Efisiensi pengangkutan barang menjadi salah satu kunci keberhasilan pengiriman terutama dalam proses ekspor impor. Untuk mencapai ini, bisnis logistik perlu menyesuaikan metode pengangkutan dengan karakteristik barang. Ada bulk cargo yang bisa Anda pertimbangkan untuk mengangkut muatan curah, yaitu barang yang tidak perlu dikemas khusus sehingga langsung disimpan dalam palka atau tanker kapal.
Artikel ini akan membantu Anda untuk tahu secara mendalam terkait jenis pengangkutan tersebut, macam-macamnya, cara terbaik untuk menanganinya, serta perbedaan signifikan metode ini dengan break bulk cargo. Dengan memahami aspek-aspek ini, Anda bisa memilih metode yang tepat sesuai dengan kebutuhan pengiriman.
1. Mengenal Definisi Bulk Cargo
Misalkan sebuah perusahaan Indonesia akan mengirimkan biji kopi dalam jumlah besar ke Jepang. Agar proses pengiriman berlangsung efisien dan ekonomis, perusahaan memilih menggunakan bulk cargo atau kapal muatan curah. Ini adalah kapal yang mengangkut barang dalam jumlah besar tanpa menggunakan kemasan untuk setiap barangnya. Jadi, barang dimuat langsung ke dalam palka kapal atau tangki besar.
Dalam proses bulk cargo handling, bisnis logistik juga perlu membuat perencanaan yang matang dan penanganan yang tepat dikarenakan barang tidak memiliki kemasan pelindung selama proses pengiriman. Sebagai contoh, digunakan conveyor belts untuk memindahkan biji-bijian atau pompa untuk memindahkan muatan cair seperti minyak mentah. Semua ini digunakan agar kualitas muatan dapat terjaga selama pengangkutan.
2. Macam-macam Bulk Cargo
Penggunaan kapal muatan curah juga perlu memperhatikan jenis barang yang akan diangkut. Kapal ini memiliki desain yang spesifik untuk setiap jenis barang tersebut. Umumnya, jenis pengiriman ini dibagi menjadi dua jenis yaitu kapal untuk muatan kering dan satu lagi untuk muatan basah. Yuk, cari tahu perbedaan kargo massal pada pembahasan di bawah ini!
a. Dry Bulk Cargo
Ini adalah kapal yang digunakan untuk mengangkut jenis muatan berbentuk padat dan tanpa perlu kemasan khusus. Contohnya, biji-bijian seperti gandum dan jagung, mineral seperti bijih besi dan batu bara, serta bahan konstruksi seperti semen dan pasir. Barang-barang ini biasanya diangkut menggunakan kapal bulk carrier yang dilengkapi dengan palka besar untuk memudahkan pemuatan dan pembongkaran.
Proses dry bulk cargo handling melibatkan penggunaan conveyor belts, grabs, dan clamshell buckets baik untuk memindahkan muatan dari tempat penyimpanan ke kapal atau sebaliknya. Jenis pengangkutan satu ini masih menjadi pilihan populer bagi berbagai sektor industri yang ingin mengirimkan barang mentah dalam jumlah besar.
b. Liquid Bulk Cargo
Ini adalah jenis muatan curah yang mengangkut barang berbentuk cair serta tanpa kemasan tertentu. Misalnya minyak mentah, produk minyak bumi seperti bensin dan diesel, bahan kimia cair, serta gas alam cair (LNG). Untuk memudahkan pengangkutan muatan cair ini, digunakan kapal tanker yang dirancang khusus dengan tangki-tangki besar untuk menyimpan dan mengangkut cairan dalam jumlah besar.
Proses pemuatan dan pembongkaran untuk jenis muatan ini memanfaatkan penggunaan pompa dan pipa khusus. Keuntungan utama dari pengangkutan muatan curah cair adalah dapat mengirimkan cairan dalam jumlah besar dengan biaya yang lebih rendah per unit, serta risiko kebocoran atau kontaminasi selama perjalanan juga sangat kecil.
3. Langkah Penanganan Kargo Massal
Bulk cargo handling adalah proses yang perlu diperhatikan untuk memastikan keselamatan, efisiensi, dan kualitas barang selama proses pengiriman. Pertama, bisnis logistik perlu melakukan inspeksi kapal kargo dan peralatan yang akan digunakan. Pastikan semuanya dalam kondisi baik dan sesuai untuk mengangkut muatan curah. Inspeksi ini melibatkan pengecekan kebersihan palka, kondisi conveyor belts, pompa, serta grabs dan clamshell buckets. Selain itu, buat rencana muatan yang rinci untuk mendistribusikan berat secara merata sehingga kapal tetap stabil selama berlayar.
Jika kapal dan peralatan sudah dipastikan aman, selanjutnya perhatikan aspek muat dan bongkar barang. Pengawasan ini termasuk memonitor kondisi peralatan dan memastikan prosedur keselamatan diterapkan. Sebagai contoh untuk muatan kering yang berdebu, seperti semen atau biji-bijian, gunakan sistem penyemprot air atau alat penangkap debu untuk mengurangi polusi udara dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Pengaturan muatan di kapal juga perlu mengikuti rencana penyimpanan (stowage plan) yang memastikan distribusi muatan seimbang dan meminimalkan pergerakan muatan selama proses pengiriman berlangsung. Penggunaan dinding pembatas (bulkheads) juga sangat penting untuk muatan cair, karena dapat membantu mencegah pergerakan cairan secara berlebihan yang dapat mempengaruhi stabilitas kapal.
Selain itu, pastikan setiap pihak yang terlibat dalam penanganan ini memiliki pelatihan yang memadai dalam menangani jenis muatan tertentu. Pastikan mereka paham tentang prosedur keselamatan, penggunaan peralatan, dan bahkan langkah efisien jika terjadi kondisi darurat. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pengiriman dapat dilakukan dengan aman, efisien, dan sesuai dengan standar internasional.
4. Apa Bedanya dengan Break Bulk Cargo?
Mungkin Anda sering mendengar istilah break cargo bulk dan menganggap jenis pengangkutan tersebut memiliki konsep yang sama dengan muatan curah. Padahal, keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan pada beberapa aspek. Di antaranya yaitu:
a. Kemasan dan Penyimpanan
Pengangkutan muatan curah dilakukan tanpa dikemas dan langsung disimpan di dalam palka kapal atau tangki besar. Sedangkan break cargo bulk diangkut dalam kontainer, drum, karung, atau kotak. Muatan ini biasanya ditempatkan di palet atau unit pengiriman lainnya untuk memudahkan penanganan dan penyimpanan. Tujuan adanya pengemasan ini agar barang yang rentan terhadap kerusakan tetap dalam kondisi baik dan pengaturan barang dapat dilakukan dengan lebih terorganisir.
b. Jenis Barang
Pengangkutan muatan curah biasanya terdiri dari bahan mentah atau bahan baku dalam jumlah besar, seperti biji-bijian, batu bara, minyak mentah, dan bahan kimia cair. Di sisi lain, break bulk cargo lebih sering terdiri dari barang jadi atau produk manufaktur yang memerlukan perlindungan per unit. Contohnya mesin, kendaraan, peralatan industri, dan bahan bangunan. Jenis barang ini biasanya tidak cocok untuk diangkut dalam jumlah besar dengan tanpa kemasan, sehingga membutuhkan perlindungan tambahan selama pengiriman.
c. Penanganan dan Pengangkutan
Break bulk cargo memerlukan penanganan manual atau semi-otomatis dengan menggunakan crane, forklift, dan alat bantu lainnya. Proses penanganannya cenderung lebih rumit dan memakan waktu karena setiap unit harus ditangani satu per satu. Sedangkan bulk cargo handling memerlukan peralatan khusus seperti conveyor belts untuk muatan kering dan pompa untuk muatan cair, yang memungkinkan pemuatan dan pembongkaran yang cepat dan efisien.
d. Proses Bongkar Muat
Proses bongkar muat untuk jenis muatan curah biasanya lebih cepat karena barang diangkut tanpa kemasan sehingga dapat langsung dipindahkan dalam jumlah besar sekaligus. Conveyor belts, grabs, dan clamshell buckets sering digunakan untuk memudahkan proses ini Sebaliknya, proses bongkar muat break cargo bulk lebih lama dan memerlukan lebih banyak tenaga kerja karena setiap unit kontainer harus ditangani secara per item barang. Penggunaan crane dan forklift diperlukan untuk memindahkan muatan dari kapal ke darat dan sebaliknya, sehingga proses ini lebih kompleks dan membutuhkan pengawasan yang lebih ketat.
5. Kesimpulan
Jadi, bisa disimpulkan bahwa kapal muatan curah adalah muatan yang diangkut dalam jumlah besar tanpa diperlukan peti kemas khusus karena nantinya akan langsung disimpan dalam palka kapal atau tangki besar. Secara jenisnya, pengangkutan model ini dibedakan menjadi muatan kering dan muatan basah. Masing-masing muatan tersebut perlu ditangani dengan peralatan khusus.
Ada beberapa langkah penting untuk penanganan jenis muatan ini. Di antaranya melibatkan inspeksi kapal dan peralatan, perencanaan muatan yang rinci, serta pengawasan ketat selama proses muat dan bongkar. Pengaturan muatan di kapal juga harus mengikuti rencana penyimpanan yang memastikan distribusi seimbang. Selain itu, pelatihan kru yang memadai juga sangat mendukung keselamatan dan efisiensi penanganan muatan curah.