Apa itu PHO dalam Proyek dan Bedanya dengan FHO?

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

PHO Proyek (Provisional Hand Over) adalah salah satu tahap penting dalam memastikan progres proyek konstruksi berjalan sesuai target. Namun, sekitar 40% proyek konstruksi mengalami keterlambatan akibat kurang efektifnya pengelolaan PHO, seperti minimnya koordinasi antar pihak terkait dan kesalahan dalam dokumentasi.

Kondisi di atas kerap menghambat kemajuan proyek, yang pada akhirnya berdampak pada waktu penyelesaian dan pembengkakan biaya. Untuk memastikan progres proyek tetap berjalan sesuai rencana, pengelolaan PHO yang efektif sangat diperlukan.

Lantas, apa sebenarnya arti PHO dalam proyek dan bagaimana prosedur yang harus diikuti? Artikel ini akan memberikan informasi detail mengenai Provisional Hand Over serta software konstruksi yang tepat untuk mengotomatiskan proses PHO.

starsKey Takeaways
  • PHO proyek adalah Provisional Hand Over, tahap serah terima sementara hasil pekerjaan dari kontraktor kepada pemilik setelah pekerjaan utama selesai.
  • Proses PHO: penyerahan sementara pekerjaan, pemeriksaan kualitas, penyusunan punch list, masa pemeliharaan, serah terima akhir (FHO) setelah semua perbaikan selesai.
  • PHO, FHO, dan BAST memiliki perbedaan dalam tahap penyerahan, kondisi pekerjaan, dan tujuan.
  • Temukan lebih lanjut tentang PHO dalam proyek dan bagaimana memaksimalkan manajemen proyek Anda dengan Software Konstruksi ScaleOcean.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Apa itu PHO dalam Proyek?

PHO (Provisional Hand Over) Proyek adalah tahap serah terima pekerjaan yang telah selesai secara sementara dari kontraktor kepada pemilik proyek. Penyerahan ini dilakukan setelah kontraktor menyelesaikan sekitar 95% pekerjaan dari total seluruh masa pemeliharaan konstruksi.

Dalam tahap PHO, pemilik proyek akan memeriksa hasil pekerjaan untuk memastikan proyek telah sesuai dengan spesifikasi dan standar yang disepakati. Jika ditemukan masalah, kontraktor harus memperbaiki sebelum proyek benar-benar dianggap selesai dan masuk ke tahap Final Hand Over. PHO dalam proyek penting karena memberikan waktu bagi pemilik untuk mengevaluasi kualitas kerja sebelum memberikan persetujuan akhir.

Bahkan, tahap ini seringkali dianggap sebagai checkpoint krusial karena memastikan pekerjaan fisik sudah memenuhi standar sebelum digunakan oleh pemilik proyek. Hal ini mencakup kesiapan dokumen untuk pengajuan atau perolehan Sertifikat Laik Fungsi (SLF), yang menandakan bangunan layak dioperasikan secara legal.

Tujuan dan Fungsi PHO Proyek

Tujuan dan Fungsi PHO Proyek

Commissioning adalah tujuan utama dari PHO untuk memastikan proyek diselesaikan sesuai dengan spesifikasi yang disetujui dalam kontrak. Selain itu, PHO digunakan untuk memantau kemajuan proyek, mengidentifikasi potensi risiko, serta memastikan setiap tahap proyek dilaksanakan sesuai jadwal dan anggaran yang telah ditetapkan.

Selain memahami arti PHO dalam proyek, berikut adalah tujuan dan fungsi Provisional Hand Over (PHO):

1. Verifikasi Kualitas

Tujuan PHO proyek adalah untuk memverifikasi bahwa pekerjaan yang diselesaikan sesuai dengan standar yang telah disepakati. Ini mencakup aspek kualitas, kuantitas, dan kelengkapan administratif yang harus dipenuhi oleh kontraktor. Dengan demikian, PHO memastikan hasil pekerjaan dapat diterima.

b. Identifikasi Perbaikan

PHO dalam proyek juga memberikan kesempatan bagi pemilik proyek untuk mengidentifikasi kekurangan yang ada. Hal ini dilakukan dengan membuat daftar cacat (punch list), yang selanjutnya harus diperbaiki oleh kontraktor sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya dalam proyek.

c. Memulai Masa Pemeliharaan

Setelah PHO, kontraktor akan memasuki masa pemeliharaan. Dalam periode ini, kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki setiap cacat yang mungkin muncul. Masa pemeliharaan ini memberikan jaminan bahwa pekerjaan akan tetap terjaga dalam kondisi baik.

d. Dasar Penyerahan Akhir

PHO dalam proyek juga berfungsi sebagai dasar bagi serah terima akhir (FHO). Sebelum serah terima dilakukan, PHO memastikan bahwa pekerjaan sudah sesuai untuk digunakan atau dievaluasi lebih lanjut, sehingga tidak ada masalah yang tersisa saat pekerjaan diserahkan kepada pemilik proyek.

Selain itu, integrasi software konstruksi mempermudah pengelolaan proyek dengan menyediakan visibilitas real-time terhadap status proyek, anggaran, dan jadwal. Sistem ini membantu manajer proyek membuat keputusan yang lebih cepat, mengurangi risiko, dan memastikan proyek berjalan sesuai rencana dan batas waktu.

Prosedur PHO Proyek

Proses PHO dimulai dengan penyerahan sementara setelah 95% pekerjaan selesai. Pemilik proyek memeriksa kualitas pekerjaan dan membuat daftar perbaikan (punch list) jika ada kekurangan. Kontraktor memperbaiki item dalam punch list selama masa pemeliharaan, dan serah terima akhir (FHO) dilakukan setelah perbaikan selesai.

Untuk lebih detail, berikut prosedur PHO dalam proyek:

1. Pemeriksaan Pekerjaan

Pemeriksaan pekerjaan menjadi langkah awal dalam prosedur PHO. termasuk meninjau kesesuaian dengan jenis kontrak proyek yang telah disepakati. Dalam tahap ini, akan dilakukan inspeksi menyeluruh terhadap aspek proyek, mencakup evaluasi kualitas pekerjaan, kepatuhan terhadap desain dan spesifikasi teknis, serta keamanan dan kelayakan operasional struktur atau sistem yang dibangun.

2. Pembuatan Daftar Punch List

Daftar punch list adalah daftar perbaikan atau penyesuaian yang harus dilakukan oleh kontraktor sebelum proyek diserahterimakan. Punch list mencatat hal-hal kecil yang belum sesuai atau memerlukan penyelesaian. Pembuatan daftar ini dilakukan setelah pemeriksaan pekerjaan dan menjadi acuan untuk perbaikan akhir.

3. Pemenuhan Punch List

Prosedur berikutnya dalam PHO proyek adalah pemenuhan daftar cacat. Proses ini melibatkan kontraktor dalam mengatasi dan memperbaiki semua item yang terdaftar dalam daftar cacat. Pemenuhan ini juga harus dilakukan dengan cepat dan efisien untuk memastikan tidak ada hambatan saat pengoperasian atau penggunaan proyek yang telah diserahkan saat PHO.

4. Pengujian dan Komisioning

Pengujian dan komisioning adalah proses verifikasi kalau semua sistem dan komponen proyek telah berfungsi sesuai dengan persyaratan operasional dan desain. Prosedur ini juga termasuk pengujian sistem keamanan, HVAC, lift, dan sistem lainnya untuk memastikan semuanya beroperasi sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan sebelum serah terima final kepada klien.

5. Dokumentasi Proyek

Berikutnya dokumentasi proyek, yaitu kompilasi dari semua rekaman, gambar, manual operasi, dan dokumen contoh laporan proyek lainnya. Dokumentasi ini diserahkan dari perusahaan konstruksi kepada klien sebagai bagian dari proses PHO proyek. Tujuannya agar klien memiliki panduan dalam pemeliharaan, operasi, dan manajemen fasilitas di masa depan.

6. Proses Serah Terima Sementara

Proses serah terima sementara atau PHO melibatkan penyerahan proyek dari kontraktor kepada pemilik secara sementara. Pada tahap ini, proyek dinilai apakah sudah layak untuk digunakan. Jika masih ada kekurangan kecil, kontraktor wajib memperbaikinya sebelum serah terima penuh atau final handover dilakukan.

7. Masa Pemeliharaan

Masa pemeliharaan dimulai setelah proyek diserahterimakan secara sementara (PHO). Pada tahap ini, kontraktor bertanggung jawab atas perbaikan kerusakan yang muncul selama periode tertentu, biasanya satu tahun. Pemeliharaan ini memastikan hasil pekerjaan tetap sesuai standar yang disepakati dengan pemilik proyek.

8. Jaminan dan Garansi

Jaminan dan garansi diberikan oleh kontraktor sebagai jaminan jika ada cacat bahan atau pekerjaan untuk periode waktu tertentu setelah serah terima. Tujuannya untuk menunjukkan komitmen kontraktor terhadap kualitas pekerjaannya dan memberikan klien kepercayaan kalau setiap masalah akan ditangani.

9. Pembayaran Akhir

Setelah semua tahapan selesai, termasuk pemenuhan semua jaminan dan garansi, langkah terakhir PHO proyek adalah pembayaran akhir dari klien kepada kontraktor. Ini sebagai bukti penyelesaian finansial proyek dan biasanya dilakukan setelah klien sepenuhnya puas dengan semua aspek proyek yang telah diselesaikan.

10. Final Handover

Final handover menjadi penyerahan penuh proyek dari kontraktor kepada pemilik setelah seluruh perbaikan dan kewajiban terpenuhi. Pada tahap ini, proyek dianggap telah selesai secara permanen. Kontraktor dan pemilik menandatangani dokumen serah terima akhir sebagai bukti bahwa proyek telah diterima tanpa syarat.

Perbedaan PHO, FHO, dan BAST

Perbedaan PHO, FHO, dan BAST

Di konstruksi, PHO (Provisional Hand Over), FHO (Final Hand Over), dan BAST (Berita Acara Serah Terima) memiliki perbedaan signifikan dari segi waktu, tanggung jawab, dan prosedur lainnya. Berikut poin perbedaan PHO dan FHO serta BAST:

1. Tahap Penyerahan

PHO proyek adalah tahap penyerahan sementara proyek dari kontraktor kepada pemilik proyek. Pada tahap ini, proyek sudah bisa digunakan meskipun ada pekerjaan minor yang masih perlu diselesaikan.

Sementara itu, FHO menjadi penyerahan akhir setelah semua pekerjaan selesai, termasuk perbaikan yang ditemukan saat PHO. Proyek diserahkan secara penuh tanpa ada tanggungan pekerjaan tersisa.

BAST adalah dokumen resmi yang menyertai proses penyerahan, baik saat PHO maupun FHO. Dokumen ini mencatat kesepakatan serah terima proyek antara kontraktor dan pemilik proyek.

2. Kondisi Pekerjaan

Pada PHO, mayoritas proyek sudah dinyatakan selesai. Namun mungkin masih ada pekerjaan minor yang perlu diperbaiki atau diselesaikan, seperti finishing kecil atau penyesuaian.

Sedangkan pada FHO, seluruh pekerjaan sudah 100% selesai, termasuk segala perbaikan atau kekurangan yang teridentifikasi saat PHO. Proyek sepenuhnya siap dan sesuai dengan spesifikasi yang disepakati.

BAST mencatat kondisi pekerjaan saat diserahkan, baik saat PHO (dengan catatan pekerjaan minor yang belum selesai) maupun FHO (semua pekerjaan selesai).

3. Tujuan

Tujuan PHO dalam proyek adalah memulai penggunaan proyek meskipun ada pekerjaan minor yang masih perlu diselesaikan. Hal ini memungkinkan pemilik proyek untuk memanfaatkan proyek sambil kontraktor menyelesaikan perbaikan.

Di sisi lain, FHO bertujuan menyelesaikan dan menyerahkan proyek secara penuh kepada pemilik setelah semua pekerjaan, termasuk perbaikan, telah selesai. FHO menandakan bahwa proyek sudah tidak memerlukan perbaikan lagi.

Sedangkan tujuan BAST adalah mengesahkan secara resmi bahwa proyek telah diserahkan, baik pada tahap PHO maupun FHO, dan sebagai bukti bahwa kedua pihak menyetujui kondisi penyerahan tersebut.

Software Konstruksi ScaleOcean Otomatiskan Proses PHO Proyek

Software Konstruksi ScaleOcean Otomatiskan Proses PHO Proyek

Software Konstruksi ScaleOcean adalah solusi terbaik yang dirancang khusus untuk mengotomatiskan seluruh alur proses PHO dalam proyek konstruksi. Mulai dari pengumpulan data inspeksi, penjadwalan perbaikan, hingga pembaruan status pekerjaan, semua langkah dikelola secara digital dan efisien.

Proses PHO yang sering kali memerlukan verifikasi manual yang memakan waktu kini dapat dilakukan secara otomatis, mengurangi kesalahan manusia dan mempercepat alur kerja. Skalabilitas dan fleksibilitas ScaleOcean memungkinkan Anda untuk menyesuaikan sistem sesuai dengan kebutuhan spesifik proyek konstruksi.

Dikenal sebagai vendor ERP tanpa pihak ketiga di Indonesia, ScaleOcean juga menawarkan demo gratis sehingga Anda dapat melihat bagaimana sistem ini bekerja mengotomatiskan proses PHO, meningkatkan akurasi, dan mengurangi biaya operasional dalam satu platform yang terintegrasi.

Berikut fitur-fitur canggih Software Konstruksi ScaleOcean:

  • Project S-Curve Management, memantau dan mengelola kemajuan proyek konstruksi secara visual dengan membandingkan antara rencana awal (plan) dan realisasi aktual (actual).
  • In-Depth Budgeting Method, membuat anggaran terperinci untuk berbagai aspek seperti material, aset, overhead, dan subkontraktor dalam proses konstruksi dan persiapan PHO.
  • Integrated with Purchasing, Inventory, and Accounting Management, memungkinkan otomatisasi dalam pengelolaan material, pencatatan biaya, dan pelaporan yang akurat untuk mendukung proses PHO secara sistematis.
  • Real-Time Reporting, memungkinkan pemantauan secara berkala dan otomatis terkait progres proyek, biaya yang terlibat, serta kondisi peralatan.

Bahkan, ScaleOcean menawarkan keunggulan untuk proses PHO dengan peningkatan efisiensi dan akurasi. Dengan otomatisasi, proses yang sebelumnya memakan waktu, seperti pengarsipan dokumen dan pengecekan lapangan, dapat dilakukan lebih cepat.

Kesimpulan

Arti PHO dalam proyek adalah singkatan dari Provisional Hand Over atau Serah Terima Sementara. Ini adalah tahap di mana kontraktor secara resmi menyerahkan hasil pekerjaan kepada pemilik proyek untuk pertama kalinya, meskipun masih ada beberapa pekerjaan kecil yang mungkin perlu diperbaiki selama masa pemeliharaan.

PHO penting untuk memastikan kualitas proyek sesuai standar, mencatat kekurangan yang perlu diperbaiki, menjaga kepatuhan kontrak, dan menjadi landasan untuk Final Hand Over (FHO) setelah masa pemeliharaan berakhir, memastikan proyek dalam kondisi stabil dan siap digunakan.

Untuk memaksimalkan efektivitas PHO, menggunakan Software Konstruksi ScaleOcean memungkinkan integrasi yang lebih baik dalam setiap tahapan proyek. Dapatkan demo gratis sekarang dan lihat bagaimana ScaleOcean dapat meningkatkan manajemen proyek Anda.

FAQ:

1. Apa arti PHO dalam proyek?

PHO atau Serah Terima Sementara adalah tahap di mana kontraktor menyerahkan hasil pekerjaan proyek kepada pemilik setelah pekerjaan utama selesai sekitar 95%. Proses ini diikuti pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan kesesuaian dengan spesifikasi. Setelah PHO, proyek memasuki masa pemeliharaan untuk perbaikan cacat oleh kontraktor.

2. Dokumen PHO apa saja?

Dokumen PHO (Provisional Hand Over) mencakup dokumen kontrak, gambar teknis, laporan kemajuan dan kualitas, serta dokumen administratif dan legalitas. Dokumen utama yang diperlukan adalah Berita Acara Serah Terima Pertama (BAST-PHO), yang harus disertai dengan laporan pemeriksaan pekerjaan, punch list yang telah diperbaiki, dan bukti pengujian serta komisioning.

3. Apa perbedaan FHO dan PHO?

Penyerahan Pertama/PHO: pada tahap ini, kontraktor menyerahkan hasil pekerjaan kepada pemilik proyek untuk pertama kalinya, yang kemudian memasuki masa pemeliharaan. Penyerahan Terakhir/FHO: penyerahan kedua dilakukan setelah masa pemeliharaan selesai.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap