Tumpukan barang yang belum selesai dibuat dapat menyebabkan adanya kemacetan produksi, pemborosan waktu, hingga pembengkakan biaya operasional. Hal ini dapat memicu penimbunan stok (buffer), terjadi push production pada akhir periode, hingga deadstock akibat perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pasar tepat waktu.
Pengelolaan work in progress (WIP) yang tepat dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi tantangan ini. Dengan pengelolaan yang tepat, WIP dapat membebaskan modal kerja lebih cepat, memastikan aliran produksi yang stabil, serta mempersingkat waktu siklus menjadi lebih pendek.
Memahami pengelolaan WIP yang tepat dapat membantu menjaga stabilitas finansial dan efisiensi operasional bisnis manufaktur Anda. Artikel ini akan menjelaskan apa itu work in progress, manfaat, karakterisitik, contoh, serta mengapa pengelolaan WIP yang tepat sangat penting untuk keberlasungan bisnis.
- Work in progress (WIP) adalah barang yang masih dalam proses produksi dan belum sepenuhnya selesai atau layak dijual.
- Karakteristik utama work in process mencakup tahapan produksi, komponen biaya, status aset, hingga nilainya.
- Alasan mengapa WIP penting dalam bisnis adalah untuk mengendalikan biaya produksi, mengurangi bottleneck, hingga memastikan kualitas produksi.
- Software manufaktur ScaleOcean dapat membantu menghitung dan mengelola seluruh barang WIP bisnis manufaktur Anda secara otomatis dan akurat.
Apa itu Work in Progress?
Work in progress (WIP) atau produk yang belum selesai dibuat adalah produk yang sedang diproduksi namun belum menjadi barang siap jual. Dalam proses manufaktur, WIP ini bagian dari persediaan yang mencerminkan barang yang sudah melewati beberapa tahapan produksi, tetapi masih butuh pengerjaan lanjutan.
WIP berguna untuk mengukur progres produk, mengidentifikasi hambatan produksi, dan menghitung biaya yang telah dialokasikan, seperti biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead. Dengan ini, perusahaan dapat memantau efisiensi produksi dan membuat keputusan yang lebih baik terkait alokasi sumber daya.
Oleh karena itu, pemahaman WIP penting untuk mengelola persediaan, mengoptimalkan proses, dan mencegah penumpukan di tahapan upstream dan downstream produksi. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kelebihan produksi, memastikan penggunaan sumber daya yang optimal, dan mendukung kinerja perusahaan yang lebih optimal.
Karakteristik Utama Work In Progress
Penting untuk mengenali work in progress (WIP) melalui sifat dan ciri khasnya. Mengenali karakteristik ini memungkinkan perusahaan untuk mengklasifikasikan aset dengan benar, baik untuk tujuan akuntansi maupun manajemen operasional di lantai pabrik. Karakteristik utama WIP mencakup tahap produksi, biaya, status, hingga nilainya.
Berikut adalah penjelasan karakteristik utama yang mendefinisikan WIP:
- Tahap produksi: Produk masih dalam proses pembuatan, belum siap dijual, tetapi tidak lagi murni bahan baku.
- Komponen biaya: Sudah mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dikeluarkan hingga titik tertentu.
- Status aset: Dianggap sebagai aset dalam neraca perusahaan hingga selesai menjadi barang jadi.
- Nilai: Mencakup biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang sudah diinvestasikan.
3 Komponen Utama Work in Progress (WIP)
Work in progress (WIP) dalam manufaktur terdiri dari tiga komponen biaya utama yang diinvestasikan pada produk yang belum selesai dibuat. Komponen ini mewakili nilai tambah yang diberikan pada bahan baku selama proses produksi. Komponennya antara lain adalah bahan baku langsung, tenaga kerja, dan biaya overhedad pabrik.
Berikut adalah penjelasan dari berbagai komponen utama dalam WIP:
- Bahan langsung (direct materials): Bahan baku atau komponen yang sudah dialokasikan dan mulai diproses di jalur produksi, namun belum selesai menjadi produk akhir (contoh: rangka mobil yang sedang dirakit).
- Tenaga kerja langsung (direct labor): Biaya upah, gaji, dan tunjangan yang dibayarkan kepada pekerja yang secara fisik terlibat langsung dalam mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses.
- Overhead pabrik (manufacturing overhead): Semua biaya produksi tidak langsung. Ini termasuk biaya listrik pabrik, depresiasi mesin, dan gaji staf supervisi yang mendukung proses produksi WIP.
Mengapa Work in Progress Penting untuk Bisnis Manufaktur?
Work in process menjadi sangat penting dalam operasi bisnis karena menyediakan beberapa manfaat krusial untuk efektivitas produksi dan pengelolaan biaya bisnis manufaktur. Manfaatnya berupa mengukur efisiensi, memudahkan manajemen inventaris, mengoptimalkan proses, mengendalikan biaya produksi, serta mengurangi biaya penyimpanan.
Berikut penjelasan dari beberapa manfaat yang dimiliki oleh work in progress (WIP):
1. Mengukur Efisiensi
WIP adalah salah satu jenis persediaan yang dapat menjadi metrik untuk menilai kinerja produksi dengan lebih jelas. Dengan memantau tingkat kemajuan barang dari tahap awal hingga hampir selesai, perusahaan dapat mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tahap produksi.
2. Manajemen Inventaris
Pengelolaan WIP yang baik mampu mengurangi biaya penyimpanan secara signifikan dan mengoptimalkan aliran barang. Dengan memantau barang dalam proses, perusahaan dapat memastikan bahwa stok tidak terperangkap dalam tahap produksi yang terlalu lama. Maka dari itu, risiko kerusakan atau pembusukan bahan dapat diminimalisir sehingga dapat menciptakan manajemen yang efisien.
3. Mengoptimalkan Proses
WIP dapat memberikan gambaran jelas mengenai bagian-bagian dalam proses produksi yang perlu diperbaiki. Dengan memeriksa tahapan produksi yang terhenti atau mengalami keterlambatan, perusahaan dapat mengidentifikasi penyebab utama masalah seperti bottleneck atau waktu tunggu yang tidak efisien. Pemahaman ini berguna untuk mengoptimalkan kapasitas produksi dan memastikan kelancaran alur kerja.
4. Pengendalian Biaya Produksi
Manfaat perhitungan WIP adalah untuk pengendalian dan pemantauan biaya produksi. Hal ini akan membantu mengidentifikasi potensi pemborosan dan memastikan biaya tersebut bisa tetap sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan perusahaan manufaktur.
5. Memastikan Kualitas Produk
Pengelolaan WIP juga bermanfaat dalam menjaga kualitas produk selama proses produksi yang harus sesuai dengan standari SNI atau ISO 9001. Anda harus memantaunya di setiap tahapan produk dan mengidentifikasi cacat atau ketidaksesuaian dengan standar yang telah ditetapkan sebelum produk mencapai tahap akhir.
Anda bisa otomatis mengendalikan dan memantau kualitas pada setiap barang di gudang manufaktur Anda dengan mengimplementasikan software quality process. Sistem juga akan dokumentasi dan pelacakan kemajuan WIP secara rinci, dan memberikan data informasi yang selalu ter-update untuk pengelolaan lebih maksimal.
6. Peningkatan Akurasi Pelaporan Keuangan
Perhitungan akurat WIP juga akan membantu Anda memastikan laporan keuangan manufaktur Anda bisa menggambarkan kondisi nyata dari proses produksi. Hal tersebut bisa mencerminkan pemangku kepentingan melihat kinerja perusahaan Anda secara transparan, dan membantu mengambil keputusan strategis bisnis lebih baik.
7. Meningkatkan Akurasi Perencanaan Produksi
Pengelolaan WIP juga bermanfaat dalam memberikan data yang lebih akurat mengenai status produksi saat ini, yang penting untuk perencanaan produksi yang lebih efektif. Data tersebut akan membantu merencanakan produksi lebih baik, meminimalkan overproduction atau stock-out, dan menyesuaikan jadwal produksi sesuai dengan permintaan.
Untuk mempermudah perencanaan produksi, implementasi software ERP manufaktur dapat meningkatkan kelancaran aliran material dan informasi, meningkatkan kolaborasi antar departemen, serta mengurangi pemborosan. Hal ini mendukung manufaktur yang lebih terintegrasi dan responsif terhadap perubahan pasar.
8. Mengurangi Biaya Penyimpanan
Dengan mengelola WIP efektif, perusahaan dapat mengurangi jumlah produk yang baru setengah jalan dibuat yang harus disimpan di gudang, sehingga mengurangi biaya penyimpanan. Hal tersebut juga membantu menjaga biaya produksi tetap rendah dan meningkatkan margin keuntungan.
Contoh WIP dalam Berbagai Industri
Barang yang termasuk dalam kategori work in process dapat ditemukan dalam wujud yang sangat berbeda di setiap sektor industri. Hal ini tergantung pada tahapan pengolahan spesifik yang sedang dijalankan. Beberapa contoh industri yang mempunyai WIP seperti industri logistik, makanan, hingga elektronik.
Berikut penjelasan dari beberapa contoh WIP di dalam berbagai sektor industri:
1. Industri Logistik
Salah satu contoh WIP dalam industri logistik adalah proses perakitan mobil. Mobil yang bodi-nya sudah ada, tetapi belum dicat atau dipasang interior. Bodi mobil telah menyerap biaya material baja dan proses stamping. Namun, mobil tersebut belum menjadi finished goods karena belum melalui tahap kritis seperti pengecatan (coating), perakitan komponen mesin, dan pemasangan kelengkapan interior.
2. Industri Pangan
Conton WIP dalam industri makanan adalah proses adonan roti yang sedang dipanggang atau susu yang sedang dipasteurisasi. Pada kasus roti, adonan sudah mencakup biaya tepung, ragi, gula, dan biaya tenaga kerja untuk pengadukan. Produk ini belum bisa dijual sampai proses pemanggangan selesai. Begitu pula susu, yang sudah melalui pemrosesan awal tetapi masih dalam tahap kritis pasteurisasi untuk keamanan.
3. Industri Elektronik
Salah satu contohnya adalah komponen komputer (misalnya, motherboard) yang sudah dirakit (assembled) tetapi belum diuji (testing) atau dikemas (packaging). Semua komponen kecil telah disolder dan dirakit pada papan sirkuit, menyerap biaya material dan labor. Namun, produk tersebut masih WIP karena belum lulus uji fungsional dan kualitas, serta belum dikemas sebagai unit siap jual.
Peran Work in Progress bagi Bisnis
Peran WIP sangat krusial bagi proses bisnis karena secara langsung memengaruhi efisiensi dan struktur proses produksi. Tingkat WIP yang terlalu tinggi menandakan adanya kemacetan (bottleneck), sementara WIP yang terlalu rendah bisa mengindikasikan bahwa produksi berjalan terlalu cepat tanpa menyesuaikan permintaan pasar. Implikasi utamanya dimulai dari penyelesaian, pengukuran, hingga komunikasi.
Berikut penjelasan dari beberapa implikasi WIP:
- Penyelesaian: WIP menegaskan bahwa pekerjaan belum final dan memerlukan tambahan waktu serta sumber daya untuk mencapai hasil akhir.
- Pengukuran: Berfungsi sebagai indikator penting untuk menilai efisiensi produksi, akurasi penghitungan biaya, dan mendeteksi potensi hambatan operasional.
- Komunikasi: Dipakai untuk menginformasikan pihak terkait bahwa suatu tugas masih dalam tahap pengerjaan dan belum selesai sepenuhnya.
Selain mengidentifikasi hambatan, WIP juga harus memperhitungkan potensi produk sampingan yang mungkin bernilai ekonomi atau membutuhkan penanganan spesifik. Dengan memantau dan menghitung tingkat WIP secara berkelanjutan, kurva produksi dapat ditingkatkan, yang mengarah pada peningkatan kapasitas dan efisiensi manufaktur.
Strategi Mengelola Work in Progress dalam Bisnis Manufaktur
Untuk mengurangi WIP, perusahaan dapat menerapkan cara berupa menerapkan metode just-in-time, mempercepat proses pengiriman, dan menjalin kerjasama antar divisi. Maka dari itu, perusahaan harus mengetahui beberapa cara efektif dalam pengelolaan proses supply chain.
Berikut merupakan penjelasan dari strategi dalam mengelola WIP yang baik untuk bisnis manufaktur:
1. Just In Time (JIT)
Metode JIT menjadi metode penggunaan barang yang hanya digunakan sesuai dengan besarnya jumlah permintaan. Anda bisa menggunakan bahan baku secara optimal, serta memiliki inventory turnover yang lebih baik untuk mengurangi jumlah biaya pengeluaran yang tidak perlu.
2. Pengiriman yang Cepat dan Tepat
Ketepatan dan kecepatan pengiriman harus dilakukan untuk mengurangi WIP, dan dapat memenuhi permintaan pelanggan. Cara ini juga akan memastikan ketersediaan berbagai jenis bahan baku sehingga tidak mengalami hambatan dalam proses produksi. Anda harus mampu untuk menjadwalkan pengiriman dengan tepat untuk meminimalisir lead time, serta memastikan barang dapat terkirim dan sampai sesuai waktu terjadwal.
3. Peningkatan Sumber Daya
Cara berikutnya adalah dengan meningkatkan kinerja karyawan dan mengoptimalisasi mesin dan peralatan yang digunakan dalam jadwal produksi untuk meningkatkan sumber daya perusahaan. Anda bisa memberikan pelatihan kepada karyawan serta mempekerjakan lebih banyak karyawan, dan memperbaiki jaringan yang ada agar dapat mengurangi WIP.
4. Pengorganisasian Gudang
Anda juga bisa mengelola dan mengorganisasi gudang sebagai cara untuk mengurangi WIP. Perusahaan dapat melakukannya terhadap alat, suku cadang, dan informasi yang diberikan terkait pengadaan barang untuk menghindai penundaan barang pada alur produksi. Cara lainnya juga bisa dilakukan dengan memberikan merek atau labrl pada setiap inventory dan penyimpanan barang agar Anda dapat mengaturnya lebih mudah.
5. Koordinasi yang baik
Selain optimalisasi sistem, pengelolaan WIP juga sangat bergantung pada keselarasan dan sinergi antar karyawan. Perusahaan harus memastikan seluruh tim memiliki pemahaman mengenai tujuan dan setiap tahapan dalam proses produksi. Pemahaman bersama ini memungkinkan karyawan memprioritaskan work order serta memastikan pengerjaan sesuai dengan alur kerja yang optimal.
Cara Menghitung Work in Progress (WIP)
Nilai WIP mencerminkan biaya sumber daya, tenaga kerja, dan bahan yang diinvestasikan dalam produk yang belum selesai. Perhitungan nilai WIP yang akurat merupakan dasar penting untuk analisis biaya produksi manufaktur secara keseluruhan, membantu perusahaan memahami berapa banyak biaya yang terikat dalam proses produksi pada waktu tertentu.
Perusahaan manufaktur bisa menghitungnya dengan rumus dan perhitungan berikut:
WIP Akhir = WIP Awal + Biaya Produksi – Produk Jadi
Dari rumus WIP tersebut, Anda bisa menggambarkan nilai barang WIP dengan akurat pada periode tertentu. Perhitungan WIP ini sebagai bagian dari inventory perusahaan dan termasuk dalam laporan keuangan manufaktur sebagai aset. Ini contoh perhitungan nilai barang WIP untuk memudahkan pemahaman Anda:
Hitung WIP Otomatis dengan ScaleOcean
Software manufaktur ScaleOcean bisa membantu Anda menghitung dan mengelola seluruh barang WIP secara otomatis dan akurat dengan fitur yang dirancang khusus untuk mempermudah manajemen produksi. Dengan perencanaan produksi yang cerdas, sistem ini memastikan ketersediaan bahan baku tepat waktu dan pelaksanaan produksi berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Sistem ini menawarkan visibilitas real-time produksi untuk memantau status WIP dan segera mendeteksi anomali bottleneck. Hal ini dapat mengurangi cacat dan kesalahan manusia dalam perhitungan ddan pengelolaan WIP. Dengan fitur multi-level BOM dan pelacakan biaya barang yang sedang diproduksi secara otomatis, ScaleOcean menjamin perhitungan biaya WIP yang akurat dan efisiensi operasional.
Penerapan ScaleOcean sebagai solusi bisnis manufaktur dalam pengelolaan WIP akan membantu setiap proses di perusahaan menjadi mudah dan efisien. Anda bisa menggunakan software manufaktur ScaleOcean terlebih dengan jadwalkan demo gratis terlebih dulu untuk tahu bagaimana cara kerja yang jelas. Hubungi tim kami untuk informasi selanjutnya.
Berikut beberapa keunggulan utama yang ditawarkan oleh ScaleOcean:
- Real-time production visibility: Memantau langsung proses WIP dan dengan cepat mendeteksi anomali untuk mengurangi human error dan cacat produk.
- Multi-level BOM: Mengelola alokasi biaya material pada formula WIP yang kompleks.
- Cost efficiency: Melacak semua biaya (bahan, tenaga kerja, overhead) pada WIP secara otomatis untuk menghitung COGM dan menentukan margin laba.
- Real-time raw material inventory management: Memastikan material tersedia tepat waktu untuk menghindari penumpukan WIP.
- Material requirements planning (MRP): Menganalisis pesanan dan BOM untuk menghitung kebutuhan bahan yang harus dibeli untuk menghindari kekurangan atau kelebihan stok.
Kesimpulan
Work in progress (WIP) adalah pekerjaan atau proyek yang sedang berlangsung sehingga belum mencapai tahap akhir produksi. Karaktertik dari barang WIP antara lain masih berada pada tahap produksi serta memiliki status sebagai aset akan tetapi belum siap untuk dijual. Pengelolaan WIP yang buruk dapat menyebabkan terjadinya penumpukan barang (bottleneck), pemborosan waktu, hingga pembengkakan biaya operasional.
Implementasi software manufaktur ScaleOcean dapat mengatasi tantangan WIP dan mendukung pengelolaan WIP yang efisien dan akurat. Dengan fitur visibilitas real-time dan perhitungan biaya produksi yang otomatis, ScaleOcean memungkinkan Anda memantau setiap tahapan WIP. Hal ini dapat mengurangi risiko kesalahan manusia dan memastikan akurasi pelaporan keuangan.
Memahami pengelolaan WIP yang tepat dapat membantu perusahaan mengoptimalkan inventory dan menjaga stabilitas efisiensi operasional bisnis manufaktur Anda. Jadwalkan demo gratis dan konsultasi dengan tim ahli kami untuk melihat bagaimana software ini dapat membantu bisnis Anda!
FAQ:
1. Apa itu WIP dalam manufaktur?
Work In progress (WIP) adalah produk yang masih dalam proses produksi, di mana sebagian bagian sudah selesai namun belum mencapai tahap final. WIP mencakup nilai bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead yang sudah dikeluarkan untuk produk tersebut.
2. Bagaimana cara menghitung WIP?
Pada umumnya, akuntan akan menghitung total bahan baku, mengumpulkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead, kemudian mencatat total biaya tersebut sebagai entri aset dalam neraca.
3. Apa perbedaan antara WIP dan COGS?
Perbedaan antara WIP dan COGS terletak pada posisi dan peran mereka dalam laporan keuangan. WIP tercatat di neraca sebagai aset lancar dalam inventaris, termasuk produk yang masih dalam proses produksi. Setelah barang selesai dan siap dijual, nilai WIP dipindahkan ke akun barang jadi dalam inventaris. Ketika produk tersebut dijual, WIP diklasifikasikan sebagai COGS (biaya barang terjual) yang tercatat di laporan laba rugi.
4. Apa saja tantangan umum dalam WIP?
Tantangan yang seringkali terjadi dalam mengelola work in progress (WIP) meliputi overproduksi, fluktuasi permintaan, keterlambatan pasokan, proses produksi yang tidak efisien, masalah kualitas, penjadwalan yang buruk, pengukuran kemajuan yang tidak akurat, dan biaya penyimpanan yang tinggi.
5. Bagaimana cara mengatasi permasalahan dalam WIP?
Untuk mengatasi masalah work in progress (WIP) dalam manufaktur, beberapa cara yang bisa diterapkan meliputi penerapan just-in-time (JIT), peningkatan efisiensi pengiriman, pengelolaan sumber daya yang optimal, dan manajemen gudang yang efektif. Selain itu, penggunaan perangkat lunak pelacak WIP dapat membantu memantau dan mengelola WIP dengan lebih efisien.





