Apa itu Buddy System dan Pentingnya untuk Karyawan Baru?

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Karyawan baru sering merasa kewalahan saat memasuki lingkungan kerja yang belum dikenalnya. Tanpa dukungan, proses orientasi bisa menimbulkan kebingungan dan menurunkan motivasi. Untuk mengatasi hal itu, perusahaan mulai menerapkan buddy system sebagai cara efektif mempercepat adaptasi.

Melalui pendampingan rekan kerja berpengalaman, karyawan baru lebih cepat memahami tugas sekaligus budaya kerja. Pendekatan ini bukan hanya membantu orientasi, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan sejak hari pertama.

Artikel ini akan membahas pengertian, manfaat, dan langkah praktis penerapan buddy system di tempat kerja.

starsKey Takeaways
  • Buddy system adalah program terstruktur yang memasangkan karyawan baru dengan karyawan lama untuk memfasilitasi proses adaptasi sosial dan profesional di perusahaan.
  • Pentingnya Buddy System membantu meningkatkan retensi, keterlibatan, dan mempercepat produktivitas karyawan baru melalui dukungan personal.
  • Langkah penerapan Buddy System seperti desain program, pemilihan buddy yang tepat, hingga evaluasi berkelanjutan menjadi kunci penerapan buddy system yang sukses.
  • Sistem ini efektif saat onboarding, sekaligus mendukung pengembangan karier dan retensi karyawan jangka panjang.
  • Software HRIS ScaleOcean mengotomatiskan buddy system untuk menyederhanakan administrasi, menjaga konsistensi, dan mengoptimalkan implementasi program.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Apa itu Buddy System?

Buddy system adalah metode di mana dua orang dipasangkan untuk saling mendukung, mengawasi, serta mengajari, baik dalam orientasi karyawan baru, peningkatan keselamatan, maupun tujuan sosial di tempat kerja. Sistem ini menekankan kerja sama, saling berbagi pengalaman, dan pendampingan agar seseorang lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan baru.

Dalam proses onboarding, seorang karyawan baru dipasangkan dengan rekan berpengalaman yang berperan sebagai pendamping. Tugas buddy bukan hanya membantu memahami prosedur kerja, tetapi juga memberikan gambaran tentang budaya dan dinamika kantor. Dengan begitu, adaptasi berjalan lebih terarah dan minim hambatan.

Peran buddy berbeda dari manajer atau mentor yang lebih formal. Buddy hadir sebagai teman pertama yang bisa ditanya hal-hal praktis, mulai dari tata cara kerja harian hingga kebiasaan tak tertulis di perusahaan. Pendekatan ini menciptakan transisi yang lebih mulus sekaligus membangun rasa kebersamaan sejak awal.

Apa Manfaat Buddy System?

Implementasi buddy system bukan sekadar tren HR, melainkan investasi strategis. Program ini mengatasi tantangan onboarding, seperti rasa terisolasi dan kebingungan karyawan baru. Dengan pendampingan sejak hari pertama, mereka merasa diterima dan memiliki sumber informasi yang jelas.

Dari sisi bisnis, manfaatnya tampak pada peningkatan retensi, produktivitas, dan keterlibatan. Perusahaan yang konsisten menjalankannya lebih mudah menjaga stabilitas tim dan budaya kolaboratif. Untuk melihat nilainya lebih detail, berikut alasan penting buddy system dalam orientasi karyawan.

1. Mempercepat Adaptasi Karyawan Baru

Setiap perusahaan memiliki dinamika dan budaya kerja yang tidak tertulis di buku panduan. Sejak karyawan mendapat kontrak kerja, seorang buddy membantu menerjemahkan budaya ini secara praktis, mulai dari etiket rapat, jalur komunikasi, hingga siapa yang tepat dihubungi saat ada masalah. Peran ini membuat karyawan baru lebih cepat memahami “cara kerja di sini.”

Human capital management system dapat mempercepat proses ini dengan menyediakan platform yang menyimpan dan mengelola informasi penting mengenai budaya perusahaan dan struktur tim. Sistem ini juga memudahkan karyawan baru untuk mengakses jalur komunikasi yang diperlukan, membantu mereka beradaptasi lebih cepat dalam lingkungan kerja.

Dengan bimbingan tersebut, karyawan baru menavigasi lingkungan sosial dan profesional dengan lebih percaya diri. Masa canggung di awal bisa dipangkas, sehingga mereka lebih cepat merasa bagian dari tim. Transisi yang mulus ini memungkinkan fokus penuh pada peran utama tanpa terbebani ketidakpastian.

2. Meningkatkan Keterlibatan (Engagement) dan Kepuasan Kerja

Karyawan baru yang merasa didukung sejak awal cenderung lebih cepat membangun keterlibatan. Peran buddy menciptakan rasa aman psikologis, sehingga mereka tidak ragu bertanya atau mengakui ketika ada hal yang belum dipahami. Dukungan ini menjadi fondasi awal bagi pengalaman kerja yang positif.

Keterlibatan yang tinggi berkaitan erat dengan kepuasan dan motivasi kerja. Saat karyawan merasa bagian dari komunitas, mereka lebih berkomitmen pada tujuan perusahaan. Hasil akhirnya adalah menambah tingkat employee engagement yang memperkuat kinerja dan retensi dalam organisasi.

3. Meningkatkan Retensi Karyawan

Sembilan puluh hari pertama adalah periode krusial yang menentukan keberlangsungan karyawan baru. Pengalaman onboarding yang buruk sering memicu turnover, sementara buddy system membantu mengatasinya dengan memberikan dukungan yang ramah dan terarah.

Cara ini memastikan transisi awal terasa lebih mulus. Dengan kesan pertama yang positif, perusahaan memperkuat loyalitas sejak dini dan menekan biaya akibat rekrutmen serta pelatihan ulang. Pendekatan ini bukan sekadar taktik onboarding, melainkan strategi proaktif untuk meningkatkan retensi karyawan dalam jangka panjang.

4. Memperkuat Budaya Perusahaan

Seorang buddy berfungsi sebagai duta budaya perusahaan melalui interaksi sehari-hari. Mereka mencontohkan nilai, norma, dan perilaku yang dijunjung organisasi, sehingga budaya lebih mudah dipahami daripada sekadar dibaca di dokumen. Proses ini membuat adaptasi terasa lebih alami.

Ketika buddy dipilih dari karyawan yang selaras dengan budaya dan berkinerja baik, mereka secara konsisten menularkan DNA positif perusahaan. Dengan cara ini, budaya yang telah dibangun tetap terjaga sekaligus diperkuat seiring pertumbuhan organisasi. Buddy system pun menjadi alat efektif untuk menjaga skalabilitas budaya kerja.

5. Meningkatkan Produktivitas Awal

Karyawan baru sering membuang waktu hanya untuk mencari informasi dasar atau menunda keputusan karena takut salah. Peran buddy menjadi jalan pintas untuk menjawab pertanyaan praktis, sehingga hambatan kecil bisa cepat diatasi. Pendampingan ini langsung memangkas waktu terbuang dan mempercepat proses belajar.

Dengan akses cepat ke informasi, karyawan baru lebih cepat mencapai produktivitas penuh dan menjadi kontributor aktif sejak awal. Dampaknya terasa pada kinerja tim sekaligus departemen. Memahami faktor produktivitas kerja seperti dukungan sosial adalah kunci untuk mengoptimalkan hasil secara berkelanjutan.

6. Mengurangi Beban Manajer Langsung

Manajer kerap sibuk dengan tanggung jawab strategis dan operasional. Menjawab pertanyaan dasar, seperti cara mengajukan cuti, mengelola surat paklaring karyawan atau mencari dokumen tertentu, justru menguras waktu berharga mereka. Di sinilah program buddy system mengambil alih dukungan praktis bagi karyawan baru.

Dengan pendelegasian ini, manajer bisa fokus pada aspek onboarding yang lebih penting, seperti ekspektasi kinerja dan pengembangan karier. Proses orientasi pun berjalan lebih efisien, beban manajer berkurang, sementara karyawan tetap mendapatkan pendampingan yang mereka butuhkan.

Bagaimana Cara Kerja Buddy System?

Buddy system merupakan metode efektif untuk mempercepat adaptasi karyawan baru dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Sistem ini tidak hanya mengedepankan bimbingan langsung, tetapi juga menciptakan hubungan saling mendukung antara karyawan baru dan yang lebih berpengalaman.

Dengan cara ini, karyawan baru dapat merasa lebih terintegrasi dan mendapatkan pengetahuan yang lebih luas tentang organisasi secara lebih cepat. Berikut adalah cara kerja dari sistem ini dan bagaimana setiap komponen saling mendukung satu sama lain.

1. Pemasangan

Pada tahap awal, karyawan baru dipasangkan dengan buddy berpengalaman yang memberikan panduan untuk mengenal lingkungan kerja dan merasa nyaman. Pemasangan ini menciptakan hubungan positif yang mendukung keberhasilan adaptasi.

Proses pemasangan ini biasanya dilakukan setelah orientasi awal, di mana buddy akan memberi pengarahan lebih lanjut mengenai tugas-tugas harian dan bagaimana berinteraksi dengan rekan kerja lainnya. Tujuan utamanya adalah agar karyawan baru tidak merasa sendirian dan memiliki seseorang yang dapat diandalkan untuk membimbing mereka selama masa transisi.

2. Bimbingan

Buddy memberikan bimbingan kepada karyawan baru selama beberapa minggu pertama, mengajarkan prosedur operasional dan dinamika kerja tim. Dengan mentor berpengalaman, karyawan baru dapat lebih mudah beradaptasi dan memahami ekspektasi serta nilai perusahaan.

Selama periode ini, buddy juga dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang peran karyawan baru dalam tim dan perusahaan secara keseluruhan. Dengan bimbingan ini, karyawan baru bisa merasa lebih percaya diri dalam menjalankan tugas mereka, mengetahui di mana harus mencari bantuan, dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang tersedia.

3. Berbagi Pengetahuan

Buddy system melibatkan berbagi pengetahuan, di mana buddy menyampaikan tips efisiensi kerja, pengelolaan waktu, dan adaptasi budaya perusahaan. Mereka juga berbagi perangkat atau alat yang membantu karyawan baru dalam pekerjaan.

Namun, berbagi pengetahuan tidak hanya satu arah. Karyawan baru juga diberi kesempatan untuk menyampaikan ide-ide mereka, yang dapat membawa perspektif baru atau inovasi bagi perusahaan. Diskusi seperti ini dapat memperkaya pengalaman kedua belah pihak dan memperkuat kolaborasi di dalam tim.

4. Dukungan

Buddy menjadi sumber dukungan terus-menerus bagi karyawan baru, menjawab pertanyaan yang belum terbahas dalam orientasi dan memberikan panduan praktis. Dukungan ini membuat karyawan baru lebih yakin dan siap menghadapi tantangan.

Selain itu, buddy juga membantu menghubungkan karyawan baru dengan anggota tim lainnya, memperluas jaringan mereka di perusahaan. Dukungan ini penting dalam menciptakan rasa keterikatan yang lebih dalam dengan organisasi, yang pada akhirnya berdampak pada tingkat retensi karyawan yang lebih tinggi.

Siapa yang Bisa Menjadi Buddy?

Siapa yang Bisa Menjadi Buddy?

Memilih buddy yang tepat sangat menentukan keberhasilan program. Tidak semua karyawan cocok, karena peran ini membutuhkan kombinasi pengetahuan, keterampilan interpersonal, dan sikap positif. Idealnya, buddy bukan manajer langsung agar komunikasi lebih terbuka dan bebas dari tekanan hierarki.

Kandidat yang baik biasanya sudah bekerja minimal satu tahun, memahami budaya perusahaan, serta memiliki kinerja solid. Mereka dihormati rekan kerja dan tulus ingin membantu. Buddy dari departemen yang sama memberi dukungan teknis, sedangkan dari departemen lain bermanfaat untuk membangun jaringan lintas fungsi.

Tanggung Jawab Utama Seorang Buddy

Untuk memastikan program berjalan efektif, penting untuk mendefinisikan dengan jelas apa saja yang menjadi tanggung jawab seorang buddy. Kejelasan ini membantu buddy memahami peran mereka dan memastikan karyawan baru menerima dukungan yang konsisten. Berikut adalah lima tanggung jawab utama seorang buddy:

  • Menjadi titik kontak utama untuk pertanyaan praktis.
  • Memfasilitasi perkenalan sosial dan jejaring tim.
  • Menjelaskan budaya kerja dan norma tak tertulis.
  • Memberikan konteks organisasi dan peran karyawan.
  • Melakukan check-in rutin untuk memastikan dukungan.

Karakter dan Keahlian Buddy yang Ideal

Selain memahami tanggung jawabnya, seorang buddy yang efektif harus memiliki serangkaian karakter dan keahlian tertentu. Kualitas-kualitas ini memastikan mereka dapat membangun hubungan yang baik dan memberikan panduan yang bermanfaat. Berikut adalah delapan karakter dan keahlian yang harus dicari dalam diri seorang buddy:

  • Menjelaskan informasi dengan jelas dan mendengarkan secara aktif.
  • Memahami perspektif karyawan baru dengan empati.
  • Menjawab pertanyaan berulang dengan sabar.
  • Mengambil inisiatif untuk menawarkan bantuan.
  • Menguasai proses, struktur, dan budaya perusahaan.
  • Menunjukkan sikap positif dan menularkan semangat.
  • Menjaga kerahasiaan dan membangun kepercayaan.
  • Memiliki jaringan luas lintas departemen untuk membantu koneksi.

Apa yang Bukan Tanggung Jawab Seorang Buddy?

Menetapkan batasan yang jelas sama pentingnya dengan mendefinisikan tanggung jawab. Hal ini untuk melindungi buddy dari beban kerja berlebih dan menghindari kebingungan peran dengan manajer atau HR. Seorang buddy bukanlah pengganti manajer atau mentor formal.

Dengan memahami batasan ini, program dapat tetap fokus pada tujuan utamanya, yaitu dukungan sosial dan adaptasi budaya. Berikut adalah lima hal yang bukan merupakan tanggung jawab seorang buddy:

  • Manajer langsung yang memberi evaluasi dan menetapkan target kinerja.
  • HR yang menangani isu sensitif seperti gaji atau keluhan personal.
  • Tim atau manajer yang bertanggung jawab atas pelatihan teknis mendalam.
  • Mentor yang fokus pada pengembangan karier jangka panjang.
  • Manajer atau HR yang menyelesaikan konflik kerja serius.

Langkah Penerapan Buddy System di Tempat Kerja

Merancang dan meluncurkan program buddy system yang sukses memerlukan perencanaan yang matang. Tanpa struktur yang jelas, program ini berisiko menjadi tidak konsisten dan kurang efektif. Berikut adalah langkah-langkah kunci untuk menerapkan sistem buddy di perusahaan Anda.

1. Tentukan Tujuan dan Desain Program

Langkah pertama adalah mendefinisikan apa yang ingin dicapai melalui program ini. Apakah tujuannya untuk mengurangi waktu adaptasi sebesar 20%, meningkatkan skor kepuasan onboarding, atau menurunkan angka turnover pada 3 bulan pertama? Tujuan yang jelas dan terukur akan menjadi panduan dalam merancang seluruh elemen program.

Setelah tujuan ditetapkan, rancang kerangka programnya. Tentukan durasi program (misalnya, 30, 60, atau 90 hari), frekuensi pertemuan yang diharapkan, dan metrik keberhasilan yang akan digunakan. Buat juga panduan sederhana untuk buddy dan karyawan baru agar ekspektasi semua pihak selaras sejak awal.

2. Pilih dan Latih Para Buddy

Seperti yang telah dibahas, tidak semua orang cocok menjadi buddy. Bentuk kriteria pemilihan yang jelas berdasarkan karakter dan keahlian yang ideal. Ajak manajer untuk merekomendasikan anggota tim mereka yang berpotensi, atau buka pendaftaran sukarela bagi karyawan yang berminat.

Human resource planning yang baik akan membantu perusahaan dalam mengidentifikasi karyawan dengan potensi terbaik untuk menjadi buddy. Hal ini memastikan bahwa mereka memiliki keterampilan dan kualitas yang diperlukan untuk mendukung karyawan baru dalam proses adaptasi mereka.

Setelah kandidat terpilih, berikan pelatihan yang memadai. Pelatihan ini harus mencakup tujuan program, peran dan tanggung jawab, batasan yang ada, serta tips komunikasi yang efektif. Bekali mereka dengan sumber daya yang diperlukan, seperti daftar kontak penting atau panduan tentang budaya perusahaan, agar mereka merasa siap menjalankan perannya.

3. Pasangkan Buddy dengan Karyawan Baru

Proses pemasangan atau matching sangat krusial. Pertimbangkan beberapa faktor saat memasangkan buddy dengan karyawan baru. Pemasangan berdasarkan departemen yang sama bisa bermanfaat untuk relevansi pekerjaan, namun pastikan mereka tidak berada dalam satu tim langsung untuk menjaga informalitas.

Faktor lain yang bisa dipertimbangkan adalah kesamaan minat, latar belakang, atau bahkan gaya kerja. Beberapa perusahaan menggunakan kuesioner singkat untuk membantu proses ini. Tujuan utamanya adalah menciptakan koneksi yang terasa alami dan nyaman bagi kedua belah pihak.

4. Jalankan Program

Untuk memastikan konsistensi, buatlah sebuah buddy system checklist yang menjadi panduan aktivitas selama program berlangsung. Checklist ini membantu buddy untuk tetap proaktif dan memastikan tidak ada langkah penting yang terlewat.

Penggunaan software onboarding offboarding dapat mempermudah manajemen checklist ini, memantau progres karyawan baru, dan memastikan semua langkah terpenuhi secara otomatis. Berikut adalah contoh struktur checklist berdasarkan linimasa:

a. Pre-boarding

Tahap ini bertujuan membangun kesan awal yang positif sebelum karyawan baru masuk. Contoh kegiatan yang dilakukan buddy di tahap ini yaitu:

  • Kirim email atau pesan sambutan.
  • Bagikan informasi singkat mengenai budaya kerja atau hal yang perlu dipersiapkan.

b. Hari Pertama

Fokus utama di hari pertama adalah memastikan karyawan baru merasa diterima sejak awal, seperti:

  • Sambut karyawan baru saat tiba di kantor.
  • Ajak tur singkat untuk memperkenalkan fasilitas utama.
  • Temani makan siang untuk membuka komunikasi secara informal.

c. Minggu dan Bulan Pertama

Pada fase ini, perusahaan perlu menjaga konsistensi adaptasi melalui pendampingan rutin. Beberapa caranya, antara lain:

  • Lakukan check-in mingguan secara terjadwal.
  • Tanggapi pertanyaan praktis dan berikan arahan sesuai kebutuhan.
  • Perkenalkan karyawan baru kepada rekan lintas tim untuk memperluas jaringan.

5. Evaluasi dan Kumpulkan Umpan Balik

Sebuah program tidak akan berkembang tanpa evaluasi. Setelah program berakhir (misalnya setelah 90 hari), kumpulkan umpan balik dari kedua belah pihak, baik karyawan baru maupun buddy. Gunakan survei singkat untuk menanyakan tentang pengalaman mereka, apa yang berjalan baik, dan apa yang bisa ditingkatkan.

Analisis umpan balik ini untuk mengidentifikasi pola dan area perbaikan. Apakah durasi program sudah cukup? Apakah pelatihan untuk buddy sudah memadai? Gunakan data ini untuk menyempurnakan program secara berkelanjutan dan memastikan relevansinya di masa depan.

Tips Implementasi Buddy System yang Efektif

Tips Implementasi Buddy System yang Efektif

Menjalankan program buddy system secara manual sering menimbulkan tantangan, terutama bagi perusahaan yang tumbuh cepat. Mulai dari sulitnya melacak pasangan buddy, memastikan konsistensi pengalaman karyawan baru, hingga mengukur dampak nyata program. Administrasi seperti pengingat, checklist, dan umpan balik juga memakan banyak waktu serta rawan kesalahan.

Di sinilah teknologi berperan. ScaleOcean menghadirkan solusi melalui platform Human Resources Information System (HRIS) terintegrasi. Proses pairing, pengiriman checklist otomatis, hingga penjadwalan check-in rutin bisa diotomatisasi. Hasilnya, onboarding lebih terstruktur sekaligus mendukung strategi human experience management perusahaan.

Selain itu, fitur analitik dan pelaporan membuat HR lebih mudah memantau kepuasan karyawan, mengukur efektivitas, dan mengambil keputusan berbasis data. Dengan mengubah proses manual menjadi digital yang efisien, Software HRIS ScaleOcean membantu HR fokus pada strategi memperkuat budaya, meningkatkan engagement, dan membangun pengalaman karyawan yang berkelanjutan.

Contoh Penerapan Program Buddy System

Bayangkan sebuah perusahaan teknologi bernama Inovasi Digital yang baru saja merekrut seorang Software Engineer junior bernama Rina. Untuk mempercepat adaptasi, HR memasangkannya dengan Budi, seorang Senior Engineer dari tim berbeda, dalam program buddy system berdurasi 60 hari dengan panduan yang jelas.

Pada minggu pertama, Budi aktif mengajak Rina makan siang, mengenalkannya pada arsitektur sistem secara garis besar, serta menjelaskan penggunaan tools komunikasi internal. Selama dua bulan berikutnya, mereka mengadakan sesi check-in mingguan. Dalam pertemuan ini, Rina bebas bertanya mulai dari praktik coding terbaik hingga rekomendasi tempat makan di sekitar kantor.

Hasilnya, Rina merasa didukung, lebih cepat memahami alur kerja, dan mampu memberikan kontribusi pada proyek pertamanya hanya dalam waktu satu bulan jauh lebih cepat dari ekspektasi manajernya. Skenario ini menunjukkan bagaimana buddy system bisa mempercepat integrasi karyawan baru sekaligus meningkatkan kepuasan kerja.

Kapan Buddy System Paling Efektif Diterapkan?

Buddy system memang paling dikenal dalam proses onboarding, tetapi prinsip dasarnya bisa diterapkan di berbagai fase siklus hidup karyawan. Fleksibilitas ini menjadikannya alat strategis bagi HR untuk meningkatkan pengalaman kerja secara menyeluruh. Transisi dari onboarding ke fase lain menjadi lebih mulus karena dukungan tetap hadir ketika dibutuhkan.

Dengan mengidentifikasi momen krusial dalam perjalanan karier, perusahaan dapat proaktif memberikan bantuan yang relevan. Pendekatan ini menegaskan kepedulian perusahaan terhadap pertumbuhan dan kesejahteraan karyawan, bukan hanya di awal bergabung. Berikut beberapa skenario di mana buddy system terbukti paling efektif:

1. Selama Proses Onboarding

Ini adalah penerapan yang paling umum dan paling krusial. Minggu-minggu dan bulan-bulan pertama adalah masa paling rentan bagi karyawan baru. Menyediakan seorang buddy selama periode ini secara dramatis meningkatkan kemungkinan mereka untuk berhasil berintegrasi dan bertahan di perusahaan dalam jangka panjang.

Dalam konteks onboarding, buddy berfungsi sebagai jaring pengaman sosial dan sumber informasi informal yang tak ternilai. Mereka membantu menerjemahkan teori yang didapat dari orientasi formal menjadi praktik sehari-hari. Keberhasilan di tahap ini akan menjadi fondasi bagi seluruh perjalanan karier karyawan di perusahaan tersebut.

2. Saat Proses Pembelajaran dan Pengembangan

Ketika karyawan pindah ke peran atau departemen baru, mereka sebenarnya menjalani proses onboarding ulang. Walau sudah memahami budaya perusahaan, mereka tetap perlu beradaptasi dengan tanggung jawab baru, dinamika tim, dan keterampilan teknis yang berbeda. Seorang buddy dari tim baru membantu mempercepat proses adaptasi ini.

Program buddy juga efektif untuk mendukung peserta pelatihan atau pengembangan keterampilan. Dengan memasangkan mereka pada rekan yang sudah berpengalaman, tercipta lingkungan belajar kolaboratif yang mempercepat transfer pengetahuan dan memperkuat kompetensi tim.

3. Untuk Program Retensi Jangka Panjang

Buddy system juga bisa dimodifikasi sebagai dukungan bagi karyawan senior. Contohnya, memasangkan karyawan lintas generasi untuk bertukar perspektif atau menghubungkan rekan dari cabang berbeda guna memperkuat kohesi global. Inisiatif ini menjaga karyawan tetap terlibat dan merasa memiliki koneksi baru.

Dalam praktiknya, program ini berfungsi sebagai mentorship informal yang ringan. Tujuannya adalah mencegah stagnasi dengan membuka peluang belajar berkelanjutan, sekaligus menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen pada pertumbuhan dan kesejahteraan karyawan jangka panjang.

Kesimpulan

Pada akhirnya, buddy system bukan hanya program onboarding yang menyenangkan, melainkan investasi strategis dalam sumber daya manusia. Dengan dukungan terstruktur sejak hari pertama, perusahaan dapat mempercepat adaptasi, meningkatkan keterlibatan, dan memperkuat retensi jangka panjang. Keberhasilan program ini bergantung pada komitmen, perencanaan, dan pemilihan buddy yang tepat.

Bagi pemimpin bisnis, menjadikan buddy system bagian inti strategi talenta memberi keuntungan kompetitif nyata. Program ini menekan biaya turnover sekaligus membentuk budaya kerja kolaboratif. Untuk memperkenalkan manfaatnya secara praktis, perusahaan dapat mencoba demo gratis sebelum mengimplementasikan penuh. Dengan cara ini, pengalaman karyawan lebih terukur dan hasilnya lebih maksimal.

FAQ:

Apa yang dimaksud dengan buddy system?

Buddy system adalah metode yang memasangkan dua orang atau lebih untuk saling mendukung, memantau, dan membantu dalam menjalankan pekerjaan.

Apa itu buddy program?

Buddy program mendampingi anggota baru dengan rekan berpengalaman untuk mempercepat adaptasi, memahami budaya, dan menciptakan rasa nyaman.

Apakah sistem Buddy berfungsi?

Perusahaan yang menerapkan buddy system secara terstruktur mengalami peningkatan retensi karyawan, kepuasan kerja, dan kolaborasi tim.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap