Dalam pengelolaan bisnis manufaktur, perkembangan pesat terhadap tuntutan pasar menjadi dinamis dan penting untuk ditelaah. Untuk itu, perusahaan harus melakukan penelitian dalam proses produksi yang memiliki tujuan dan peran kunci dalam memenuhi kebutuhan konsumen secara efektif.
Di industri manufaktur, dalam melakukan penelitian proses produksi memiliki tujuan untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai hal yang efisien dalam menciptakan hasil yang berkualitas dalam proses produksi, sehingga hal ini memiliki fokus utama pada identifikasi faktor yang mempengaruhi efektivitas, efisiensi, dan inovasi pada setiap proses nya.
Artikel ini membahas apa itu penelitian proses produksi, tujuan dilaksanakannya kegiatan ini, serta apa saja tahapan-tahapannya.
- Penelitian proses produksi adalah penyelidikan yang terstruktur dan cermat terhadap alur kerja produksi di manufaktur, fokus pada analisis efektivitas, efisiensi, kualitas, dan inovasi proses.
- Penelitian ini bertujuan untuk memahami proses secara mendalam, mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan, dan secara keseluruhan meningkatkan daya saing perusahaan.
- Ada berbagai metode penelitian yang dapat diterapkan, di antaranya analisis waktu dan gerakan, analisis jalur proses, Quality Function Deployment (QFD), dan Operation Process Chart (OPC).
1. Apa itu Penelitian Proses Produksi?
Penelitian proses produksi merupakan penyelidikan yang fokus pada alur proses produksi produk atau jasa di industri manufaktur. Penyelidikan ini dilakukan secara terstruktur dan cermat oleh tim khusus untuk menganalisis seberapa efektif dan efisien proses-proses produksi berjalan.
Dalam manufaktur, penelitian proses produksi bertujuan untuk meningkatkan efektivitas proses produksi dan menjaga daya saing perusahaan di pasar yang terus berubah, sehingga penelitian ini harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi proses produksi. Hal ini juga berlaku dalam penerapan ERP pada bisnis FMCG, yang menuntut integrasi proses produksi dan distribusi secara real-time.
Selain efektivitas dan efisiensi, tujuan krusial lainnya adalah mendorong peningkatan kualitas, memastikan produk yang dihasilkan konsisten, dapat diandalkan, dan memenuhi standar tertinggi.
Pemantauan tersebut menjadi penting dalam melakukan penelitian proses produksi memiliki tujuan untuk mengoptimalkan hasil produk terbaik dan menentukan keberhasilan dalam business growth manufaktur.
Selain itu, penelitian ini juga mengharuskan perusahaan dalam mengeksplorasi konsep best practices melalui peninjauan studi kasus dalam manufaktur yang bertujuan untuk merinci strategi terbaik yang telah terbukti berhasil dalam meningkatkan efisiensi, kualitas, dan fleksibilitas proses produksi.
Baca juga: Mengenal Sistem Produksi, Jenis, Tujuan, serta Contohnya
2. Apa Tujuan Penelitian Proses Produksi?
Tujuan utama dilakukannya penelitian proses produksi adalah untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang bagaimana seluruh proses tersebut beroperasi. Dengan pemahaman ini, penelitian bertujuan mengidentifikasi area atau tahapan spesifik yang memerlukan peningkatan atau perbaikan.
Berikut penjelasan lebih detail terkait tujuan penelitian dalam produksi:
a. Memastikan Kualitas Produk atau Jasa
Tujuan utama penelitian proses produksi seringkali adalah untuk menjamin bahwa setiap unit output yang dihasilkan memenuhi standar kualitas tinggi yang telah ditetapkan. Penelitian ini membantu menyempurnakan tahapan-tahapan kritis dalam alur kerja.
Dengan proses yang lebih baik, quality control dapat berjalan lebih efektif dalam mendeteksi dan mencegah cacat sejak dini, memastikan konsistensi mutu produk akhir.
b. Mengidentifikasi Area yang Perlu Ditingkatkan
Penelitian proses produksi secara sistematis membantu Anda menemukan potensi masalah, hambatan (bottleneck), atau inefisiensi yang mungkin tidak terlihat pada operasional sehari-hari. Mengidentifikasi titik-titik lemah ini penting untuk perbaikan berkelanjutan.
Temuan penelitian bahkan dapat memengaruhi area lain seperti manajemen inventory jika bottleneck produksi menyebabkan penumpukan atau kekurangan stok material.
c. Meningkatkan Efisiensi
Salah satu target paling umum dari penelitian proses produksi adalah mengoptimalkan cara kerja guna meningkatkan efisiensi, mengurangi waktu siklus, dan menekan biaya produksi.
Penelitian ini membantu menganalisis struktur biaya variabel dan biaya manufaktur per unit. Tujuannya adalah menurunkan average variable cost per unit sembari meningkatkan kapasitas produksi keseluruhan pabrik Anda.
d. Menerapkan Inovasi
Penelitian proses produksi menjadi dasar vital untuk mengidentifikasi peluang dan mengintegrasikan inovasi baru ke dalam operasional pabrik Anda secara terencana.
Melalui penelitian, Anda dapat mengevaluasi kelayakan teknis dan ekonomis penerapan otomasi pada tahapan tertentu atau mengeksplorasi potensi penggunaan teknologi canggih lainnya seperti generative AI dalam optimasi alur kerja atau desain. Ini membuka jalan bagi metode produksi yang lebih maju.
e. Meningkatkan Daya Saing
Pada akhirnya, semua tujuan di atas secara signifikan berkontribusi pada peningkatan daya saing perusahaan Anda di pasar yang kompetitif.
Dengan proses yang lebih efisien (yang berdampak pada biaya produksi yang lebih rendah) dan kualitas produk yang terjamin (didukung quality control yang ketat), Anda dapat menawarkan nilai lebih kepada pelanggan.
Ini memungkinkan Anda menyusun sales quotation yang lebih menarik dan memposisikan bisnis Anda lebih kuat di hadapan para pesaing.
3. Bagaimana Tahapan Penelitian Proses Produksi di Manufaktur?
Penelitian proses produksi bertujuan untuk membangun landasan yang kokoh mengenai pengembangan dan perbaikan produksi yang berkelanjutan.
Dengan memahami berbagai tahapan penelitian berikut, Anda dapat dengan efisien melakukan penelitian dan mengidentifikasi masalah, mengembangkan solusi produksi, dan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar dinamis.
a. Identifikasi Masalah dan Kebutuhan
Identifikasi masalah dan kebutuhan menjadi langkah pertama dalam melakukan penelitian proses produksi. Tujuannya untuk mengoptimalisasi pengembangan produk, dengan melibatkan pemahaman menyeluruh terhadap seluruh rantai pasokan dalam manufaktur.
Mulai dari penerimaan bahan baku hingga pengiriman produksi jadi yang perlu diperhatikan tim peneliti, sehingga memerlukan interaksi dengan berbagai pihak terkait, termasuk operator produksi, manajemen, dan pelanggan untuk mengumpulkan informasi yang komprehensif.
Dalam tahapan identifikasi kebutuhan masalah dan kebutuhan, perusahaan juga perlu melakukan perumusan tujuan penelitian yang spesifik dan relevan yang menjadi dasar dalam melakukan penelitian.
Dengan begitu, akan lebih mudah dalam mencapai perencanaan produksi yang efektif, serta menghadapi tantangan kompetitif di industri manufaktur.
b. Perumusan Hipotesis dan Tujuan Penelitian
Setelah melakukan identifikasi masalah dan kebutuhan, tahapan penelitian produksi berikutnya adalah merumuskan hipotesis dan tujuan penelitian yang harus dilakukan.
Caranya yaitu dengan mengidentifikasi variabel-variabel yang berpotensi mempengaruhi proses produksi, sehingga dapat menyusun hipotesis mengenai bagaimana perubahan dan inovasi pada variabel tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.
Dengan memaksimalkan tahapan ini, akan membantu perusahaan dalam mengarahkan fokus penelitian dan memberikan landasan untuk mengukur hasil serta keberhasilan produksi. Untuk itu, dengan adanya hipotesis penelitian yang baik, penelitian dapat dilakukan dengan lebih terarah untuk mencapai hasil yang optimal.
c. Desain Penelitian
Desain penelitian proses produksi bertujuan untuk merencanakan bagaimana penelitian ini akan dilaksanakan, dengan melibatkan pemilihan metode penelitian, pengukuran variabel, dan pemilihan sampel yang representatif.
Suatu desain penelitian yang tepat akan memastikan bahwa data yang diperoleh dapat diandalkan, sehingga hasilnya dapat dianalisis dengan baik.
Selain itu, dalam desain penelitian, perusahaan juga perlu mempertimbangkan bagaimana penelitian tersebut akan berintegrasi dengan operasional produksi, dengan begitu alur produksi tidak akan terganggu secara signifikan selama proses penelitian ini berlangsung.
d. Pengumpulan Data
Pada tahapan pengumpulan data, tim peneliti akan mengumpulkan data yang sesuai dengan desain penelitian. Desain penelitian tersebut merupakan hasil dari proses sebelumnya, seperti saat penyusunan SOP produksi atau perancangan sistem operasional lainnya.
Tahapan ini melibatkan observasi langsung di garis produksi, dengan melakukan wawancara personel terkait, atau penggunaan perangkat teknologi seperti sensor atau sistem monitoring otomatis.
Adanya keakuratan dan kelengkapan data dalam tahap pengumpulan data ini menjadi penting dalam membantu analisis penelitian yang akan dilakukan pada langkah selanjutnya, sehingga dapat memberikan perusahaan wawasan yang relevan dan akurat mengenai operasional dan produktivitas dalam proses produksi.
e. Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data, tahapan selanjutnya adalah menganalisis data tersebut dengan melibatkan penggunaan metode statistik atau teknik analisis yang sesuai dengan sifat data yang terkumpul.
Analisis data ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola, tren, atau hubungan antar variabel yang dapat memberikan pemahaman mendalam mengenai proses produksi.
Hasil dari riset dan pemantauan data ini akan menjadi kunci yang membentuk dasar untuk membuat keputusan dan rekomendasi perbaikan atau inovasi yang harus dilakukan dalam proses produksi. Dengan begitu, perusahaan harus memperhatikan proses analisis ini untuk operasional bisnis jangka panjang.
f. Interpretasi dan Pengujian Hipotesis
Hasil analisis data yang telah dihasilkan di tahapan sebelumnya, akan diinterpretasikan untuk menguji validitas hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Proses ini memungkinkan tim peneliti untuk menilai sejauh mana hipotesis ini dapat terbukti atau tidak berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Interpretasi yang akurat akan membantu perusahaan dalam menggambarkan implikasi praktis dari temuan penelitian dan sejauh mana hasil penelitian dapat memberikan kontribusi pada perbaikan yang harus dilakukan dalam proses produksi di bisnis manufaktur.
g. Implementasi dan Uji Coba
Langkah selanjutnya setelah melakukan interpretasi dan uji hipotesis adalah mengimplementasikan data yang dihasilkan untuk perubahan atau inovasi yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Caranya dengan melibatkan uji coba kecil atau pilot project untuk melihat bagaimana perubahan tersebut dapat diterapkan dalam skala produksi penuh.
Dalam tahap Implementasi, proses ini perlu dilakukan secara seksama untuk memastikan bahwa proses produksi tetap berjalan dan meminimalkan dampak negatif dalam produksi.
Selain itu, uji coba yang baik akan memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah sebelum penerapan di seluruh proses produksi.
h. Penyusunan Laporan dan Diseminasi Hasil
Tahapan terakhir dalam penelitian di proses produksi adalah menyusun laporan yang meliputi metodologi, temuan, interpretasi, serta rekomendasi untuk perbaikan atau inovasi yang perlu dilakukan dalam proses produksi.
Dalam beberapa penelitian proses produksi, khususnya di sektor otomotif, tahapan perakitan sangat penting untuk memastikan setiap komponen diproduksi dengan efisien. Mengoptimalkan tahapan perakitan dalam penelitian produksi akan membantu perusahaan meningkatkan hasil produksi dan mengurangi waktu siklus.
Sedangkan diseminasi atau penyebaran ide harus dilakukan dengan baik secara internal kepada pihak-pihak terkait di perusahaan maupun kepada pihak eksternal yang mungkin tertarik dengan temuan penelitian tersebut.
Kedua langkah dalam penelitian produksi ini akan memberikan dampak positif yang maksimal, memberikan wawasan bagi pemangku kepentingan internal dan dapat dijadikan acuan dan kontribusi bagi perkembangan pengetahuan di industri manufaktur secara umum.
Baca juga: 22 Software Manufaktur Terbaik untuk Tingkatkan Produksi
4. Contoh Metode Penelitian Proses Produksi di Manufaktur
Untuk mencapai berbagai tujuan peningkatan efisiensi, kualitas, dan inovasi yang telah kami bahas sebelumnya, penelitian proses produksi menggunakan beragam metode analisis yang terstruktur.
Setiap metode memiliki fokus dan pendekatan unik dalam mengevaluasi operasional untuk memetakan, mengukur, dan mengevaluasi efisiensi serta efektivitas alur kerja manufaktur Anda secara sistematis.
Berikut contoh metode penelitian proses produksi yang umum diterapkan di manufaktur:
a. Analisis Waktu dan Gerakan
Metode ini melibatkan pengamatan cermat terhadap setiap gerakan yang dilakukan pekerja saat menyelesaikan tugas produksi, serta pencatatan waktu yang dibutuhkan untuk setiap gerakan atau langkah.
Tujuannya adalah mengidentifikasi gerakan yang tidak perlu, inefisien, atau berpotensi menyebabkan kelelahan. Dengan mengeliminasi atau menyederhanakan gerakan tersebut, Anda dapat mengoptimalkan alur kerja tugas dan mengurangi waktu siklus produksi.
b. Analisis Jalur Proses (Process Flow Analysis)
Analisis jalur proses fokus pada pemetaan visual dan komprehensif seluruh rangkaian tahapan atau alur kerja yang dilalui sebuah produk dari awal hingga menjadi produk jadi. Metode ini membantu Anda melihat gambaran besar dari proses tersebut.
Dengan memetakan aliran proses, Anda dapat dengan mudah mengidentifikasi di mana bottleneck, penundaan, atau hambatan terjadi, sehingga Anda dapat mencari cara untuk menyederhanakan proses dan meningkatkan efisiensi.
c. Quality Function Deployment (QFD)
QFD adalah metode terstruktur yang membantu menerjemahkan kebutuhan dan harapan pelanggan menjadi persyaratan teknis spesifik untuk produk dan selanjutnya ke dalam desain proses produksi itu sendiri.
Metode ini memastikan bahwa desain proses Anda secara langsung mendukung fitur dan kualitas yang paling bernilai bagi konsumen akhir. QFD juga sangat berguna di awal penelitian proses produksi, terutama ketika perusahaan ingin menerapkan strategi inovasi produk untuk menciptakan solusi baru atau meningkatkan proses yang sudah ada.
d. Operation Process Chart (OPC)
Metode Operation Process Chart (OPC) menggunakan simbol standar yang sudah ditetapkan untuk membuat diagram visual yang memetakan urutan operasi (kegiatan yang mengubah produk) dan inspeksi (pemeriksaan kualitas) dalam proses produksi.
Diagram ini memberikan gambaran langkah demi langkah yang jelas tentang alur kerja dan di mana setiap aktivitas terjadi. Dengan OPC, Anda dapat dengan mudah mengidentifikasi aktivitas yang tidak menambah nilai pada produk dan mempertimbangkan untuk menghapusnya.
5. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam meningkatkan kinerja dan daya saing, adanya penelitian dalam proses produksi di bisnis manufaktur menjadi langkah penting dalam memahami, memperbaiki, dan berinovasi secara maksimal pada setiap alur proses produksi.
Untuk mengupayakan penelitian ini, perusahaan harus memahami setiap tahapan yang akan mengidentifikasi masalah, merumuskan solusi, hingga menerapkan perubahan untuk membuka jalan dalam mengefisiensi setiap proses dalam produksi dan meningkatkan produktivitas dalam operasional bisnis manufaktur secara menyeluruh.
FAQ:
1. Apa tujuan melakukan penelitian proses produksi?
Tujuan utama melakukan penelitian proses produksi adalah untuk memahami, menganalisis, dan meningkatkan efisiensi serta efektivitas suatu proses produksi. Penelitian ini dapat bertujuan untuk mengidentifikasi hambatan dalam proses, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan kualitas produk atau layanan, mengurangi biaya produksi, atau mengembangkan metode produksi yang baru dan lebih baik.
2. Metode penelitian apa saja yang umum digunakan dalam penelitian proses produksi?
Metode penelitian yang umum digunakan sangat bervariasi tergantung pada fokus penelitian dan jenis industri. Beberapa metode yang sering dipakai antara lain:
1. Metode Deskriptif Kualitatif
2. Metode Deskriptif Kuantitatif
3. Studi Kasus
4. Penelitian Tindakan (Action Research)
5. Survei
3. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi proses produksi?
Proses produksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya:
1. Faktor Internal: Sumber daya alam (bahan baku), tenaga kerja (kualitas dan kuantitas), modal (peralatan dan teknologi), manajemen produksi, metode kerja, dan kondisi tempat kerja.
2. Faktor Eksternal: Permintaan pasar, kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, persaingan, dan ketersediaan infrastruktur. Dalam konteks pemasaran, faktor seperti people, process, dan physical evidence (dalam model 7P Marketing Mix) juga dapat memengaruhi persepsi dan kepuasan konsumen terhadap proses produksi layanan.
4. Bagaimana cara meningkatkan efisiensi dalam proses produksi?
Peningkatan efisiensi dalam proses produksi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
1. Melakukan analisis alur kerja untuk mengidentifikasi bottleneck atau hambatan.
2. Mengoptimalkan tata letak pabrik atau area kerja.
3. Menerapkan teknologi atau peralatan yang lebih canggih.
4. Meningkatkan keterampilan dan pelatihan tenaga kerja.
5. Mengurangi pemborosan (bahan baku, waktu, energi).
6. Menerapkan prinsip-prinsip manajemen kualitas (misalnya, Total Quality Management).
7. Melakukan penjadwalan produksi yang efektif.
5. Apa kaitan antara penelitian proses produksi dengan kualitas produk?
Penelitian proses produksi memiliki kaitan erat dengan kualitas produk. Dengan memahami dan menganalisis proses secara mendalam, peneliti dapat mengidentifikasi tahapan atau faktor-faktor dalam proses yang paling berpengaruh terhadap kualitas produk akhir. Penelitian ini dapat mengarah pada perbaikan proses, pengendalian mutu yang lebih baik, dan penerapan standar kualitas yang tepat, sehingga menghasilkan produk dengan kualitas yang konsisten dan sesuai harapan pelanggan.


