Apa itu Chain of Custody dan Pentingnya dalam Logistik

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Dalam bisnis logistik, menjaga keamanan dan integritas barang adalah tantangan besar. Selain pelacakan lokasi, penting juga untuk mengetahui siapa yang memegang barang dan bagaimana kondisinya selama pengiriman. Informasi tersebut dapat Anda miliki dengan menerapkan chain of custody dengan tepat.

Walaupun sering kali disamakan dengan pelacakan, chain of custody lebih dari sekadar mengetahui lokasi barang. Chain of custody adalah sistem dokumentasi yang melacak setiap perubahan kepemilikan dan kondisi barang dari titik asal hingga tujuan akhir, memastikan setiap langkah tercatat dengan baik.

Artikel ini akan membahas chain of custody, perbedaannya dengan pelacakan biasa, dan pentingnya penerapan sistem ini untuk menjaga integritas barang. Selain itu, artikel ini juga akan mengulas elemen yang wajib didokumentasikan serta bagaimana teknologi dapat mendukung implementasinya.

starsKey Takeaways
  • Chain of custody adalah sistem yang mendokumentasikan setiap perubahan kepemilikan dan kondisi barang untuk memastikan keamanan dan integritasnya selama perjalanan distribusi.
  • Manfaat dari chain of custody adalah memastikan transparansi dan menjaga kualitas barang dengan mendokumentasikan setiap peralihan kepemilikan dan kondisi barang.
  • Alur kerja chain of custody melibatkan pencatatan awal, dokumentasi setiap perpindahan tangan, pelacakan kondisi barang  untuk memastikan integritas barang tetap terjaga.
  • Software logistik ScaleOcean mampu mengotomatiskan pencatatan CoC, memastikan akurasi data, dan mengoptimalkan operasional rantai pasok Anda secara efisien.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa Itu Chain of Custody dalam Logistik?

Chain of custody dalam logistik adalah serangkaian langkah yang mendokumentasikan perubahan kepemilikan atau kontrol barang sepanjang perjalanan. Proses ini memastikan integritas barang terjaga, dengan melacak pergerakan dan kondisi barang dari titik asal hingga tujuan akhir.

Bayangkan sebuah lomba lari estafet, di mana tongkat estafet adalah produk Anda, dengan setiap perpindahan tongkat tercatat jelas. Begitu pula dalam chain of custody, setiap perpindahan barang dicatat dengan bukti valid yang mencatat transfer kepemilikan dari pengirim ke pihak pengangkut.

Dokumentasi ini menjadi bukti otentik yang mencatat riwayat perjalanan produk. Dengan dokumen seperti bill of lading setiap pihak dalam rantai pasok, mulai dari produsen hingga petugas gudang, mencatat interaksi mereka dengan barang, memastikan barang yang diterima pelanggan adalah yang sama tanpa perubahan yang tidak sah.

2. Perbedaan Chain of Custody vs Pelacakan (Tracking) Sederhana

Perbedaan Chain of Custody vs Pelacakan (Tracking) Sederhana

Dalam dunia logistik, pelacakan barang adalah hal yang penting, namun hanya mengetahui lokasi barang tidak cukup. Untuk memastikan keamanan dan integritas barang, dibutuhkan sistem yang lebih komprehensif yang mencatat setiap peralihan kepemilikan dan kondisi barang selama perjalanan.

Meskipun pelacakan dan chain of custody sering dianggap sama, keduanya memiliki perbedaan mendasar yang perlu dipahami. Segmen ini akan membahas lebih dalam mengenai perbedaan antara pelacakan sederhana dan chain of custody, serta mengapa keduanya memiliki peran yang sangat berbeda dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas.

a. Chain of Custody

Chain of custody memberikan informasi mendalam mengenai perjalanan barang, mencatat siapa yang memegang, apa yang terjadi, dan kapan peralihan kepemilikan terjadi. Setiap perpindahan barang didokumentasikan dengan tanda tangan, stempel waktu, dan catatan kondisi barang.

Proses ini penting terutama dalam industri yang menangani barang sensitif atau bernilai tinggi. Dokumen seperti waybill mencatat setiap detail pengiriman, mulai dari alamat tujuan hingga identitas pengirim dan penerima. Dengan chain of custody, akuntabilitas dijamin di setiap tahap, memudahkan pelacakan masalah jika terjadi kerusakan atau kehilangan barang.

b. Pelacakan (Tracking)

Pelacakan barang memungkinkan mengetahui posisi barang pada waktu tertentu dengan memindai barcode atau menggunakan teknologi GPS untuk pembaruan lokasi berkala. Sistem ini digunakan untuk memantau pengiriman paket atau aset, memberikan gambaran umum mengenai pergerakan barang sepanjang perjalanan.

Pelacakan memiliki keterbatasan karena hanya fokus pada lokasi geografis barang. Sistem ini tidak memberikan informasi tentang siapa yang memegang barang, apa yang terjadi selama pengiriman, atau apakah barang mengalami kerusakan. Karena itu, pelacakan sering kali tidak menjamin keamanan dan integritas barang.

3. Manfaat dan Pentingnya Chain of Custody bagi Rantai Pasok

Implementasi chain of custody yang efektif tidak hanya memastikan kepatuhan terhadap prosedur. Sistem ini juga memberikan berbagai manfaat penting yang dapat meningkatkan kelancaran dan keamanan rantai pasok.

Sistem ini bukan hanya sekadar pelacakan, melainkan memberikan transparansi yang lebih dalam terkait dengan pergerakan dan penanganan barang. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari chain of custody bagi rantai paso.

a. Menjamin Keamanan dan Integritas Barang

Chain of custody menjamin keamanan dengan mencatat perubahan kepemilikan dan kondisi barang. Sistem ini mencegah pencurian, pemalsuan, dan kontaminasi, dengan dokumentasi seperti MAWB dan HAWB yang mencatat detail pengiriman, termasuk pengirim, penerima, dan rute barang.

Sistem ini juga memastikan kualitas barang terjaga selama pengiriman. Pemantauan ketat dan pencatatan akurat melindungi produk bernilai tinggi atau sensitif, seperti farmasi dan elektronik, serta mengurangi risiko kehilangan dan kerusakan barang dalam rantai pasok.

b. Memastikan Kepatuhan terhadap Regulasi Industri (Regulatory Compliance)

Industri seperti farmasi dan makanan memiliki regulasi ketat terkait penanganan dan distribusi produk. Chain of custody menyediakan jejak audit terperinci, mendokumentasikan setiap langkah pengiriman dan penanganan barang, serta memastikan kepatuhan terhadap standar dari badan pengatur seperti BPOM di Indonesia.

Dengan berbagai jenis dokumen logistik ini, perusahaan dapat dengan mudah membuktikan bahwa mereka memenuhi semua persyaratan regulasi dalam proses distribusi. Tanpa dokumentasi yang jelas dan dapat diverifikasi, perusahaan berisiko menghadapi denda besar atau bahkan penarikan produk yang dapat merusak reputasi dan kepercayaan pelanggan.

c. Membangun Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan melalui Transparansi

Transparansi adalah kunci untuk membangun hubungan kuat dengan pelanggan. Dengan chain of custody, pelanggan dapat melacak pergerakan barang secara jelas dan terperinci, memastikan produk yang diterima adalah yang sama yang dikirimkan, tanpa perubahan yang tidak sah. Kepercayaan pelanggan meningkat ketika perjalanan produk tercatat dan dapat diaudit.

Transparansi ini juga memberikan rasa aman kepada pelanggan, terutama yang membeli barang bernilai tinggi atau sensitif. Informasi lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan membuat pelanggan yakin bahwa mereka bertransaksi dengan perusahaan yang menjaga kualitas dan keamanan produk, meningkatkan kepuasan dan loyalitas merek.

Forbes menyinggung bahwa, ketidakjelasan dalam chain of custody dapat menyebabkan kehilangan barang dan merugikan pengalaman pelanggan. Dengan dokumentasi yang jelas dan terperinci, perusahaan dapat memastikan kepercayaan pelanggan tetap terjaga.

d. Memungkinkan Penarikan Produk (Product Recall) yang Cepat dan Tepat Sasaran

Chain of custody memungkinkan perusahaan melakukan penarikan produk dengan cepat dan tepat sasaran. Dokumentasi lengkap mengenai distribusi barang memudahkan identifikasi produk yang perlu ditarik, lokasinya, dan siapa saja yang sudah menerimanya, mengurangi risiko kerugian finansial dan melindungi konsumen dari produk berbahaya.

Dokumentasi seperti ini sangat penting, karena memberikan informasi yang jelas tentang asal usul dan perjalanan produk. Dengan data yang terorganisir dengan baik, proses recall bisa dilakukan secara efisien, meminimalkan dampak negatif pada reputasi perusahaan serta memastikan keselamatan konsumen.

e. Mengoptimalkan Operasional dengan Mengidentifikasi Titik Lemah dalam Proses

Chain of custody membantu perusahaan mengidentifikasi titik lemah dalam rantai pasok dengan mendokumentasikan setiap langkah pengiriman dan penanganan barang. Data yang terkumpul memungkinkan perusahaan menganalisis keterlambatan, kerusakan, atau inefisiensi, serta mengoptimalkan operasional dan mengurangi biaya.

Dokumen yang dihasilkan, memberikan wawasan penting yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi. Dengan data yang terkumpul, manajemen dapat mengambil tindakan perbaikan yang lebih terarah, mengurangi risiko dan mengoptimalkan seluruh proses rantai pasok, dari pengiriman hingga penerimaan barang.

Logistik

4. Elemen yang Wajib Didokumentasikan dalam Sistem Chain of Custody

Untuk membangun sistem chain of custody yang efektif dan dapat diandalkan, ada beberapa elemen informasi fundamental yang wajib dicatat dan didokumentasikan di setiap tahap. Kelengkapan dan akurasi elemen-elemen ini adalah kunci untuk memastikan integritas seluruh rantai pengawasan.

Tanpa dokumentasi yang cermat, sistem CoC akan kehilangan nilainya sebagai bukti yang sah. Berikut ini adalah macam-macam elemen yang harus ada dalam menerapkan chain of custody.

a. Identifikasi Detail Produk

Elemen pertama yang harus didokumentasikan adalah identifikasi detail produk. Setiap barang yang dipindahkan harus memiliki informasi lengkap, mulai dari nama produk, nomor seri, nomor batch atau lot, jumlah, hingga deskripsi fisiknya seperti ukuran dan warna.

Informasi ini memastikan bahwa produk yang diterima adalah barang yang sama dengan yang dikirimkan, mencegah penukaran atau pemalsuan yang dapat merusak integritas rantai pasok. Selain itu, kondisi barang pada saat diterima juga harus dicatat dengan rinci.

Setiap kerusakan, cacat, atau perubahan fisik lainnya perlu didokumentasikan dengan jelas. Dengan pencatatan yang detail, perusahaan dapat memastikan bahwa barang yang diserahkan di akhir proses adalah barang yang sama dengan yang diterima, menjaga kualitas dan akuntabilitas di setiap tahap distribusi.

b. Perekaman Penanganan

Perekaman penanganan memastikan setiap individu yang menangani barang dapat dipertanggungjawabkan. Setiap perubahan kepemilikan atau peralihan barang harus dicatat dengan jelas, mencantumkan nama, jabatan, dan perusahaan, untuk memastikan jejak audit yang memadai dan mencegah kesalahan atau penyalahgunaan.

Setiap serah terima harus disertai tanda tangan fisik atau digital, serta stempel waktu untuk mencatat kapan perubahan terjadi. Dokumentasi yang akurat membuat proses pelacakan lebih transparan dan dapat dipertanggungjawabkan, memastikan barang diterima oleh pihak yang tepat dan sesuai prosedur.

c. Detail Transfer

Detail transfer adalah elemen yang mencatat waktu, tanggal, dan lokasi setiap perpindahan barang sepanjang perjalanan distribusi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua informasi mengenai alur pengiriman barang tercatat dengan jelas dan tidak ada ambiguitas dalam proses transfer.

Setiap titik peralihan barang harus didokumentasikan, termasuk mode transportasi yang digunakan, seperti nomor penerbangan atau plat kendaraan yang mengangkut barang tersebut. Pencatatan detail transfer yang lengkap membantu meminimalkan risiko kesalahan atau perselisihan mengenai lokasi atau waktu perpindahan barang.

Selain itu, informasi ini sangat berguna dalam proses audit dan verifikasi, memastikan bahwa barang selalu dalam pengawasan yang tepat dan berada di jalur distribusi yang telah ditentukan. Semakin lengkap dan akurat dokumentasi transfer, semakin mudah bagi perusahaan untuk melacak dan memastikan integritas rantai pasok mereka.

d. Prosedur Verifikasi dan Audit

Prosedur verifikasi dan audit adalah langkah yang sangat penting untuk memastikan keakuratan data dalam sistem chain of custody. Dengan cara tracking container logistik yang terintegrasi, proses verifikasi dapat dilakukan lebih efektif dan efisien, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di setiap titik rantai pasok.

Proses verifikasi ini melibatkan pemeriksaan berkala terhadap dokumentasi yang ada, memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam pencatatan atau perubahan yang tidak sah. Selain itu, audit internal atau eksternal harus dilakukan untuk memeriksa kepatuhan terhadap prosedur yang telah ditetapkan.

Audit ini memastikan bahwa setiap langkah dalam sistem chain of custody dijalankan sesuai dengan standar yang berlaku. Dengan cara tracking container logistik yang terintegrasi dalam sistem ini, proses verifikasi dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di setiap titik rantai pasok.

Untuk menjalankan sistem chain of custody dengan lancar, perusahaan memerlukan solusi yang dapat mengelola dan memantau alur barang serta data. Software logistik ScaleOcean menawarkan fitur canggih seperti manajemen RFID, pengelolaan dokumen, dan pelacakan real-time.

Fitur-fitur ini memastikan setiap produk dan pergerakannya terpantau dengan transparan. Dengan otomatisasi pencatatan dan verifikasi data berkala, software ini mengurangi risiko kesalahan manusia, menciptakan rantai pasok yang aman, terorganisir, dan efisien.

5. Bagaimana Alur Kerja CoC (Chain of Custody)?

Memahami alur kerja atau proses standar dari chain of custody membantu melihat bagaimana konsep ini diterapkan dalam praktik sehari-hari. Meskipun detailnya dapat bervariasi antar industri, alur kerjanya secara umum mengikuti empat tahapan utama yang berurutan.

Setiap tahapan ini dirancang untuk memastikan tidak ada celah dalam pengawasan dari awal hingga akhir. Berikut ini adalah langkah-langkah alur kerjan chain of custody.

a. Pencatatan Awal

Tahap pertama dalam alur kerja chain of custody adalah pencatatan awal atau pengumpulan barang. Proses ini dimulai ketika barang pertama kali diambil atau diterima ke dalam sistem logistik.

Di titik ini, formulir CoC dibuat untuk mencatat semua detail identifikasi produk, seperti jenis, jumlah, nomor seri, dan kondisi awal barang. Petugas yang menerima barang akan menandatangani formulir ini sebagai tanda dimulainya rantai pengawasan.

Pencatatan ini sangat penting untuk memastikan bahwa setiap barang yang diterima dicatat secara akurat sejak awal. Informasi yang terkumpul pada tahap ini akan menjadi dasar bagi dokumentasi selanjutnya dalam proses pengawasan barang, menjamin bahwa tidak ada perubahan yang terjadi tanpa tercatat secara resmi.

b. Dokumentasi Setiap Perpindahan Tangan

Tahap kedua adalah dokumentasi setiap perpindahan barang. Setiap perubahan kepemilikan harus dicatat dengan jelas, dengan kedua belah pihak memeriksa kondisi barang, menyetujui kondisinya, dan menandatangani formulir CoC yang mencantumkan tanggal dan waktu.

Dokumentasi ini memastikan adanya jejak audit yang akurat untuk setiap perubahan kepemilikan atau kontrol atas barang. Dengan adanya catatan yang jelas tentang siapa yang memegang barang pada setiap titik, proses ini mencegah penyalahgunaan dan memastikan bahwa setiap entitas yang terlibat bertanggung jawab atas barang yang ditangani.

c. Pelacakan Kondisi Barang

Tahap ketiga dalam alur kerja CoC adalah pelacakan kondisi barang selama transit. Untuk produk yang sensitif terhadap kondisi lingkungan, seperti vaksin atau makanan beku, proses CoC sering diperluas untuk mencakup pemantauan kondisi. Ini melibatkan penggunaan sensor suhu atau kelembapan yang datanya dicatat dalam log CoC.

Jika kondisi barang menyimpang dari standar yang ditetapkan, catatan ini akan menjadi bukti penting untuk menunjukkan potensi kerusakan produk. Teknologi seperti GPS tracker logistik juga memainkan peran penting pada tahap ini.

Selain melacak lokasi barang, teknologi ini dapat terintegrasi dengan sensor lainnya untuk memberikan data kondisi barang secara real-time. Dengan pemantauan yang lebih aktif melalui teknologi ini, pengawasan tidak hanya bergantung pada catatan manual, tetapi juga pada pemantauan berbasis data yang lebih akurat.

d. Verifikasi Akhir

Tahap terakhir adalah verifikasi akhir di tujuan. Penerima memeriksa kondisi barang, mencocokkannya dengan catatan CoC, dan memastikan keutuhan segel keamanan. Setelah verifikasi selesai, penerima menandatangani formulir CoC, mengakhiri rantai pengawasan pengiriman.

Proses verifikasi akhir ini sangat penting untuk memastikan bahwa barang yang diterima sesuai dengan catatan yang ada. Jika terjadi masalah, dokumentasi dari setiap tahap sebelumnya akan memudahkan pencarian akar penyebabnya, memastikan bahwa akuntabilitas tetap terjaga dalam rantai pasok.

6. Penerapan Chain of Custody di Berbagai Industri di Indonesia

Konsep chain of custody (CoC) tidak hanya berlaku dalam teori, tetapi juga diterapkan secara luas di berbagai industri di Indonesia. Setiap sektor industri memiliki tantangan unik yang membuat penerapan CoC harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka. Berikut adalah beberapa contoh penerapan chain of custody dalam industri di Indonesia.

a. Industri Farmasi

Biocair, merupakan perusahaan logistik yang mengkhususkan diri dalam pengiriman untuk terapi sel dan gen. Perusahaan ini menerapkan chain of custody untuk memastikan obat dan vaksin didistribusikan sesuai standar yang berlaku. Proses ini juga melindungi produk dari pemalsuan dan memastikan produk disimpan dalam kondisi yang tepat, seperti suhu yang diperlukan.

Setiap suhu penyimpangan tercatat dalam dokumentasi CoC untuk menjaga efektivitas dan keamanan produk. Pendekatan ini memastikan keamanan dan integritas produk sensitif selama pengiriman, dengan mencatat detail seperti nama pengemudi, tanggal pengambilan, dan serah terima barang.

CoC menjadi bagian penting dari sistem audit di industri farmasi. Dengan dokumentasi lengkap, termasuk dokumen pengiriman barang, perusahaan dapat memverifikasi kesesuaian produk yang diterima dengan yang dikirimkan, memastikan keamanan produk hingga sampai ke konsumen.

b. Industri Makanan dan Minuman (Food & Beverage)

Di industri makanan dan minuman, CoC memainkan peran kunci dalam ketertelusuran dan keamanan pangan. Konsumen semakin peduli dengan asal-usul bahan makanan yang mereka konsumsi, serta sertifikasi seperti halal atau organik. CoC membantu produsen melacak setiap bahan baku dari peternakan atau perkebunan hingga produk akhirnya sampai ke meja makan.

Jika terjadi masalah seperti wabah penyakit yang ditularkan melalui makanan, CoC memungkinkan pihak berwenang untuk melacak sumber kontaminasi dan menarik produk yang terkontaminasi dari pasar dengan cepat. Proses ini sangat bergantung pada dokumentasi yang jelas, termasuk informasi tentang kondisi penyimpanan dan pengangkutan yang tercatat secara rinci.

c. Industri Elektronik

Dalam industri elektronik, salah satu tantangan utama adalah memerangi peredaran komponen palsu. CoC digunakan untuk melacak komponen bernilai tinggi dari pabrik pembuatnya hingga jalur perakitan. Dengan sistem ini, setiap komponen yang digunakan dalam produk akhir dapat dipastikan keasliannya, mencegah pemalsuan yang dapat merusak reputasi merek.

Penerapan CoC dalam industri ini juga melibatkan penggunaan teknologi canggih dalam pelacakan, termasuk dokumentasi pengiriman seperti dokumen pengiriman barang yang memuat detail setiap tahap distribusi. Dengan dokumentasi yang lengkap, produsen dapat memastikan bahwa hanya komponen asli yang digunakan, menjaga kualitas dan keselamatan produk elektronik.

d. Logistik Barang Berharga (High-Value Goods)

Dalam logistik barang berharga seperti perhiasan, logam mulia, atau karya seni, CoC adalah fondasi utama dari seluruh operasi. Keamanan adalah prioritas utama, dan setiap pergerakan barang harus diawasi dengan ketat. Proses ini sering kali melibatkan pengawalan, segel keamanan bernomor unik, dan dokumentasi foto atau video di setiap titik serah terima.

CoC dalam konteks ini berfungsi sebagai bukti asuransi dan jaminan keamanan bagi pemilik barang. Dengan dokumen pengiriman barang yang terperinci dan terverifikasi, proses pengawasan menjadi lebih transparan, memungkinkan pemantauan setiap langkah distribusi hingga barang sampai ke tujuan akhir dengan aman.

7. Teknologi Pendukung Implementasi Chain of Custody Modern

Seiring kemajuan teknologi, implementasi chain of custody kini tidak hanya bergantung pada formulir kertas dan tanda tangan manual. Berbagai inovasi teknologi telah membuat proses CoC menjadi lebih otomatis, akurat, dan aman.

Teknologi ini mengubah CoC dari sistem yang reaktif menjadi lebih proaktif dalam memastikan integritas barang selama perjalanan distribusi. Berikut ini adalah contoh-contoh teknologi yang dapat mengoptimalkan chain of custody.

a. Barcode dan RFID untuk Pelacakan Otomatis dan Real-Time

Penggunaan barcode dan RFID sangat efektif untuk mempercepat dan mempermudah pencatatan barang. Dengan menempelkan label pada setiap barang, petugas cukup memindai label untuk mencatat waktu, lokasi, dan identitas barang secara otomatis, mengurangi risiko kesalahan input data manual.

RFID juga menawarkan keuntungan besar dengan kemampuannya untuk memindai banyak barang sekaligus tanpa perlu kontak fisik. Teknologi ini meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan inventaris dan distribusi barang, khususnya di gudang atau pusat distribusi. Kecepatan dan ketepatan yang dihadirkan oleh sistem ini sangat membantu dalam memastikan kelancaran alur pengiriman.

b. Sensor IoT untuk Pemantauan Kondisi Lingkungan

Untuk produk sensitif terhadap kondisi lingkungan, sensor IoT sangat berguna. Sensor ini dipasang di dalam kemasan untuk memantau suhu, kelembapan, guncangan, dan cahaya secara real-time, dengan data yang dikirimkan nirkabel ke sistem pusat untuk pemantauan kondisi barang sepanjang perjalanan.

Dengan pemantauan yang terus menerus, perusahaan dapat segera menerima peringatan jika ada perubahan kondisi yang mendekati ambang batas yang tidak aman, seperti suhu yang melebihi batas. Ini memungkinkan intervensi cepat sebelum barang mengalami kerusakan, menjaga kualitas dan keamanan produk selama pengiriman.

c. Blockchain untuk Jejak Audit yang Aman dan Tidak Dapat Diubah

Untuk tingkat keamanan tertinggi dalam dokumentasi, teknologi blockchain menawarkan jejak audit yang aman dan tidak dapat diubah. Setiap transaksi atau perpindahan barang dicatat sebagai ‘blok’ dalam rantai digital yang terdistribusi. Karena setiap blok terhubung dengan blok sebelumnya secara kriptografis, data yang sudah tercatat tidak dapat diubah atau dihapus tanpa terdeteksi.

Dengan teknologi ini, setiap langkah dalam rantai pasok tercatat secara transparan dan dapat diverifikasi oleh semua pihak yang terlibat. Blockchain menciptakan satu sumber kebenaran (single source of truth), yang menjamin bahwa tidak ada manipulasi atau perubahan data yang terjadi di sepanjang rantai distribusi, memberikan transparansi penuh kepada semua pihak yang terlibat.

d. AI dan Analisis Prediktif untuk Mitigasi Risiko Secara Proaktif

Pemanfaatan Kecerdasan Buatan (AI) dan analisis prediktif membawa chain of custody ke level berikutnya. Dengan mempelajari data historis dari jejak CoC, AI dapat mengidentifikasi pola yang mungkin terlewatkan oleh manusia. Misalnya, AI bisa menganalisis rute pengiriman tertentu yang sering mengalami keterlambatan atau masalah keamanan.

Dengan wawasan ini, perusahaan dapat mengambil langkah mitigasi risiko secara proaktif, seperti merubah rute pengiriman atau meningkatkan pengawasan di titik-titik rawan. AI memberikan kemampuan untuk mengantisipasi masalah sebelum terjadi, sehingga meningkatkan efisiensi dan mengurangi potensi kerugian dalam rantai pasok.

Kesimpulan

Chain of custody (CoC) adalah sistem penting untuk menjaga keamanan, integritas, dan kepatuhan dalam rantai pasok. Dengan teknologi seperti RFID, sensor IoT, blockchain, dan AI, CoC diimplementasikan lebih efisien dan aman, memastikan barang sampai dengan aman dan dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk mengoptimalkan implementasi chain of custody, software logistik ScaleOcean menawarkan solusi dengan fitur canggih seperti manajemen RFID, pelacakan real-time, dan dokumentasi otomatis. Vendor ini menawarkan demo gratis dan konsultasi gratis agar Anda dapat menjalankan chain of custody dengan mudah, aman, serta optimal di bisnis Anda.

FAQ:

1. Apa itu chain of custody?

Chain of custody adalah sistem yang mendokumentasikan perubahan kepemilikan dan kondisi barang dari titik awal hingga tujuan akhir, untuk memastikan integritas dan keamanan barang selama proses pengiriman atau penyimpanan.

2. Mengapa chain of custody penting?

Chain of custody penting untuk menjaga keamanan dan keaslian barang, mencegah pemalsuan, pencurian, atau kerusakan. Sistem ini memberikan transparansi, memungkinkan pelacakan yang lebih jelas, dan memastikan bahwa barang yang diterima sesuai dengan yang dikirimkan.

3. Bagaimana chain of custody dipertahankan?

Chain of custody dipertahankan dengan mendokumentasikan setiap perubahan kepemilikan dan kondisi barang, mencatat waktu, lokasi, dan siapa yang memegang barang pada setiap titik serah terima. Penggunaan teknologi seperti RFID atau barcode juga membantu menjaga transparansi dan akurasi.

4. Apa yang dapat memutus chain of custody?

Chain of custody dapat terputus jika ada perubahan atau kehilangan dokumentasi, penanganan barang yang tidak tercatat, atau jika barang tidak diawasi dengan baik selama perjalanan. Penyimpangan dari prosedur yang ditetapkan juga dapat membahayakan integritas rantai pengawasan ini.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap