Arti Barcode pada Produk dan Fungsinya di Manufaktur

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Dengan adanya transformasi digital, setiap aspek dalam bisnis mulai beralih ke teknologi yang lebih canggih untuk otomatisasi beberapa proses. Salah satu bukti nyata adalah adanya barcode pada produk. Kehadiran barcode ini telah memudahkan perusahaan manufaktur dalam memproduksi, mendistribusikan, dan mengelola produk.

Penggunaan barcode tidak hanya mengurangi human error tetapi juga mempercepat proses dari produksi hingga pengiriman produk ke pelanggan. Dengan kemampuan untuk menyimpan berbagai jenis informasi, barcode membantu seluruh operasional manufaktur menjadi lebih efisien dan transparan. Mari pelajari arti barcode pada produk dan fungsinya secara lebih detail di artikel berikut.

starsKey Takeaways
  • Barcode adalah simbol optik yang menyimpan data spesifik tentang produk dalam format garis atau pola yang dapat dibaca oleh scanner.
  • Fungsi utama barcode pada produk adalah untuk identifikasi cepat dan akurat, pelacakan inventaris, pencatatan transaksi penjualan, serta manajemen data produk.
  • Sistem Manufaktur ScaleOcean menerapkan barcode dan mengintegrasikan datanya dengan mudah untuk pengelolaan data produk yang efektif.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Arti Barcode pada Produk

Kode barcode pada produk berfungsi sebagai representasi visual data unik yang mengidentifikasi produk secara spesifik. Selain memudahkan manajemen inventaris dan proses pembayaran, barcode juga berperan penting dalam pelacakan bahan baku, komponen, hingga produk jadi di tahapan produksi.

Dengan data yang dikumpulkan melalui barcode, perusahaan manufaktur juga dapat menganalisis efisiensi proses produksi, mencari tahu asal bottleneck, dan membuat keputusan untuk perbaikan yang berkelanjutan. Integrasi teknologi barcode dengan sistem ERP juga memudahkan proses manajemen rantai pasok terutama terkait persediaan dan permintaan. Dengan ini, perusahaan manufaktur mampu mengelola produksi agar sesuai dengan kebutuhan pasar. Sebagai contoh, dalam industri kosmetik, penggunaan barcode yang terintegrasi dengan software pabrik kosmetik memungkinkan pelacakan bahan baku dan produk jadi secara real-time, meningkatkan efisiensi produksi dan memastikan kualitas produk tetap terjaga.

2. Fungsi Barcode Produk bagi Manufaktur

Dengan berbagai informasi yang ada pada barcode, tentunya teknologi ini punya fungsi khusus bagi perusahaan manufaktur. Mulai dari meningkatkan efisiensi jalur produksi hingga manajemen retur produk. Berikut penjelasan lebih rinci dari fungsi-fungsi tersebut.

a. Efisiensi Jalur Produksi

Implementasi barcode dalam jalur produksi membantu otomatisasi proses pelacakan komponen dan produk jadi. Dengan memindai barcode, informasi terkait dapat langsung diakses dan dicatat dalam sistem, mempercepat perpindahan produk melalui berbagai tahap produksi. Jadi, Anda tidak lagi perlu mencatatnya secara manual, meminimalisir kesalahan, dan memastikan bahwa produk dapat bergerak secara efisien dari satu tahap ke tahap berikutnya tanpa adanya masalah.

b. Pencatatan Parameter Produksi

Barcode memudahkan pencatatan parameter produksi secara akurat dan real-time. Setiap komponen atau produk yang melalui jalur produksi dapat dipantau dengan detail, termasuk waktu produksi, operator produksi, dan kondisi operasional. Dengan ini, Anda bisa memonitor seberapa baik efisiensi produksi, melakukan analisis kinerja pabrik, dan mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki atau dioptimasi.

c. Memudahkan Kontrol Kualitas

Menggunakan barcode pada produk, membantu perusahaan manufaktur untuk dengan mudah mengidentifikasi setiap batch yang diproduksi. Jika terdapat masalah kualitas, produk dapat ditelusuri kembali ke tahap produksi tertentu, memudahkan identifikasi dan pencarian solusinya. Hal ini tidak hanya meningkatkan standar kualitas produk akhir tetapi juga membantu meminimalkan limbah dan biaya yang terkait dengan penarikan produk.

d. Pengelolaan Batch Produksi

Arti barcode pada produk bagi perusahaan manufaktur juga berkaitan dengan manajemen batch produksi. Dengan informasi yang ada, perusahaan dapat melacak produksi, penggunaan bahan baku, dan distribusi produk secara lebih akurat. Dengan ini, Anda dapat mengelola jumlah persediaan secara lebih baik, mengoptimalkan produksi berdasarkan permintaan, dan memastikan perusahaan telah mengikuti regulasi yang berlaku.

e. Manajemen Retur Produk

Retur produk juga dengan cepat bisa dilakukan melalui barcode. Dengan memindainya, perusahaan langsung memverifikasi identitas produk, sehingga secara keputusan terkait penyimpanan ulang, perbaikan, atau penghapusan dari inventaris bisa dilakukan dengan lebih mudah. Manajemen retur produk yang efisien diperlukan perusahaan manufaktur untuk mengurangi kerugian finansial dan mempertahankan kepuasan pelanggan.

3. Informasi yang Termuat di Barcode Produk

Barcode menjadi alat identifikasi yang sangat efektif untuk menyimpan dan menyampaikan informasi penting yang berkaitan dengan produk. Informasi ini dapat dengan mudah diakses melalui scanner barcode. Apa saja informasi yang umumnya termuat pada barcode? Simak selengkapnya di pembahasan berikut.

a. Nomor Serial Produk

Pertama, ada nomor serial produk yang menyediakan identifikasi unik untuk setiap unit produk, sehingga memudahkan proses pelacakan dan autentikasi. Dengan nomor serial, Anda bisa mengidentifikasi produk tertentu, melakukan pengecekan garansi, dan mengelola isu keamanan produk. Nomor serial memudahkan recall produk jika diperlukan, serta membantu dalam pelacakan asal-usul produk.

Agar proses ini lebih efisien, sistem barcode dapat diintegrasikan untuk menghubungkan nomor serial dengan data produk di sistem inventaris. Dengan memindai barcode yang terpasang pada setiap produk, perusahaan dapat dengan cepat mengakses informasi terkait, memastikan keakuratan data, serta mempermudah pelacakan dan pengelolaan stok di seluruh rantai pasokan.

b. Tanggal Pembuatan Produk

Tanggal pembuatan produk diperlukan dalam kontrol kualitas. Dalam beberapa kasus terutama untuk produk yang sensitif terhadap waktu seperti makanan dan obat-obatan, tanggal pembuatan diperlukan untuk memastikan keamanan penggunaan produk tersebut.

c. Tanggal Kadaluarsa Produk

Informasi berikutnya di barcode pada produk adalah tanggal kadaluarsa. Informasi ini diperlukan untuk memastikan produk yang dijual atau digunakan masih dalam kondisi baik dan aman. Pengelolaan tanggal kadaluarsa yang efektif melalui sistem barcode mengurangi risiko penjualan produk yang sudah tidak layak konsumsi.

d. Lokasi Produk

Informasi lokasi produk yang ada dalam barcode membantu pelacakan distribusi produk. Untuk perusahaan manufaktur yang memiliki rantai pasok cukup kompleks, informasi lokasi sangat membantu proses monitoring pergerakan produk dari gudang bahan baku ke titik penjualan atau konsumen. Langkah ini diperlukan untuk optimasi logistik, mengurangi waktu pengiriman, dan memastikan ketersediaan produk sesuai dengan permintaan pasar.

e. Harga Produk

Meskipun tidak langsung termuat dalam barcode, jika diintegrasikan dengan database harga, barcode pada produk dapat dengan cepat mengidentifikasi harga produk saat dipindai. Jadi, mempercepat proses penjualan di kasir dan mengurangi adanya kesalahan pengetikan harga. Informasi harga yang akurat dan cepat diakses via barcode tentunya meningkatkan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan.

f. Informasi Logistik

Informasi logistik juga termuat dalam barcode. Biasanya berupa kode batch dan rute distribusi, yang membantu perusahaan manufaktur untuk mengoptimalkan manajemen rantai pasok. Dengan informasi ini, Anda dapat mengatur inventaris dengan lebih efektif, merencanakan pengiriman, dan mengurangi biaya logistik.

Dengan menggunakan software logistic terbaik, misalnya ScaleOcean, perusahaan dapat mengintegrasikan sistem barcode dalam manajemen logistik. Hal ini memungkinkan pelacakan yang lebih akurat, mempercepat proses pengiriman, dan mengurangi risiko kesalahan yang bisa terjadi selama pengelolaan inventaris.

Logistik

4. Cara Membuat Barcode Produk

Proses pembuatan barcode produk dimulai dengan menginput produk ke dalam software manufaktur, termasuk nama, kategori, dan informasi lainnya yang relevan. Hal ini memastikan bahwa semua data yang terhubung dengan produk tersedia secara akurat untuk penggunaan barcode yang nantinya akan diterapkan pada produk.

Untuk membuat barcode produk yang efektif, berikut adalah langkah-langkahnya:

a. Setup Produk

Langkah pertama adalah mensetup produk di sistem dengan menambahkan detail seperti nama, deskripsi, dan kategori. Jangan lupa untuk menentukan SKU (stock keeping unit) unik untuk memudahkan pelacakan inventaris dan pembedaan setiap item di sistem. Ini akan memudahkan proses manajemen gudang, pengelolaan stok, dan mengurangi kesalahan dalam produksi.

b. Pemilihan Standar Barcode

Selanjutnya, pilih standar barcode sesuai jenis produk dan pasar yang akan dijangkau. Pilih dari beberapa jenis barcode seperti UPC, EAN, atau QR Code. Pemilihan yang tepat akan memastikan bahwa barcode kompatibel dengan sistem pemindaian dan memenuhi standar yang berlaku di pasar lokal atau internasional.

c. Dapatkan Nomor Identifikasi Produk

Setelah memilih standar barcode, langkah berikutnya adalah memperoleh nomor identifikasi produk, seperti UPC atau EAN, yang diterbitkan oleh badan standar. Nomor ini memastikan keunikan produk di pasar global dan harus dimasukkan ke dalam barcode untuk menjamin identifikasi yang tepat.

d. Barcode Generator

Kemudian, buat barcode menggunakan software manufaktur yang menghasilkan representasi visual dari nomor identifikasi. Proses ini umumnya otomatis dan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik produk, memastikan barcode dapat terbaca dengan mudah oleh scanner dan menghindari kesalahan.

e. Desain Barcode

Setelah barcode dihasilkan, desain tampilan barcode pada kemasan atau produk. Pilih ukuran, orientasi, dan posisi yang sesuai agar barcode dapat terbaca dengan mudah tanpa mengganggu informasi produk lainnya. Pastikan juga kontras dan kondisi pencahayaan sesuai agar kode produksi tetap jelas terlihat.

f. Cetak Barcode

Setelah desain selesai, cetak barcode pada produk menggunakan teknik yang sesuai dengan bahan dan kondisi lingkungan produk. Pastikan kualitas cetakan tetap terjaga agar barcode tetap terbaca dalam kondisi apa pun, termasuk kelembapan atau paparan cahaya.

g. Update Database

Setelah barcode dicetak, perbarui informasi produk dalam database untuk memudahkan pelacakan stok, harga, dan lokasi barang secara real-time. Pastikan pembaruan ini dilakukan dengan akurat untuk menjaga integritas data dan mendukung analisis penjualan yang lebih efisien.

h. Uji Coba

Langkah terakhir adalah melakukan uji coba barcode dengan pemindaian di berbagai situasi. Pastikan barcode terbaca dengan baik pada semua alat pemindaian yang digunakan dan dalam kondisi operasional yang berbeda. Pengujian ini akan membantu memastikan kelancaran dalam operasional sehari-hari dan mencegah masalah saat produk diluncurkan.

5. Contoh Implementasi Barcode dengan ERP

PT. BG Manufacture, yang memproduksi barang elektronik, mengimplementasikan sistem scan barcode menggunakan ERP untuk meningkatkan manajemen stok dan efisiensi produksi. Dengan barcode unik pada setiap produk, pembaruan stok menjadi real-time dan proses produksi lebih terkontrol.

Setelah implementasi, akurasi inventaris meningkat karena setiap pergerakan barang tercatat otomatis. Hal ini mengurangi kesalahan manual dan memastikan data stok selalu up-to-date. Sistem barcode gudang juga meningkatkan efisiensi produksi dengan memantau setiap tahap secara real-time, mengidentifikasi hambatan, dan mengurangi waktu tunggu.

Selain itu, penggunaan barcode mempermudah pengelolaan pengiriman, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Data yang dikumpulkan dari pemindaian barcode memungkinkan analisis mendalam dan pengambilan keputusan berbasis data, meningkatkan efisiensi operasional dan strategi bisnis PT. BG Manufacture.

Baca juga:
15 Rekomendasi Quality Management Software Indonesia

6. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bagi perusahaan manufaktur arti barcode pada produk tidak hanya sebagai untuk mempermudah inventaris tapi juga kontrol kualitas, pengelolaan batch produksi, hingga manajemen retur produk. Melalui analisis data yang dikumpulkan dari barcode, perusahaan dapat mengidentifikasi efisiensi proses produksi, mencari tahu asal-usul masalah, dan membuat keputusan untuk perbaikan yang berkelanjutan.

Implementasi barcode dalam perusahaan manufaktur tidak hanya mendukung otomatisasi dan akurasi proses tetapi juga berkontribusi pada pengelolaan kualitas dan kepuasan pelanggan. Dengan demikian, teknologi barcode menjadi alat yang penting bagi manufaktur dalam menghadapi tantangan operasional dan memenuhi ekspektasi pasar yang terus berubah-ubah.

FAQ:

1. Apa itu barcode pada produk dan apa fungsinya?

Barcode pada produk adalah representasi visual dari data numerik yang unik untuk setiap produk. Fungsinya untuk mempermudah pelacakan bahan baku, komponen, dan produk jadi dalam berbagai tahap produksi, serta mengurangi human error dalam proses distribusi dan pengelolaan inventaris.

2. Informasi apa saja yang biasanya terdapat dalam barcode produk?

Barcode produk biasanya memuat informasi seperti nomor serial produk, tanggal pembuatan, tanggal kadaluarsa, lokasi produk, harga, dan informasi logistik lainnya. Informasi ini memudahkan proses pelacakan dan pengelolaan produk di seluruh rantai pasokan.

3. Bagaimana barcode membantu meningkatkan efisiensi operasional manufaktur?

Dengan menggunakan barcode, perusahaan dapat secara otomatis memonitor pergerakan produk sejak di pabrik hingga ke tangan pelanggan. Integrasi barcode dengan sistem manajemen seperti ERP memungkinkan analisis efisiensi proses produksi, identifikasi bottleneck, dan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap