9 Klasifikasi Dangerous Goods dan Prosedur Pengirimannya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Ada banyak jenis barang logistik yang harus ditangani oleh 3PL, salah satunya barang-barang berbahaya atau dikenal dengan dangerous goods. Barang-barang ini mencakup berbagai material yang jika tidak ditangani dengan benar, dapat menimbulkan risiko serius. Oleh karena itu, penting bagi bisnis logistik freight forwarder untuk memahami klasifikasi, tantangan, dan prosedur pengirimannya.

Dalam artikel ini akan dijelaskan lebih lanjut klasifikasi dan contoh barang dangerous goods beserta prosedur yang bisa Anda terapkan untuk memastikan bahwa barang-barang tersebut dapat dikirim dengan aman tanpa menyebabkan kerusakan atau risiko bahaya lainnya selama pengiriman. Yuk, pelajari lebih lanjut seluruh pembahasan tersebut di bawah ini!

starsKey Takeaways
  • Dangerous goods (barang berbahaya) adalah zat atau material yang berpotensi membahayakan kesehatan, keselamatan, properti, atau lingkungan selama transportasi.
  • Terdapat sembilan kelas utama Dangerous Goods berdasarkan sifat bahayanya, sesuai klasifikasi standar internasional seperti dari UN dan IATA.
  • Software logistik ScaleOcean membantu pengelolaan pengiriman dangerous goods dengan fitur manajemen dokumen khusus, memastikan kepatuhan regulasi, dan memberikan visibilitas status pengiriman yang memerlukan penanganan ekstra.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Klasifikasi Dangerous Goods

Dangerous goods dalam logistik adalah jenis produk yang dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan, keselamatan, dan lingkungan apabila tidak ditangani dengan tepat selama proses pengiriman. Klasifikasi serta prosedur penanganan khusus diperlukan karena barang ini memiliki potensi menyebabkan kebakaran, ledakan, atau reaksi kimia yang berbahaya.

1. Bahan Mudah Meledak (Explosive Goods)

Barang peledak adalah bahan yang memiliki potensi meledak dan menyebabkan kerusakan hebat jika terjadi ledakan selama pengangkutan. Kelas ini terdiri dari berbagai jenis barang dengan tingkat bahaya yang berbeda-beda.

  • Kelas 1.1: Barang peledak dengan risiko ledakan massal yang dapat menghancurkan sekitarnya secara besar.
  • Kelas 1.2: Barang peledak yang berbahaya tetapi tidak menyebabkan ledakan massal secara langsung.
  • Kelas 1.3: Barang peledak dengan risiko kebakaran dan ledakan terbatas, dapat menimbulkan bahaya proyeksi.
  • Kelas 1.4: Barang peledak dengan bahaya minimal, umumnya tidak menyebabkan ledakan besar.

2. Bahan Gas (Flammable Gases)

Gas berbahaya meliputi gas yang mudah terbakar, tidak mudah terbakar, atau beracun yang dapat menimbulkan risiko saat bocor. Kelas ini mengatur pengangkutan gas dalam bentuk cair, padat, atau gas yang mudah menguap.

  • Kelas 2.1: Gas yang mudah terbakar dan dapat memicu kebakaran.
  • Kelas 2.2: Gas yang tidak mudah terbakar, namun tetap berisiko jika terlepas.
  • Kelas 2.3: Gas beracun yang dapat membahayakan kesehatan jika terhirup.

3. Cairan Mudah Terbakar (Flammable Liquids)

Cairan mudah terbakar adalah zat cair yang dapat menyala pada suhu rendah dan menimbulkan risiko kebakaran saat kontak dengan sumber api. Bahan ini termasuk bensin, alkohol, dan pelarut organik seperti aseton. Cairan mudah terbakar harus disimpan dalam wadah yang kedap udara dan jauh dari sumber panas atau api selama pengangkutan untuk mencegah kebakaran.

4. Benda Padat Mudah Terbakar

Padatan ini mudah terbakar, dapat meledak, atau bereaksi dengan air sehingga menimbulkan bahaya saat pengangkutan.

  • Kelas 4.1: Padatan yang mudah terbakar dan dapat menyebarkan api.
  • Kelas 4.2: Padatan yang mudah terbakar secara spontan tanpa sumber api luar.
  • Kelas 4.3: Padatan yang berbahaya bila bereaksi dengan air, menghasilkan gas atau panas.

Untuk itu, penting untuk memahami SOP proses pengiriman untuk memastikan barang ini dikemas dengan aman terutama pada wadah yang tahan api dan tambahkan label yang sesuai untuk mengindikasikan bahwa zat ini mudah terbakar.

5. Benda Mudah Teroksidasi (Oxidizing)

Bahan ini mempercepat proses pembakaran dengan melepaskan oksigen, sehingga memperbesar risiko kebakaran.

  • Kelas 5.1: Bahan pengoksidasi yang mendukung reaksi pembakaran.
  • Kelas 5.2: Peroksida organik yang sangat reaktif dan berbahaya.

6. Zat Beracun dan Menular

Kategori ini mencakup bahan yang berpotensi menyebabkan keracunan dan bahan yang dapat menularkan penyakit.

  • Kelas 6.1: Bahan beracun yang dapat membahayakan kesehatan manusia.
  • Kelas 6.2: Bahan menular yang dapat menyebabkan infeksi dan penyakit.

7. Bahan Radioaktif

Klasifikasi ini terdiri dari material yang memancarkan radiasi, yang dapat menimbulkan risiko serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Paparan radiasi yang tidak terkendali bisa menyebabkan kerusakan jaringan, penyakit, dan kontaminasi lingkungan yang luas.

8. Zat Korosif

Klasifikasi dangerous goods yang lainnya adalah mencakup zat korosif, yaitu bahan yang dapat menyebabkan kerusakan pada kulit, logam, atau material lain melalui reaksi kimia. Contoh zat termasuk pada golongan ini adalah asam sulfat dan natrium hidroksida. Dalam pengirimannya, bisnis logistik perlu wadah tahan korosi dan prosedur khusus untuk mencegah tumpahan dan kerusakan selama perjalanan.

9. Barang Berbahaya Lainnya

Ada juga barang-barang yang tidak termasuk dalam klasifikasi di atas tetapi tetap memiliki risiko berbahaya selama pengangkutan. Contohnya baterai lithium, bahan magnetik, dan beberapa jenis limbah berbahaya.

Bisnis logistik harus memastikan prosedur pengiriman barang-barang ini tetap baik agar tidak memberikan dampak negatif bagi pihak yang menanganinya. Misalnya bahan magnetik harus dilindungi agar tidak mengganggu peralatan elektronik lainnya selama pengiriman, dan limbah berbahaya perlu dikemas dalam kontainer yang kuat dan diberi label.

Tantangan Pengiriman Dangerous Goods

Sebagai bisnis logistik freight forwarder, pengiriman barang berbahaya merupakan salah satu tugas yang membutuhkan perhatian khusus. Anda bertanggung jawab memastikan semua barang telah dikemas dalam wadah yang sesuai dan diberi label secara jelas agar risiko dapat diminimalisir selama pengiriman.

Pastikan tidak ada kesalahan yang justru dapat menyebabkan kebocoran, kontaminasi, atau bahkan ledakan. Ini tidak hanya merusak fisik, sifat, dan karakteristik barang, tetapi juga membahayakan nyawa petugas yang menangani barang tersebut.

Tantangan logistik lainnya termasuk memastikan kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan tekanan dijaga dengan baik selama pengiriman. Beberapa barang berbahaya sangat sensitif terhadap perubahan kondisi ini dan memerlukan pemantauan yang cermat.

Anda juga harus memastikan kapal kontainer yang digunakan dapat mengakomodasi semua kebutuhan tersebut. Lakukan verifikasi ulang kondisi tersebut sebelum booking ruang kontainer.

Prosedur Pengiriman Barang Dangerous Goods

Dikarenakan memiliki potensi risiko yang dapat mempengaruhi keselamatan dan keamanan selama proses pengiriman, maka penting untuk menerapkan prosedur pengiriman barang dangerous goods yang baik. Berikut langkah-langkah yang bisa Anda ikuti.

1. Identifikasi dan Klasifikasi Barang

Langkah pertama adalah identifikasi dan klasifikasi dangerous goods. Dengan memahami klasifikasi dari setiap jenis barang tersebut, Anda bisa memastikan bagaimana prosedur pengemasan, pelabelan, dan moda transportasi yang sesuai.

Sebagai contoh, bensin harus diklasifikasikan sebagai cairan mudah terbakar dan memerlukan pengemasan dalam wadah yang kedap udara serta tahan api. Selain itu, wadah tersebut harus diberi label yang menunjukkan risiko kebakaran dan ditempatkan jauh dari sumber panas selama pengangkutan.

2. Pengemasan Sesuai Standar

Setelah klasifikasi, barang berbahaya harus dikemas sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh regulasi internasional seperti IMDG Code dan IATA DGR. Artinya, gunakan wadah yang sesuai dengan jenis barang. Misalnya tahan terhadap kebocoran atau kedap udara. Selain itu, pastikan wadah telah disegel dengan benar untuk mencegah kebocoran dan menjaga integritas barang selama transportasi.

3. Pelabelan dan Pemberian Tanda

Pelabelan dan pemberian tanda khusus adalah langkah selanjutnya dalam prosedur pengiriman barang dangerous goods. Setiap paket harus diberi label yang jelas dan menunjukkan jenis risiko dari penanganan barang tersebut. Pastikan menggunakan standar internasional dan mudah dikenali.

Selain label bahaya, paket juga harus diberi tanda dengan informasi penting seperti nomor UN, nama barang berbahaya, dan petunjuk penanganan lainnya. Pelabelan yang jelas ini akan membantu semua pihak yang terlibat untuk menangani barang sesuai prosedur.

4. Penyusunan Dokumen Pengiriman

Dokumentasi yang lengkap dan akurat juga menjadi bagian penting dari prosedur pengiriman barang berbahaya. Dokumen seperti dangerous goods declaration harus disiapkan dengan informasi detail mengenai jenis barang, klasifikasinya dalam barang berbahaya, jumlah, dan instruksi penanganan yang perlu dilakukan.

Selain itu, pastikan manifes kargo mencakup semua barang berbahaya yang dikirim. Tujuannya agar memudahkan verifikasi apakah barang yang dikirim sesuai dengan yang dilaporkan.

5. Pemilihan Moda Transportasi yang Sesuai

Berdasarkan jenis dan klasifikasi barang, Anda juga perlu mempertimbangkan transportasi logistik yang digunakan, apakah itu melalui laut, udara, atau darat. Setiap jenis transportasi ini memiliki regulasi dan syarat khusus yang harus dipenuhi.

Dalam konteks transportasi darat, memahami perbedaan FTL dan LTL juga penting untuk menentukan cara pengangkutan barang berbahaya yang paling aman dan efisien. Sebagai contoh, klasifikasi dangerous goods berupa bahan peledak sebaiknya diangkut dengan transportasi laut karena kapal mampu menampung wadah-wadah bertekanan tinggi dengan keamanan yang lebih baik dibanding pesawat.

6. Monitoring Kondisi Barang Secara Rutin

Selama pengangkutan dan pengiriman barang, monitoring kondisi barang secara rutin juga diperlukan untuk memastikan barang berbahaya tetap dalam kondisi aman. Mulai dari aspek suhu, kelembaban, tekanan, dan kondisi lingkungan lain yang dapat mempengaruhi keamanan barang.

Memanfaatkan teknologi tracking real-time sangat krusial dalam pengiriman barang berbahaya untuk memantau kondisi seperti suhu, kelembaban, dan tekanan secara akurat. Dengan sistem yang efektif, risiko kerusakan, kebocoran, atau kecelakaan akibat perubahan kondisi dapat diminimalisir sehingga pengiriman barang dangerous goods menjadi lebih aman dan terkendali.

Software freight forwarding ScaleOcean

ScaleOcean sebagai penyedia software logistik menghadirkan solusi terintegrasi yang mendukung pengelolaan pengiriman barang berbahaya secara real-time dan otomatis. Kami menawarkan demo gratis yang memungkinkan bisnis untuk mencoba langsung kemudahan dan keunggulan sistem kami sebelum berkomitmen. Beberapa fitur utama ScaleOcean yang dapat membantu mengoptimalkan pengiriman dangerous goods antara lain:

  • Real-time monitoring kondisi barang selama pengiriman untuk menjaga keamanan dan integritas barang.
  • Notifikasi otomatis jika terjadi perubahan kondisi yang berpotensi berbahaya, sehingga penanganan cepat bisa dilakukan.
  • Manajemen dokumen terpusat, termasuk pelacakan sertifikasi dan label khusus dangerous goods.
  • Integrasi moda transportasi yang memudahkan pengaturan pengiriman lintas darat, laut, dan udara.
  • Dashboard analitik untuk evaluasi performa pengiriman dan perencanaan logistik yang lebih baik.

Dengan software logistik ScaleOcean, pengelolaan pengiriman barang berbahaya menjadi lebih praktis, aman, dan efisien, membantu bisnis Anda memenuhi standar keselamatan sekaligus mengurangi risiko operasional.

Kesimpulan

Pengiriman barang berbahaya membutuhkan perhatian ekstra dalam pengemasan, pelabelan, hingga pemantauan kondisi selama pengangkutan. Dengan sistem yang tepat, risiko kerusakan dan kecelakaan dapat diminimalisir sehingga keselamatan barang dan orang terjaga. ScaleOcean hadir sebagai solusi software logistik yang membantu memudahkan pengelolaan pengiriman dangerous goods secara real-time dan terintegrasi.

Untuk tahu kemudahan dan keamanan pengiriman barang berbahaya, Anda dapat mencoba demo gratis ScaleOcean. Dengan fitur lengkap dan dukungan teknologi mutakhir, ScaleOcean siap membantu bisnis Anda meningkatkan efisiensi dan mematuhi standar keselamatan secara optimal.

FAQ:

1. Ada berapa klasifikasi berbeda untuk barang berbahaya?

Barang berbahaya diklasifikasikan menjadi 9 kelas utama berdasarkan sifat dan tingkat bahayanya. Klasifikasi ini membantu memastikan penanganan, pengemasan, dan pengiriman yang aman sesuai dengan standar keselamatan yang berlaku.

2. Apa saja klasifikasi bahan berbahaya?

Klasifikasi bahan berbahaya terbagi menjadi 9 kelas utama, yaitu:
1. Bahan mudah meledak
2. Gas berbahaya
3. Cairan mudah terbakar
4. Padatan mudah terbakar
5. Bahan pengoksidasi
6. Zat beracun dan menular
7. Bahan radioaktif
8. Zat korosif
9. Barang berbahaya lainnya.

3. Apa itu cairan mudah terbakar kategori 4?

Cairan mudah terbakar kategori 4 adalah zat cair dengan titik nyala antara di atas 140 °F (60 °C) hingga 199,4 °F (93 °C). Cairan ini berpotensi terbakar jika terkena sumber api dan memerlukan pengemasan serta penyimpanan yang aman selama pengiriman.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap