Pengertian Fast Moving vs Slow Moving serta Perbedaannya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Untuk menjaga keseimbangan produksi dan permintaan, fast moving stock bisa menjadi kunci kelancaran operasional bisnis. Produk fast moving, yang memiliki tingkat perputaran tinggi, harus dikelola dengan strategi yang tepat agar tidak mengganggu penjualan. Sebaliknya, stok yang berlebihan dapat meningkatkan biaya penyimpanan dan mengurangi efisiensi operasional.

Memahami cara mengelompokkan stok berdasarkan pergerakannya sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas bisnis. Dengan strategi yang tepat, Anda dapat memastikan ketersediaan produk yang dibutuhkan pelanggan tanpa membebani gudang dengan barang yang sulit terjual.

Dalam artikel ini, Anda akan menemukan informasi seputar perbedaan antara fast moving dan slow moving stock, serta bagaimana strategi pengelolaannya dapat membantu bisnis memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih efisien. Dengan memahami konsep ini, Anda bisa meningkatkan daya saing dan memastikan kelangsungan bisnis dalam jangka panjang.

starsKey Takeaways
  • Fast moving adalah barang dengan perputaran tinggi, seperti kebutuhan sehari-hari, sedangkan slow moving adalah barang dengan perputaran rendah, seperti barang musiman.
  • Ciri-ciri produk fast moving: perputaran tinggi, permintaan konsisten, masa simpan pendek, harga terjangkau, dan sering dibeli ulang untuk kebutuhan sehari-hari.
  • Ciri-ciri produk slow moving: perputaran rendah, cenderung mengendap lama di gudang, dan membutuhkan waktu lebih lama untuk terjual dibandingkan produk lainnya.
  • ScaleOceansoftware inventaris terbaik di Indonesia untuk mengelola fast moving stock, memastikan ketersediaan barang tepat waktu dan meningkatkan efisiensi operasional.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Pengertian Fast Moving dan Slow Moving Stock

Fast moving dan slow moving stock adalah kategori produk berdasarkan tingkat perputaran atau kecepatan penjualan suatu produk di pasar. Dalam manajemen persediaan, pemahaman mengenai pergerakan stok merupakan aspek krusial untuk optimasi inventaris.

Untuk lebih mudah memahaminya, pengertian fast moving dan slow moving adalah:

a. Pengertian Fast Moving Stock

Fast Moving Stock adalah produk yang memiliki tingkat perputaran sangat tinggi dan cepat terjual dalam waktu singkat, sering dibeli oleh konsumen, dan biasanya merupakan kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau, seperti makanan, minuman, dan produk kebersihan.

Jenis barang ini umumnya meliputi produk kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman, dan barang kebersihan. Karena permintaannya tinggi dan masa simpan yang pendek, fast moving stock sering dikategorikan sebagai produk Fast Moving Consumer Goods (FMCG).

Dalam pengelolaan gudang atau inventory, barang-barang dengan perputaran cepat memerlukan sistem pemantauan yang lebih intensif. Hal ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan barang agar tidak terjadi kekosongan stok yang bisa mengganggu kelancaran operasional dan penjualan.

Keunggulan utama dari barang fast moving adalah kemudahan dalam perputarannya yang membantu mengoptimalkan aliran kas. Karena produk ini cepat habis, perusahaan bisa terus melakukan pengisian ulang stok tanpa harus menunggu lama untuk memaksimalkan keuntungan.

b. Pengertian Slow Moving Stock

Sebaliknya, slow moving adalah produk dengan tingkat stok keluar dan masuk yang lebih rendah dan permintaan yang tidak selalu stabil. Barang-barang ini cenderung tetap berada dalam inventaris lebih lama sebelum terjual, sehingga memerlukan strategi pengelolaan persediaan usang yang lebih hati-hati.

Barang slow moving adalah barang musiman seperti dekorasi Natal atau peralatan olahraga tertentu, yang hanya diminati pada periode tertentu. Selain itu, produk dengan siklus hidup panjang, seperti peralatan industri atau barang elektronik dengan spesifikasi khusus.

Sementara itu, terdapat juga contoh obat fast moving dan slow moving yang dikategorikan berdasarkan tingkat perputarannya di pasar. Untuk contoh obat dari kategori fast moving adalah Paracetamol, Amoxicillin, Vitamin C dan Suplemen Multivitamin. Sedangkan untuk kategori slow moving adalah Obat Kemoterapi atau Obat Psikiatri.

2. Ciri-Ciri Produk Fast Moving

Ciri-Ciri Produk Fast Moving

Barang fast moving atau Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) adalah produk yang terjual dengan cepat, dikonsumsi secara teratur, dan dibeli oleh konsumen dengan frekuensi yang tinggi. Produk-produk ini umumnya memiliki harga yang terjangkau dan masa simpan yang singkat.

Berikut adalah ciri-ciri utama dari barang fast moving:

a. Perputaran Tinggi

Barang fast moving memiliki perputaran yang cepat, sehingga stok sering habis dan perlu diisi ulang secara berkala. Kecepatan ini menunjukkan tingginya permintaan dari konsumen yang terus membeli produk tersebut.

b. Permintaan Tinggi

Produk ini selalu diminati oleh konsumen, terutama karena kebutuhan pokok atau popularitasnya yang tinggi. Konsumen cenderung membeli produk ini secara rutin, menjadikannya selalu tersedia di pasar.

c. Masa Simpan Pendek

Karakteristik lain barang fast moving adalah masa simpan yang pendek. Banyak produk ini memiliki tanggal kedaluwarsa yang singkat atau mudah rusak, sehingga memerlukan pengelolaan yang cermat untuk menghindari kerugian.

Selain itu, pentingnya aplikasi inventaris juga terlihat pada kemampuannya untuk memberikan peringatan otomatis ketika barang mendekati masa kedaluwarsa. Dengan sistem ini, perusahaan dapat mengurangi pemborosan dan memaksimalkan rotasi persediaan.

d. Harga Terjangkau

Barang fast moving biasanya dijual dengan harga yang relatif rendah. Hal ini memungkinkan konsumen untuk membeli dalam jumlah besar, menjadikannya lebih terjangkau untuk pembelian rutin.

e. Pembelian Berulang

Konsumen cenderung melakukan pembelian berulang produk-produk ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pembelian yang sering ini meningkatkan permintaan, yang mendukung perputaran stok yang cepat.

3. Ciri-Ciri Produk Slow Moving

Sementara itu, produk slow moving stock memiliki tingkat perputaran yang rendah, sehingga memerlukan strategi pengelolaan yang lebih hati-hati. Jika tidak dikelola dengan baik, stok dapat menumpuk dan membebani biaya penyimpanan. Berikut adalah beberapa ciri utamanya.

a. Permintaan Tidak Stabil

Pertama, pelanggan tidak selalu mencari produk dalam kategori ini karena permintaannya bergantung pada faktor tertentu, seperti tren pasar atau kebutuhan spesifik. Beberapa jenis stok barang inventaris hanya akan laku pada musim tertentu atau saat ada permintaan khusus dari segmen pasar tertentu.

b. Masa Simpan Panjang

Karakteristik lain dari barang slow moving adalah barang tersebut membutuhkan waktu lama untuk terjual, sehingga stoknya sering bertahan di gudang lebih lama dibandingkan barang dengan perputaran tinggi. Bisnis harus melakukan analisis inventaris secara rutin untuk menghindari penumpukan yang dapat meningkatkan biaya penyimpanan.

Dalam konteks ini, inventory aging adalah metode yang dapat digunakan untuk memantau usia persediaan, sehingga perusahaan bisa lebih cepat mengambil keputusan terkait pengelolaan barang yang terlalu lama tersimpan.

c. Perputaran Stok Rendah

Selain itu, produk slow moving membutuhkan waktu lama untuk terjual, sehingga stoknya sering bertahan di gudang lebih lama dibandingkan barang konsumen yang bergerak cepat. Bisnis harus melakukan analisis inventaris secara rutin untuk menghindari penumpukan yang dapat meningkatkan biaya penyimpanan.

Untuk memastikan proses pencatatan stok berjalan dengan baik dan terstruktur, perusahaan dapat menggunakan dokumen stock opname yang membantu memantau pergerakan stok dan mengidentifikasi barang slow moving yang perlu segera ditangani.

d. Fluktuasi Harga Lebih Tinggi

Harga produk slow moving cenderung lebih mudah berubah karena permintaan jenis stok barang inventaris ini tidak konsisten. Perusahaan sering kali harus memberikan diskon besar atau menerapkan strategi likuidasi stok agar barang tetap laku di pasaran tanpa menimbulkan kerugian besar.

e. Membutuhkan Manajemen Stok yang Hati-hati

Terakhir, bisnis harus menerapkan strategi pengelolaan stok yang lebih cermat agar produk slow moving tidak membebani operasional. Penyesuaian jumlah pembelian, penerapan promosi, serta strategi bundling dengan produk lain dapat membantu mempercepat perputaran stok dan mengurangi risiko barang tidak terjual.

4. Perbedaan Fast Moving dan Slow Moving Stock

Perbedaan Fast Moving dan Slow Moving Stock

Untuk memahami perbedaan antara stok barang fast moving dan slow moving, kita dapat melihatnya dari beberapa aspek penting yang memengaruhi pengelolaan inventaris dan strategi bisnis. Berikut adalah perbedaan mendasar antara keduanya:

a. Tingkat Perputaran Stok

Fast moving stock memiliki tingkat perputaran stok yang tinggi, yang berarti produk ini terjual dengan cepat dan perlu diadakan kembali sebelum stok di gudang habis. Sebaliknya, slow moving stock memiliki perputaran rendah, dengan produk yang cenderung tersimpan lebih lama dalam gudang karena jarang terjual.

Tingkat perputaran yang tinggi pada fast moving stock membutuhkan pengelolaan pengadaan yang cepat dan efisien. Hal ini memaksa perusahaan untuk selalu memantau stok agar tidak kehabisan barang. Sementara slow moving stock menuntut perhatian lebih untuk meminimalkan biaya penyimpanan.

b. Permintaan di Pasar

Produk fast moving memiliki permintaan yang tinggi dan konsisten di pasar, yang menyebabkan stoknya cepat habis. Produk ini biasanya merupakan barang-barang konsumsi sehari-hari dengan permintaan stabil. Di sisi lain, slow moving stock memiliki permintaan pasar yang rendah, sehingga barang cenderung lebih lama tersimpan di gudang.

Permintaan tinggi pada fast moving stock memungkinkan perusahaan untuk terus beroperasi dengan lancar dan menghasilkan pendapatan yang stabil. Namun, produk slow moving sering kali berisiko lebih besar karena kurangnya permintaan, sehingga perencanaan untuk mengelola stok ini menjadi lebih penting.

c. Dampak Terhadap Inventaris

Fast moving stock, jika tidak terkelola dengan baik, dapat menyebabkan kelangkaan atau kehabisan stok barang. Sementara itu, slow moving stock dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang lebih tinggi, karena barang tersebut terdiam lebih lama di gudang dan berisiko menjadi dead stock.

Dengan pengelolaan yang tepat, perusahaan dapat meminimalkan risiko kehabisan stok pada fast moving products, serta mengurangi kerugian akibat stok barang yang tidak terjual pada slow moving stock. Oleh karena itu, strategi pengelolaan inventaris harus disesuaikan dengan kecepatan perputaran produk.

d. Pengaruh Terhadap Cash Flow Perusahaan

Fast moving stock memberikan dampak positif terhadap cash flow perusahaan karena produk cepat terjual, sehingga aliran kas perusahaan lancar. Sebaliknya, slow moving stock bisa menghambat cash flow karena uang perusahaan terikat pada stok barang yang tidak terjual.

Penting untuk memantau dan mengelola cash flow dengan bijak, terutama jika perusahaan memiliki banyak slow moving stock, agar modal tidak terjebak dalam stok yang tidak laku dan dapat digunakan untuk investasi lain yang lebih menguntungkan.

e. Tingkat Risiko

Produk fast moving memiliki risiko yang lebih rendah baik secara finansial maupun operasional. Namun, produk slow moving memiliki risiko yang lebih tinggi, karena barang yang tersimpan lama di gudang berpotensi menjadi usang, kadaluarsa, atau dead stock.

Risiko terhadap slow moving stock dapat mencakup peningkatan biaya operasional dan kerugian akibat barang yang tidak terjual. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki strategi untuk mengurangi jumlah slow moving stock agar biaya operasional tidak membengkak dan efisiensi stok tetap terjaga

Kesimpulannya, fast moving stock memiliki tingkat perputaran tinggi dengan permintaan yang konsisten, sehingga risiko penumpukan lebih rendah. Sebaliknya, slow moving stok cenderung memiliki perputaran yang lambat dengan permintaan yang tidak stabil.

Untuk itu, penanganan dan manajemennya harus lebih hati-hati karena rentan expired, terutama untuk produk bahan makanan. Untuk lebih mudah memahaminya, berikut terlampir tabel perbedaan fast moving dan slow moving:

Aspek Fast Moving Slow Moving
Tingkat Perputaran Tinggi, produk cepat terjual Rendah, produk butuh waktu lama untuk terjual
Permintaan Konsisten dan stabil Tidak stabil, tergantung faktor eksternal
Masa Penyimpanan Stok Pendek, harus segera terjual Panjang, dapat bertahan lebih lama di gudang
Frekuensi Pengadaan Sering, untuk menjaga ketersediaan Jarang, hanya saat dibutuhkan
Risiko Penumpukan Rendah, karena cepat terjual Tinggi, berisiko menjadi stok mati

5. Cara Menentukan Fast Moving dan Slow Moving Stock

Untuk cara menentukan fast and slow moving stock memerlukan pendekatan berbasis data. Dengan analisis yang tepat, bisnis dapat mengoptimalkan strategi inventaris dan mencegah penumpukan barang yang tidak laku. Berikut adalah tiga metode utama untuk mengidentifikasi perputaran stok.

a. Manajemen Persediaan

Pengelolaan persediaan yang tepat berperan penting dalam menjaga kelancaran operasional dan kestabilan finansial perusahaan. Dengan sistem yang terstruktur, bisnis dapat memantau ketersediaan barang secara real-time, menghindari kelebihan stok, serta mencegah potensi kerugian dari barang yang rusak, kadaluarsa, atau tidak laku.

b. Perencanaan Bisnis

Informasi mengenai perputaran stok sangat berguna dalam menyusun rencana bisnis yang lebih strategis. Berdasarkan data tersebut, perusahaan dapat menentukan kapan waktu terbaik untuk melakukan pembelian ulang, produk mana yang layak dipromosikan, serta strategi penjualan apa yang paling relevan dengan kondisi pasar.

Untuk memastikan pengelolaan stok yang efisien, terutama dalam bisnis restoran, Anda dapat merujuk pada manajemen gudang di restoran yang menawarkan pendekatan yang terstruktur dalam pengelolaan persediaan dan perputaran barang.

c. Analisis Data Penjualan

Pertama, data historis membantu bisnis memahami pola penjualan dan mengidentifikasi tren permintaan. Dengan mengevaluasi volume transaksi di periode tertentu, perusahaan dapat melihat produk mana yang terjual cepat atau cenderung bergerak lambat dalam buku stok.

d. Perhitungan Inventory Turnover Ratio

Metode ini mengukur seberapa sering suatu produk terjual dalam satu periode menggunakan rumus Cost of Goods Sold (COGS) dibagi dengan rata-rata inventaris, seperti di bawah ini:

Inventory Turnover Ratio = Cost of Goods Sold (COGS) / Average Inventory

Hasil perhitungan yang tinggi menunjukkan produk fast moving, sementara rasio rendah menandakan slow moving stock. Dengan memahami perolehan angka tersebut, bisnis dapat menyesuaikan jumlah pembelian dan menghindari kelebihan stok yang berisiko menjadi barang usang.

e. Penerapan FSN Analysis

FSN Analysis mengelompokkan stok menjadi Fast moving, Slow moving, dan Non-moving berdasarkan kecepatan pergerakannya. Kategori ini membantu bisnis dalam menentukan prioritas pengelolaan inventaris dan strategi pemasaran.

Produk fast moving perlu restocking lebih sering, sementara slow moving memerlukan strategi diskon atau bundling untuk meningkatkan penjualan. Adapun non-moving stock perlu dievaluasi lebih lanjut untuk menghindari kerugian akibat stagnasi.

6. Strategi Pengelolaan Fast Moving Stock

Strategi Pengelolaan Fast Moving Stock

Fast moving stock memiliki tingkat perputaran tinggi, sehingga memerlukan strategi pengelolaan yang tepat agar tetap tersedia tanpa menyebabkan kelebihan stok. Dengan manajemen yang efektif, bisnis dapat memastikan kelancaran operasional dan memenuhi permintaan pelanggan.

Tiga strategi utama pengelolaan fast moving adalah sebagai berikut:

a. Pengelolaan Persediaan

Strategi pengelolaan fast moving adalah menjaga tingkat stok optimal untuk menghindari kekurangan yang dapat menghambat penjualan. Perusahaan perlu menerapkan sistem pemantauan real-time guna memastikan ketersediaan produk sesuai permintaan pasar. Selain itu, penggunaan metode seperti Just-in-Time (JIT) membantu mengurangi risiko overstocking.

b. Manajemen Rantai Pasok

Kolaborasi erat dengan pemasok memungkinkan bisnis memperoleh pasokan produk fast moving secara tepat waktu dan dalam jumlah yang sesuai. Dengan membangun hubungan solid, perusahaan dapat menegosiasikan ketentuan pengadaan yang lebih fleksibel. Selain itu, penggunaan aplikasi stok barang bisnis dalam rantai pasok meminimalkan keterlambatan dalam pengiriman stok.

c. Promosi dan Pemasaran

Strategi lain dari fast moving adalah melalui pemasaran yang efektif untuk memastikan permintaan tetap tinggi, sehingga produk fast moving terus terjual sesuai ekspektasi. Kampanye diskon, bundling, atau program loyalitas dapat meningkatkan daya tarik pelanggan terhadap produk. Selain itu, optimalisasi pemasaran digital membantu menjangkau lebih banyak konsumen dan mempertahankan keunggulan kompetitif di pasar.

7. Strategi Pengelolaan Slow Moving Stock

Strategi Pengelolaan Slow Moving Stock

Di sisi lain, stok yang bergerak lambat memerlukan strategi khusus agar tidak membebani biaya operasional dan ruang penyimpanan. Produk dengan perputaran lambat dapat menyebabkan stagnasi inventaris jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, beberapa langkah-langkah untuk membantu bisnis mengoptimalkan slow moving adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi dan Pemantauan

Pertama, strategi manajemen stok barang dengan slow moving adalah dengan menggunakan sistem stok barang untuk pemantauan real-time yang memungkinkan bisnis mendeteksi produk dengan pergerakan lambat sebelum menjadi masalah. Dengan menganalisis data penjualan dan inventory turnover, perusahaan dapat mengidentifikasi pola permintaan yang berubah.

b. Strategi Penjualan

Meningkatkan daya tarik slow moving stock memerlukan pendekatan pemasaran yang lebih agresif. Penerapan diskon, bundling dengan produk populer, atau promosi eksklusif dapat mendorong minat pelanggan. Selain itu, menjangkau segmen pasar baru melalui kampanye digital atau program loyalitas membantu mempercepat perputaran stok yang kurang diminati.

c. Pengelolaan Persediaan

Terakhir, untuk cara lain pengelolaan slow moving adalah mengontrol jumlah stok untuk mengurangi risiko overstocking. Selain itu, strategi penyesuaian harga atau penawaran khusus bagi distributor juga membantu mempercepat proses likuidasi stok yang sudah lama tersimpan. Salah satu cara untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan adalah dengan menetapkan stok cadangan yang dapat diandalkan saat terjadi lonjakan permintaan atau gangguan pasokan.

8. Dampak Fast Moving dan Slow Moving Stock terhadap Bisnis

Memahami perbedaan antara fast and slow moving stock sangat penting dalam manajemen inventory. Keduanya memiliki dampak signifikan terhadap efisiensi operasional, cash flow, dan profitabilitas bisnis. Berikut adalah beberapa dampak keduanya:

a. Dampak Fast Moving Stock

  • Peningkatan Arus Kas dan Profitabilitas: Fast moving stock mempercepat perputaran produk, sehingga meningkatkan arus kas secara signifikan. Selain itu, penjualan yang konsisten membantu bisnis mencapai profitabilitas lebih cepat.
  • Risiko Kekurangan Stok Jika Tidak Dikelola dengan Baik: Meskipun menguntungkan, produk fast moving berisiko menyebabkan kekurangan stok jika permintaan tidak diprediksi dengan akurat. Akibatnya, bisnis dapat kehilangan pelanggan dan pendapatan potensial.
  • Pengurangan Biaya Penyimpanan: Dengan perputaran barang konsumen yang bergerak cepat, bisnis dapat mengurangi biaya penyimpanan seperti sewa gudang dan pemeliharaan. Selain itu, risiko kerusakan atau kedaluwarsa produk juga diminimalkan

b. Dampak Slow Moving Stock

  • Penumpukan Modal dalam Bentuk Persediaan: Menyebabkan modal bisnis terikat dalam persediaan yang tidak produktif. Akibatnya, dana yang seharusnya bisa digunakan untuk investasi atau operasional lain menjadi tidak tersedia
  • Biaya Penyimpanan Tinggi dan Risiko Barang Usang: Stok yang lambat terjual meningkatkan biaya penyimpanan, seperti sewa gudang dan pemeliharaan. Selain itu, risiko barang menjadi usang atau rusak juga semakin tinggi.
  • Margin Keuntungan yang Rendah: Untuk menghindari kerugian, bisnis sering menjual slow moving stock dengan diskon besar. Hal ini mengurangi margin keuntungan dan dapat memengaruhi stabilitas finansial perusahaan dalam jangka panjang.

9. Optimasi Manajemen Stok dengan Software Inventaris ScaleOcean

Optimasi Manajemen Stok dengan Software Inventaris ScaleOcean

ScaleOcean menyediakan software inventaris berbasis cloud yang dirancang untuk meningkatkan akurasi data inventaris, mengurangi biaya operasional, dan mendukung pengambilan keputusan strategis. Salah satu tips mengelola stok barang yang dapat diterapkan adalah menggunakan sistem yang terintegrasi untuk memantau stok secara real-time, sehingga Anda dapat mengambil keputusan yang lebih cepat dan tepat.

Proses kerja bisnis menjadi lebih optimal melalui integrasi multi-gudang, tracking batch & serial number, serta laporan analitik yang komprehensif untuk mempercepat respons bisnis terhadap permintaan pasar. Untuk membantu bisnis meningkatkan efisiensi operasional, ScaleOcean menawarkan demo gratis bagi perusahaan yang ingin merasakan langsung bagaimana sistem ini bekerja.

  • Pelacakan Real-Time: Memantau pergerakan stok secara langsung untuk mengidentifikasi fast and slow moving stock items.
  • Analisis Data Penjualan: Menganalisis tren penjualan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.
  • Manajemen Persediaan Otomatis: Mengotomatiskan proses restocking dan pengurangan stok untuk menghindari overstock atau stockout.
  • Barcode & QR Code Scanning: Mempermudah pencatatan dan pelacakan stok secara otomatis untuk meningkatkan akurasi serta efisiensi operasional.
  • Inventory Forecasting: Menganalisis data historis dan tren penjualan guna memprediksi kebutuhan stok, mencegah kehabisan atau kelebihan barang.
  • Lot & SN Tracking: Memantau pergerakan barang berdasarkan nomor batch atau serial untuk memastikan kontrol kualitas dan kepatuhan regulasi.

10. Kesimpulan

Secara singkat, fast moving stock adalah produk dengan perputaran penjualan yang cepat dan cepat habis, sementara slow moving stock adalah produk dengan perputaran penjualan yang lambat dan cenderung lama tersimpan di gudang.

Pengelompokan ini sangat penting dalam manajemen persediaan untuk meningkatkan efisiensi dan keuntungan bisnis. Dengan tingkat permintaan yang tinggi dan perputaran yang cepat, bisnis perlu mengelola stok barang fast moving dengan sangat efisien.

Optimalkan manajemen persediaan dengan Software Inventaris ScaleOcean untuk mengelola fast moving stock secara lebih akurat. Fitur pelacakan real-time dan analisis permintaan memungkinkan bisnis merespons pasar lebih cepat dan meningkatkan efisiensi.

FAQ:

1. Apa yang dimaksud dengan fast moving?

Produk dalam kategori ini menunjukkan tingginya permintaan dari konsumen. Biasanya, kategori ini diisi dengan stok barang yang memiliki permintaan tinggi, seperti kebutuhan pokok atau barang populer yang cepat terjual. Hal ini mengindikasikan bahwa barang-barang tersebut sering dipesan oleh pelanggan.

2. Apa yang dimaksud dengan slow moving?

Slow moving stock merujuk pada barang yang bergerak lambat, atau jarang terjual. Produk ini biasanya bertahan lama di gudang dan hanya terjual sesekali. Biasanya, ini mencakup barang musiman, produk dengan permintaan rendah, atau item yang sudah kehilangan popularitasnya.

3. Apa produk slow moving?

Produk slow moving adalah barang yang memiliki tingkat pergerakan atau penjualan yang relatif rendah di pasar.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap