Absensi Berbasis GPS: Alat Pencatat Kehadiran Karyawan Akurat

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

GPS atau global positioning system, sebuah teknologi yang ditemukan pada tahun 1973 oleh departemen pertahanan Amerika Serikat. Meskipun awalnya hanya digunakan untuk kebutuhan militer, hal ini tentunya bukan merupakan hal yang asing lagi bagi masyarakat umum dikarenakan perkembangan teknologi.

Masing-masing karyawan tentunya sudah memiliki akses terhadap GPS mudah, yakni melalui perangkat mobile-nya, yang digunakan untuk membantu dalam transportasi ke dan dari tempat kerja. Selain itu, semenjak terjadinya pandemi tahun 2020, praktik kerja dari rumah atau WFH (work from home) menjadi populer karena kewajiban untuk employer dan employee.

Untuk membantu dalam verifikasi kebenaran data kehadiran karyawan, perusahaan sekarang cenderung menerapkan teknologi absensi berbasis GPS yang mampu melacak lokasi karyawan secara realtime. Bila Anda memilih untuk menerapkan sistem tersebut, Anda perlu memahami mengenai segala keunggulan dan tantangan yang mungkin muncul dari penerapan itu.

starsKey Takeaways
  • Absensi berbasis GPS adalah sistem pencatatan absensi karyawan yang dilakukan dengan teknologi global positioning system (GPS).
  • Cara kerja absensi berbasis GPS: Implementasi sistem atau aplikasi, memasukkan data karyawan, melakukan geofencing, melakukan absensi.
  • Dampak tidak diterapkannya absensi GPS meliputi kecurangan absensi, data kehadiran tidak akurat, kesulitan pemantauan karyawan lapangan, inefisiensi administrasi.
  • ScaleOcean menawarkan solusi software HRIS terbaik yang membantu dalam absensi berbasis GPS, sehingga produktivitas meningkat dan kecurangan berkurang.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Pengertian Absensi Berbasis GPS

Absensi berbasis GPS adalah sebuah sistem pencatatan kehadiran karyawan yang dilakukan melalui teknologi global positioning system (GPS) untuk merekam lokasi di mana karyawan melakukan absensi. Sistem ini mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan atau titip absen.

Metode absensi berikut sudah terintegrasi ke dalam alat fisik perusahaan seperti fingerprint scanner, tetapi sekarang dilakukan melalui software absensi yang dapat diakses melalui smartphone karyawan. Aplikasi mobile memungkinkan pelacakan lokasi masing-masing anggota tenaga kerja secara realtime, serta dapat dilakukan dari mana saja, sehingga cocok untuk praktik WFH.

Cara Kerja Absensi Berbasis GPS dalam Perusahaan

Berikut adalah cara kerja absensi berbasis GPS dalam perusahaan.

Proses absensi dengan teknologi GPS biasanya dimulai dengan penerapan aplikasi HRIS pada perangkat karyawan, diikuti dengan pengumpulan data karyawan dan penerapan geofencing untuk memastikan kehadiran yang akurat. Berikut adalah langkah-langkah selengkapnya:

1. Penerapan Sistem atau Aplikasi

Penerapan dimulai dengan instalasi aplikasi HRIS pada perangkat karyawan yang mendukung GPS. Perusahaan menyiapkan akun, menetapkan kebijakan akses, serta mengaktifkan modul absensi lokasi. Pada tahap ini, admin memastikan versi aplikasi terbaru dan kompatibilitas OS agar fitur pelacakan berjalan stabil.

Selanjutnya, tim HR/IT melakukan onboarding singkat untuk panduan login, cara check-in, serta aturan penggunaan di lapangan. Jika tersedia, solusi MDM digunakan untuk mendorong pembaruan otomatis, mengatur izin lokasi, dan menegakkan kebijakan keamanan seperti PIN atau biometrik sebelum absensi dilakukan.

2. Memasukkan Data Karyawan

Aplikasi memerlukan data dasar karyawan, seperti nama, NIK, divisi, jadwal kerja, dan lokasi penugasan. Saat absensi berlangsung, sistem mencocokkan identitas dengan database karyawan untuk memverifikasi siapa yang melakukan check-in, termasuk status aktif dan jenis penempatan kerja.

Akurasi ditingkatkan melalui validasi data, sinkronisasi dengan HRIS inti, dan kontrol akses berbasis peran. Riwayat perubahan (audit trail) dicatat untuk kebutuhan kepatuhan, sementara kebijakan privasi memastikan data pribadi diproses secara aman dan sesuai regulasi.

3. Aktivasi GPS

Sebelum presensi, aplikasi meminta izin lokasi kepada pengguna. Sistem mengaktifkan mode lokasi presisi tinggi agar koordinat akurat, lalu mengelola optimasi baterai dan pengaturan OS yang bisa membatasi pelacakan saat aplikasi di latar belakang.

Jika sinyal satelit lemah, aplikasi memanfaatkan sumber lokasi tambahan seperti Wi-Fi atau seluler untuk meningkatkan akurasi. Pada kondisi tanpa internet, titik lokasi dan waktu disimpan sementara di perangkat dan akan tersinkron saat koneksi kembali stabil.

4. Melakukan Geofencing

Admin mendefinisikan area kerja virtual (geofencing) di sekitar kantor, gudang, atau lokasi proyek. Karyawan hanya dapat melakukan check-in saat berada dalam radius yang ditentukan, sehingga absensi dari luar area kerja dapat dicegah secara sistematis.

Untuk kebutuhan multi-lokasi atau jadwal bergilir, perusahaan dapat membuat beberapa geofence dengan radius berbeda. Sistem juga dapat menerapkan pengecualian terkontrol, mendeteksi lokasi palsu (mock location), serta menandai anomali agar tim HR dapat meninjau dan menyetujui kasus khusus.

5. Melakukan Absensi dengan Berbagai Metode

Setelah lokasi tervalidasi, karyawan melakukan check-in melalui metode yang diaktifkan perusahaan, seperti selfie verifikasi, face recognition, atau fingerprint terhubung aplikasi. Sistem otomatis mencatat waktu, koordinat, dan perangkat yang digunakan untuk membentuk rekam hadir yang utuh.

Keandalan ditingkatkan dengan liveness detection guna mencegah foto statis, serta notifikasi pengingat saat shift dimulai atau berakhir. Jika terjadi deviasi GPS, aplikasi meminta konfirmasi ulang atau bukti tambahan, lalu menyimpan semua jejak aktivitas untuk audit dan evaluasi kinerja.

6. Pengiriman Data

Data presensi yang mencakup waktu, lokasi, dan verifikasi identitas dan dikirim ke server melalui koneksi terenkripsi. Informasi tersebut langsung tampil pada dasbor HR untuk pemantauan real-time, pembuatan laporan, serta integrasi ke penggajian dan manajemen cuti.

Ketika jaringan tidak stabil, aplikasi menempatkan data pada antrean lokal yang aman dan melakukan sinkronisasi otomatis saat koneksi pulih. Mekanisme retry, stempel waktu, dan kontrol versi mencegah duplikasi, sedangkan log sistem memudahkan penelusuran bila terjadi kendala operasional.

Keunggulan Penerapan Absensi Berbasis GPS

Penerapan absensi berbasis GPS memberikan sejumlah keunggulan yang dapat meningkatkan operasional perusahaan secara keseluruhan. Sistem ini tidak hanya meningkatkan akurasi data kehadiran, tetapi juga memberikan fleksibilitas kepada karyawan dalam melakukan absensi dari berbagai lokasi.

erikut adalah beberapa manfaat utama yang diperoleh perusahaan dari penerapan sistem ini:

1. Meningkatkan Akurasi Data Absensi

Absensi berbasis GPS memberikan keandalan dalam pencatatan kehadiran karena data waktu dan lokasi tercatat dengan akurat melalui perangkat GPS yang terintegrasi pada smartphone karyawan. Dengan demikian, perusahaan dapat menghindari manipulasi data absensi yang sering kali terjadi pada metode manual.

Selain itu, fitur geofencing yang dapat disesuaikan memastikan bahwa absensi hanya dapat dilakukan dalam area yang telah ditentukan, seperti kantor atau lokasi proyek. Hal ini menjamin tidak hanya waktu yang akurat, tetapi juga lokasi yang sah, mengurangi kemungkinan adanya kecurangan dalam proses absensi.

2. Fleksibilitas dan Aksesibilitas

Absensi berbasis GPS memberikan kebebasan bagi karyawan untuk melakukan presensi dari berbagai lokasi, seperti luar kantor atau saat menjalankan tugas lapangan. Karyawan hanya memerlukan perangkat mobile yang mendukung GPS untuk melakukan absensi, yang meningkatkan kenyamanan dan fleksibilitas kerja, terutama dalam pengaturan WFH atau hybrid.

Dengan adanya sistem employee self-service, perusahaan tidak lagi terikat pada penggunaan alat absensi fisik yang mahal dan membutuhkan pemeliharaan rutin. Karyawan dapat lebih mudah mengakses aplikasi absensi di perangkat pribadi mereka, mempermudah manajemen absensi tanpa mengurangi kualitas pengawasan.

3. Meningkatkan Efisiensi

Proses absensi berbasis GPS mengurangi ketergantungan pada metode manual yang memakan waktu, seperti pencatatan absensi dengan mesin fingerprint atau kartu absensi. Sistem ini secara otomatis mencatat kehadiran dengan mengandalkan fitur GPS dan verifikasi biometrik seperti face recognition atau selfie, yang meminimalkan kesalahan manusia.

Dengan begitu, perusahaan dapat menghemat waktu dalam proses pengolahan absensi dan meminimalkan biaya operasional terkait alat absensi karyawan fisik. Selain itu, sistem ini memungkinkan pelaporan kehadiran secara real-time, memberikan manajer kemampuan untuk memantau karyawan tanpa perlu intervensi langsung.

4. Memudahkan Proses Pemantauan Absensi

Absensi berbasis GPS memungkinkan pengelolaan data kehadiran yang lebih terstruktur dan efisien. Data presensi yang masuk secara otomatis akan tersimpan dalam sistem yang dapat diakses oleh pihak HR atau manajer, mengelompokkan karyawan berdasarkan divisi atau lokasi.

Sistem ini memudahkan pemantauan kehadiran karyawan, terutama bagi perusahaan dengan cabang yang tersebar di berbagai lokasi. HR bisa dengan mudah memonitor kedatangan, kepatuhan waktu, dan pola absensi secara lebih objektif, yang memfasilitasi penyusunan laporan absensi karyawan yang lebih akurat.

5. Penyusunan Laporan Kinerja Karyawan secara Otomatis

Penggunaan aplikasi HRIS dengan fitur absensi berbasis GPS memungkinkan perusahaan menyusun laporan kinerja karyawan secara otomatis. Data absensi yang terintegrasi dengan sistem HR akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pola kehadiran karyawan, yang dapat digunakan untuk evaluasi kinerja dan keputusan manajerial.

Laporan ini juga dapat menjadi dasar dalam pengalokasian bonus atau penghargaan, serta sebagai referensi dalam kebijakan pemotongan tenaga kerja atau pengaturan jadwal. Dengan adanya sistem yang mengotomatiskan proses pelaporan, HR tidak perlu lagi memproses data kehadiran secara manual, menghemat waktu dan tenaga.

6. Mencegah Terjadinya Kecurangan

Absensi berbasis GPS, dengan fitur seperti geofencing dan verifikasi biometrik, meminimalkan kemungkinan terjadinya kecurangan dalam pencatatan kehadiran. Karyawan tidak dapat sembarangan mengakses aplikasi absensi dari lokasi yang tidak sah, dan juga tidak dapat memalsukan kehadiran menggunakan foto atau sidik jari palsu.

Fitur face recognition juga meningkatkan tingkat keamanan dan keakuratan absensi, karena foto yang diambil saat check-in harus sesuai dengan data wajah yang telah terdaftar di database. Sistem ini memberikan lapisan keamanan tambahan untuk memastikan keaslian data kehadiran dan mengurangi potensi kecurangan dari pihak karyawan.

7. Transparansi dan Pengawasan

Sistem absensi berbasis GPS mendukung transparansi dalam pencatatan data kehadiran, karena memungkinkan atasan untuk memantau secara langsung lokasi dan waktu kehadiran karyawan melalui dasbor atau laporan real-time. Hal ini memudahkan pengawasan tanpa perlu bergantung pada laporan manual atau rekonsiliasi data yang memakan waktu.

Dengan transparansi yang terjaga, sistem ini juga memberikan kepastian bagi karyawan bahwa kehadiran mereka dicatat secara akurat dan adil. Perusahaan pun bisa mencegah tindakan manipulasi, serta meningkatkan rasa kepercayaan antara manajemen dan karyawan.

8. Integrasi Data

Absensi berbasis GPS memungkinkan integrasi mulus antara data kehadiran dan sistem penggajian atau manajemen cuti. Dengan menghubungkan sistem absensi ke HRIS atau payroll software, perusahaan dapat menghitung gaji, lembur, dan insentif karyawan secara otomatis dan lebih akurat.

Data yang terintegrasi juga mengurangi risiko kesalahan perhitungan yang sering terjadi pada pencatatan manual dan memudahkan perencanaan sumber daya manusia. HR dapat mengakses laporan yang lengkap, memberikan analisis lebih dalam mengenai produktivitas karyawan dan pemanfaatan waktu kerja.

9. Mengurangi Ketergantungan Peralatan Fisik

Absensi berbasis GPS mengurangi ketergantungan pada peralatan absensi fisik, seperti mesin fingerprint, kartu absensi, atau buku daftar hadir yang sering memerlukan perawatan dan pemeliharaan. Sistem berbasis aplikasi pada perangkat mobile memungkinkan perusahaan menghemat biaya operasional dan meminimalkan kerusakan perangkat.

Keberlanjutan sistem ini juga berarti pengurangan limbah elektronik dan penggunaan kertas yang biasanya diperlukan untuk pencatatan manual. Dengan beralih ke sistem digital, perusahaan bisa lebih ramah lingkungan sekaligus mengoptimalkan efisiensi operasional secara keseluruhan.

Dampak Tidak Diterapkannya Absensi Berbasis GPS

Tanpa adanya sistem absensi berbasis GPS, perusahaan berisiko menghadapi beberapa tantangan yang dapat mempengaruhi efisiensi operasionalnya. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi jika perusahaan tidak menerapkan teknologi ini dalam proses absensinya:

1. Kecurangan Absensi

Tanpa sistem absensi berbasis GPS, karyawan bisa melakukan kecurangan dengan absen di lokasi yang salah. Mereka bahkan dapat memakai aplikasi fake GPS atau meminta rekan menggantikan tanda hadir. Dengan penerapan geotagging, perusahaan dapat mencegah praktik ini dan memastikan pengelolaan jam kerja serta penggajian tetap adil.

2. Data Absensi Tidak Akurat

Kesalahan manual dalam pencatatan absensi sangat mungkin terjadi, terutama jika sistem absensi masih dilakukan secara tradisional. Data yang tidak akurat ini dapat menyebabkan ketidaksesuaian dalam perhitungan penggajian, evaluasi kinerja, dan pemantauan kehadiran yang pada akhirnya berdampak pada keputusan perusahaan.

3. Kesulitan Pemantauan Karyawan Lapangan

Yang dimaksud dengan karyawan lapangan adalah karyawan yang tidak memiliki lokasi operasional tetap, yakni sering berpindah dari tempat ke tempat, contohnya tim sales. Tanpa adanya pelacakkan lokasi realtime, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam memastikan bahwa karyawan telah berada di tempat yang ditentukan untuk periode tertentu.

4. Inefisiensi Administrasi

Pencatatan kehadiran karyawan secara manual memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga, sehingga meningkatkan dalam perhitungan jam kerja dan kompensasi karyawan. Proses yang tidak efisien ini dapat menghambat produktivitas tim administrasi dan meningkatkan biaya operasional perusahaan.

ERP

Contoh Penerapan Absensi Berbasis GPS

Bagi sebuah perusahaan kecil, yakni perusahaan dengan jumlah karyawan di bawah 10, pencatatan absensi masih dapat dilakukan secara efektif. Namun, apabila perusahaan tersebut sedang berkembang atau berencana untuk meningkatkan angka tenaga kerjanya, maka sebaiknya perusahaan tersebut mulai merencanakan proses penerapan absensi berbasis GPS.

Untuk melakukan hal tersebut, bisnis perlu melakukan riset terlebih dahulu terhadap penyedia aplikasi absensi terbaik yang beredar di pasar. Pihak tersebut biasanya menjadikan hal-hal berikut sebagai bahan pertimbangan:

  • Geofencing
  • Fingerprint or Face Recognition
  • Mobile Access
  • Cloud Computing
  • Integration with Other Systems
  • Anti Fake GPS
  • Offline Mode

Setelah memilih software HRIS, penerapan dimulai dengan bantuan konsultan, seperti yang disediakan ScaleOcean. Perusahaan perlu memberikan informasi dan pelatihan kepada karyawan untuk memastikan penggunaan absensi berbasis GPS yang tepat, mengurangi potensi kesalahan data kehadiran.

Tantangan dalam Penerapan Absensi Berbasis GPS

Penerapan absensi berbasis GPS memang menawarkan banyak manfaat, namun tetap menghadirkan beberapa tantangan yang perlu diperhatikan perusahaan. Tantangan-tantangan tersebut dapat mempengaruhi keefektifan sistem ini, sehingga perusahaan harus siap untuk menghadapinya. Berikut adalah beberapa tantangan utama dalam penerapan teknologi ini:

1. Keterbatasan Teknologi

Meskipun GPS telah mengglobal dan menjadi teknologi yang dapat diakses secara luas, beberapa area dengan sinyal lemah atau terhalang bangunan tinggi masih mengalami kendala dalam akurasi lokasi. Salah satu masalah utama adalah kebutuhan untuk koneksi internet yang stabil untuk mengirimkan data absensi secara real-time.

Perusahaan dapat mengatasi tantangan ini dengan memilih aplikasi absensi yang mendukung pengumpulan data secara offline. Ketika perangkat tidak memiliki akses internet, data absensi tetap dapat disimpan di perangkat dan disinkronkan begitu koneksi kembali tersedia, menjaga keakuratan dan kontinuitas sistem.

2. Kecurangan dengan Fake GPS

Salah satu tantangan besar dalam penerapan absensi berbasis GPS adalah penggunaan fake GPS, di mana beberapa karyawan mungkin memanipulasi data kehadiran mereka dengan mengganti lokasi GPS secara palsu. Hal ini dapat merusak integritas sistem absensi dan menciptakan masalah dalam perhitungan waktu kerja.

Untuk mengatasi hal ini, perusahaan perlu memilih aplikasi absensi yang memiliki fitur anti fake GPS, seperti memverifikasi keaslian lokasi dengan menggunakan teknologi tambahan seperti Wi-Fi triangulation atau sensor perangkat. Penggunaan metode verifikasi tambahan dapat membantu mencegah kecurangan dan menjaga akurasi data kehadiran.

3. Kesulitan Adopsi Teknologi oleh Karyawan

Adopsi teknologi baru sering kali menimbulkan tantangan, terutama di perusahaan dengan tenaga kerja yang kurang terbiasa dengan sistem digital. Karyawan yang tidak terbiasa dengan penggunaan aplikasi atau perangkat canggih mungkin merasa kesulitan dalam mengoperasikan sistem absensi berbasis GPS.

Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perlu memberikan pelatihan yang cukup kepada karyawan sebelum sistem diterapkan. Menyediakan panduan penggunaan yang jelas dan dukungan teknis juga dapat mempercepat adaptasi dan meningkatkan akurasi data kehadiran.

4. Akurasi GPS di Area Tertentu

Meskipun GPS merupakan alat yang andal dalam melacak lokasi, akurasinya dapat menurun di area yang tertutup atau berada di dalam gedung bertingkat, seperti gedung perkantoran atau area pabrik. Hal ini dapat menyebabkan ketidakakuratan dalam pencatatan kehadiran, yang dapat memengaruhi keandalan sistem absensi berbasis GPS.

Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat memanfaatkan teknologi tambahan seperti Wi-Fi triangulation atau penggunaan beacons untuk memperbaiki akurasi lokasi di dalam gedung. Dengan kombinasi beberapa metode pelacakan, perusahaan dapat meningkatkan presisi absensi karyawan, terutama di area yang memiliki sinyal GPS lemah.

5. Privasi Karyawan

Masalah privasi menjadi perhatian utama bagi beberapa karyawan yang merasa khawatir data lokasi mereka dapat disalahgunakan atau dilacak tanpa batas. Pengumpulan data lokasi secara terus-menerus untuk tujuan absensi berpotensi menimbulkan kekhawatiran mengenai penggunaan data pribadi.

Untuk memastikan perlindungan data karyawan, perusahaan harus memiliki kebijakan yang jelas dan transparan mengenai penggunaan data lokasi. Selain itu, akses ke data lokasi hanya boleh diberikan kepada pihak yang berkepentingan, seperti HR atau manajer, dan data tersebut harus digunakan hanya untuk tujuan absensi dan manajemen kerja, bukan untuk tujuan lain.

6. Koneksi Internet

Koneksi internet yang tidak stabil, terutama bagi karyawan lapangan atau yang bekerja di daerah terpencil, dapat menyebabkan keterlambatan dalam pengiriman data absensi. Jika perangkat karyawan tidak dapat terhubung ke internet, data absensi akan tertunda dan menyulitkan perusahaan dalam melakukan pemantauan waktu kehadiran secara real-time.

Untuk mengatasi masalah ini, aplikasi absensi berbasis GPS harus memiliki kemampuan untuk menyimpan data secara offline. Ketika koneksi internet tersedia kembali, data tersebut dapat disinkronkan dengan server pusat secara otomatis, memastikan keakuratan dan kontinuitas data absensi tanpa gangguan meskipun dalam kondisi koneksi yang tidak stabil.

Penerapan Solusi Absensi All in One Software HRIS ScaleOcean

Software HRIS terbaik untuk absensi berbasis GPS.

Dapat dinyatakan bahwa proses pemilihan software HRIS sangat penting bagi perusahaan dalam menerapkan proses absensi berbasis GPS. Adanya peritmbangan fitur-fitur seperti offline mode dan geofencing, bisnis dapat memastikan tereliminasinya kecurangan pada absensi karyawan, serta meningkatkan akurasi data kehadiran.

Fitur-fitur tersebut dapat Anda temukan dalam software HRIS canggih ScaleOcean. Sistemnya, tentu saja, telah terintegrasi dengan teknologi GPS, sehingga meningkatkan produktivitas kinerja karyawan dan mengurangi kemungkinan terjadinya fraud jam kerja. Selain itu, sistemnya juga dapat melakukan integrasi dengan cabang-cabang perusahaan dengan mudah.

Untuk membantu dalam proses pemilihan, ScaleOcean menyediakan kesempatan demo gratis kepada pelanggannya yang memungkinkan uji coba fitur dan modulnya yang bervariatif. Contoh-contoh fitur software HRIS ScaleOcean berupa:

  • Pencatatan Absensi dengan Lokasi GPS: Fitur ini memungkinkan karyawan untuk mencatat absensi dengan menggunakan lokasi GPS, memastikan kehadiran mereka di tempat kerja sesuai dengan lokasi yang ditentukan.
  • Verifikasi Lokasi Masuk dan Keluar: Absensi otomatis diverifikasi berdasarkan koordinat GPS saat karyawan melakukan checkin dan checkout, memastikan bahwa mereka berada di lokasi yang benar.
  • Pengaturan Geofencing: Dengan geofencing, sistem hanya akan mengizinkan absensi karyawan jika mereka berada dalam area yang sudah ditentukan, meningkatkan akurasi pencatatan absensi.
  • Notifikasi Absensi Otomatis: Fitur ini mengirimkan pemberitahuan otomatis kepada manajer atau HRD jika karyawan tidak melakukan absensi sesuai lokasi yang telah ditentukan.
  • Laporan Absensi Berbasis Lokasi: Menghasilkan laporan absensi lengkap yang mencakup lokasi setiap pencatatan absensi, memberikan wawasan yang lebih jelas mengenai kehadiran karyawan di lapangan.

Kesimpulan

Sistem absensi berbasis GPS membawa manfaat signifikan bagi perusahaan dalam meningkatkan akurasi data kehadiran karyawan dan mengurangi potensi kecurangan. Dengan sistem ini, perusahaan dapat memastikan karyawan hadir sesuai lokasi yang ditentukan, meningkatkan transparansi dan keandalan data absensi.

Penerapan sistem absensi berbasis GPS mempermudah pemantauan karyawan di berbagai lokasi, terutama untuk perusahaan dengan karyawan lapangan. Untuk memaksimalkan potensi sistem ini, ScaleOcean menawarkan demo gratis, memungkinkan perusahaan untuk mencoba fitur-fitur absensi berbasis GPS secara langsung.

FAQ:

1. Apa itu absensi berbasis GPS?

Absensi berbasis GPS adalah sistem pencatatan kehadiran karyawan yang memanfaatkan teknologi GPS pada perangkat smartphone. Dengan sistem ini, perusahaan dapat memantau lokasi dan waktu absensi karyawan secara realtime, memastikan kehadiran yang akurat dan mengurangi potensi kecurangan.

2. Bagaimana cara kerja sistem absensi berbasis GPS?

Karyawan melakukan absensi melalui aplikasi yang terpasang di smartphone mereka. Aplikasi akan mencatat waktu dan lokasi absensi secara otomatis menggunakan sinyal GPS. Data absensi kemudian disimpan di cloud dan dapat diakses oleh tim HR untuk keperluan laporan dan analisis.

3. Apakah absensi berbasis GPS dapat digunakan oleh karyawan lapangan?

Ya, sistem ini dirancang untuk mendukung karyawan yang bekerja di luar kantor, seperti tim sales atau teknisi. Dengan absensi berbasis GPS, karyawan dapat melakukan checkin dan checkout dari lokasi manapun, asalkan terhubung dengan jaringan internet dan berada dalam area yang telah ditentukan oleh perusahaan.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap