Bagaimana Cara Menghitung Persediaan Awal dan Akhir?

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Cara menghitung persediaan awal dan akhir dilakukan dengan rumus: Persediaan Akhir = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Harga Pokok Penjualan. Persediaan awal adalah nilai barang yang tersedia di awal periode, sedangkan persediaan akhir mencerminkan stok yang masih tersisa di akhir periode.

Memahami rumus persediaan akhir penting agar perusahaan dapat mencegah masalah stok berlebih, kehilangan potensi penjualan, atau biaya penyimpanan yang membengkak. Dengan perhitungan yang tepat, pemilk bisnis bisa menjaga ketersediaan barang sekaligus memastikan arus kas berjalan stabil.

Dalam artikel ini, pembaca dapat menggunakan informasi mengenai rumus dan cara menghitung persediaan awal dan akhir sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kontrol inventaris, memperbaiki laporan keuangan, dan mendukung pengambilan keputusan strategis yang lebih tepat berbasis data akurat.

starsKey Takeaways

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Mengapa Persediaan Awal dan Akhir Penting bagi Bisnis?

Persediaan awal dan akhir menjadi indikator penting yang menunjukkan nilai stok pada periode tertentu. Persediaan awal menggambarkan jumlah barang tersedia di awal periode, sementara persediaan akhir menunjukkan sisa stok setelah aktivitas penjualan atau produksi selesai, sehingga membantu evaluasi kinerja operasional.

Selain itu, pemahaman atas persediaan memungkinkan perusahaan mencegah masalah seperti kelebihan atau kekurangan stok persediaan. Pada bisnis ritel, kesalahan pencatatan bisa berujung pada kehilangan peluang penjualan atau biaya penyimpanan tinggi, sehingga perhitungan yang akurat menjadi kunci menjaga profitabilitas.

Dalam konteks manufaktur, misalnya, persediaan awal yang tidak akurat dapat merusak seluruh proses Material Requirements Planning (MRP). Jika sistem mencatat 100 unit bahan baku tersedia (persediaan awal), padahal fisik hanya 50 unit, sistem akan menunda pemesanan. Akibatnya, produksi 1.000 unit barang jadi untuk kontrak besar dapat terhenti (downtime), memicu penalti kontrak yang mahal

Di sisi lain, informasi terkait persediaan juga bermanfaat dalam pengambilan keputusan bisnis. Data ini membantu manajemen menilai kebutuhan pembelian, merencanakan produksi, hingga mengendalikan arus kas. Dengan begitu, perusahaan dapat menjaga stabilitas keuangan dan mengoptimalkan strategi penjualan mereka.

2. Metode Perhitungan Persediaan

Metode Perhitungan Persediaan

Cara menghitung persediaan bisa berbeda tergantung metode yang digunakan. Pada metode periodik, perhitungan dilakukan fisik di akhir periode. Sementara itu, metode perpetual melacak persediaan secara terus-menerus dan menggunakan metode penilaian FIFO, LIFO, atau rata-rata.

Untuk lebih mudah memahaminya, berikut metode perhitungan persediaan:

a. Metode Periodik dalam Pengelolaan Persediaan

Metode periodik mengharuskan perusahaan untuk menghitung persediaan hanya pada interval waktu tertentu, seperti akhir bulan atau kuartal. Penghitungan fisik stok dilakukan di gudang atau area penjualan.

Meskipun mempermudah penentuan harga pokok penjualan dan persediaan akhir, metode ini tidak memberikan informasi real-time, yang dapat menyulitkan pengelolaan rantai pasokan, terutama saat menghadapi fluktuasi permintaan.

b. Metode Perpetual

Metode perhitungan persediaan perpetual melacak perubahan persediaan secara real-time, memungkinkan perusahaan mengetahui nilai persediaan akhir kapan saja tanpa menunggu akhir periode. Penilaian persediaan akhir pada metode ini bisa dilakukan menggunakan metode FIFO, LIFO, atau rata-rata, tergantung pada kebijakan perusahaan.

Dengan bantuan sistem manajemen gudang (WMS), perusahaan dapat menerapkan metode perpetual dengan lebih efektif. Sistem ini memungkinkan pelacakan stok secara otomatis, mengoptimalkan penggunaan FIFO atau LIFO, dan memastikan perhitungan persediaan lebih akurat dan efisien tanpa mengganggu alur operasional.

Warehouse

3. Cara Menghitung Persediaan Awal dan Akhir

Untuk persediaan awal dapat dihitung dengan rumus: Persediaan Awal = HPP + Persediaan Akhir – Pembelian Bersih. Sementara itu, persediaan akhir diperoleh melalui rumus: Persediaan Akhir = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – HPP. Perhitungan ini bergantung pada ketepatan data HPP dan pembelian bersih dalam periode tertentu.

Untuk lebih detail, berikut masing-masing rumus persediaan awal dan akhir:

a. Rumus dan Cara Menghitung Persediaan Awal

Persediaan awal pada suatu periode akuntansi merupakan nilai yang sama dengan persediaan akhir periode sebelumnya. Dengan demikian, angka persediaan akhir periode sebelumnya dapat langsung digunakan sebagai persediaan awal untuk periode selanjutnya.

Untuk cara menghitung persediaan awal, dapat menggunakan rumus:

Persediaan Awal = Harga Pokok Penjualan (HPP) + Persediaan Akhir – Pembelian Bersih

Tahapan cara menghitung persediaan awal:

  1. Tentukan HPP: Hitung seluruh biaya langsung untuk memperoleh atau memproduksi persediaan yang terjual pada periode sebelumnya, termasuk bahan baku dan tenaga kerja.
  2. Hitung Persediaan Akhir: Nilai persediaan tersisa di akhir periode sebelumnya, melalui perhitungan fisik atau sistem perpetual.
  3. Hitung Pembelian Bersih: Jumlah biaya pembelian persediaan baru ditambah ongkos angkut, dikurangi retur atau potongan pembelian.
  4. Masukkan ke Rumus: Gunakan nilai-nilai tersebut dalam rumus persediaan awal.

b. Rumus dan Cara Menghitung Persediaan Akhir

Rumus dasar untuk menghitung persediaan akhir adalah Persediaan Akhir = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Harga Pokok Penjualan (HPP). Rumus ini diperoleh dengan menambahkan persediaan awal dengan total pembelian bersih selama periode tertentu, kemudian menguranginya dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang terjadi.

Secara rinci, berikut adalah rumus persediaan akhir:

Rumus Persediaan Akhir = Persediaan Awal + Pembelian Bersih – Harga Pokok Penjualan (HPP)

Rumus ini menggambarkan bahwa total barang yang tersedia di akhir periode adalah jumlah dari stok awal ditambah dengan pembelian bersih selama periode itu, dikurangi oleh biaya dari barang yang terjual.

Penghitungan persediaan akhir ini sangat penting untuk menentukan laba kotor dalam laporan laba rugi dan untuk memberikan insight tentang manajemen barang selama periode tersebut. Akurasi dalam menghitung persediaan akhir mempengaruhi keakuratan laporan keuangan dan efektivitas strategi manajemen gudang.

Untuk memastikan hasil yang akurat, perhitungan FIFO dapat diterapkan untuk menghitung nilai persediaan dengan tepat, berdasarkan barang yang pertama kali masuk yang harus dijual terlebih dahulu.

4. Contoh Hitung Persediaan Awal dan Akhir

Misalkan sebuah PT Sinar Benderang, yang bergerak dalam produksi barang elektronik, memiliki nilai persediaan akhir pada tahun 2024 sebesar Rp50.000.000. Nilai ini secara otomatis menjadi persediaan awal perusahaan untuk tahun 2025. Jadi, pada awal tahun 2025, persediaan awal PT Sinar Benderang adalah Rp50.000.000.

Selama tahun 2025, PT Sinar Benderang melakukan pembelian bahan baku tambahan senilai Rp30.000.000 untuk memenuhi permintaan produksi. Selain itu, biaya pokok penjualan (HPP) untuk tahun tersebut tercatat sebesar Rp70.000.000.

Untuk menghitung persediaan akhir pada akhir tahun 2025, kita menggunakan rumus yang sama, yaitu:

Persediaan Akhir = Persediaan Awal + Pembelian – HPP

Persediaan Akhir = Rp50.000.000 + Rp30.000.000 – Rp70.000.000

Persediaan Akhir = Rp10.000.000

Jadi, nilai persediaan akhir PT Sinar Benderang pada akhir tahun 2025 adalah Rp10.000.000. Dengan pemahaman ini, PT Sinar Benderang dapat memantau pergerakan stok bahan baku dan barang jadi, serta merencanakan pembelian dan produksi di tahun berikutnya dengan lebih akurat, membantu dalam pengelolaan biaya dan strategi penjualan.

5. Metode FIFO untuk Menghitung Persediaan Akhir

First-In, First-Out (FIFO) adalah pendekatan populer yang digunakan untuk manajemen persediaan barang dagang di mana barang yang pertama kali masuk akan dijual lebih dulu. Metode ini cocok untuk barang yang memiliki umur simpan terbatas, seperti produk makanan atau obat-obatan.

Rumus untuk menghitung persediaan akhir dengan metode FIFO adalah dengan mengurangi penjualan dari barang yang pertama kali masuk. Misalnya, jika perusahaan memiliki persediaan awal 100 unit seharga Rp 20.000 per unit dan melakukan pembelian 200 unit seharga Rp 22.000 per unit, dan menjual 250 unit.

Maka 100 unit pertama dijual dari persediaan awal, dan 150 unit dari pembelian pertama. Persediaan akhir dihitung berdasarkan sisa barang yang belum terjual dari pembelian pertama, yaitu 50 unit dengan harga Rp 22.000 per unit.

Namun, meskipun FIFO memiliki banyak keuntungan, implementasinya dapat menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah kebutuhan untuk sistem manajemen persediaan yang baik, terutama dalam perusahaan dengan volume transaksi besar.

Bagi perusahaan F&B, penerapan FIFO sering dikombinasikan dengan lot and serial number tracking untuk mematuhi regulasi ketat. Sistem harus mampu secara otomatis mencatat unit mana (berdasarkan nomor lot) yang telah terjual sesuai FIFO/FEFO untuk memastikan akurasi nilai persediaan akhir. Kegagalan pelacakan ini dapat menghambat proses product recall yang cepat jika ditemukan masalah kualitas pada batch tertentu, berpotensi pada sanksi regulasi.

6. Tips Cara Mencari Persediaan Awal dan Akhir

Tips Cara Mencari Persediaan Awal dan Akhir

Mengetahui persediaan awal dan akhir dengan akurat adalah salah satu langkah penting dalam manajemen gudang yang dapat berdampak besar pada efisiensi operasional dan pengelolaan stok secara keseluruhan.

Agar proses ini bisa berjalan dengan baik, ada beberapa tips dan metode penilaian yang bisa Anda terapkan untuk memastikan pencatatan persediaan lebih tepat dan dapat diandalkan.

a. Lakukan Audit Fisik Secara Rutin

Melakukan audit fisik secara berkala adalah langkah dasar yang sangat penting. Dengan mengecek langsung jumlah barang yang ada di gudang, Anda bisa membandingkan data fisik dengan catatan di sistem. Hal ini juga membuat pengendalian persediaan jadi lebih akurat.

Di distribution center yang mengelola 10.000+ SKU (Stock Keeping Unit), audit fisik manual memakan biaya tenaga kerja hingga Rp50 juta per bulan. Penggunaan cycle counting yang didukung Warehouse Management System (WMS) memungkinkan perusahaan melakukan audit harian yang berkelanjutan untuk stok berharga tinggi, sehingga menghemat biaya, mempertahankan akurasi 99%, dan menghindari penutupan gudang tahunan.

Selain itu, setelah dilakukan rekonsiliasi (audit) terhadap catatan persediaan, ditemukan bahwa peningkatan akurasi catatan berdampak pada kenaikan penjualan sekitar 4 %–8 %. Artinya, audit persediaan tidak hanya memperbaiki kesalahan pencatatan, tetapi secara langsung memberikan keuntungan operasional yang terukur.

b. Manfaatkan Sistem Warehouse Management System (WMS)

Penggunaan teknologi WMS bisa sangat membantu meningkatkan akurasi pencatatan stok. Software Inventory ScaleOcean menawarkan solusi terbaik untuk meningkatkan akurasi perhitungan persediaan awal dan akhir, yang sangat penting dalam menjaga kelancaran operasional bisnis.

Dengan fitur otomatisasi dan integrasi yang canggih, sistem ini memastikan bahwa semua data persediaan tercatat dengan tepat sehingga mempercepat proses rekonsiliasi stok. Perusahaan dapat mengelola persediaan mereka dengan lebih efisien, dari pencatatan barang masuk hingga barang keluar.

Dengan kontrol yang lebih baik atas perhitungan persediaan awal dan akhir, ScaleOcean memberikan visibilitas real-time yang memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat. Sebagai vendor ERP Indonesia terpercaya, ScaleOcean juga menawarkan uji coba gratis sehingga Anda dapat melihat bagaimana sistem ini bekerja.

Berikut adalah fitur utama Software Inventory ScaleOcean:

  • Pemantauan Stok Real-Time: Fitur ini memungkinkan pengelolaan stok yang lebih efisien dengan visibilitas penuh terhadap status barang di seluruh lokasi.
  • Integrasi dengan Modul Lain: Software ini dapat terintegrasi dengan modul lain seperti modul pembelian dan penjualan, memastikan aliran data yang mulus dan akurat antar departemen.
  • Fitur Perhitungan Otomatis: Perhitungan persediaan awal dan akhir dilakukan secara otomatis menggunakan rumus yang disesuaikan dengan metode yang dipilih (perpetual atau periodik).
  • Laporan dan Analisis Persediaan: Software ini menghasilkan laporan akurat mengenai kondisi persediaan dan analisis pergerakan barang.
  • Manajemen Batch dan Serial Number: Fitur ini memungkinkan pelacakan persediaan berdasarkan batch atau nomor seri, memberikan akurasi lebih tinggi dalam perhitungan stok.

Untuk memonitor dan mengelola stok secara real-time, ScaleOcean telah menjadi mitra utama dalam transformasi digital bagi berbagai industri. Salah satu klien yang merasakan dampak positif dari implementesi ScaleOcean adalah Sobono Group, perusahaan yang bergerak di sektor energi dengan operasi internasional.

Selama 7 tahun terakhir, Sobono Group mengandalkan ScaleOcean ERP untuk mengoptimalkan pengelolaan inventaris dan proyek mereka. Dengan lebih dari 150 proyek baru yang dikelola setiap minggu, Sobono Group kini dapat memantau stok secara real-time dan meningkatkan keuntungan operasional hingga 87%. Lihat cerita sukses Sobono group selengkapnya di sini!

c. Lakukan Rekonsiliasi Secara Teratur

Melakukan rekonsiliasi secara rutin antara catatan fisik dan sistem sangat penting untuk memastikan kesesuaian data persediaan. Proses ini membantu mendeteksi perbedaan dengan cepat dan memperbaikinya sebelum menimbulkan masalah. Selain itu, rekonsiliasi mendukung kepatuhan terhadap audit internal, menjaga akurasi laporan persediaan.

d. Gunakan Teknologi Modern seperti Barcode dan RFID

Teknologi modern seperti barcode dan RFID mempermudah pencatatan dan pengelolaan persediaan secara efisien. Integrasi teknologi ini dalam sistem otomasi gudang memastikan akurasi data persediaan, mengurangi risiko kesalahan yang berdampak negatif pada bisnis.

7. Kesimpulan

Cara menghitung persediaan awal pada periode akuntansi saat ini adalah dengan menggunakan nilai persediaan akhir dari periode sebelumnya. Jika data persediaan akhir periode sebelumnya tidak ada, persediaan awal dapat dihitung dengan rumus Harga Pokok Penjualan (HPP) yang telah dimodifikasi.

Software Inventory ScaleOcean memberikan solusi efektif dalam menghitung persediaan awal dan akhir dengan akurasi tinggi. Coba demo gratisnya untuk tingkatkan efisiensi manajemen inventaris Anda, optimalkan pengendalian stok, dan buat keputusan bisnis yang lebih cepat serta tepat dengan fitur unggulan kami.

FAQ:

1. Bagaimana pencatatan untuk persediaan awal dan akhir?

Pencatatan persediaan awal dan akhir dilakukan dengan dua metode utama: Periodik dan Perpetual. Metode periodik menghitung persediaan akhir dengan melakukan stok opname pada akhir periode, sementara metode perpetual mencatat setiap transaksi secara real-time, sehingga persediaan akhir selalu dapat diketahui tanpa perlu stok opname manual.

2. Bagaimana cara menghitung persediaan akhir?

Persediaan akhir dapat dihitung dengan mengurangi harga pokok penjualan dari harga pokok barang yang tersedia untuk dijual. Karena itu, menentukan harga pokok penjualan terlebih dahulu sangat penting untuk menghitung persediaan akhir.

3. Apa rumus untuk persediaan awal?

Rumus persediaan awal dapat ditulis sebagai berikut: Persediaan Awal = Penjualan (HPP) + Persediaan Akhir – Pembelian (di mana persediaan ditambahkan ke stok).

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap