Di transformasi digital saat ini, peran software ERP (Enterprise Resource Planning) menjadi krusial dalam mengintegrasikan dan memaksimalkan proses bisnis. Salah satu pertanyaan yang sering muncul berkaitan dengan implementasi teknologi ini adalah mengenai harga pembuatan aplikasi ERP.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis mendalam mengenai kebutuhan spesifik perusahaan Anda dan bagaimana solusi ERP dapat diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Di artikel ini, kita akan mengulas secara detail apa saja faktor yang mempengaruhi harga aplikasi untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis Anda.
- Perusahaan biasanya melakukan evaluasi faktor-faktor penentu harga ERP terlebih dahulu sebelum memilih untuk menerapkan sistem tertentu.
- Beberapa contoh faktor tersebut adalah jenis sistem yang diterapkan, kelengkapan modul dan fitur, reputasi vendor, jumlah pengguna, biaya pelatihan, biaya infrastruktur.
- Software ERP ScaleOcean menawarkan transparansi jelas mengenai spesifikasi sistemnya melalui demo gratis sehingga membantu perusahaan mengukur harga wajar penerapan.
1. Jenis Software ERP
Jenis software ERP yang dipilih sangat mempengaruhi harga aplikasi. Pemilihan jenis software ERP harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan finansial bisnis untuk memastikan nilai investasi yang optimal. Terdapat dua jenis utama, yaitu ERP on-premise dan ERP berbasis cloud.
ERP on-premise biasanya memerlukan investasi awal yang besar untuk pembelian lisensi perangkat lunak dan perangkat keras yang dibutuhkan, namun memberikan kontrol lebih atas data dan kustomisasi. Di sisi lain, ERP berbasis cloud menawarkan model berlangganan yang memungkinkan bisnis membayar biaya bulanan atau tahunan.
Meski begitu, data historis dan proyeksi dari laman Anchor Group menemukan bahwa sistem cloud semakin menjadi pilihan utama di kalangan pebisnis dikarenakan harganya yang lebih terjangkau dan ROI yang cenderung lebih cepat. Sebaliknya pula, on–premise semakin lama semakin menjadi sebuah legacy technology.
2. Teknologi
Infrastruktur teknologi yang digunakan dapat menentukan kecepatan akses dan keamanan data perusahaan. Penggunaan arsitektur modern berbasis cloud atau mobile–responsive memberikan fleksibilitas akses, namun memerlukan spesifikasi perangkat yang mampu dan protokol cybersecurity yang ketat.
3. Kelengkapan Modul dan Fitur
Tidak hanya itu, kelengkapan modul dan fitur menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi harga pembuatan aplikasi. Berbagai contoh seperti manajemen keuangan, inventaris, hingga layanan pelanggan dapat sangat mempengaruhi harga akhir. Semakin banyak modul dan fitur, semakin tinggi biaya yang diperlukan.
Baca juga: 5 Aplikasi Business Intelligence dan Fitur Utamanya
4. Tingkat Penyesuaian
Kustomisasi adalah proses penyesuaian software ERP agar sesuai dengan kebutuhan khusus sebuah bisnis. Faktor ini memiliki dampak signifikan terhadap biaya karena setiap penyesuaian memerlukan tambahan sumber daya pengembangan.
Misalnya, perusahaan memerlukan fungsi tertentu yang tidak tersedia dalam paket standar, sehingga memerlukan pengembangan modul khusus. Kustomisasi juga melibatkan integrasi dengan sistem lain yang telah ada sebelumnya, seperti CRM atau e-commerce.
Semakin tinggi tingkat kustomisasi yang diperlukan, semakin banyak waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk memastikan sistem berfungsi sesuai kebutuhan spesifik perusahaan. Hal ini juga melibatkan pengujian yang lebih mendalam untuk memastikan kestabilan dan keamanan sistem.
5. Jenis Pembagian
Harga aplikasi juga dipengaruhi oleh model layanannya, seperti SaaS dengan biaya berlangganan, atau IaaS yang memberikan fleksibilitas mengelola infrastruktur pribadi. Pilihan ini menentukan seberapa besar kendali yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan kenyamanan penggunaan yang ditawarkan vendor.
Selain itu, terdapat model PaaS yang menyediakan platform bagi pengembang untuk membangun solusi khusus tanpa harus memikirkan kerumitan manajemen perangkat keras. Setiap jenis pembagian ini memiliki struktur biaya berbeda yang harus disesuaikan dengan kapasitas tim IT dan strategi jangka panjang perusahaan.
6. Reputasi dan Pengalaman Vendor
Vendor dengan reputasi baik biasanya menawarkan harga yang lebih tinggi karena pengalaman, keandalan sistem yang terbukti, dan dukungan pelanggan optimal. Hal ini pun dapat mengurangi risiko kegagalan proyek dan biaya tidak terduga yang mungkin muncul dari sistem yang kurang andal.
7. Jumlah Pengguna
Faktor berikut lebih cenderung berlaku pada sistem ERP on–premise. Bila penyedia software yang dipilih bisnis menggunakan format pembayaran per user, maka biaya yang diperlukan berskala sesuai dengan jumlah pengguna yang dapat mengakses ERP. Fenomena berikut biasanya dikenal dengan istilah perpetual licensing.
Sebaliknya pula, sebagian besar penyedia sistem cloud seperti ScaleOcean menawarkan jumlah pengguna tidak terbatas yang lebih mudah diakses bisnis yang sedang bertumbuh. Namun, jenis penyedia tersebut biasanya menerapkan model pembayaran sesuai dengan intensitas penggunaan sistem, seperti seberapa berat beban pada CPU dan RAM.


8. Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan menjadi faktor penting lain yang mempengaruhi harga pembuatan aplikasi ERP. Setelah aplikasi diimplementasikan, pemeliharaan berkelanjutan diperlukan untuk memastikan operasi sistem berjalan lancar dan mengatasi masalah yang muncul. Hal ini termasuk pembaruan software, peningkatan keamanan, dan perbaikan bug.
Selain itu, dukungan teknis meliputi bantuan dalam mengatasi masalah teknis dan pelatihan adaptasi pembaruan sistem juga penting. Semakin kompleks sistem ERP, semakin tinggi pula biaya pemeliharaan yang dibutuhkan.
9. Pelatihan Tenaga Kerja
Terkadang, perusahaan perlu meluangkan biaya tambahan untuk membangun atau melatih tim agar mahir menggunakan sistem yang diterapkan. Bila jumlah user relatif tinggi, maka biaya yang dikeluarkan untuk membangun human capital akan tinggi juga, begitu juga sebaliknya.
10. Biaya Infrastruktur IT
Biaya infrastruktur IT, termasuk biaya tim teknis dan perangkat keras, merupakan salah satu pengeluaran paling besar dalam penerapan ERP on–premise. Terlebih lagi, dikarenakan banyaknya jumlah perangkat keras, hal ini juga dapat berdampak pada biaya utilitas (listrik dan air) yang lebih tinggi.
Bertentangan dengan kepercayaan umum, solusi cloud juga membutuhkan biaya infrastruktur, meski total pengeluarannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan sistem fisik. Hal ini dapat berupa biaya Wifi 6 atau 7 untuk memastikan kelancaran penggunaan, beserta juga laptop atau PC yang memungkinkan akses.
11. Durasi Pengembangan
Panjang waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan ERP tergantung pada tingkat kustomisasi, kompleksitas integrasi, dan jumlah modul yang diimplementasikan. Proyek yang lebih besar dan lebih kompleks cenderung memerlukan waktu yang lebih lama, yang secara langsung meningkatkan biaya.
Durasi pengembangan yang lebih panjang juga bisa berarti keterlambatan dalam pencapaian ROI karena penundaan dalam efisiensi operasional dan manfaat lain yang diharapkan dari sistem ERP. Oleh karena itu, penting untuk merencanakan timeline proyek dengan realistis.
12. Model Lisensi
Model lisensi yang dipilih untuk software ERP berpengaruh besar terhadap harga aplikasi. Dalam model lisensi tetap, perusahaan membayar biaya awal yang besar untuk mendapatkan hak penggunaan perangkat lunak secara permanen.
Sementara itu, model berlangganan dianggap lebih fleksibel dengan skala operasi bisnis karena biaya awal lebih rendah dibandingkan dengan model lisensi tetap. Terdapat juga lisensi open source yang memberikan tingkat kustomisasi tinggi, namun memerlukan perawatan berkala dari perusahaan.
Baca juga: Rekomendasi 15 Perusahaan Software House Terbaik Indonesia
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, harga pembuatan aplikasi ERP sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek seperti skala bisnis, tingkat kustomisasi yang diharapkan, dan pilihan teknologi yang digunakan. Investasi awal mungkin tampak signifikan, namun manfaat jangka panjang yang diperoleh.
Untuk itu, penting bagi perusahaan untuk berkolaborasi dengan penyedia software ERP yang terpercaya, sehingga dapat memberikan analisis biaya yang transparan dan realistis. Contohnya, ScaleOcean menawarkan layanan demo dan konsultasi gratis terlebih dahulu agar calon pelanggannya dapat mengetahui dengan jelas spesifikasi sistemnya.
FAQ:
1. Apa itu biaya ERP?
Biaya ERP merujuk pada total pengeluaran yang dibutuhkan untuk implementasi, pemeliharaan, dan penggunaan sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dalam suatu perusahaan. Biaya ini mencakup biaya perangkat lunak, biaya lisensi, biaya pelatihan, biaya integrasi, dan biaya dukungan teknis.
2. Apakah ERP berbayar?
Ya, sebagian besar sistem ERP bersifat berbayar. Biaya ini biasanya mencakup lisensi perangkat lunak, biaya instalasi, biaya pelatihan pengguna, serta biaya pemeliharaan dan pembaruan perangkat lunak. Beberapa penyedia ERP juga menawarkan model berbasis langganan atau pembayaran satu kali.
3. Berapa biaya sistem ERP?
Rata-rata, usaha kecil hingga menengah dapat menghabiskan antara $10.000 hingga $150.000 USD untuk implementasi ERP dasar. Sedangkan perusahaan besar bisa menghabiskan lebih dari $1.000.000 USD, tergantung pada skala, tingkat kustomisasi, dan jumlah pengguna yang terlibat.
4. Mengapa ERP mahal?
ERP bisa mahal karena membutuhkan biaya untuk kustomisasi, integrasi dengan sistem lainnya, serta pelatihan dan dukungan teknis. Usaha kecil mungkin hanya memerlukan solusi dasar dengan biaya lebih rendah, sementara perusahaan besar membutuhkan solusi yang lebih kompleks dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka.



