Banyak pemilik bisnis menghadapi tantangan dalam mengelola transaksi kas masuk secara akurat, yang dapat menyebabkan kesalahan dalam laporan keuangan dan pengambilan keputusan finansial. Hal ini sering menghambat pengelolaan keuangan yang efektif dan dapat berisiko bagi kesehatan finansial perusahaan.
Jurnal penerimaan kas adalah solusi yang dapat mengatasi masalah ini dengan mendokumentasikan setiap penerimaan kas secara sistematis. Dengan pencatatan yang tepat, perusahaan dapat memastikan arus kas tercatat dengan akurat, meminimalkan kesalahan, dan menjaga keuangan tetap terkontrol.
Artikel ini akan membahas jurnal penerimaan kas secara lengkap, termasuk sumber transaksi, fungsi, manfaat, serta cara pencatatannya. Anda juga akan mempelajari format jurnal yang efektif dan bagaimana software akuntansi mempermudah proses ini.

- Jurnal penerimaan kas adalah jurnal akuntansi yang mencatat semua transaksi yang melibatkan penerimaan kas, seperti penjualan tunai, pelunasan piutang, dan setoran modal.
- Sumber-sumber transaksi yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas meliputi penjualan tunai, pelunasan piutang, setoran modal, pendapatan bunga, dan penerimaan kas lainnya.
- Fungsi jurnal penerimaan kas meliputi meningkatkan efisiensi waktu, mencegah pencatatan berulang, memudahkan rekonsiliasi bank, dan memperkuat pengendalian internal.
- Software akuntansi ScaleOcean mempermudah pencatatan jurnal penerimaan kas, otomatisasi rekonsiliasi bank, dan meningkatkan transparansi arus kas untuk laporan keuangan yang lebih akurat.
1. Apa Itu Jurnal Penerimaan Kas?
Jurnal penerimaan kas adalah salah satu jenis-jenis jurnal akuntansi yang berfungsi untuk mencatat semua transaksi perusahaan yang mengakibatkan adanya aliran kas masuk. Hal ini penting untuk melacak kas yang diterima bisnis dan diposting ke buku besar untuk laporan keuangan.
Jurnal penerimaan kas sangat penting dalam akuntansi karena membantu menjaga keteraturan pencatatan arus kas, mencegah kesalahan laporan keuangan, dan mempermudah rekonsiliasi bank. Tanpa pencatatan yang akurat, perusahaan kesulitan mengelola kas, yang dapat mengganggu keputusan finansial.
Selain itu, dengan adanya jurnal penerimaan kas, perusahaan dapat dengan mudah melacak asal-usul setiap penerimaan kas dan menghindari kesalahan pencatatan yang dapat berpengaruh negatif pada laporan keuangan. Inilah mengapa jurnal penerimaan kas menjadi instrumen penting dalam menjaga integritas keuangan perusahaan.
2. Sumber-sumber Transaksi yang Dicatat dalam Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas mencatat berbagai sumber pemasukan yang meningkatkan saldo kas perusahaan, yang penting untuk mengelola cash flow dengan baik. Mengelompokkan sumber penerimaan memudahkan perusahaan dalam menganalisis kontribusi kas terbesar, yang berguna untuk perencanaan dan strategi bisnis.
Berikut ini adalah macam-macam sumber penerimaan kas:
- Penjualan Tunai: Penerimaan kas langsung dari transaksi penjualan barang atau jasa.
- Pelunasan Piutang: Penerimaan kas dari pelanggan yang melunasi piutang yang belum dibayar.
- Setoran Modal: Penerimaan kas yang diterima oleh perusahaan dari pemilik yang menyetor modal.
- Pendapatan Bunga: Penerimaan kas dari bunga atas pinjaman atau investasi.
- Penerimaan Kas Lainnya: Setoran atau transaksi kas lainnya yang bukan berasal dari penjualan atau pelunasan piutang.
Semua sumber tersebut sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan oleh negara dalam, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 58 Tahun 2023. Dengan pencatatan yang akurat, perusahaan dapat memastikan setiap aliran dana tercatat untuk audit dan pelaporan yang lebih jelas.
3. Fungsi dan Manfaat Menggunakan Jurnal Penerimaan Kas
Penggunaan jurnal penerimaan kas dalam siklus akuntansi memberikan berbagai manfaat yang signifikan dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Dari efisiensi waktu hingga penguatan pengendalian internal, jurnal ini sangat penting untuk memastikan pencatatan yang tepat dan mengurangi risiko kesalahan. Berikut adalah beberapa fungsi utama jurnal penerimaan kas:
a. Meningkatkan Efisiensi Waktu
Jurnal penerimaan kas mempercepat pencatatan dengan mengelompokkan transaksi sejenis dalam satu tempat. Hal ini sangat berguna bagi perusahaan yang menerima banyak pembayaran harian, seperti bisnis ritel atau jasa.
Efisiensi ini tidak hanya menghemat waktu, tetapi juga meminimalkan risiko kesalahan pencatatan. Dengan memusatkan semua penerimaan kas dalam satu jurnal, proses posting ke buku besar juga menjadi lebih cepat, karena hanya perlu memposting total setiap kolom pada akhir periode, bukan memposting transaksi satu per satu.
b. Mencegah Pencatatan Berulang
Kesalahan pencatatan ganda adalah masalah utama dalam pencatatan keuangan. Jurnal penerimaan kas meminimalkan risiko ini dengan mencatat semua penerimaan kas di satu tempat, menggunakan nomor referensi dan pencatatan kronologis untuk memudahkan pengecekan transaksi yang sudah tercatat.
Dengan mengurangi kesalahan pencatatan berulang, jurnal ini membantu menjaga akurasi laporan keuangan dan memastikan bahwa saldo kas tercatat dengan benar. Ini sangat penting untuk menjaga integritas data dan menghindari kesalahan yang bisa mempengaruhi pengambilan keputusan finansial.
c. Memudahkan Proses Rekonsiliasi Bank secara Berkala
Rekonsiliasi bank memastikan catatan kas perusahaan sesuai dengan saldo bank. Jurnal penerimaan kas mempermudah proses ini dengan mencatat semua penerimaan kas, memungkinkan akuntan membandingkan jurnal dengan laporan rekening koran untuk mengidentifikasi transaksi yang belum tercatat atau kesalahan lainnya.
Proses rekonsiliasi yang mudah dan akurat sangat mendukung penyusunan laporan arus kas yang lebih tepat. Hal ini membantu perusahaan menjaga keakuratan data keuangan dan meminimalkan potensi kesalahan yang bisa berakibat pada laporan keuangan yang tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya.
d. Memperkuat Pengendalian Internal (Internal Control) terhadap Kas
Kas adalah aset yang rentan terhadap penyelewengan, sehingga pengendaliannya sangat penting. Jurnal penerimaan kas membantu pengendalian internal dengan mencatat setiap transaksi secara rinci, menciptakan jejak audit yang memudahkan pemantauan dan verifikasi.
Melansir dari Harvard Law School, setiap transaksi keuangan, termasuk penerimaan kas, harus memiliki “Business Purpose” yang jelas untuk memastikan pengelolaan kas yang sah dan transparan. Pencatatan yang transparan memudahkan deteksi ketidaksesuaian, sementara pemisahan tugas memperkuat kontrol dan mengurangi risiko kecurangan.
e. Menjadi Dasar Laporan Keuangan yang Lebih Akurat
Jurnal penerimaan kas menjadi dasar penyusunan laporan keuangan yang akurat, mencatat kas sebagai komponen penting. Pencatatan yang benar memastikan laporan kas mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya, yang vital untuk analisis dan pengambilan keputusan yang tepat.
Tanpa jurnal penerimaan kas yang akurat, laporan keuangan tidak akan mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Jurnal ini memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menghasilkan laporan yang tepat dan dapat diandalkan, yang sangat penting bagi pemangku kepentingan seperti investor, kreditur, dan manajemen perusahaan.
4. Format dan Kolom Standar dalam Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas menggunakan format standar dengan kolom-kolom tertentu untuk memastikan pencatatan yang konsisten dan mudah dipahami. Setiap kolom memiliki fungsi spesifik sesuai aturan debit dan kredit. Memahami struktur ini adalah langkah pertama untuk membuat dan membaca jurnal dengan benar.
Format jurnal ini dirancang efisien dengan kolom-kolom khusus untuk akun-akun yang sering terpengaruh oleh transaksi penerimaan kas, mengurangi kebutuhan menulis nama akun berulang kali. Berikut penjelasan rinci tentang kolom-kolom standar dalam jurnal penerimaan kas.
a. Kolom Debit Utama: Kas dan Potongan Penjualan
Sisi debit dalam jurnal penerimaan kas didominasi oleh dua akun utama. Kolom pertama dan yang paling penting adalah kolom Kas. Setiap transaksi yang dicatat dalam jurnal ini pasti akan melibatkan penambahan kas, sehingga setiap baris akan memiliki entri di kolom ini yang mencerminkan jumlah uang yang diterima.
Kolom debit kedua yang sering ada adalah Potongan Penjualan. Kolom ini digunakan ketika perusahaan memberikan diskon kepada pelanggan yang membayar piutang mereka dalam periode diskon. Potongan ini dicatat di sisi debit karena mengurangi total pendapatan yang seharusnya diterima, dan ini merupakan pengurang dari jurnal penjualan sebelumnya.
b. Kolom Kredit Utama: Piutang Usaha dan Penjualan
Kolom kredit mencatat akun sumber penerimaan kas, seperti Piutang Usaha. Bagian ini digunakan untuk mencatat pelunasan hutang pelanggan, yang mengurangi saldo piutang dan mengkredit akun Piutang Usaha.
Kolom kredit utama lainnya adalah Penjualan. Bagian ini digunakan khusus untuk mencatat transaksi penjualan tunai. Saat perusahaan menjual barang atau jasa dan langsung menerima kas, akun Penjualan akan dikredit untuk mengakui pendapatan pada saat itu juga.
c. Kolom Kredit Serba-serbi (Sundries/Other Accounts) untuk Akun Lainnya
Tidak semua penerimaan kas berasal dari penjualan atau pelunasan piutang. Jurnal ini memiliki kolom Serba-serbi atau Other Accounts untuk mencatat kredit ke akun-akun lain, seperti Setoran Modal, Pendapatan Bunga, atau Penjualan Aset Tetap.
Kolom Serba-serbi ini biasanya terdiri dari tiga bagian yaitu, Nama Akun, Referensi (Ref.), dan Jumlah. Ini memungkinkan fleksibilitas untuk mencatat berbagai jenis transaksi penerimaan kas yang jarang terjadi. Dengan begitu, semua sumber pemasukan dapat tercatat dengan rapi dalam satu jurnal.
d. Kolom Pendukung: Tanggal, Keterangan, dan Referensi
Selain kolom debit dan kredit, ada beberapa kolom pendukung yang sangat penting untuk kelengkapan informasi. Kolom Tanggal digunakan untuk mencatat kapan transaksi terjadi secara kronologis. Ini penting untuk pelacakan dan penyusunan laporan keuangan per periode.
Kolom Keterangan memberikan deskripsi singkat mengenai transaksi,seperti nama pelanggan atau sumber penerimaan kas. Kolom Referensi (Ref.) digunakan untuk menandai nomor akun atau memberi tanda silang (X) atau centang (✓) sebagai indikasi bahwa entri telah dipindahkan ke buku besar, mencegah posting ganda.
Baca juga: Jurnal Khusus: Arti, Manfaat, Jenis, dan Cara Membuatnya
5. Contoh Kasus dan Cara Membuat Jurnal Penerimaan Kas
Teori tentang format dan kolom akan lebih mudah dipahami melalui sebuah contoh kasus. Perhatikan simulasi dari beberapa transaksi yang terjadi pada perusahaan “PT PQR” selama Oktober 2023. Dengan contoh ini, Anda akan mendapatkan gambaran praktis tentang bagaimana transaksi dianalisis dan dicatat dalam jurnal penerimaan kas.
Membuat jurnal ini pada dasarnya adalah proses menerjemahkan aktivitas bisnis menjadi bahasa akuntansi. Kuncinya adalah mengidentifikasi akun-akun yang terpengaruh dan menentukan mana yang harus di-debit dan mana yang harus di-kredit. Proses ini memastikan bahwa persamaan dasar akuntansi (Aset = Liabilitas + Ekuitas) tetap seimbang.
a. Daftar Contoh Transaksi Penerimaan Kas dalam Satu Periode
Berikut adalah beberapa transaksi penerimaan kas yang terjadi di PT PQR selama Oktober 2023:
- 2 Oktober: Menerima pelunasan piutang dari Toko ABC sebesar Rp5.000.000 untuk penjualan yang dilakukan bulan lalu.
- 5 Oktober: Melakukan penjualan tunai kepada pelanggan sebesar Rp2.500.000.
- 10 Oktober: Pemilik perusahaan, menyetorkan modal tambahan ke perusahaan sebesar Rp15.000.000.
- 15 Oktober: Menerima pelunasan piutang dari Toko XYZ sebesar Rp3.920.000. Perusahaan memberikan potongan penjualan sebesar Rp80.000 karena pembayaran dilakukan dalam periode diskon (total piutang Rp4.000.000).
- 20 Oktober: Menjual peralatan kantor bekas yang sudah tidak terpakai secara tunai seharga Rp1.000.000.
- 28 Oktober: Menerima pendapatan bunga dari simpanan di bank sebesar Rp300.000.
Setiap transaksi di atas melibatkan penerimaan kas, namun sumbernya berbeda-beda. Hal ini menunjukkan keragaman entri yang dapat muncul dalam jurnal kas masuk. Proses ini menjadi bagian penting dari siklus order to cash yang efisien.
b. Tabel Pencatatan Transaksi ke dalam Format Jurnal Penerimaan Kas
Sekarang, mari kita catat semua transaksi tersebut ke dalam format jurnal penerimaan kas yang standar. Tabel di bawah ini akan memvisualisasikan bagaimana setiap angka dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai. Perhatikan bagaimana total debit selalu sama dengan total kredit untuk setiap baris transaksi.
Pada akhir bulan, setiap kolom dijumlahkan. Total dari kolom debit (Kas + Potongan Penjualan = 27.720.000 + 80.000 = 27.800.000) harus sama dengan total dari kolom kredit (Piutang Usaha + Penjualan + Serba-serbi = 9.000.000 + 2.500.000 + 16.300.000 = 27.800.000). Keseimbangan ini menunjukkan bahwa pencatatan telah dilakukan dengan benar.
Setelah memahami cara membuat jurnal penerimaan kas, penting untuk memastikan proses pencatatannya dilakukan dengan efisien dan akurat. Dengan menggunakan software akuntansi ScaleOcean, pencatatan jurnal penerimaan kas menjadi lebih mudah.
Software ini dilengkapi dengan fiitur otomatisasi pencatatan, rekonsiliasi bank, dan integrasi antar-modul meminimalkan kesalahan dan mempercepat laporan keuangan. Software ini memberikan visibilitas penuh terhadap arus kas, membantu perusahaan mengelola keuangan dengan lebih transparan dan efisien.
6. Tahapan Posting dari Jurnal Penerimaan Kas ke Buku Besar
Setelah semua transaksi penerimaan kas tercatat dalam jurnal selama satu periode, langkah selanjutnya adalah memindahkan atau memposting informasi tersebut ke buku besar (general ledger). Buku besar berisi semua akun perusahaan dan memuat ringkasan transaksi yang telah dicatat.
Proses ini penting untuk memperbarui saldo akun dan menyusun laporan keuangan yang akurat. Berikut adalah tahapan-tahapan sistematis untuk melakukan posting dari jurnal penerimaan kas ke buku besar.
a. Identifikasi Transaksi yang Relevan
Langkah pertama dalam proses posting adalah memastikan jurnal penerimaan kas sudah lengkap dan seimbang. Periksa kembali total debit dan kredit di jurnal penerimaan kas untuk memastikan tidak ada selisih. Verifikasi ini sangat penting untuk menjaga keakuratan data yang akan diposting ke buku besar.
Setiap transaksi yang tercatat harus sesuai dengan bukti transaksi yang ada, sehingga kesalahan atau duplikasi dapat diminimalisir. Setelah memastikan jurnal sudah seimbang, langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi akun yang terlibat dalam transaksi.
Identifikasi ini mencakup akun-akun yang memiliki kolom khusus, seperti akun Kas atau Piutang Usaha, serta akun yang tercatat di kolom Serba-serbi, seperti Setoran Modal atau Pendapatan Bunga. Mengelompokkan akun-akun ini dengan benar memastikan bahwa posting ke buku besar dilakukan dengan tepat.
b. Posting ke Buku Besar Kas
Langkah kedua adalah memposting total dari kolom Kas di jurnal penerimaan kas ke akun Kas di buku besar. Proses ini penting untuk memperbarui saldo kas yang ada di buku besar, agar tercatat secara akurat sesuai dengan penerimaan yang tercatat di jurnal.
Dalam langkah ini, seluruh jumlah penerimaan kas yang tercatat selama periode tersebut akan dimasukkan sebagai debit ke akun Kas. Proses posting ke buku besar kas juga memastikan bahwa setiap penerimaan kas terintegrasi dengan laporan keuangan yang lebih besar.
Dengan memasukkan jumlah total ke akun Kas, Anda mengkonsolidasikan data yang dibutuhkan untuk penyusunan laporan keuangan yang lebih lanjut. Hal ini juga menyederhanakan proses akuntansi, karena akuntan hanya perlu memposting total jumlah daripada setiap transaksi secara terpisah.
c. Memasukkan Akun Kredit yang Terkait
Setelah memposting akun Kas, langkah selanjutnya adalah memposting akun kredit yang relevan dengan transaksi. Misalnya, jika ada penerimaan kas dari pelunasan piutang, total dari kolom Piutang Usaha akan diposting sebagai kredit ke akun Piutang Usaha. Begitu pula dengan kolom Penjualan, yang akan diposting sebagai kredit ke akun Penjualan di buku besar.
Proses ini memastikan setiap akun yang terpengaruh dicatat dengan benar di buku besar, dengan memisahkan transaksi yang membutuhkan debit dan kredit. Kolom Serba-serbi diposting secara individual untuk mencegah transaksi terlewat atau tercatat dua kali.
d. Verifikasi dan Pemeriksaan Saldo
Setelah transaksi diposting, langkah selanjutnya adalah verifikasi dan pemeriksaan saldo. Pastikan total debit dan kredit sesuai untuk menjaga akurasi laporan keuangan dan memastikan tidak ada kesalahan yang mempengaruhi neraca saldo.
Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa referensi di jurnal penerimaan kas. Setiap total yang diposting harus diberi tanda dengan nomor akun yang relevan, dan entri kolom Serba-serbi harus diberi tanda centang atau nomor akun untuk memastikan tidak ada entri yang terlewat atau diposting dua kali.
e. Menyusun Laporan Keuangan
Langkah terakhir dalam tahapan posting adalah menyusun laporan keuangan. Setelah semua transaksi diposting, saldo akhir dari setiap akun di buku besar dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan perusahaan, seperti neraca saldo. Laporan saldo ini menjadi dasar untuk membuat laporan keuangan lainnya, seperti laporan laba rugi dan neraca.
Pencatatan akurat di jurnal penerimaan kas dan buku besar mempermudah penyusunan laporan keuangan yang tepat. Data yang tercatat dengan benar membantu perusahaan menyusun laporan yang mencerminkan kondisi keuangan yang sesungguhnya, memastikan informasi yang disampaikan dapat diandalkan.
7. Kesimpulan
Jurnal penerimaan kas penting untuk pengelolaan keuangan perusahaan, mencatat transaksi kas secara akurat dan efisien. Dengan mengikuti tahapan pencatatan yang benar, perusahaan dapat memastikan integritas data keuangan, mendukung rekonsiliasi bank, dan menghasilkan laporan keuangan yang lebih tepat.
Setelah memahami cara membuat jurnal penerimaan kas, pastikan pencatatan efisien dan akurat. Dengan software akuntansi ScaleOcean, pencatatan lebih mudah berkat otomatisasi, rekonsiliasi bank, dan integrasi antar-modul yang meminimalkan kesalahan. Vendor ini juga menawarkan demo gratis dan konsultasi gratis, agar Anda dapat merasakan langsung kemampuan software ini
FAQ:
1. Apa yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas?
Jurnal penerimaan kas mencatat semua transaksi yang melibatkan penerimaan kas, seperti penjualan tunai, pelunasan piutang, setoran modal, pendapatan bunga, dan penerimaan kas lainnya.
2. Bagaimana cara mencatat penerimaan kas dalam akuntansi?
Penerimaan kas dicatat dengan memasukkan tanggal, keterangan transaksi, akun yang terlibat, dan jumlah kas yang diterima, baik dalam jurnal umum atau jurnal penerimaan kas khusus.
3. Apa saja yang termasuk dalam penerimaan kas?
Penerimaan kas termasuk pembayaran dari pelanggan, pinjaman, setoran modal, pendapatan bunga, atau penerimaan lainnya yang meningkatkan saldo kas perusahaan.
4. Apa saja sumber penerimaan kas?
Sumber penerimaan kas meliputi penjualan tunai, pelunasan piutang, setoran modal, pendapatan bunga, dan penerimaan kas lainnya seperti pinjaman atau penjualan aset.