Tujuan dan 6 Proses CRP Capacity Requirements Planning

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Ketika permintaan pasar meningkat atau berubah secara tiba-tiba, perusahaan manufaktur sering kali dihadapkan pada tantangan besar dalam memastikan kapasitas produksi mencukupi tanpa menimbulkan pemborosan atau kekurangan sumber daya. Tanpa penerapan capacity requirements planning, perusahaan dapat mengalami keterlambatan produksi, kelebihan stok, atau bahkan kegagalan memenuhi tenggat waktu.

Capacity Requirements Planning (CRP) hadir sebagai solusi untuk memprediksi dan menyesuaikan kapasitas produksi agar lebih efisien dan tepat sasaran. Dengan CRP, perusahaan dapat memastikan bahwa perusahaan memiliki sumber daya yang tepat, pada waktu yang tepat, untuk memenuhi kebutuhan produksi yang dinamis dan memastikan operasional tetap berjalan lancar.

Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang apa itu CRP, fungsinya dalam mengidentifikasi dan merencanakan kapasitas yang dibutuhkan, serta prosesnya dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada.

starsKey Takeaways
  • Capacity Requirements Planning (CRP) adalah tahap pertama yang dilakukan perusahaan untuk menentukan jumlah produk yang akan diproduksi.
  • Proses CRP melibatkan serangkaian langkah penting, mulai dari rencana produksi, BOM, routing, menghitung beban, penyesuaian, hingga rencana kapasitas akhir.
  • Software manufaktur ScaleOcean membantu optimalisasi perencanaan kapasitas dengan perhitungan dan integrasi data secara real-time.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Pengertian Capacity Requirement Planning

Capacity Requirement Planning (CRP) adalah proses untuk mengidentifikasi dan menyesuaikan tingkat kapasitas produksi yang dibutuhkan agar perusahaan mampu memenuhi permintaan pasar dan target produksi. Ini berarti CRP memastikan semua sumber daya, seperti tenaga kerja, mesin, dan peralatan lainnya, tersedia dalam jumlah yang pas untuk mencapai tujuan produksi yang sudah ditetapkan.

Dengan CRP, Anda bisa melihat apakah kapasitas produksi di gudang manufaktur Anda memadai untuk mengubah bahan baku menjadi produk jadi sesuai jadwal yang telah ditentukan. Implementasi CRP sangat membantu operasional agar berjalan lebih lancar dan responsif terhadap perubahan permintaan pasar.

2. Tujuan CRP Capacity Requirements Planning

tujuan crp capacity requirements planning

Proses capasity requirements planning memiliki beberapa tujuan yang membantu proses operasional manufaktur, seperti mencari tahu kapasitas produksi, pengelolaan risiko, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, serta penjadwalan akurat. Penjelasan dari masing-masing tujuan adalah sebagai berikut

a. Mengidentifikasi Kebutuhan Kapasitas

Pertama, CRP bertujuan untuk menganalisis volume produksi secara mendalam yang direncanakan dan membandingkannya dengan kapasitas yang tersedia. Ini memungkinkan perusahaan memastikan setiap tahap produksi memiliki sumber daya cukup untuk berjalan tanpa hambatan.

Proses ini juga membantu mengidentifikasi kekurangan kapasitas, sehingga perusahaan dapat mengambil langkah proaktif untuk mengatasi masalah sebelum berdampak pada hasil produksi.

b. Mengelola Risiko Produksi

Lalu, salah satu tujuan utama CRP adalah mendukung manajemen risiko dalam proses produksi. Dengan CRP, Anda dapat mengidentifikasi potensi gangguan dan meresponsnya secara efektif.

Misalnya, jika perawatan mesin terjadwal, CRP dapat membantu perencanaan tindakan intervensi tanpa mengganggu aliran produksi. Ini juga memungkinkan penyusunan rencana darurat untuk situasi tak terduga, mengurangi downtime dan memastikan kelangsungan operasional.

c. Mengoptimalkan Penggunaan Sumber Daya

Selanjutnya, CRP fokus pada optimasi sumber daya perusahaan, termasuk manusia, mesin, dan bahan baku, untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan produktivitas. Selain itu, metode ini membantu mengalokasikan sumber daya ke berbagai tugas berdasarkan prioritas dan urgensi.

Dengan demikian, sumber daya penting akan mendapatkan alokasi yang cukup, memastikan operasional berjalan dengan efisiensi optimal.

d. Menciptakan Jadwal Produksi Akurat

Terakhir, CRP sangat penting untuk menghasilkan penjadwalan produksi yang akurat. Hal ini bertujuan untuk memastikan produksi berjalan sesuai rencana tanpa kelebihan atau kekurangan output.

Sistem ini membantu menyesuaikan jadwal dengan ketersediaan sumber daya dan kemajuan produksi aktual. Ini memungkinkan penetapan target yang realistis, memaksimalkan efisiensi, dan secara signifikan mengurangi biaya operasional perusahaan.

3. Langkah-Langkah dalam Proses CRP

Proses capacity requirements planning (CRP) mencakup serangkaian langkah yang diawali dari penilaian kapasitas yang tersedia sampai evaluasi. Hal ini perlu diikuti secara bertahap agar kapasitas produksi tersedia dapat memenuhi kebutuhan. Langkah-langkah tersebut antara lain:

a. Menilai Kapasitas yang Tersedia

Sebelum mengimplementasikan CRP, lakukan terlebih dahulu perencanaan produksi yang sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Nantinya CRP akan memanfaatkan informasi tersebut untuk merencanakan produksi, dan menilai apakah kapasitas produksi yang ada bisa mencukupi untuk memenuhi rencana tersebut.

b. Pengumpulan dan Analisis Data Sumber Daya

Langkah berikutnya CRP adalah pengumpulan data terperinci mengenai sumber daya yang tersedia, termasuk mesin, peralatan, dan tenaga kerja.

Informasi yang harus Anda kumpulkan juga mencakup kapasitas produksi setiap sumber daya, waktu operasi yang tersedia, dan batasan kapasitas lainnya yang perlu diketahui. Lakukan juga analisis informasi tersebut untuk memahami seberapa banyak output yang dapat dihasilkan dalam periode waktu tertentu.

Untuk membantu proses ini, Software manufaktur ScaleOcean dapat membantu proses analisis kapasitas produksi melalui integrasi data kapasitas produksi mesin, peralatan, dan tenaga kerja. Hal ini emberikan visibilitas real-time untuk perencanaan kapasitas dan pengelolaan produksi yang lebih efisien

c. Penentuan Kebutuhan Kapasitas

Setelah informasi data dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah menentukan kebutuhan kapasitas berdasarkan jadwal produksi. Anda bisa melakukan perhitungan waktu untuk setiap proses produksi termasuk waktu setup, operasi produksinya, dan downtime yang telah diantisipasi.

Selain itu, penting untuk mempertimbangkan pengaruh faktor-faktor ini terhadap COGM perusahaan manufaktur, karena efisiensi dalam penggunaan kapasitas dapat langsung memengaruhi biaya produksi yang tercatat dalam COGM.

d. Identifikasi Kekurangan Kapasitas

Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi apakah ada kekurangan kapasitas yang mungkin bisa menghambat pemenuhan jadwal produksi yang ditetapkan. Jika Anda temukan kekurangan dalam identifikasi tersebut, maka perlu dilakukan penyesuaian seperti penjadwalan ulang produksi, penambahan shift kerja, penggunaan mesin alternatif, maupun outsourcing untuk mengisi kekurangan tersebut.

e. Implementasi dan Monitoring

Setelah perencanaan kapasitas disetujui, langkah capacity requirements planning berikutnya adalah implementasi yang sesuai, sehingga perlu dilakukan monitoring secara berkala untuk memastikan semua operasional yang telah dilakukan CRP berjalan sesuai dengan jadwal dan kapasitas yang telah direncanakan. Monitoring juga penting dilakukan untuk mengidentifikasi, dan mengatasi masalah yang terjadi secara real-time.

Berbicara tentang monitoring dalam konteks CRP, penting untuk memahami berbagai aspek dalam capacity planning monitoring yang perlu diperhatikan. Ini tidak hanya meliputi pelacakan output produksi, tetapi juga pemantauan kinerja mesin, utilisasi tenaga kerja, dan identifikasi bottleneck potensial. Dengan memantau indikator-indikator kunci ini secara cermat, perusahaan dapat merespons perubahan kondisi dengan cepat, melakukan penyesuaian yang diperlukan, dan menjaga efisiensi produksi tetap optimal.

f. Evaluasi dan Penyesuaian Berkelanjutan

Langkah terakhir yang penting dilakukan adalah evaluasi berkelanjutan untuk menanggapi perubahan dalam permintaan dan setiap kondisi dalam proses produksi. Evaluasi ini akan membantu penyesuaian lebih lanjut dalam penjadwalan produksi atau penggunaan sumber daya untuk memastikan bahwa kapasitas produksi selalu selaras dengan kebutuhan produksi.

Manufaktur

4. Manfaat Capacity Requirements Planning

Capacity Requirements Planning (CRP) tidak hanya berperan sebagai alat perencanaan, tetapi juga pendukung efisiesi dan pertumbuhan bisnis manufaktur. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa keuntungan yang ditawarkan CRP.

a. Efisiensi Biaya Produksi

Pertama, CRP membantu perusahaan untuk mengurangi berbagai pengeluaran. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya seperti mesin dan tenaga kerja, CRP meminimalkan pemborosan. Ini berdampak pada penurunan biaya produksi per unit, biaya penyimpanan inventaris berlebih, dan pengeluaran tidak perlu lainnya, sehingga profitabilitas perusahaan meningkat.

b. Peningkatan Kinerja Operasional

Lalu, CRP meningkatkan efisiensi proses produksi secara langsung. Dengan memastikan ketersediaan sumber daya yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, CRP menghilangkan hambatan dan penundaan. Oleh sebab itu, aliran kerja menjadi lebih lancar dan responsif, memungkinkan proses manufaktur berjalan tanpa gangguan signifikan dan sesuai jadwal.

Ini juga sangat relevan dengan konsep immediate capacity, di mana CRP membantu memastikan bahwa kapasitas yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan mendesak atau perubahan tak terduga selalu tersedia atau dapat diakses dengan cepat.

c. Optimalisasi Output Produksi

CRP juga berperan penting dalam meningkatkan produktivitas perusahaan. Melalui pemanfaatan kapasitas produksi yang optimal, CRP memastikan setiap sumber daya berfungsi secara optimal dan efisien. Ini berarti perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak produk dalam waktu yang sama, memaksimalkan throughput dan meningkatkan kapasitas produksi secara keseluruhan.

d. Mendukung Pertumbuhan Bisnis

Terakhir, CRP merupakan hal penting untuk mendukung pertumbuhan bisnis berkelanjutan. Dengan perencanaan kapasitas yang cermat, perusahaan dapat mengidentifikasi kebutuhan ekspansi dan mengelola sumber daya secara proaktif. Ini memungkinkan perusahaan untuk merencanakan peningkatan volume produksi, investasi aset baru, dan pengembangan pasar dengan lebih strategis dan efektif.

5. Tips Tingkatkan CRP Perusahaan Manufaktur

tips tingkatkan crp perusahaan manufaktur

Untuk mengimplementasikan CRP dengan maksimal, Anda perlu mengetahui strategi dan cara untuk meningkatkan metode tersebut sehingga akan memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan. Tips ini akan membantu Anda memaksimalkan penerapan CRP di perusahaan manufaktur dengan baik. Berikut tipsnya:

a. Penggunaan ERP Manufaktur

Agar bisa menghasilkan informasi yang akurat untuk penerapan CRP, akan lebih mudah dan sesuai jika Anda menggunakan software ERP manufaktur yang memiliki fitur MRP Material Requirement Planning. Penggunaan sistem ini akan memastikan data akan mengalir secara seamless antar modul, mengurangi risiko kesalahan input data manual, dan meningkatkan keakuratan dalam perencanaan kapasitas.

b. Penggunaan Data yang Akurat dan Terkini

Pastikan juga semua data yang digunakan dalam CRP adalah akurat dan selalu terupdate.  Selanjutnya, penting bagi Anda mengelola data dengan baik termasuk data inventory, jadwal produksi, kapasitas sumber daya, dan waktu siklus operasional. Selain itu, penggunaan data yang tepat waktu dan akurat menjadi kunci untuk membuat keputusan perencanaan kapasitas yang efektif.

Dalam hal ini, integrasi dengan forecasting module dapat sangat membantu, karena menyediakan proyeksi permintaan yang andal, sehingga data yang digunakan untuk CRP menjadi lebih prediktif dan akurat.

c. Analisis dan Pengurangan Bottleneck

Lakukan juga analisis detail untuk mengidentifikasi dan mengurangi bottleneck dalam proses produksi. Lakukanlah identifikasi pada area dimana kapasitas yang terbatas, dan area yang dapat menyebabkan penundaan produksi sehingga akan menyebabkan penurunan peningkatan. Setelah dianalisis, perlu dilakukan penyesuaian berdasarkan masalah yang terjadi, seperti penambahan mesin atau penyesuaian alokasi tenaga kerja.

d. Fleksibilitas dalam Perencanaan

Untuk meningkatkan CRP, penting bagi Anda untuk mengembangkan perencanaan CRP dengan fleksibel sehingga akan memudahkan penyesuaian diri dengan cepat terhadap perubahan dalam permintaan atau kondisi produksi. Fleksibilitas disini bisa dikatakan bahwa perusahaan harus memiliki rencana kontigensi yang siap diimplementasikan jika perubahan terjadi mendadak, atau dalam kebutuhan kapasitas dan ketersediaan sumber daya.

6. Kesimpulan

Dari pembahasan mendalam tentang Capacity Requirements Planning (CRP), mulai dari definisinya, tujuan, langkah-langkah, hingga tips peningkatannya di perusahaan manufaktur, jelaslah bahwa sangat penting bagi Anda untuk secara akurat menentukan kapasitas produksi yang dibutuhkan guna memenuhi permintaan pasar dan mengelola risiko operasional dengan metode CRP yang tepat.

Untuk menerapkannya, maka penting bagi Anda untuk melakukan beberapa langkah dalam prosesnya dengan maksimal, serta terapkan juga tips untuk meningkatkan implementasi tersebut dalam bisnis Anda. Penerapan CRP yang efektif akan membantu perusahaan dalam meningkatkan produktivitas, mengurangi pemborosan, dan lebih responsif terhadap dinamika pasar, sehingga memperkuat posisi kompetitif mereka di industri.

Sebagai langkah awal untuk melihat secara langsung bagaimana sistem ini dapat berfungsi untuk kebutuhan bisnis Anda, Anda dapat mencoba demo gratis yang memungkinkan Anda mengeksplorasi fitur dan manfaat Capacity Requirements Planning secara langsung, tanpa komitmen apapun

FAQ:

1. Apa itu Capacity Requirements Planning (CRP)?

Capacity Requirements Planning (CRP) adalah teknik dalam perencanaan produksi untuk menentukan kebutuhan kapasitas (tenaga kerja dan mesin) yang diperlukan untuk memenuhi jadwal produksi yang sudah disusun, biasanya setelah Material Requirements Planning (MRP).

2. Apa tujuan utama dilakukannya CRP?

Tujuan utama CRP adalah untuk:
1. Memastikan kelayakan jadwal produksi dari sisi kapasitas.
2. Mengidentifikasi pusat kerja yang akan mengalami beban kerja berlebih (overload) atau kurang (underload).
3. Memberikan dasar untuk menyesuaikan kapasitas (misalnya dengan lembur, menambah shift, atau subkontrak) atau menyesuaikan jadwal produksi jika kapasitas tidak mencukupi.
4. Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya produksi.

3. Apa manfaat menerapkan CRP dalam industri manufaktur?

Manfaat penerapan CRP bagi perusahaan manufaktur antara lain:
1. Peningkatan efisiensi operasional dan pengurangan biaya produksi.
2. Penjadwalan produksi yang lebih realistis dan dapat dipenuhi.
3. Peningkatan utilisasi mesin dan tenaga kerja.
4. Pengurangan waktu tunggu dalam proses produksi.
5. Peningkatan akurasi perkiraan tanggal penyelesaian pesanan.
6. Membantu pengambilan keputusan terkait investasi kapasitas jangka panjang.

4. Bagaimana langkah-langkah dalam proses CRP?

Langkah-langkah umum dalam proses CRP meliputi:
1. Mengambil data pesanan yang direncanakan dari MRP.
2. Menerjemahkan pesanan tersebut menjadi kebutuhan waktu standar pada setiap operasi di pusat kerja, menggunakan data routing.
3. Mengakumulasikan kebutuhan waktu pada setiap pusat kerja untuk periode waktu tertentu.
4. Membandingkan beban kerja dengan kapasitas yang tersedia di setiap pusat kerja.
5. Mengidentifikasi kelebihan atau kekurangan kapasitas.
6. Merencanakan tindakan korektif jika diperlukan.

5. Apa perbedaan antara MRP dan CRP?

MRP (Material Requirements Planning) dan CRP adalah dua tahapan berurutan dalam perencanaan produksi:
1. MRP: Menentukan jenis material dan waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi jadwal produksi, fokus pada kebutuhan material.
2. CRP: Menentukan kapasitas yang dibutuhkan (jam kerja/mesin) dan lokasi kebutuhan, berdasarkan output MRP, fokus pada kapasitas sumber daya.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap