Cara Menghitung ROI dari Investasi ERP beserta Contohnya

Enterprise resource planning (ERP) adalah solusi yang mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis seperti manajemen keuangan, persediaan, produksi, dan sumber daya manusia menjadi satu sistem terpadu. Dengan sistem ini, perusahaan dapat mengoptimalkan efisiensi operasional, meningkatkan visibilitas data, dan mengkoordinasikan aktivitas bisnis secara efektif.

Walaupun harga software ERP terkenal mahal, namun ROI yang bisa didapatkan perusahaan juga tidak kalah besar. Maka dari itu, tidak mengherankan jika banyak pebisnis yang percaya pada sistem ini untuk menjalankan seluruh operasional. Nah, kita akan membahas langkah-langkah praktis untuk menghitung ROI secara efektif serta memberikan contoh kasus perhitungannya secara lengkap di artikel ini!

1. Apa itu ROI Investasi ERP?

ROI atau return on investment adalah metrik yang digunakan untuk mengukur keuntungan atau nilai yang diperoleh dari sebuah biaya yang dikeluarkan untuk investasi. Nah di artikel ini kita akan fokus membahas investasi ERP di perusahaan. Jadi, ROI akan mengacu pada pengembalian keuntungan yang dihasilkan dari implementasi dan penggunaan sistem perencanaan sumber daya perusahaan.

Biaya yang harus dikalkulasi untuk investasi ERP cukup signifikan, dimana melibatkan biaya perangkat lunak, implementasi, pelatihan, pemeliharaan, hingga pengelolaan kustomisasi. Untuk memastikan bahwa investasi ini memberikan nilai yang diharapkan, penting untuk memperhitungkan perkiraan keuntungan yang akan didapat dengan cermat.

ROI dari investasi sistem automasi ini dihitung dengan membandingkan manfaat yang diperoleh dari implementasi ERP dengan besarnya biaya yang dikeluarkan. Dimana keuntungan yang didapat bisa berupa peningkatan produktivitas, efisiensi operasional, hingga pengurangan waktu siklus bisnis.

2. Rumus Perhitungan ROI Penerapan ERP

Perhitungan return on investment melibatkan dua komponen utama yaitu keuntungan dan biaya. Keuntungan diukur dalam bentuk penghematan biaya, peningkatan pendapatan, atau peningkatan laba. Sedangkan, biaya mencakup harga software, pelatihan, pemeliharaan, hingga pembaruan. Nah, rumus dasar untuk menghitungnya adalah:

ROI = ((Keuntungan – Biaya Investasi) / Biaya Investasi) x 100%

Untuk menghitung ROI, pertama-tama kurangi biaya investasi dari keuntungan bersih. Setelah itu, bagi hasilnya dengan biaya investasi, kemudian kali dengan 100% untuk mengubahnya menjadi persentase. Dalam menghitungnya, penting untuk melihat faktor-faktor lainnya seperti waktu pengembalian investasi (payback period), umur manfaat ERP, dan faktor risiko.

Contoh singkatnya, jika biaya total investasi adalah Rp 1.000.000.000 dan keuntungan yang diperoleh dalam satu tahun setelah implementasi adalah Rp 1.500.000.000, maka ROI akan dihitung sebagai berikut:

((Rp 1.500.000.000 – Rp 1.000.000.000) / Rp 1.000.000.000) x 100% = 50%

Hasil ROI sebesar 50% menunjukkan bahwa investasi ERP telah menghasilkan pengembalian yang menguntungkan sebesar 50% dari biaya yang telah dikeluarkan.

Rumus perhitungan ini nantinya akan memberikan Anda gambaran tentang seberapa efektif dan menguntungkan investasi sistem yang telah dilakukan. Dengan menghitungnya secara akurat dan komprehensif, Anda bisa menentukan apakah investasi tersebut bisa memberikan keuntungan yang diharapkan atau tidak.

Namun, penting untuk diingat bahwa ROI hanyalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan investasi. Perhatikan juga faktor-faktor kualitatif lainnya, seperti perbaikan proses bisnis, peningkatan kepuasan pelanggan, dan inovasi yang dihasilkan dari menerapkan sistem ERP.

3. Langkah-langkah Menghitung ROI

Sebelum perusahaan mengambil keputusan untuk menginvestasikan waktu dan sumber daya dalam penerapan sistem, penting untuk memahami bagaimana langkah-langkah yang tepat untuk menghitung pengembalian investasi. Berikut cara yang bisa Anda terapkan:

a. Identifikasi Manfaat yang Diperoleh

Pertama-tama, tentukan apa saja manfaat ERP bagi perusahaan. Misalnya, pengurangan biaya operasional, peningkatan visibilitas dan fleksibilitas, dan masih banyak lagi lainnya. Pastikan setiap kegunaan tersebut harus dapat diukur dengan metrik yang jelas.

b. Kumpulkan Data Pendukung

Dalam menghitung ROI, Anda perlu mengumpulkan data yang relevan dan akurat. Data ini termasuk seluruh biaya yang termasuk dalam harga sistem. Selain itu, kumpulkan juga data terkait manfaat yang diperoleh perusahaan untuk memudahkan perhitungan.

c. Hitung Keuntungan Bersih

Selanjutnya, kurangi biaya investasi dari manfaat yang diperoleh untuk mendapatkan keuntungan bersih. Misalnya, jika penghematan biaya dari implementasi ERP adalah Rp 500.000.000 dan biaya investasi adalah Rp 200.000.000, maka keuntungan bersih adalah Rp 300.000.000.

d. Hitung ROI

Dengan menggunakan rumus sederhana, hitung keuntungan dari biaya investasi software jadi lebih mudah untuk dilakukan. Dalam contoh di atas, return on investment akan dihitung sebagai ((Rp 300.000.000 / Rp 200.000.000) x 100%) = 150%.

e. Evaluasi dan Interpretasikan Hasil

Setelah menghitungnya, lakukan evaluasi pada hasilnya. Apakah hasil yang diperoleh dianggap menguntungkan dan sudah sesuai dengan ekspektasi bisnis Anda? Apakah investasi ini memberikan nilai yang diharapkan? Jangan lupa untuk meninjau juga faktor-faktor lainnya.

4. Contoh Kasus Perhitungan Return on Investment

Perusahaan XYZ adalah sektor bisnis manufaktur yang menghadapi beberapa tantangan dalam operasional mereka. Mereka mengalami masalah dalam mengelola persediaan, kesulitan dalam koordinasi produksi, dan kurangnya visibilitas dalam proses bisnis. Maka dari itu, mereka akhirnya memutuskan untuk mengimplementasikan sistem ERP sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut.

Dalam menghitung ROI dari investasi ERP, perusahaan XYZ pertama-tama mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai. Mereka ingin mengoptimalkan efisiensi manajemen produksi, meningkatkan akurasi persediaan, dan meningkatkan visibilitas dalam rantai pasok mereka. Setelah implementasi, bisnis manufaktur ini melihat peningkatan yang signifikan dalam efisiensi operasional mereka.

Mereka dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mengelola persediaan dan mengoptimalkan proses produksi. Hal ini mengarah pada pengurangan biaya sebesar 15% dalam enam bulan pertama setelah implementasi. Lalu, mereka juga berhasil meningkatkan kepuasan pelanggan dan mengurangi biaya pengiriman.

Dalam kasus ini, biaya investasi untuk implementasi ERP adalah sebesar Rp 150.000.000. Namun, dengan peningkatan efisiensi produksi dan pengurangan biaya persediaan, perusahaan XYZ dapat mencapai ROI sebesar 200% dalam waktu satu tahun setelah implementasi.

Contoh kasus ini menunjukkan dengan mengidentifikasi tujuan yang jelas, mengukur kinerja setelah implementasi, dan membandingkannya dengan biaya investasi, perusahaan dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang manfaat dan nilai yang diberikan oleh ERP.

5. Biaya-biaya dalam Investasi ERP

Sebelum menginvestasikan dana, penting untuk memahami kebutuhan bisnis Anda dengan jelas. Setiap perusahaan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, dan tidak semua fitur dan modul ERP akan relevan untuk setiap bisnis. Pertama, identifikasi area bisnis yang perlu ditingkatkan atau dioptimalkan. Apakah Anda memiliki masalah dengan manajemen persediaan? Atau apakah kesulitan dalam mengelola keuangan dan akuntansi? Semua harus ditentukan secara detail.

Setelah Anda menentukan kebutuhan, langkah selanjutnya adalah menghitung investasi yang diperlukan untuk implementasi. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung biaya investasi ini. Pertama, pertimbangkan biaya perangkat lunak ERP itu sendiri. Biaya ini dapat bervariasi tergantung pada jenis software ERP yang Anda pilih, apakah perangkat lunak yang di-hosting secara lokal atau memilih cloud-based. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan biaya lisensi dan dukungan teknis yang diberikan oleh provider.

Kedua, jangan lupakan biaya implementasi dan pelatihan. Penerapan sistem yang sukses membutuhkan tim yang terlatih dan berpengalaman. Anda mungkin perlu mengontrak konsultan atau mengirim karyawan Anda untuk pelatihan tambahan. Pastikan Anda membuat anggaran biaya dengan tepat, karena pelatihan sangatlah penting untuk membantu bisnis Anda dalam memaksimalkan manfaat ERP di masa depan.

Selanjutnya, perhatikan juga biaya peralihan dari sistem yang ada ke ERP baru. Ini mungkin melibatkan migrasi dan integrasi data, kolaborasi dengan sistem yang ada, atau penyesuaian proses bisnis. Jangan lupakan biaya hardware seperti server dan infrastruktur yang mungkin diperlukan untuk menjalankan perangkat lunak dengan baik.

Terakhir, jangan lupakan biaya pemeliharaan dan dukungan jangka panjang. Anda perlu mempertimbangkan biaya-biaya yang mungkin diperlukan setelah proses implementasi selesai. Pastikan Anda memiliki rencana dalam jangka waktu yang panjang untuk memastikan investasi bisa berjalan berkelanjutan dan memberikan ROI yang diharapkan.

6. Kesimpulan

Memahami ROI investasi ERP merupakan langkah yang krusial untuk mengevaluasi keberhasilan dari nilai investasi yang telah dilakukan. Dengan menghitungnya, Anda bisa memastikan bahwa implementasi tersebut memberikan pengembalian yang diharapkan dan membantu perusahaan mencapai tujuan bisnis.

Dalam perhitungan ROI, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor kualitatif dan strategis yang dihasilkan. Dengan menghitungnya secara cermat, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih informasional, memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang manfaat dan nilai yang dihasilkan dari investasi, serta memaksimalkan penggunaan sumber daya yang diberikan.

Jadwalkan Demo Gratis
WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?