Perhitungan nilai akhir merupakan proses penting yang perlu dilakukan dalam pengelolaan warehouse management untuk memastikan apakah laporan keuangan telah tercatat secara akurat atau tidak. Salah satu metode yang dapat digunakan sebagai cara perhitungan nilai persediaan akhir adalah dengan menggunakan metode rata rata tertimbang.
Cara menghitung nilai persediaan akhir metode rata rata tertimbang ini melibatkan harga rata rata dari semua persediaan yang tersedia, baik barang yang baru dibeli maupun barang yang ada di inventory gudang. Disini kita akan menguraikan langkah dan cara menghitung persediaan akhir metode rata rata tertimbang, serta tips akurasinya. Ayo simak bersama pembahasan berikut!
1. Tahapan Cara Menghitung Persediaan Akhir
Dalam menghitung nilai inventory akhir menggunakan metode rata rata tertimbang, Anda dapat memperhitungkan perubahan harga pembelian persediaan sepanjang periode akuntansi, dengan menghasilkan hargaper-unit rata rata yang kemudaian digunakan untuk menilai persediaan akhir. Anda dapat mengikuti langkah dan
cara menghitung persediaan akhir metode rata rata tertimbang berikut:
a. Kumpulkan Data
Langkah pertama yang menjadi cara menghitung persediaan akhir metode rata rata tertimbang adalah melakukan pengumpulan data, dengan melibatkan detail dari setiap pembelian dan penjualan yang terjadi selama periode akuntansi, termasuk jumlah unit, harga barang per-unit, dan tanggal transaksi.
Pengumpulan data ini juga melibatkan pencatatan transaksi pembelian dan penjualan, serta inventarisasi fisik persediaan di awal dan akhir periode. Hal ini akan membantu dalam menentukan jumlah persediaan yang tersedia untuk dijual dan persediaan akhir. Pengumpulan data ini penting karena memberikan dasar untuk semua perhitungan yang akan dilakukan selanjutnya dalam pengelolaan warehouse management.
b. Hitung Total Biaya Pembelian
Setelah semua data terkumpul, cara menghitung nilai persediaan metode rata rata tertimbang selanjutnya adalah melakukan perhitungan total biaya pembelian, yang dilakukan dengan
mengalikan jumlah unit yang dibeli dengan harga per unit untuk setiap transaksi pembelian, kemudian menjumlahkan semua hasil tersebut.
Perhitungan ini memberikan gambaran mengenai berapa banyak uang yang dihabiskan untuk persediaan, juga membantu dalam memahami dinamika harga pembelian selama periode akuntansi dalam perusahaan. Penting untuk melakukan perhitungan ini dengan cermat dan akurat agar dapat menghindari dampak fluktuasi harga terhadap harga rata rata tertimbang di warehouse management.
c. Hitung Total Unit
Langkah dan cara menghitung nilai persediaan akhir metode rata rata tertimbang adalah melakukan perhitungan total unit persediaan yang diberli selama periode akuntansi, dengan melibatkan penjumlahan semua unit yang dibeli tanpa memperhatikan perbedaan harga per-unit antar transaksi. Tujuannya untuk menentukan jumlah total persediaan yang diperoleh, sehingga dapat digunakan sebagai pembagi dalam menghitung harga perunit rata rata tertimbang.
Perhitungan ini menjadi dasar untuk menilai seberapa banyak persediaan yang telah diinvestasikan perusahaan, juga membantu dalam menentukan efisiensi pembelian dan penggunaan persediaan di gudang. Dengan mengetahui nilai perhitungan ini, perusahaan dapat merencanakana kebutuhan pembelian dengan lebih baik di jangka panjang.
d. Hitung Rata-rata Tertimbang
Setelah totalbiaya pembelian dan total unit diketahui, selanjutnya adalah menghitung rata rata tertimbang yang penting dilakukan karena dapat memberikan harga per-unit yang stabil dan representatif untuk manajemen inventory, juga mengurangi pengaruh fluktuasi harga pembelian yang signifikan. Perhitungan ini akan membantu Anda dalam memudahkan perhitungan nilai persediaan akhir dan harga pokok penjualan yang lebih akurat.
Perhitungan ini dilakukan dengan membagi total biaya pembelian dengan total unit persediaan yang dibeli, yang hasilnya adalah harga per-unit rata rata yang menggambarkan biaya perolehan persediaan secara menyeluruh. Hal ini disesuaikan dengan jumlah dan harga pembelian yang berbeda dalam inventory. Anda dapat melakukan perhitungan dengan rumus berikut:
e. Hitung Persediaan Akhir
Harga per-unit rata rata tertimbang yang telah diketahui, selanjutnya perusahaan dapat menghitung nilai persediaan akhir yang dilakukan untuk memastikan bahwa nilai persediaan yang dilaporakan di neraca keuangan adalah representasi yang adil dan akurat dari biaya persediaan yang masih tersedia untuk dijual.
Perhitungannya dapat dilakukan dengan melakukan dengan mengalikan jumlah unit persediaan yang tersisa di akhir periode dengan harga per-unit rata rata tertimbang, hasilnya adalah nilai total persediaan akhir yang menggambarkan nilai wajar yang masih dimiliki perusahaan pada akhir periode. Perhitungan ini dapat dilakukan dengan rumus berikut:
f. Penyesuaian untuk Penjualan
Cara menghitung persediaan akhir metode rata rata tertimbang adalah melakukan penyesuaian untuk penjualan, dengan melibatkan pengurangan jumlah unit yang terjual dari total unit persediaan yang dibeli, sebelum menghitung persediaan akhir. Penyesuaian ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa hanya persediaan yang masih tersedia yang dihitung dalam nilai persediaan akhir.
Penyesuaian untuk penjualan ini memastikan laporan keuangan yang menggambarkan kondisi persediaan akhir yang sebenarnya, dan perhitungan harga pokok penjualan yang akurat. Dengan menyesuaikan jumlah persediaan untuk penjualan, perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih akurat untuk analisis keuangan dan pengambilan keputusan strategis di warehouse management.
2. Contoh Menghitung Persediaan Akhir
Setelah mengetahui cara menghitung nilai persediaan akhir metode rata rata tertimbang, kita akan menguraikan contoh perhitungannya dari awal hingga akhir untuk membantu Anda memahami secara utuh bagaimana perhitungan ini dengan akurat. Kita menggunakan skenario contoh dari sebuah perusahaan untuk memudahkan pembahasan.
Sebuah perusahaan CSB, menjual produk A selama bulan Januari, dengan transaksi pembelian awal dengan 100 unit produk seharga Rp100.000 per-unit, pembelian selanjutnya pada tanggal 10 Januari dengan 200 unit seharga Rp120.000
per-unit, dan pembelian terakhir pada 20 Januari dengan 300 unit seharga RP110.000 per-unit. Dilanjutkan dengan transaksi penjualan yaitu total 400 unit selama bulan Januari.
Setelah data persediaan awal, pembelian, penjualan, dan jumlah unit serta harga per-unit telah terkumpul, selanjutnya kita akan menjumlah total biaya pembelian dengan perhitungan berikut:
Langkah selanjutnya adalah menjumlahkan total unit barang dari persediaan awal hingga pembelian selanjutnya, yang mana perusahaan CSB ini melakukan tiga kali transaksi, pembelian awal 100 unit, pembelian 10 Januari 200 unit, dan pembelian 20 Januari 300 unit. Jadi total unit yang ada di perusahaan ini adalah 600 unit produk.
Setelah mengetahui total biaya pembelian dan total unit produk yang dimiliki perusahaan, selanjutnya adalah mencari nilai rata rata tertimbang dengan rumus sebelumnya dan perhitungan berikut:
n
Harga per-unit rata rata tertimbang telah diketahui, yaitu Rp11.116.000 per-unit, dari sini kita dapat mengetahui jumlah nilai persediaan akhir dengan menjumlahkan nilai rata rata tertimbang dengan jumlah unit penjualan akhir yang dilakukan perusahaan. Berikut perhitungannya:
Jadi, dari sini kita dapat mengetahui bahwa nilai persediaan akhir perusahaan CSB dengan menggunakan metode rata rata tertimbang adalah senillai Rp466.600.000.
3. Akurasi Menghitung Persediaan Akhir
Dalam melakukan cara menghitung nilai persediaan akhir metode rata rata tertimbang secara akurat, Anda dapat menerapkan berbagai tips dan strategi berikut ini untuk memastikan bahwa perhitungan ini tetap akurat meskipun di tengah fluktuasi pembelian, penjualan, dan aktivitas lainnya. Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan:
a. Pemantauan Inventaris Secara Berkala
Untuk mengetahui nilai inventory akhir, Anda dapat terus melakukan pemantauan inventory pada warehouse management secara berkala, seperti melakukan audit fisik persediaan di interval waktu dengan teratur sehingga memudahkan perusahaan untuk melakukan verifikasi kuantitas dan kondisi persediaan yang sebenanya terhadap catatan akuntansi di gudang.
Anda juga dapat melakukan penyesuaian catatan akuntansi agar menggambarkan realitas fisik persediaan, juga mengurangi risiko overstatement atau understatement nilai persediaan akhir. Hal ini akan memastikan bahwa rata rata tertimbang yang dihitung telah akurat dan up-to-date, serta memberikan insight baru mengenai tren persediaan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan strategis.
b. Catat Akurat Transaksi Pembelian dan Penjualan
Setiap transaksi pembelian dan penjualan dalam warehouse management harus dicatat dalam laporan persediaan dengan akurat, sehingga menghindari kesalahan dalam perhitungan nilai persediaan akhir dengan rata rata tertimbang. Setiap transaksi harus dicatat dengan teliti, seperti
tanggal transaksi, jumlah unit yang dibeli atau dijual, dan harga per unit. Pencatatan yang akurat memastikan bahwa perhitungan rata-rata tertimbang mencerminkan biaya perolehan persediaan yang sebenarnya selama periode tersebut.
c. Hitung Rata Rata Tertimbang Secara Berkala
Tips selanjutnya adalah Anda dapat melakukan perhitungan rata rata tertimbang secara berkala, seperti setiap bulan, atau setiap kali ada pembelian baru dalam gudang. Hal ini dapat menjadi strategi dalam mempertahankan akurasi nilai persediaan, juga memungkinkan perusaaan melakukan penyesuaian harga per-unit rata rata tertibang secara dinamis, berdasarkan aktivitas persediaan terbaru.
Hal ini juga dapat memastikan bahwa nilai persediaan akhir yang dilaporkan dalam pembukuan akan selalu menggambarkan kondisi pasar dan biaya perolehan terkini. Perhitungan berkala juga memberikan kesempatan untuk meninjau dan menyesuaikan catatan persediaan secara rutin, yang dapat mengungkapkan kesalahan atau ketidaksesuaian yang memerlukan koreksi.
d. Penerapan Warehouse Management System
Anda juga dapat menerapkan sistem WMS yang secara signifikan dapat membantu meningkatkan akurasi perhitungan nilai persediaan akhir dengan metode rata rata tertimbang. Sistem ini menyediakan alat pelacakan persediaan yang real-time, sistem otomasi untuk pencatatan transaksi pembelian dan penjualan, serta penghitungan harga rata rata tertimbang secara otomatis.
Penerapan sistem ini dapat mendukung keputusan yang lebih baik dengan analisis dan laporan persediaan barang yang akurat, sehingga tidak hanya akan meningkatkan efisiensi dalam pencatatan inventory, tetapi juga memberikan dasar yang kuat dalam meningkatkan akurasi perhitungan nilai persediaan akhir di warehouse management.
4. Kesimpulan
Setelah kita membahas mengenai langkah dan cara menghitung nilai persediaan akhir metode rata rata tertimbang, juga contoh perhitungan dan juga tips akurasinya, dapat ditarik kesimpulan bahwa perhitungan nilai inventory akhir ini penting dilakukan untuk memastikan nilai tersebut dapat menggambarkan biaya perolehan yang adil dan akurat di warehouse management Anda.
Untuk itu, Anda dapat mengikuti langkah-langkah dan tips strategis dalam menerapkan praktik terbaik untuk akurasi perhitungan, sehingga perusahaan dapat mengelola persediaan dengan lebih efisien, serta menyajikan laporan keuangan yang mencerminkan realitas operasional mereka dengan lebih akurat.