Apa itu Time to Market, Faktor, serta Strateginya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Masalah seperti kalah start dari kompetitor, ketinggalan peak season, RnD yang tak berkesudahan, serta terburu-buru dalam peluncuran produk baru sering dialami dalam operasional industri manufaktur. Akibatnya, bisnis akan kehilangan momentum pasar, adanya penumpukan dead stock, banyaknya komplain (recall) produk, dan pembengkakan biaya pengembangan produk.

Penentuan time to market (TTM) yang optimal adalah strategi untuk menghindari masalah ini. Penentuan TTM yang tepat dapat membantu bisnis mendisiplinkan proses stage gate, memprioritaskan portfolio produk, mencegah downtime, memastikan kesediaan bahan baku, dan mengalokasikan waktu yang tepat untuk RnD produk baru.

Memahami strategi penetapan TTM yang optimal dapat membantu bisnis Anda mengatasi masalah yang rentan terjadi dan mengubah tantangan tersebut menjadi keunggulan bagi industri manufaktur Anda. Artikel ini akan menjelaskan apa itu time to market, mengapa linimasa ini sangat penting, apa faktor penghambatnya, metodologi, serta strategi implementasi TTM untuk bisnis.

starsKey Takeaways

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa Itu Time to Market (TTM)?

Time to market adalah metrik yang mengukur total waktu yang dibutuhkan sebuah produk untuk bergerak dari tahap konsepsi awal hingga tersedia untuk dijual kepada konsumen. Periode ini mencakup seluruh siklus hidup pengembangan produk, mulai dari riset dan pengembangan (R&D), desain, pembuatan prototipe, hingga produksi massal dan peluncuran resmi.

Metrik ini mengukur kecepatan, merefleksikan seberapa baik proses internal, kolaborasi tim, dan manajemen rantai pasok diintegrasikan. TTM yang singkat sering kali berkorelasi langsung dengan inovasi yang responsif dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan dinamika pasar. Dalam praktiknya, titik awal dan akhir pengukuran TTM bisa bervariasi tergantung pada strategi dan tujuan perusahaan.

Beberapa perusahaan mungkin memulai perhitungan sejak ide produk disetujui secara resmi, sementara yang lain memulainya dari tahap riset pasar awal. Demikian pula, titik akhir bisa didefinisikan sebagai saat produk pertama dikirim ke distributor atau saat produk tersebut secara resmi dapat dibeli oleh konsumen akhir, yang menandakan penyelesaian siklus peluncuran.

2. Mengapa Mengurangi Time to Market Sangat Penting?

Mengurangi time to market bertujuan untuk memaksimalkan peluang strategis dalam lanskap bisnis yang dinamis. Manfaat yang didapat dari TTM yang lebih singkat bersifat multifaset, memengaruhi profitabilitas, pangsa pasar, dan keberlanjutan bisnis secara keseluruhan.

Berikut adalah beberapa alasan mendasar mengapa mempercepat TTM sangat krusial bagi kesuksesan bisnis Anda.

a. Mencapai Keunggulan Kompetitif

Menjadi yang pertama meluncurkan produk inovatif ke pasar atau menjadi first-mover memberikan keuntungan yang luar biasa. Perusahaan Anda dapat menetapkan standar industri, membangun citra merek sebagai pelopor, dan menarik perhatian konsumen serta media sebelum para pesaing sempat bereaksi.

Keunggulan ini memungkinkan Anda untuk mengamankan loyalitas pelanggan awal yang seringkali sulit untuk direbut oleh pemain lain yang datang belakangan. Selain itu, peluncuran yang lebih cepat memberi Anda lebih banyak waktu untuk belajar dari pasar dan melakukan iterasi pada produk. Umpan balik dari pengguna awal dapat digunakan untuk penyempurnaan produk pada versi berikutnya.

b. Menghasilkan Pendapatan Lebih Cepat

Semakin cepat produk Anda tersedia di pasar, semakin cepat pula perusahaan dapat mulai menghasilkan pendapatan dari penjualannya. Percepatan arus kas ini sangat penting untuk kesehatan finansial perusahaan, memungkinkan investasi kembali ke dalam riset dan pengembangan untuk produk masa depan.

Siklus pendapatan yang lebih awal juga memperpanjang total masa hidup produk di pasar sebelum menjadi usang, sehingga memaksimalkan potensi laba secara keseluruhan. Setiap penundaan dalam TTM secara langsung menunda titik impas (break-even point) dan mengurangi periode puncak penjualan produk. Mempercepat TTM adalah strategi finansial yang cerdas untuk memaksimalkan return on investment (ROI).

c. Mengurangi Biaya Produksi dan Pengembangan

Proses pengembangan produk yang berlarut-larut sering kali membengkakkan biaya secara signifikan. Semakin lama sebuah proyek berjalan, semakin banyak sumber daya, seperti jam kerja insinyur, biaya material untuk prototipe, dan biaya operasional lainnya yang terkuras. Dengan mempercepat TTM, perusahaan dapat mengoptimalkan alokasi sumber daya dan mengurangi total biaya yang terkait dengan pengembangan.

Proses yang lebih efisien dan alur kerja yang ramping tidak hanya memotong waktu tetapi juga mengurangi pemborosan dan potensi kesalahan yang mahal. Misalnya, deteksi dini masalah desain melalui prototyping cepat dapat mencegah biaya perbaikan yang besar di tahap produksi massal. Dengan demikian, efisiensi biaya adalah produk sampingan yang berharga dari upaya memperpendek TTM.

d. Potensi Pangsa Pasar Lebih Besar

Memasuki pasar lebih awal memungkinkan perusahaan merebut pangsa pasar sebelum ruang tersebut menjadi ramai oleh pesaing. Pelanggan yang belum memiliki pilihan lain cenderung akan mencoba produk baru Anda, memberikan kesempatan emas untuk membangun pengguna yang solid. Akuisisi pangsa pasar awal ini sering kali menciptakan ulasan positif dan promosi dari mulut ke mulut memperkuat posisi pasar Anda.

Ketika pesaing akhirnya memasuki pasar, mereka akan menghadapi tantangan untuk merebut pelanggan yang sudah loyal terhadap merek Anda. Ini berarti mereka harus mengeluarkan biaya pemasaran yang lebih besar atau menawarkan harga yang lebih rendah untuk bersaing. Dengan TTM yang cepat, Anda tidak hanya menjual produk, Anda membangun benteng pertahanan pasar yang sulit ditembus oleh pendatang baru.

e. Signifikansi Strategis dalam Pengambilan Keputusan

Kemampuan untuk meluncurkan produk dengan cepat dapat memberikan fleksibilitas strategis bagi perusahaan. Perusahaan dapat lebih responsif terhadap perubahan tren pasar, permintaan konsumen yang tak terduga, atau bahkan langkah strategis dari pesaing. Kelincahan ini memungkinkan manajemen untuk memutar arah pengembangan produk atau menyesuaikan fitur berdasarkan data pasar terkini.

TTM yang singkat juga mengurangi risiko bahwa produk menjadi tidak relevan pada saat diluncurkan. Dalam lingkungan yang berubah cepat, produk yang dikembangkan selama bertahun-tahun mungkin sudah ketinggalan zaman begitu mencapai pasar. Oleh karena itu, pengambilan keputusan yang cepat dan didukung oleh TTM yang efisien adalah kunci untuk memastikan relevansi dan kesuksesan produk dalam jangka panjang.

3. Analisis Faktor Penghambat dan Pendorong Time to Market

Mempercepat time to market memerlukan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhinya, baik yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan. Faktor-faktor ini dapat bertindak sebagai pendorong yang mempercepat proses atau penghambat yang menyebabkan penundaan signifikan. Analisis ini terbagi menjadi dua kategori utama, faktor internal dan faktor eksternal.

Berikut penjelasan dari masing-masing faktor penghambat dan pendorong TTM:

a. Faktor Internal

Keterlambatan TTM seringkali berakar pada masalah yang dapat dikelola langsung, seperti proses pengembangan yang rumit dan birokrasi yang berbelit-belit. Hal ini menyebabkan kualitas tahapan proses produksi tidak konsisten sehingga pengerjaan ulang yang mahal dan memakan waktu, secara total memperpanjang TTM.

Faktor penghambat internal lainnya yang menghambat proses TTM adalah:

  • Kompleksitas produk: Desain produk yang terlalu rumit atau memiliki spesifikasi yang sering berubah dapat memperlambat seluruh siklus pengembangan.
  • Efisiensi proses pengembangan dan alur kerja: Mengacu pada sejauh mana prosedur pengembangan yang ada bebas dari birokrasi, persetujuan berulang, dan mudah diotomatisasi.
  • Efisiensi tim dan alokasi sumber daya: Pemanfaatan personel, anggaran, dan teknologi yang tepat untuk memastikan setiap tahap proyek berjalan tanpa hambatan sumber daya.
  • Pendekatan tim lintas fungsi (Cross-functional teams): Kerjasama tim dari R&D, desain, produksi, dan pemasaran sejak awal proyek untuk menghilangkan silo dan miskomunikasi fatal.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah kondisi di luar perusahaan yang dapat memengaruhi jadwal peluncuran produk. Salah satunya adalah ketergantungan pada pemasok tunggal, keterlambatan pengiriman bahan baku, atau masalah kualitas dari komponen pihak ketiga dapat menyebabkan penundaan serius pada lini produksi. Perubahan regulasi dan persyaratan kepatuhan juga dapat menjadi penghambat yang tidak terduga.

Produk baru mungkin memerlukan sertifikasi atau pengujian tambahan untuk memenuhi standar pemerintah yang baru, yang dapat menambah waktu berbulan-bulan pada jadwal. Dinamika pasar yang berubah cepat, seperti munculnya teknologi baru atau pergeseran preferensi konsumen, juga memaksa perusahaan untuk merevisi desain produk di tengah jalan, yang tentunya akan memperlambat TTM.

Manufaktur

4. Metodologi Pengukuran Time to Market yang Efektif

Untuk perbaikan time to market (TTM), langkah awal adalah pengukuran yang akurat dan konsisten, sebab tanpa metrik jelas upaya perbaikan menjadi tidak terarah. Pengukuran TTM yang efektif akan mengungkap bottlenecks dalam proses, memungkinkan identifikasi area prioritas untuk perbaikan. Selain itu, metrik ini berfungsi sebagai tolak ukur (benchmark) untuk melacak kemajuan dan memvalidasi strategi percepatan.

Berikut adalah penjelasan dari metodologi pengukuran TTM yang efektif:

a. Hitung Jumlah Hari (Waktu Kalender)

Metode paling sederhana dan paling umum untuk mengukur TTM adalah dengan menghitung jumlah hari kalender dari titik awal yang ditentukan hingga titik akhir. Titik awal bisa berupa tanggal persetujuan konsep produk, sedangkan titik akhir adalah tanggal peluncuran resmi. Pendekatan ini mudah dipahami dan memberikan gambaran tingkat tinggi tentang kecepatan siklus pengembangan secara keseluruhan.

Namun, metode ini memiliki keterbatasan karena tidak memperhitungkan intensitas kerja atau alokasi sumber daya. Sebuah proyek yang selesai dalam 90 hari dengan tim 5 orang mungkin lebih efisien daripada proyek lain yang selesai dalam 80 hari tetapi melibatkan 20 orang. Meskipun demikian, pengukuran waktu kalender tetap menjadi metrik dasar yang berguna untuk perbandingan dan penetapan target awal.

b. Hitung Jam Kerja

Banyak perusahaan mengukur TTM berdasarkan total jam kerja yang diinvestasikan dalam proyek. Metode ini melibatkan pelacakan waktu yang dihabiskan oleh setiap anggota tim di semua departemen yang terlibat, mulai dari R&D hingga pemasaran. Pengukuran berbasis jam kerja ini memberikan wawasan tentang biaya sumber daya manusia yang sebenarnya dari sebuah proyek.

Dengan data ini, manajemen dapat menganalisis produktivitas dan mengidentifikasi aktivitas yang paling memakan waktu. Misalnya, jika sebagian besar jam kerja dihabiskan untuk pengerjaan ulang desain, ini menandakan adanya masalah dalam proses validasi awal. Metrik ini lebih kompleks untuk dilacak tetapi memberikan data yang jauh lebih kaya untuk pengambilan keputusan berbasis efisiensi.

c. Gunakan Metrik Tahap-tahap

Daripada hanya mengukur TTM secara keseluruhan, akan lebih bermanfaat untuk memecah siklus pengembangan menjadi beberapa tahap kunci dan mengukur durasi masing-masing. Tahapan ini bisa meliputi, ideasi ke konsep, konsep ke prototipe, prototipe ke produksi, dan produksi ke peluncuran. Pendekatan granular ini membantu menunjukkan dengan tepat di mana penundaan terjadi.

Dengan memantau waktu siklus untuk setiap tahap, perusahaan dapat mengidentifikasi kemacetan spesifik dalam alur kerja. Misalnya, jika tahap prototipe ke produksi secara konsisten memakan waktu paling lama, perusahaan dapat memfokuskan upaya perbaikan pada area tersebut, seperti meningkatkan kolaborasi antara tim desain dan manufaktur.

d. Menggunakan Software

Di era digital, mengandalkan pelacakan manual sangat tidak efisien dan rentan terhadap kesalahan. Menggunakan software manajemen proyek (Project Management Software) atau Product Lifecycle Management (PLM) dapat mengotomatiskan proses pengukuran TTM. Alat-alat ini menyediakan dasbor real-time yang melacak kemajuan proyek, alokasi sumber daya, dan durasi setiap tugas secara otomatis.

Selain itu, software manufaktur modern sering kali memiliki modul analitik bawaan yang dapat menghasilkan laporan TTM. Sistem ini dapat mengintegrasikan data dari berbagai departemen, memberikan pandangan holistik tentang seluruh siklus pengembangan. Pemanfaatan teknologi dapat meningkatkan akurasi pengukuran dan  membebaskan waktu tim untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih strategis.

Salah satu teknologi yang dapat mendukung proses ini adalah software manufaktur ScaleOcean. Software ini mengintegrasikan seluruh rantai produksi, memastikan ketersediaan bahan baku melalui Smart MRP, dan mencegah downtime produksi dengan pemantauan mesin real-time. Melalui visibilitas kontrol operasional via SCM, ScaleOcean memungkinkan penanganan cepat terhadap bottlenecks, serta mempercepat proses TTM.

e. Tentukan KPI untuk Mengukur TTM

Untuk memastikan pengukuran TTM selaras dengan tujuan bisnis yang lebih luas, penting untuk menetapkan Key Performance Indicators (KPI) yang relevan. KPI ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART). KPI yang jelas memberikan target konkret bagi tim dan menjadi dasar untuk evaluasi kinerja.

Contoh KPI terkait TTM antara lain mengurangi TTM rata-rata untuk produk baru sebesar 15% dalam 12 bulan ke depan atau mengurangi waktu siklus tahap pengujian sebesar 20% pada kuartal berikutnya. KPI ini harus dikomunikasikan dengan jelas ke seluruh tim yang terlibat. Penetapan target terukur ini mendorong akuntabilitas dan fokus pada perbaikan berkelanjutan.

f. Standar TTM di Berbagai Industri

Selain di industri manufaktur, standar TTM juga digunakan oleh berbagai industri. Hal ini tentu diatur oleh berbagai regulasi dan diatur oleh peraturan yang bertujuan mempercepat inovasi. Secara umum, regulasi yang ada bertujuan untuk mempercepat proses perizinan dan standarisasi agar perusahaan bisa meluncurkan produk lebih cepat. Contohnya di sektor perbankan yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tidak ada satu standar TTM yang berlaku untuk semua. Oleh karena itu, perusahaan harus membandingkan (benchmark) kinerja TTM mereka dengan para pesaing di industri yang sama, bukan dengan industri lain. Analisis kompetitif dan laporan industri dapat memberikan wawasan tentang standar TTM yang berlaku. Pembandingan yang relevan membantu menetapkan target yang realistis dan ambisius bagi perusahaan Anda.

5. Strategi Ampuh Mempercepat Time to Market

Strategi Ampuh Mempercepat Time to MarketSetelah memahami pentingnya TTM dan cara mengukurnya, langkah selanjutnya adalah menerapkan strategi konkret untuk mempercepatnya. Upaya ini memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan perbaikan proses, adopsi teknologi, dan penguatan budaya kolaborasi. Tidak ada satu solusi tunggal, sebaliknya, kombinasi dari beberapa taktik yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perusahaan akan memberikan hasil terbaik.

Strategi-strategi berikut dirancang untuk mengatasi berbagai penghambat umum dalam siklus pengembangan produk, mulai dari tahap perencanaan hingga peluncuran:

a. Rencana Peluncuran Produk yang Matang

Semua proyek besar dimulai dengan rencana yang solid, dan peluncuran produk tidak terkecuali. Rencana yang matang harus mencakup definisi ruang lingkup yang jelas, jadwal yang realistis, alokasi sumber daya yang tepat, dan identifikasi risiko potensial. Perencanaan yang buruk adalah penyebab utama dari penundaan dan pembengkakan biaya di kemudian hari.

Sebuah rencana yang efektif harus didasarkan pada data dan riset pasar yang kuat, memastikan bahwa produk yang dikembangkan benar-benar memenuhi kebutuhan pelanggan. Menggunakan alat bantu seperti production planning yang terstruktur dapat membantu memetakan setiap langkah yang diperlukan.

b. Sederhanakan Proses dan Optimalkan Alur Kerja Produksi

Birokrasi yang berlebihan dan alur kerja yang rumit adalah pembunuh kecepatan. Lakukan audit menyeluruh terhadap proses pengembangan produk Anda saat ini untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang tidak perlu, persetujuan yang tumpang tindih, dan kemacetan lainnya. Tujuan utamanya adalah menciptakan alur kerja yang ramping (lean) dan efisien dari awal hingga akhir.

Otomatisasi tugas-tugas manual yang berulang dapat secara dramatis mengurangi waktu siklus. Implementasi prinsip-prinsip manufaktur ramping (lean manufacturing) dapat membantu menghilangkan pemborosan dalam proses produksi. Optimalisasi penjadwalan produksi memastikan bahwa mesin dan tenaga kerja digunakan secara efisien, menghindari waktu henti yang tidak perlu.

c. Terapkan Metodologi Agile dan Prototyping Cepat

Metodologi agile manufacturing menggantikan pendekatan waterfall yang kaku dengan memecah pengembangan produk menjadi siklus kerja kecil dan berulang (sprint). Ini menciptakan fleksibilitas untuk mengakomodasi perubahan dan mengumpulkan umpan balik pengguna sejak dini. Meningkatkan perencanaan kapasitas yang merupakan salah satu part dalam metode ini juga menjadi kunci untuk menghindari kemacetan produksi.

Komponen kuncinya adalah prototyping cepat dan rilis minimum viable product (MVP). Daripada mengejar kesempurnaan produk akhir, tim berfokus membuat prototipe atau MVP fungsional yang dapat segera diuji oleh pengguna. Umpan balik dari MVP sangat krusial ia berfungsi untuk memvalidasi asumsi desain dan mengidentifikasi masalah kritis lebih awal, mengurangi kebutuhan pengerjaan ulang yang mahal dan memakan waktu.

d. Gunakan Desain Produk yang Modular

Desain modular adalah pendekatan di mana produk dirancang sebagai kumpulan komponen atau modul standar yang dapat dipertukarkan. Pendekatan ini menawarkan kecepatan dan fleksibilitas yang luar biasa. Tim dapat mengembangkan dan menguji modul-modul yang berbeda secara paralel, yang secara signifikan mempercepat proses pengembangan keseluruhan.

Selain itu, desain modular memudahkan kustomisasi produk dan pembuatan varian baru. Daripada merancang produk baru dari awal, perusahaan dapat dengan mudah menggabungkan atau memodifikasi modul yang ada untuk menciptakan penawaran baru. Pendekatan ini juga menyederhanakan proses manufaktur, manajemen inventaris, dan perbaikan produk di masa depan.

e. Bangun Kolaborasi Tim yang Solid

Silo antar departemen adalah penghambat utama TTM. Ketika tim desain, rekayasa, produksi, dan pemasaran bekerja secara terpisah, miskomunikasi dan penundaan tidak dapat dihindari. Membangun budaya kolaborasi yang kuat sangat penting untuk memastikan alur informasi yang lancar dan pengambilan keputusan yang cepat.

Bentuk tim lintas fungsi (cross-functional teams) yang terdiri dari perwakilan semua departemen kunci yang terlibat dalam proyek. Tim ini harus bekerja sama dari awal hingga akhir, berbagi wawasan dan memecahkan masalah secara kolektif. Penggunaan platform kolaborasi terpusat juga dapat membantu memastikan semua orang memiliki akses ke informasi terbaru dan berada di halaman yang sama.

f. Manfaatkan Alat Bantu, Teknologi Terkini, dan Outsourcing

Manfaatkan software desain (CAD), simulasi, dan manajemen proyek untuk mengotomatiskan dan mengoptimalkan aspek pengembangan produk. Investasi dalam teknologi manufaktur canggih, seperti pencetakan 3D untuk prototyping, juga dapat memangkas waktu secara signifikan. Sistem manufacturing execution system (MES) memberikan visibilitas real-time dan memungkinkan respons cepat terhadap masalah.

Selain itu, jangan ragu untuk melakukan outsourcing pada aktivitas non-inti atau yang memerlukan keahlian khusus yang tidak dimiliki perusahaan Anda. Bekerja sama dengan mitra eksternal untuk tugas-tugas seperti pengujian, sertifikasi, atau bahkan produksi komponen dapat membebaskan sumber daya internal untuk fokus pada kompetensi inti.

g. Terapkan Kerangka Pengambilan Keputusan yang Efektif

Penundaan sering kali terjadi bukan karena pekerjaan itu sendiri, tetapi karena menunggu keputusan. Birokrasi persetujuan yang lambat dan ketidakjelasan wewenang dapat membuat proyek terhenti selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Sangat penting untuk menciptakan kerangka kerja pengambilan keputusan yang jelas dan efisien.

Berdayakan manajer proyek dan pemimpin tim dengan wewenang untuk membuat keputusan tertentu tanpa perlu eskalasi ke manajemen puncak. Tetapkan proses yang jelas untuk keputusan yang lebih besar, termasuk siapa yang harus dilibatkan dan batas waktu untuk memberikan respons.

h. Seimbangkan Kecepatan, Fitur, dan Kualitas

Dalam upaya mempercepat TTM, ada godaan untuk mengambil jalan pintas dengan mengorbankan kualitas atau menambahkan terlalu banyak fitur yang tidak perlu (feature creep). Meluncurkan produk berkualitas rendah dengan cepat dapat merusak reputasi merek secara permanen, sementara mencoba memasukkan setiap fitur yang mungkin akan menyebabkan penundaan tanpa akhir.

Fokus pada pengembangan Minimum Viable Product (MVP), yaitu versi produk dengan fitur inti yang cukup untuk memecahkan masalah utama bagi pengguna awal. Pendekatan MVP memastikan bahwa Anda tidak membuang waktu untuk mengembangkan fitur yang tidak diinginkan oleh pelanggan. Sebuah master production schedule (MPS) yang baik akan sangat membantu dalam menyeimbangkan prioritas ini.

i. Lakukan Evaluasi Pasar secara Terus-menerus

Riset pasar bukanlah aktivitas satu kali yang hanya dilakukan di awal proyek. Lakukan evaluasi pasar secara berkelanjutan sepanjang siklus pengembangan untuk memastikan produk Anda tetap relevan dan selaras dengan kebutuhan pelanggan yang terus berubah. Manfaatkan data analitik, survei pelanggan, dan pemantauan media sosial untuk tetap terhubung dengan denyut nadi pasar.

Umpan balik yang berkelanjutan ini memungkinkan Anda melakukan penyesuaian kecil selama proses pengembangan, yang jauh lebih efisien daripada melakukan perubahan besar di menit-menit terakhir. Pendekatan yang berpusat pada pelanggan ini tidak hanya mempercepat TTM dengan mengurangi pengerjaan ulang, tetapi juga secara signifikan meningkatkan peluang keberhasilan produk di pasar.

6. Kesimpulan

Time to market (TTM) adalah waktu yang diperlukan untuk mengembangkan suatu produk, mulai dari tahap ide awal hingga siap dijual di pasar. Mengurangi TTM secara efektif memungkinkan perusahaan untuk merespons pasar dengan lebih baik dan memaksimalkan pendapatan. Hal ini juga membangun fondasi yang kokoh untuk inovasi berkelanjutan.

Software manufaktur ScaleOcean dapat membantu mengoptimalkan penentuan TTM yang efektif dengan rantai produksi terintegrasi, Smart MRP untuk ketersediaan bahan, dan pemantauan mesin real-time. ScaleOcean memungkinkan pemeliharaan prediktif dan pengelolaan siklus hidup aset yang efisien dengan fitur integrasi SCM, dapat mengurangi downtime pasca-konstruksi.

Memahami strategi penetuan TTM yang efektif adalah langkah awal yang memberikan keunggulan untuk bisnis Anda dalam menghadapi bottlenecks produksi dan kehilangan momentum rilis produk di pasar. Jadwalkan demo gratis dan konsultasi dengan tim ahli kami untuk mengetahui bagaimana software ini dapat membantu bisnis Anda.

FAQ:

1. Apa yang dimaksud dengan time to market?

Time to market merujuk pada periode waktu yang diperlukan untuk mengembangkan, memproduksi, dan meluncurkan produk baru ke pasar. Pengukuran TTM dimulai dari konsepsi ide produk hingga ketersediaan produk untuk pembelian oleh konsumen.

2. Apa contoh dari time to market?

Contohnya dalam produksi perangkat lunak, TTM dalam industri ini bisa berkisar antara setengah tahun hingga lima tahun, tergantung pada kompleksitas produk. Misalnya, versi pertama Airbnb diluncurkan dalam 10 bulan. Contoh lainnya seperti ponsel, yang umumnya memiliki TTM antara satu hingga tiga tahun.

3. Apa itu agile marketing dalam TTM?

Agile marketing dalam TTM adalah pendekatan pemasaran yang menerapkan prinsip-prinsip metodologi agile (kelincahan) untuk membuat tim pemasaran bekerja secara fleksibel, iteratif, dan responsif. Pendekatan ini menekankan kerja tim lintas fungsi, kolaborasi, serta fokus pada umpan balik pelanggan dan data untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap