Memahami kondisi keuangan secara menyeluruh adalah bagian penting dari strategi perusahaan, bukan hanya soal kepatuhan. Salah satu aspek yang menjadi sorotan adalah kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek, yang dapat dilihat melalui indikator current ratio.
Hal ini menjadi alat ukur yang relevan bagi pelaku usaha maupun investor untuk menilai stabilitas dan kelayakan finansial suatu perusahaan. Angka ini menggambarkan apakah bisnis cukup likuid atau berisiko dalam pengelolaan modal kerja.
Artikel ini akan membahas lebih jauh mengenai current ratio, mulai dari cara menghitungnya hingga cara membaca angkanya. Selain itu, kami juga akan menjelaskan bagaimana menggunakannya dalam pengambilan keputusan bisnis.
- Current ratio adalah indikator likuiditas utama yang mengukur kemampuan perusahaan membayar utang jangka pendek dengan aset lancarnya.
- Rumus untuk menghitung rasio lancar adalah Aset Lancar dibagi dengan Utang Lancar, yang datanya diambil dari neraca keuangan.
- Interpretasi nilai rasio yang baik umumnya di atas 1, namun harus selalu dibandingkan dengan standar industri dan tren historis perusahaan.
- Rasio ini memiliki keterbatasan, sehingga harus digunakan bersama metrik lain untuk analisis yang holistik.
1. Apa Itu Current Ratio?
Current ratio atau rasio lancar adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aset lancar yang dimiliki. Rasio ini dihitung dengan membagikan total aset lancar dengan total kewajiban lancar perusahaan pada saat itu.
Ada tiga indikator nilai rasio yang menjadi patokan dalam menentukan kemampuan finansial sebuah usaha:
- X > 1 → Perusahaan dianggap memiliki likuiditas yang baik karena aset lancar lebih besar dari kewajiban jangka pendek. Namun, current ratio yang terlalu tinggi (misalnya >3) bisa menandakan bahwa aset tidak dimanfaatkan secara efisien.
- X = 1 → Perusahaan memiliki aset lancar yang sebanding dengan kewajiban lancarnya. Kondisi ini netral, tapi tidak memberikan ruang fleksibilitas dalam kas.
- X < 1 → Perusahaan mungkin menghadapi risiko likuiditas, karena aset lancarnya tidak cukup untuk menutup utang jangka pendek. Ini bisa menjadi sinyal peringatan bagi manajemen dan investor.
Perlu diingat bahwa nilai ideal current ratio dapat berbeda antar industri. Oleh karena itu, penting untuk membandingkannya dengan standar sektor sejenis serta menggabungkan analisis rasio keuangan bisnis dengan rasio lain seperti quick ratio atau debt-to-equity untuk mendapatkan gambaran finansial yang lebih menyeluruh.
Baca juga: Pentingnya Perhitungan Debt to Equity Ratio untuk Mengevaluasi Perusahaan
2. Rumus Current Ratio

Untuk menghitung rasio lancar, formula yang digunakan sangat sederhana dan mudah dipahami. Rumus current ratio adalah dengan membagi total aset lancar dengan total utang lancar. Seperti yang ada di ormula matematisnya adalah:
Current Ratio = Aset Lancar / Utang Lancar
Komponen pertama, Aset Lancar (Current Assets), adalah semua aset yang dimiliki perusahaan yang diperkirakan akan dikonversi menjadi uang tunai dalam satu tahun. Ini termasuk kas, piutang, persediaan, dan investasi jangka pendek.
Komponen kedua, Utang Lancar (Current Liabilities), adalah semua kewajiban yang harus dilunasi perusahaan dalam periode yang sama, seperti utang usaha dan utang bank jangka pendek. Memahami setiap komponen dalam rumus ini sangat krusial untuk mendapatkan hasil yang akurat, sehingga ketelitian dalam pencatatan laporan keuangan adalah kunci utama.
Baca juga: Bagaimana Cash Flow Forecasting Berdampak pada Kinerja Perusahaan?
3. Cara Menghitung Current Ratio
Proses menghitung current ratio dapat diilustrasikan dengan contoh sederhana untuk pemahaman yang lebih baik. Misalkan sebuah perusahaan, PT ABC, memiliki data laporan keuangan sebagai berikut: total aset lancar sebesar Rp500 juta dan total utang lancar sebesar Rp250 juta.
Dengan menggunakan rumus yang ada, perhitungannya menjadi sangat mudah. Langkah pertama adalah mengidentifikasi nilai total aset lancar dan total utang lancar dari neraca keuangan, kemudian masukkan angka-angka tersebut ke dalam rumus:
Current Ratio = Aset Lancar / Utang Lancar
Current Ratio = Rp500.000.000 / Rp250.000.000
Current Ratio = 2
Hasil dari pembagian tersebut adalah 2, atau sering ditulis sebagai 2:1. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa PT ABC memiliki aset lancar dua kali lebih besar dari utang lancarnya, yang menandakan posisi likuiditas yang sehat. Dalam konteks ini, cash flow yang lancar menjadi salah satu kunci keberhasilan likuiditas yang terjaga.
4. Arti Hasil Perhitungan Current Ratio
Menginterpretasikan current ratio memerlukan pemahaman kontekstual karena angka ideal dapat bervariasi tergantung industri dan kondisi perusahaan. Namun, berikut ini adalah pedoman umum yang dapat membantu untuk menilai kesehatan finansial berdasarkan nilai rasio ini.
a. Rasio X>1: Perusahaan Memiliki Likuiditas yang Sehat
Jika current ratio lebih dari 1, ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki lebih banyak aset lancar daripada kewajiban lancar. Ini berarti perusahaan berada dalam posisi yang relatif aman untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek tanpa perlu mencari pendanaan eksternal.
b. Rasio X=1: Keseimbangan Antara Aset dan Kewajiban
Rasio X = 1 menunjukkan bahwa aset lancar perusahaan cukup untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Namun, jika terjadi perubahan finansial atau ekonomi yang tidak terduga, rasio ini dapat dengan cepat turun menjadi X < 1, yang mengindikasikan ketidakstabilan dan potensi liquidity risk bagi perusahaan.
c. Rasio X<1: Risiko Kesulitan Likuiditas
Jika nilai current ratio kurang dari 1, perusahaan mungkin menghadapi masalah dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aset yang dimilikinya. Hal ini bisa mengindikasikan potensi kesulitan likuiditas, yang memerlukan perhatian lebih lanjut agar perusahaan tidak terjebak dalam masalah keuangan.
d. Nilai Standar Current Ratio yang Ideal
Secara umum, current ratio yang dianggap sehat berkisar antara 1,5 hingga 2,0. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki cukup aset lancar untuk menutupi kewajiban jangka pendek dan tetap mempertahankan fleksibilitas finansial.
Pemahaman current ratio dalam bisnis sangat penting untuk menghindari risiko kebangkrutan. Namun, rasio profitabilitas yang terlalu tinggi juga tidak selalu baik, misalnya 4:1 atau lebih, karena bisa berarti perusahaan tidak efisien dalam menggunakan asetnya.
5. Perbedaan Current Ratio dan Quick Ratio
Selain current ratio, ada rasio keuangan lain seperti quick ratio dan cash ratio yang memberikan wawasan lebih mendalam tentang likuiditas dan stabilitas keuangan perusahaan. Masing-masing rasio ini fokus pada aspek berbeda dalam mengelola kewajiban jangka pendek.
Quick ratio dan cash ratio lebih konservatif dibanding current ratio karena fokus pada aset yang lebih cepat likuid. Quick ratio mengabaikan persediaan, sementara cash ratio hanya mempertimbangkan kas dan setara kas. Membandingkan ketiga rasio ini memberikan gambaran lebih lengkap tentang pengelolaan kewajiban jangka pendek perusahaan.
Quick ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya tanpa mengandalkan persediaan, yang dianggap lebih sulit dijual atau dikonversi menjadi kas dalam waktu singkat. Rasio ini lebih konservatif dibandingkan current ratio karena hanya mempertimbangkan aset yang lebih mudah likuid, seperti kas dan piutang.
Formula:
Quick Ratio = (Aset Lancar – Persediaan) / Kewajiban Lancar
Contoh Penggunaan:
Quick ratio sangat berguna bagi perusahaan yang memiliki persediaan yang sulit segera dipindahkan, seperti industri manufaktur atau perusahaan yang mengelola produk dengan siklus produksi panjang.
Misalnya, jika sebuah perusahaan otomotif memiliki banyak kendaraan yang belum terjual, quick ratio akan memberikan gambaran yang lebih akurat tentang seberapa likuid perusahaan, karena kendaraan tersebut membutuhkan waktu lebih lama untuk dijual dan menghasilkan kas.
6. Kelebihan dari Current Ratio
Rasio lancar memiliki beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh metode menghitung rasio lainnya. Rasio ini memberikan informasi dasar mengenai likuiditas perusahaan dan kesehatan finansial jangka pendeknya. Kelebihan utama dari rasio lancar adalah kemudahannya dalam perhitungan dan pemahaman.
a. Mudah Dihitung dan Dipahami
Rasio ini sangat sederhana dan mudah dipahami, bahkan oleh mereka yang bukan ahli keuangan. Dengan formula yang sederhana dan data yang sudah tersedia dalam laporan keuangan, rasio lancar menjadi alat yang ideal untuk analisis laporan keuangan dengan cepat.
b. Memberikan Gambaran Umum Tentang Likuiditas Perusahaan
Rasio lancar memberikan gambaran jelas tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya menggunakan aset lancar. Ini membantu dalam menilai kesehatan keuangan jangka pendek dan menjadi alat peringatan dini mengenai potensi masalah likuiditas.
c. Berguna dalam Perbandingan Antar Perusahaan
Dalam sektor yang sama, rasio lancar dapat digunakan untuk membandingkan kemampuan likuiditas antar perusahaan. Hal ini sangat berguna bagi investor yang ingin menilai perusahaan mana yang lebih stabil secara finansial.
d. Dasar Perencanaan Keuangan
Rasio lancar juga menjadi dasar dalam merancang kebijakan pengelolaan kas dan perencanaan keuangan perusahaan. Selain itu, rasio ini membantu manajemen mengatur strategi pembiayaan, termasuk pengelolaan wesel bayar, serta siklus operasi perusahaan agar lebih efisien.
7. Keterbatasan dalam Menggunakan Current Ratio
Meskipun current ratio adalah alat yang berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, ada beberapa batasan yang perlu dipahami untuk menghindari salah interpretasi. Rasio ini hanya memberikan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada satu titik waktu tertentu dan bisa sangat bervariasi dari periode ke periode.
Selain itu, current ratio memiliki keterbatasan dalam hal kualitas aset dan perbandingan antar industri, yang perlu dipertimbangkan saat melakukan analisis. Berikut adalah pembahasan lebih lanjut keterbatasannya:
a. Tidak Memperhitungkan Kualitas Aset Lancar
Salah satu kelemahan current ratio adalah bahwa rasio ini memperlakukan semua aset lancar sebagai setara likuid. Padahal, tidak semua aset lancar dapat dengan cepat dicairkan menjadi kas.
Misalnya, piutang usaha atau persediaan yang sulit dijual dapat menurunkan likuiditas riil perusahaan meskipun current ratio menunjukkan angka yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi kualitas dan perputaran aset lancar dalam menilai kondisi keuangan perusahaan.
b. Keterbatasan dalam Menilai Likuiditas Jangka Panjang
Current ratio hanya memperhitungkan kewajiban lancar yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun. Sehingga tidak memberikan gambaran yang lengkap tentang kemampuan perusahaan dalam mengelola kewajiban jangka panjang.
Kewajiban yang jatuh tempo dalam lebih dari satu tahun mungkin memerlukan perencanaan keuangan dan pengelolaan kas yang berbeda. Oleh karena itu, current ratio lebih cocok untuk menilai likuiditas jangka pendek dan tidak memberikan wawasan yang memadai mengenai stabilitas keuangan jangka panjang perusahaan.
c. Tidak Memperhitungkan Jatuh Tempo Kewajiban
Current ratio hanya memberikan gambaran tentang total aset lancar dan kewajiban lancar tanpa mempertimbangkan waktu jatuh tempo kewajiban. Kewajiban yang akan jatuh tempo dalam 30 hari memerlukan perhatian berbeda dibandingkan yang jatuh tempo dalam 12 bulan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan waktu pembayaran kewajiban untuk analisis likuiditas yang lebih tepat.
8. Hitung Current Ratio dengan Software Akuntansi ScaleOcean
Software akuntansi ScaleOcean menawarkan solusi komprehensif melalui modul akuntansi yang menyederhanakan pengelolaan current ratio dan penilaian aset lancar. Dengan integrasi otomatis antar modul, seperti pembelian, penjualan, dan inventaris, data yang diperlukan selalu tersedia secara real-time dan akurat, tanpa biaya setup tambahan, serta mengurangi ketergantungan pada input manual.
Modul akuntansi ScaleOcean memiliki fitur kunci seperti buku besar otomatis, laporan keuangan real-time, dan integrasi dengan modul inventory serta purchasing. Dengan unlimited user access, semua tim dapat mengakses sistem tanpa batasan, meningkatkan kolaborasi antar divisi.
ScaleOcean juga menawarkan demo gratis dan konsultasi gratis untuk membantu Anda memahami cara meningkatkan efisiensi dan akurasi pengelolaan rasio lancar. Berikut ini penjelasan lebih detail seputar fitur dari modul ini:
- Buku Besar Otomatis: Mencatat transaksi keuangan secara otomatis, termasuk kas, piutang, dan persediaan, terintegrasi dengan modul lain.
- Laporan Keuangan Real Time: Menyediakan laporan keuangan otomatis, termasuk neraca yang mencakup aset lancar untuk penghitungan rasio lancar.
- Manajemen Anggaran: Memantau arus kas dan proyeksi keuangan untuk memastikan pengelolaan aset lancar optimal.
- Integrasi dengan Inventory dan Purchasing: Menghubungkan data persediaan dan pembelian dengan sistem akuntansi secara otomatis untuk memastikan keakuratan pencatatan.
- Bank Reconciliation: Membantu rekonsiliasi kas dan bank, memastikan saldo kas yang tercatat sesuai dengan bank.
9. Kesimpulan
Mengelola rasio lancar dengan akurat adalah langkah penting dalam menilai likuiditas dan stabilitas finansial perusahaan. Meskipun rasio ini memberikan wawasan awal yang berguna, penting untuk memperhatikan faktor-faktor seperti kualitas aset lancar, siklus kas, dan perbedaan antar industri.
Dengan solusi sistem akuntansi dari ScaleOcean, pengelolaan rasio lancar dan aset lancar menjadi lebih mudah dan efisien. Modul akuntansi ini menyediakan integrasi otomatis antar departemen, pelaporan real-time, dan akses tanpa batas bagi tim terkait. vendor ini menawarkan demo gratis bagi anda yang penasaran dengan manfaat yang ditawarkan software ini.
FAQ:
1. Apa itu current ratio?
Current ratio adalah indikator yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Rasio ini memberikan gambaran tentang likuiditas perusahaan dan kemampuan untuk membayar utang dalam waktu dekat.
2. Mengapa current ratio penting untuk perusahaan?
Current ratio penting karena membantu perusahaan menilai apakah mereka memiliki cukup aset lancar untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini memberikan wawasan tentang kesehatan finansial perusahaan dalam hal likuiditas, yang sangat penting untuk pengambilan keputusan bisnis dan perencanaan keuangan jangka pendek.
3. Apa yang dapat memengaruhi nilai current ratio?
Nilai current ratio dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti struktur industri perusahaan, kualitas aset lancar (seperti persediaan dan piutang), serta siklus kas perusahaan. Industri dengan siklus operasional cepat biasanya memiliki rasio yang lebih tinggi, sementara perusahaan dengan siklus kas panjang atau piutang yang kurang lancar mungkin menunjukkan rasio lebih rendah.
4. Apa keterbatasan dari current ratio?
Current ratio memiliki keterbatasan karena tidak memperhitungkan kualitas aset lancar. Aset seperti persediaan atau piutang yang sulit dicairkan dapat menyebabkan rasio ini menyesatkan. Selain itu, rasio ini tidak menunjukkan kapan kewajiban jatuh tempo, yang juga penting untuk menilai likuiditas secara akurat.
5. Bagaimana current ratio dapat digunakan dalam perencanaan keuangan?
Current ratio membantu perusahaan merencanakan keuangan dengan memberikan gambaran tentang sejauh mana mereka bisa memenuhi kewajiban jangka pendek. Ini juga membantu manajemen dalam mengambil keputusan tentang pembiayaan, pengelolaan kas, dan pengaturan siklus operasional untuk menjaga keseimbangan likuiditas yang sehat.



