah satu jenis sistem roster kerja yang sangat disarankan dan sesuai dengan aturan Pemerintah Indonesia karena menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan waktu istirahat karyawan, mengurangi risiko kelelahan.
4) Sistem Kerja Roster 8:2
Selain sistem roster 7:7, Pemerintah Indonesia juga menyarankan penggunaan roster kerja 8:2 dimana pekerja tambang akan bekerja selama 8 minggu lalu 2 minggu berikutnya mereka istirahat.
Meskipun durasi kerjanya lebih panjang, kesempatan untuk istirahat penuh selama 2 minggu memberikan karyawan waktu yang cukup untuk pulih sebelum kembali ke lokasi tambang. Sistem roster jenis ini cocok untuk operasi atau proyek tambang jangka panjang.
5) Sistem Kerja Roster 10:2
Dalam sistem ini, karyawan bekerja selama 10 minggu diikuti oleh 2 minggu waktu istirahat. Roster ini digunakan dalam operasi tambang besar yang memerlukan kehadiran pekerja yang berkelanjutan untuk menjaga tingkat produktivitas agar tetap tinggi.
6) Sistem Kerja Roster 13:1
Sistem ini adalah salah satu jenis sistem kerja roster yang paling intensif, dengan proporsi 13 minggu kerja dan 1 minggu istirahat.
Pembagian ini biasanya diterapkan dalam kondisi proyek tambang yang sangat kritis, di mana setiap hari kerja sangatlah berarti. Penerapan sistem ini membutuhkan pengawasan ketat agar kesehatan dan kesejahteraan karyawan tetap terjamin.
b. Roster Berputar
Dalam sistem roster berputar, jadwal kerja tidak selalu sama setiap periodenya, tetapi berganti atau berputar sesuai dengan kebutuhan operasional. Misalnya, seorang karyawan mungkin bekerja di shift pagi pada minggu ini, kemudian berpindah ke shift malam pada minggu berikutnya.
Sistem ini sering diterapkan pada pekerjaan yang membutuhkan kehadiran terus-menerus, seperti di industri tambang atau manufaktur. Meskipun dinamis, sistem ini tetap memberi fleksibilitas dan variasi yang mungkin cocok bagi mereka yang tidak suka bekerja dalam ritme yang monoton.
Salah satu contoh jenis sistem roster kerja yang masuk dalam kategori roster berputar adalah sistem kerja roster FIFO. Roster FIFO memungkinkan karyawan untuk masuk ke lokasi tambang selama periode kerja tertentu, kemudian pergi keluar untuk istirahat.Â
Sistem roster FIFO juga membantu menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi karyawan, meskipun manajemen akan dihadapkan dengan tantangan logistik yang cukup signifikan.
c. Roster Kombinasi
Roster kombinasi, seperti namanya, adalah perpaduan antara roster tetap dan roster berputar. Ada elemen yang konsisten dalam hal kapan karyawan bekerja dan kapan mereka beristirahat, tetapi ada juga bagian yang berubah, biasanya terkait dengan shift kerja.
Ini adalah solusi yang memungkinkan perusahaan untuk tetap fleksibel sesuai kebutuhan operasional, sekaligus memberikan karyawan stabilitas di beberapa aspek.
6. Cara Menghitung Jam Kerja Karyawan Tambang Menggunakan Sistem Roster
Menghitung jam kerja karyawan tambang menggunakan sistem roster kerja adalah langkah penting untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi dan menjaga keseimbangan antara produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
Cara perhitungannya bisa bervariasi tergantung pada jenis roster yang digunakan, namun prinsip dasarnya tetap sama. Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat diikuti, disertai contoh kasus.
Pertama, tentukan periode kerja yang berlaku dalam satu siklus roster. Misalnya, jika menggunakan sistem roster 2:1, karyawan bekerja selama 14 hari dan mendapatkan istirahat selama 7 hari. Dalam satu siklus, total hari kerja adalah 14 hari.
Kedua, hitung total jam kerja dalam satu siklus. Misalnya, jika durasi kerja harian adalah 10 jam, maka perhitungan total jam kerja dalam satu siklus adalah:
Ketiga, untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi ketenagakerjaan, hitung rata-rata jam kerja mingguan. Misalnya, dalam satu siklus 21 hari (14 hari kerja + 7 hari istirahat), rata-rata jam kerja per minggu adalah:
Dengan perhitungan ini, perusahaan dapat memastikan bahwa jadwal kerja karyawan sesuai dengan batasan jam kerja yang ditetapkan pemerintah, sambil menjaga efisiensi operasional.
7. Hambatan dalam Penerapan Sistem Roster Kerja di Tambang
Penerapan sistem roster kerja di industri tambang dapat memunculkan sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan operasional yang efektif dan kesejahteraan karyawan tetap terjaga.
Berikut adalah beberapa hambatan utama yang sering muncul dalam penerapan sistem roster kerja di tambang, serta bagaimana menghadapinya:
a. Ketidakcocokan dengan Kebutuhan Operasional
Salah satu hambatan utama adalah ketidakcocokan antara sistem roster yang diterapkan dengan kebutuhan operasional tambang.
Misalnya, dalam proyek yang memerlukan kehadiran karyawan secara berkelanjutan, memilih roster dengan waktu istirahat yang terlalu panjang dapat menyebabkan kurangnya tenaga kerja saat dibutuhkan.
Solusinya adalah melakukan analisis kebutuhan operasional secara menyeluruh sebelum menentukan jenis roster yang paling sesuai.
b. Dampak Terhadap Kesehatan dan Kesejahteraan Karyawan
Sistem roster yang tidak seimbang, seperti yang melibatkan periode kerja yang terlalu panjang, dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan karyawan.
Keletihan yang berlebihan tidak hanya menurunkan produktivitas, tetapi juga meningkatkan risiko kecelakaan kerja. Untuk mengatasi ini, perusahaan perlu memastikan adanya rotasi jadwal kerja yang wajar dan waktu istirahat yang cukup bagi setiap karyawan.
c. Kesulitan dalam Penyesuaian dan Sosialisasi
Implementasi sistem roster kerja baru sering kali dihadapkan pada resistensi dari karyawan yang terbiasa dengan jadwal kerja lama. Penyesuaian ini bisa menjadi hambatan jika tidak dilakukan dengan pendekatan yang tepat.
Perusahaan harus gencar melakukan sosialisasi yang efektif dan melibatkan karyawan dalam proses perencanaan, sehingga mereka merasa lebih nyaman dan dapat beradaptasi dengan perubahan.
8. Cara Mengoptimalkan Sistem Roster Kerja
Mengoptimalkan sistem roster kerja adalah kunci untuk memastikan operasional tambang yang efisien dan kesejahteraan karyawan yang terjaga. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat memaksimalkan manfaat dari sistem roster sambil meminimalkan potensi hambatan.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan penerapan sistem roster kerja:
a. Lakukan Evaluasi dan Penyesuaian Berkala
Sistem roster kerja yang optimal memerlukan evaluasi dan penyesuaian secara berkala. Strategi ini akan membantu perusahaan untuk mengenali atau mengidentifikasi aspek apa saja yang memerlukan perbaikan atau.
Evaluasi berkala juga memungkinkan perusahaan untuk menyesuaikan jadwal berdasarkan feedback dari karyawan, sehingga menciptakan sistem yang lebih responsif terhadap kebutuhan mereka.
b. Libatkan Karyawan dalam Proses Perencanaan
Keterlibatan karyawan dalam perencanaan roster kerja dapat meningkatkan tingkat kepuasan dan keterlibatan mereka. Dengan meminta masukan dan mempertimbangkan preferensi mereka, perusahaan dapat menciptakan sistem roster yang lebih seimbang dan diterima oleh seluruh tim.
Selain itu, karyawan yang merasa didengar cenderung lebih termotivasi dan produktif.
c. Gunakan Software HR untuk Automatisasi dan Pemantauan
Software HR dapat menjadi alat yang sangat berguna dalam mengelola sistem roster kerja. Dengan menggunakan software ini, perusahaan dapat mengotomatisasi penjadwalan, memantau kehadiran, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi ketenagakerjaan.
Selain itu, software HR juga memungkinkan manajemen untuk membuat penyesuaian jadwal dengan cepat berdasarkan data real-time, sehingga segala perubahan operasional dapat diakomodasi dengan lebih efisien.
Mengoptimalkan sistem roster kerja bukanlah tugas yang mudah, tetapi dengan pendekatan yang tepat dan alat yang mendukung, seperti software HR, perusahaan dapat memastikan bahwa operasional berjalan lancar tanpa mengorbankan kesejahteraan karyawan.Â
9. Kelola Sistem Kerja Roster Lebih Efisien dengan Software HRM ScaleOcean
Dengan memahami cara mengoptimalkan sistem roster kerja, langkah selanjutnya adalah memilih alat yang tepat untuk mendukung penerapannya. Inilah saatnya Anda mempertimbangkan penggunaan software HRM yang andal, seperti ScaleOcean HR Insight.
Selain membantu dalam mengatur sistem jadwal kerja (roster), software HR ScaleOcean juga memudahkan pengelolaan gaji (payroll) bagi karyawan di sektor pertambangan. Dengan integrasi yang baik, software ini sangat cocok digunakan dalam akuntansi perusahaan tambang, sehingga proses administrasi berjalan lebih efisien dan akurat.
Selain itu, software ini juga dapat diintegrasikan dengan mudah ke sistem keuangan perusahaan sehingga pelaporan anggaran SDM menjadi lebih mudah dan efisien.Â
Lalu, bagaimana software HR ScaleOcean mempermudah pengelolaan sistem kerja roster di tambang? Berikut ini fitur-fitur yang berperan penting terkait kebutuhan tersebut:
E-Absensi: Fitur ini memungkinkan pencatatan kehadiran karyawan secara otomatis melalui sistem digital. Kehadiran pekerja yang ada di berbagai lokasi dapat dipantau secara akurat dan real-time. Fitur ini membantu memastikan jadwal shift diikuti dengan benar dan meminimalkan kesalahan manual dalam pencatatan kehadiran.
Leave Management: Fitur ini mempermudah pengelolaan izin dan cuti pekerja. Karyawan dapat mengajukan cuti secara online, dan sistem secara otomatis menghitung sisa cuti serta menyesuaikan roster kerja. Fitur ini membantu manajer tambang mengatur tenaga kerja yang tersedia setiap hari dan menghindari kekosongan shift karena cuti tak terpantau.
Shift and Roster Management: Fitur ini dirancang khusus untuk mengelola jadwal shift kerja yang kompleks. Dengan sistem ini, perusahaan tambang dapat merancang jadwal kerja secara otomatis sesuai dengan kebutuhan operasional. Sistem akan mengatur rotasi shift, memastikan distribusi jam kerja yang adil, serta membantu menghindari kesalahan penjadwalan yang dapat mengganggu operasional tambang.
Compliance Management: Fitur ini membantu memastikan bahwa sistem roster kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, seperti jam kerja maksimum dan waktu istirahat. Ini sangat penting di sektor tambang yang memiliki regulasi ketat terkait jam kerja dan keselamatan kerja.
Overtime Management: Fitur ini memungkinkan penghitungan lembur secara otomatis berdasarkan jadwal kerja dan jam tambahan yang dilakukan pekerja. Fitur ini membantu manajer tambang mengelola biaya lembur dengan lebih efektif, serta memastikan bahwa setiap pekerja mendapatkan kompensasi sesuai aturan yang berlaku.
Workforce Analytics: Fitur analitik ini menyediakan data terkait kehadiran, produktivitas, dan performa karyawan. Di sektor tambang, analisis ini sangat penting untuk memastikan bahwa penugasan shift dan roster berjalan efisien serta mendukung optimalisasi tenaga kerja.
Melihat manfaat yang ditawarkan, Anda mungkin tertarik untuk tahu lebih lanjut bagaimana software ini bekerja, terutama dalam mengoptimalkan sistem roster kerja di bisnis tambang Anda.
Untuk itu, segera konsultasi langsung dengan tim ahli kami atau minta akses demo gratis sekarang, dan lihat sendiri bagaimana ScaleOcean HR Insight dapat mengubah efektivitas manajemen HR bisnis tambang Anda.Â
10. Kesimpulan
Penerapan sistem roster kerja yang efektif adalah kunci keberhasilan operasional di industri tambang. Dengan memahami definisi, manfaat, serta jenis-jenis sistem roster yang tersedia, perusahaan tambang dapat memilih pendekatan yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka.
Meski terdapat tantangan dalam penerapannya, manfaat jangka panjangnya jelas terlihat, khususnya dalam peningkatan produktivitas dan kesejahteraan karyawan.
Apabila perusahaan terus mencoba mengoptimalkan sistem ini, terutama dengan dukungan software HR yang tepat seperti ScaleOcean HR Insight, perusahaan akan dapat mengatasi hambatan yang ada dan memaksimalkan potensi bisnis.
Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!
REKOMENDASI
Artikel Terkait
Nov 01, 2024 3 Min Read
Tutup Buku: Proses dan Contohnya di Akhir Periode Perusahaan
Nov 04, 2024 3 Min Read
7 Aplikasi Sales Order Terbaik di Indonesia Tahun 2024
Nov 01, 2024 3 Min Read
Panduan Job Costing: Arti, Tujuan, Rumus, dan Contoh Hitung
Nov 05, 2024 3 Min Read
12 Software Akuntansi Perusahaan Dagang Terbaik di Indonesia
REKOMENDASI