Seiring perkembangan zaman, proses SCM atau manajemen rantai pasokan dituntut untuk lebih cepat dalam beradaptasi dan menyesuaikan permintaan pasar. Terutama di era globalisasi ini, dimana jenis barang dan jasa jadi lebih variatif akibat munculnya pasar bebas. Maka dari itu, perusahaan perlu untuk memiliki proses supply chain yang efektif dan efisien agar bisa bersaing di pasar global.
Nah untuk menjamin kelancaran setiap tahapannya, bisnis Anda haruslah rutin melakukan pengukuran kinerja SCM supaya bisa mengoptimalkan proses bisnis dan meningkatkan keuntungan. Tujuan utama dari penilaian ini adalah untuk mengukur keberhasilan sistem SCM yang telah diterapkan, serta membantu dalam mengidentifikasi kelemahan dan peluang untuk meningkatkan produktivitas SCM. Berikut cara-cara yang harus Anda terapkan ketika melakukan pengukuran.
Baca juga: Ketahui Pengertian SCM menurut Para Ahli
1. Tentukan Tujuan Bisnis yang Jelas
Tujuan bisnis adalah hal krusial yang sangat penting dalam pengukuran kinerja SCM. Pasalnya hal ini akan dijadikan acuan dalam menentukan apakah proses rantai pasok berhasil atau tidak. Maka dari itu, goal perusahaan haruslah spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terkait dengan keseluruhan aspek bisnis yang terlibat.
Menentukan tujuan tidak bisa dilakukan sembarangan dan haruslah dipikirkan secara matang. Perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti ketersediaan sumber daya, persaingan pasar, target market, dan masih banyak lainnya. Semakin rinci dan jelas goals yang ditentukan, semakin mudah pula bisnis Anda dalam mengukur kinerja SCM yang telah dicapai dan mengetahui kemajuan apa saja yang sudah didapat.
Nah, perusahaan juga dapat menetapkan tujuan secara efektif dan efisien melalui penentuan Key Performance Indicators (KPI) yang relevan dan berbobot. KPI yang dipilih harus mencakup berbagai aspek seperti biaya, waktu, kualitas, dan kepuasan pelanggan. Evaluasi yang dilakukan pun bisa jadi lebih maksimal.
2. Pilih Indikator yang Sesuai
Memilih indikator kinerja haruslah yang spesifik, terukur, dan dapat dihubungkan dengan tujuan bisnis yang telah ditetapkan. Dimana bisa mencakup seluruh proses dalam supply chain management, mulai dari procurement, produksi barang, hingga logistik. Beberapa contoh indikator dalam proses pengiriman produk adalah waktu, transportasi, biaya, tingkat retur, dan memastikan barang sampai di tangan pelanggan dengan aman.
3. Integrasikan Tolak Ukur & Tujuan
Penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa strategi bisnis yang diusung selaras dengan tujuan pengukuran kinerja SCM. Dengan demikian, perusahaan dapat menilai dengan cara yang lebih tepat. Untuk melakukan integrasi ini, Anda dapat mempertimbangkan untuk mengadopsi metodologi Balanced Scorecard (BSC) yang telah terbukti efektif.
Dalam BSC, perusahaan menentukan beberapa perspektif yang relevan. Biasanya tolak ukur yang digunakan adalah ketepatan pengadaan barang, tingkat kualitas produk, biaya operasional, hingga penjualan. Dengan menggunakan BSC, proses evaluasi kinerja bisa dilakukan secara terintegrasi dan sesuai.
4. Analisis Data
Pengukuran kinerja SCM tidak hanya digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan, tetapi juga untuk mengidentifikasi masalah dan peluang dalam proses SCM. Untuk melakukan ini, perusahaan perlu melakukan analisis data secara menyeluruh dan sistematis. Dalam melakukannya, Anda dapat menggunakan berbagai teknik analisis seperti trend, varian, dan regresi. Dengan menggunakan teknik-teknik ini, bisnis bisa mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja SCM.
Setelah mendapatkan arus informasi tentang masalah dan peluang yang terjadi, perusahaan dapat melakukan tindakan perbaikan yang tepat. Tindakan ini dapat berupa menyederhanakan proses SCM, menerapkan aplikasi SCM (Supply Chain Management), dan masih banyak lagi. Dengan melakukan tindakan yang tepat, bisnis Anda dapat meningkatkan kinerja SCM secara signifikan dan memperbaiki keunggulan kompetitif perusahaan.
Baca juga: 8 Jenis Konsep Supply Chain Management
5. Pemberitahuan Hasil Kinerja
Setelah mengukur kinerja SCM, hasilnya harus dikomunikasikan secara efektif kepada tim dan departemen terkait. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua orang memahami hasil pengukuran dan tindakan yang harus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas. Komunikasi dapat dilakukan melalui rapat atau presentasi secara berkala. Selain itu, laporan kinerja SCM yang terstruktur dan terukur juga dapat membantu memudahkan pemahaman dan pengambilan keputusan.
Namun, tidak hanya cara komunikasi yang penting, tetapi juga isi dari pesan tersebut. Oleh karena itu, laporan harus mencakup informasi yang relevan, seperti trend kinerja, analisis penyebab akar masalah, dan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang. Dengan cara ini, tim dapat melihat gambaran yang lengkap dan memahami sumber masalah yang harus diatasi untuk mencapai tujuan supply chain management SCM yang jelas.
6. Melakukan Perbaikan
Melakukan tindakan perbaikan juga penting untuk meningkatkan kinerja SCM secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan praktik-praktik terbaik dalam rantai pasokan, seperti Lean Six Sigma untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah secara sistematis. Selain itu, evaluasi yang dilakukan juga dapat membantu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan mendorong tindakan perbaikan yang sesuai.
Namun, tindakan perbaikan yang tepat juga bergantung pada pemahaman yang akurat terhadap penyebab masalah. Oleh karena itu, analisis penyebab akar masalah harus dilakukan dengan cermat dan detail. Dengan cara ini, tim dapat menentukan solusi yang tepat dan mengurangi risiko kegagalan dalam melakukan pembetulan.
7. Terapkan Teknologi Terbaru
Penerapan teknologi dalam proses rantai pasok dapat meningkatkan kemudahan dalam melakukan analisis kinerja SCM secara keseluruhan. Dalam hal ini, teknologi yang dimaksud bisa berupa AI (Artificial Intelligence) atau software ERP yang bisa membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas seluruh proses rantai pasok. Sistem tersebut bermanfaat untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan pengumpulan data, sehingga analisis evaluasi bisa dilakukan dengan tepat.
Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk membantu melakukan simulasi atau pengujian terhadap berbagai skenario dan strategi SCM yang berbeda, sehingga dapat ditemukan solusi yang paling optimal dan efektif. Pengambilan keputusan terkait dengan strategi pun jadi lebih akurat.
8. Pantau Kinerja SCM secara Teratur
Setelah menetapkan tujuan dan indikator kinerja yang relevan, langkah selanjutnya adalah memantau kinerja SCM secara teratur. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa evaluasi tetap berada dalam jalur yang tepat dan sesuai dengan tujuan bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pelacakan juga dapat dilakukan secara berkala atau bahkan secara real-time dengan menggunakan fitur sistem monitoring yang ada pada sistem SCM. Dengan demikian, masalah yang timbul dapat segera terdeteksi dan diatasi sebelum berdampak buruk pada proses bisnis secara keseluruhan.
Supply chain management ERP software dapat membantu mengumpulkan data secara otomatis serta memberikan laporan kinerja real-time dan akurat. Sehingga, memudahkan para pengambil keputusan untuk mengambil tindakan yang diperlukan. Selain itu, sistem ini juga bisa meminimalkan human error dalam proses rantai pasok.
9. Kesimpulan
Dalam dunia bisnis, pengukuran kinerja SCM merupakan hal yang sangat penting untuk membantu perusahaan mencapai tujuan bisnis. Dalam melakukan evaluasi, perlu langkah-langkah yang efektif agar mendapatkan hasil yang akurat. Selain itu, hal tersebut juga bisa memudahkan pemantauan performa bisnis serta membuat keputusan yang lebih tepat. Sehingga, kesuksesan bisnis dapat meningkat dalam jangka waktu yang panjang.