Laycan sering menjadi sumber ketidakpastian dalam operasional logistik ketika jadwal kedatangan kapal tidak jelas. Kondisi ini dapat memicu penumpukan kargo, meningkatnya biaya penyimpanan, dan terganggunya alur logistik karena pihak terkait menunggu kepastian waktu kedatangan.
Ketidakjelasan tersebut juga meningkatkan risiko operasional, mulai dari perubahan kualitas muatan, potensi penalti kontrak, hingga tekanan dari mitra dagang yang menuntut kepastian. Perusahaan pun membutuhkan jendela waktu yang lebih tegas agar keputusan operasional tetap akurat dan rantai pasok berjalan stabil.
Di sinilah konsep laydays and cancelling date (laycan) berperan. Dengan memahami rentang waktu kedatangan kapal serta kaitannya dengan layday dan laytime, bisnis dapat mengatur jadwal muat–bongkar dengan lebih presisi. Artikel ini akan membahas bagaimana ketiga konsep ini membantu meningkatkan efisiensi pengapalan.
- Laytime adalah jangka waktu yang diizinkan dalam kontrak pelayaran untuk memuat dan membongkar kargo, dihitung sejak kapal siap beroperasi hingga seluruh proses selesai.
- Layday adalah hari-hari yang ditentukan dalam charterparty ketika kapal harus siap untuk memulai pemuatan atau pembongkaran muatan.
- Laycan adalah singkatan dari “laydays and cancelling date,” yaitu rentang waktu dalam kontrak sewa kapal yang menentukan kapan kapal harus tiba dan siap untuk memulai proses muat atau bongkar.
- Software logistik ScaleOcean memungkinkan pelacakan kapal real-time berbasis AIS untuk memverifikasi posisi dan memprediksi waktu kedatangan dengan lebih akurat.
Apa itu Laytime?
Laytime adalah jangka waktu yang diizinkan dalam kontrak pelayaran untuk memuat dan membongkar kargo di pelabuhan. Waktu ini dihitung sejak kapal siap beroperasi hingga proses pemuatan atau pembongkaran selesai.
Jika waktu yang telah ditentukan terlampaui, maka akan dikenakan biaya tambahan yang disebut demurrage. Hal ini penting untuk memastikan efisiensi operasional dan mencegah penundaan yang merugikan kedua belah pihak.
Tahapan Laytime
Tahapan laytime meliputi tiga tahap utama, yaitu memulai laytime, menentukan durasi waktu tunggu, dan memperbolehkan interupsi pada waktu henti. Proses dimulai dengan kapal mengeluarkan Pemberitahuan Kesiapan (Notice of Readiness) setelah tiba di pelabuhan tujuan dan siap memuat atau membongkar muatan secara fisik dan hukum.
Setelah NOR diterima, waktu yang dialokasikan dihitung berdasarkan perjanjian sewa kapal. Selama waktu tunggu, waktu yang digunakan untuk memuat atau membongkar kargo dicatat secara detail. Jika waktu yang digunakan melebihi waktu yang ditentukan, maka biaya demurrage akan dikenakan.
Selain itu, perjanjian sewa kapal dapat mencakup klausul yang memungkinkan interupsi pada waktu henti. Misalnya, jika cuaca buruk atau masalah lain terjadi, waktu henti mungkin tidak dihitung sebagai bagian dari laytime. Semua perhitungan interupsi dan waktu henti diatur dalam perjanjian sewa dan harus diperhatikan dengan cermat.
Implikasi Finansial dari Laytime
Laytime adalah jumlah waktu yang diizinkan dalam kontrak pengiriman untuk operasi pemuatan dan pembongkaran kargo tanpa biaya tambahan. Implikasi finansial utama dari laytime terletak pada konsekuensi jika waktu ini terlampaui atau diselesaikan lebih cepat, yang melibatkan denda (demurrage) atau bonus (despatch).
Bagi pihak penyewa kapal, keterlambatan dalam proses muat atau bongkar melebihi batas waktu yang disepakati akan dikenakan biaya demurrage. Sebaliknya, jika proses selesai lebih cepat, penyewa kapal berhak menerima bonus despatch, yang memberi insentif untuk efisiensi. Demurrage atau despatch ini dapat berdampak besar pada biaya dan aliran kas.
Bagi pihak pemilik kapal, demurrage memberikan pendapatan tambahan jika penyewa terlambat, sementara despatch menjadi biaya tak terduga jika penyewa efisien. Pengelolaan laytime yang efektif sangat penting bagi kedua pihak, karena mempengaruhi jadwal pelayaran, efisiensi operasional, dan profitabilitas bisnis secara keseluruhan.
Pengecualian Terhadap Laytime
Pengecualian terhadap laytime adalah kondisi yang diizinkan dalam perjanjian sewa kapal di mana waktu tunggu tidak dihitung atau berhenti berjalan, seperti akibat pemogokan umum atau kondisi cuaca buruk. Klausul ini membebaskan penyewa dari tanggung jawab keterlambatan selama periode yang ditentukan, termasuk kemungkinan memperpanjang waktu demurrage jika klausul tersebut berlaku.
Namun, pengecualian tersebut umumnya ditafsirkan secara ketat dan hanya berlaku untuk periode yang tercakup oleh laytime, kecuali dinyatakan lain. Pengecualian tidak mencakup waktu setelah laytime habis dan demurrage sudah dikenakan, kecuali klausul secara eksplisit menyebutkan hal tersebut.
Baca juga: Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) serta Istilah Pentingnya
Mengapa Laytime Menjadi Faktor Penting dalam Negosiasi Kontrak Charter Kapal?
Laytime sangat penting dalam negosiasi kontrak charter kapal karena menentukan durasi waktu untuk memuat dan membongkar kargo tanpa biaya tambahan. Waktu yang melebihi laytime dapat menimbulkan denda demurrage, sementara penyewa dapat memperoleh bonus despatch jika selesai lebih cepat.
Dampak laytime terhadap biaya sangat signifikan. Keterlambatan dalam operasi bongkar muat akan mengarah pada biaya demurrage, sementara penetapan laytime yang tepat membantu meminimalkan biaya operasional.
Efisiensi operasional juga dipengaruhi oleh laytime. Penjadwalan yang jelas memungkinkan operasi kapal dan kargo yang lebih efisien. Klausul dalam charter party seperti reversible atau non-reversible laytime memberi fleksibilitas pada penyewa untuk memanfaatkan waktu yang tidak terpakai.
Apa itu Layday?
Layday adalah hari-hari yang disepakati antara pemilik kapal dan penyewa untuk pemuatan atau pembongkaran muatan. Ini adalah periode waktu yang ditentukan dalam kontrak sewa kapal (charter party), di mana kapal siap untuk memulai operasi kargo.
Periode layday ini menjadi dasar perhitungan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk proses bongkar muat, yang dikenal sebagai laytime. Jika kapal tiba sebelum layday dimulai, charterer tidak berkewajiban untuk memulai proses pemuatan atau menerima Notice of Readiness (NOR).
Jenis-jenis Perhitungan Layday
Dalam praktiknya, perhitungan waktu yang dihabiskan di pelabuhan dapat bervariasi tergantung pada kesepakatan dalam kontrak. Dua istilah yang paling umum digunakan untuk mendefinisikan bagaimana hari dihitung adalah SHINC dan SHEX. Memahami perbedaan antara keduanya sangat penting karena akan memengaruhi total durasi laytime yang efektif. Berikut penjelasan terperincinya:
1. SHINC
SHINC adalah singkatan dari Sundays and Holidays Included. Sesuai dengan namanya, klausul ini menetapkan bahwa hari Minggu dan hari libur resmi tetap dihitung sebagai bagian dari laytime. Ini berarti jam operasional berjalan terus-menerus tanpa jeda, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, hingga proses bongkar muat selesai.
Jenis perhitungan ini umumnya lebih menguntungkan bagi pemilik kapal karena memaksimalkan penggunaan waktu dan memberikan tekanan lebih besar pada charterer untuk bekerja cepat. Klausul SHINC sering digunakan untuk pengiriman komoditas curah atau di pelabuhan yang beroperasi non-stop. Tujuannya adalah untuk mempercepat perputaran kapal dan mengurangi waktu tunggu di pelabuhan.
2. SHEX
SHEX adalah kebalikan dari SHINC (Sundays and Holidays Excepted), di mana hari Minggu dan hari libur resmi tidak dihitung sebagai laytime. Waktu akan dihentikan sementara selama periode tersebut dan dilanjutkan pada hari kerja berikutnya.
Klausul SHEX sering lebih disukai oleh charterer karena memberikan kelonggaran waktu, terutama di pelabuhan dengan jam operasional terbatas. Namun, klausul ini dapat dimodifikasi menjadi SHEX EIU (Even If Used), yang memungkinkan waktu tetap dihitung jika charterer melakukan aktivitas pada hari libur.
Apa itu Laycan?

Laycan adalah singkatan dari “laydays and cancelling date” dalam industri pelayaran yang merujuk pada rentang waktu yang telah ditentukan dalam kontrak sewa kapal untuk kedatangan dan kesiapan kapal di pelabuhan. Ini menentukan kapan kapal harus tiba untuk mulai memuat atau membongkar barang.
Jika kapal tiba setelah batas waktu yang disepakati (cancelling date), penyewa memiliki hak untuk membatalkan kontrak. Dengan demikian, laycan memberikan kepastian bagi penyewa bahwa kapal akan tiba dalam rentang waktu yang wajar dan dapat diprediksi.
Isi Klausul Laycan
Klausul ini menentukan rentang tanggal di mana kapal diperkirakan tiba di pelabuhan muat. Dalam konteks ini, kedatangan kapal memiliki dua dasar utama pertama, kedatangan secara legal dan pemberian NOR, dan kedua, kedatangan fisik kapal yang siap secara teknis untuk melakukan operasi kargo di pelabuhan muat.
Klausul ini juga penting bagi pihak charterer, karena dapat mencakup konsekuensi jika kapal gagal memenuhi tenggat waktu yang ditetapkan. Keputusan untuk membatalkan kontrak tanpa penalti sering kali dipengaruhi oleh kondisi pasar dan operasional shipping line terkait.
Fungsi Penerapan Laycan dalam Logistik
Penerapan laycan dalam logistik maritim memiliki beberapa fungsi strategis yang sangat penting untuk kelancaran operasional. Fungsi-fungsi ini membantu menyelaraskan ekspektasi antara pemilik kapal dan penyewa, serta meminimalkan risiko bagi kedua belah pihak. Berikut penjelasan fungsi penerapannya:
1. Menentukan Jadwal Kedatangan Kapal
Fungsi utama dari laycan adalah memberikan kepastian mengenai jadwal kedatangan kapal. Dengan adanya rentang waktu yang jelas, penyewa (charterer) dapat merencanakan seluruh aktivitas logistik di darat dengan lebih baik. Mereka dapat menjadwalkan penumpukan kargo di gudang pelabuhan, mempersiapkan tenaga kerja bongkar muat, dan mengkoordinasikan transportasi lanjutan.
Tanpa laycan, penyewa akan dihadapkan pada ketidakpastian yang tinggi, dapat menyebabkan kargo menumpuk terlalu lama di pelabuhan atau sebaliknya, belum siap saat kapal tiba. Kepastian jadwal ini sangat krusial untuk menjaga efisiensi rantai pasok. Dalam konteks ocean freight, ini memungkinkan semua pihak terkait, termasuk otoritas pelabuhan, untuk mengalokasikan sumber daya mereka secara efektif.
2. Menghindari Biaya Tambahan
Laycan secara langsung berfungsi untuk mengendalikan dan menghindari biaya tak terduga yang dapat timbul akibat keterlambatan. Jika kapal datang terlambat melewati cancelling date, penyewa memiliki opsi untuk membatalkan kontrak, sehingga mereka terhindar dari kewajiban membayar sewa untuk kapal yang tidak dapat digunakan sesuai jadwal. Ini melindungi penyewa dari kerugian akibat kegagalan pihak pemilik kapal.
Di sisi lain, laycan juga mendorong pemilik kapal untuk memastikan kapalnya tiba tepat waktu agar kontrak tidak dibatalkan. Kepatuhan terhadap jadwal laycan membantu menghindari biaya penyimpanan kargo yang berlebihan di pelabuhan (storage cost) dan potensi denda demurrage. Dengan demikian, laycan adalah alat manajemen risiko finansial yang kuat bagi kedua belah pihak.
3. Bisa Disesuaikan Dengan Kondisi
Salah satu keunggulan laycan adalah fleksibilitasnya yang dapat disesuaikan melalui negosiasi. Rentang waktu laycan tidak bersifat kaku dan dapat dinegosiasikan berdasarkan berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut meliputi jenis kargo yang diangkut, kondisi cuaca yang diperkirakan di rute pelayaran, dan tingkat kepadatan di pelabuhan muat.
Misalnya, untuk rute pelayaran yang terkenal sering mengalami cuaca buruk, kedua belah pihak dapat menyepakati jendela laycan yang lebih lebar untuk memberikan toleransi terhadap potensi keterlambatan. Fleksibilitas ini memungkinkan kontrak untuk mencerminkan realitas operasional di lapangan. Kemampuan untuk menyesuaikan laycan menjadikannya instrumen yang praktis dan efektif dalam manajemen logistik.
4. Punya Aturan Hukum yang Jelas
Laycan bukan sekadar kesepakatan informal, melainkan sebuah klausul yang memiliki kekuatan hukum yang mengikat dalam kontrak sewa kapal (charter party). Aturan mengenai laycan telah mapan dalam hukum maritim internasional. Hal ini memberikan kerangka kerja hukum yang jelas jika terjadi perselisihan antara pemilik kapal dan penyewa.
Jika pemilik kapal gagal menghadirkan kapalnya dalam periode laycan, penyewa memiliki hak kontraktual yang jelas untuk membatalkan perjanjian. Sebaliknya, jika penyewa menolak kargo tanpa alasan yang sah meskipun kapal tiba sesuai jadwal, pemilik kapal juga dilindungi oleh hukum. Kekuatan hukum ini memberikan rasa aman dan kepastian bagi semua pihak yang terlibat dalam transaksi.
Peran Laycan dalam Proses Bongkar Muat
Dalam ekosistem pelabuhan yang sibuk, laycan memainkan peran sentral yang mengatur ritme dan alur kerja proses bongkar muat. Perannya tidak hanya sebatas penentuan tanggal, tetapi juga sebagai pemicu berbagai aktivitas logistik yang saling terkait. Berikut penjelasan peranannya:
1. Penentu Waktu Kedatangan Kapal
Peran mendasar dari laycan adalah menentukan kerangka waktu kedatangan kapal yang dapat diandalkan. Ini menjadi acuan utama bagi semua pihak yang terlibat dalam operasi pelabuhan, termasuk otoritas pelabuhan yang merencanakan alokasi dermaga dan jadwal sandar kapal.
Bagi penyewa, tanggal dimulainya laycan menandakan persiapan akhir yang harus diselesaikan, seperti finalisasi dokumen ekspor, penyiapan kargo, dan koordinasi dengan perusahaan bongkar muat. Tanpa acuan waktu ini, seluruh proses akan berjalan tidak teratur dan reaktif.
2. Perencanaan Logistik yang Tepat
Dengan adanya laycan, penyewa dapat melakukan perencanaan logistik yang jauh lebih presisi. Mereka dapat memesan peralatan bongkar muat seperti derek (crane) dan forklift, serta menjadwalkan tenaga kerja sesuai dengan perkiraan tanggal kedatangan kapal. Hal ini menghindari pemborosan sumber daya, di mana peralatan dan pekerja menganggur karena menunggu kapal yang belum pasti kapan tiba.
Perencanaan ini juga mencakup manajemen biaya operasional di pelabuhan. Dengan mengetahui kapan kapal akan tiba, perusahaan dapat mengelola arus kas dengan lebih baik untuk membayar berbagai biaya bongkar muat pelabuhan. Perencanaan yang matang berdasarkan laycan adalah kunci untuk menjaga efisiensi biaya dalam proses logistik.
3. Pencegahan Keterlambatan dalam Proses
Adanya cancelling date dalam klausul laycan memberikan insentif yang kuat bagi pemilik kapal untuk meminimalkan keterlambatan. Risiko pembatalan kontrak jika kapal terlambat membuat mereka lebih proaktif dalam mengelola jadwal pelayaran. Mereka akan berusaha keras untuk mengatasi potensi hambatan di laut agar tiba sesuai dengan jendela waktu yang disepakati.
Insentif ini secara tidak langsung membantu mencegah efek domino keterlambatan di seluruh rantai pasok. Ketika kapal tiba tepat waktu, proses bongkar muat dapat dimulai sesuai jadwal. Hal ini memastikan bahwa kargo dapat segera didistribusikan ke tujuan akhir tanpa penundaan yang tidak perlu.
4. Pengelolaan Antrian Kapal
Di pelabuhan-pelabuhan besar dengan lalu lintas yang padat, pengelolaan antrian kapal adalah tantangan besar. Laycan membantu otoritas pelabuhan dalam tugas ini. Dengan informasi laycan dari berbagai kapal, mereka dapat membuat jadwal sandar yang lebih terorganisir dan efisien.
Informasi ini memungkinkan mereka untuk memprediksi kapan dermaga akan sibuk dan kapan akan ada slot kosong. Dengan begitu, mereka dapat mengarahkan kapal untuk menunggu di area lego jangkar (anchorage) jika perlu, atau langsung menuju dermaga jika tersedia. Manajemen antrian yang efektif ini sangat penting untuk memaksimalkan kapasitas pelabuhan dan mengurangi waktu tunggu kapal.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laycan
Kepatuhan terhadap jadwal laycan tidak selalu berjalan mulus karena ada banyak faktor eksternal yang dapat memengaruhinya. Faktor-faktor ini berada di luar kendali langsung pemilik kapal maupun penyewa, namun harus diantisipasi dalam perencanaan. Berikut penjelasan faktor-faktornya:
1. Cuaca dan Kondisi Alam
Cuaca adalah salah satu faktor paling tidak terduga dan berpengaruh dalam pelayaran. Badai, gelombang tinggi, atau kabut tebal dapat secara signifikan memperlambat kecepatan kapal atau bahkan memaksanya untuk mengubah rute. Kondisi ini dapat menyebabkan keterlambatan yang signifikan, membuat kapal berisiko melewati cancelling date.
Negosiasi laycan sering kali mempertimbangkan faktor musiman di rute tertentu. Misalnya, pelayaran di Atlantik Utara selama musim dingin mungkin akan diberikan jendela laycan yang lebih panjang. Antisipasi terhadap kondisi alam adalah bagian penting dari manajemen risiko dalam menentukan jadwal laycan yang realistis.
2. Kondisi Fasilitas Pelabuhan
Ketersediaan dan kondisi fasilitas di pelabuhan muat juga memainkan peran penting. Meskipun kapal tiba tepat waktu sesuai laycan, ia tidak dapat memberikan NOR jika dermaga yang dituju belum tersedia. Selain itu, kerusakan pada peralatan vital seperti derek atau konveyor dapat menunda kesiapan pelabuhan untuk menerima kapal.
Kondisi ini dapat menciptakan situasi yang rumit, di mana kapal sudah berada di pelabuhan namun belum bisa memulai proses karena masalah di pihak darat. Oleh karena itu, penyewa harus memastikan bahwa fasilitas pelabuhan yang mereka tunjuk berada dalam kondisi operasional yang baik. Ini untuk menghindari sengketa mengenai kapan laytime seharusnya dimulai.
3. Kesibukan Pelabuhan
Tingkat kepadatan atau kongesti di pelabuhan adalah faktor eksternal lainnya yang sering menyebabkan keterlambatan. Di pelabuhan-pelabuhan utama dunia, antrian kapal untuk sandar bisa sangat panjang. Sebuah kapal mungkin tiba di perairan pelabuhan dalam periode laycan, namun terpaksa menunggu berhari-hari untuk mendapatkan giliran sandar.
Kondisi ini, yang dikenal sebagai port congestion, dapat mengacaukan seluruh jadwal yang telah direncanakan. Beberapa kontrak sewa kapal memiliki klausul spesifik yang mengatur bagaimana waktu tunggu akibat kongesti akan diperlakukan. Memahami tingkat kesibukan pelabuhan tujuan adalah krusial saat menegosiasikan laycan.
Dilansir dari artikel CNBC Indonesia, diberitakan bahwa dwelling time (waktu penumpukan peti kemas) di pelabuhan Indonesia telah berhasil ditekan dan turun menjadi sekitar 2,7 hari pada Maret 2025. Angka ini jauh lebih efisien dibandingkan rata-rata yang sering terjadi di pelabuhan yang mengalami kongesti, dan menunjukkan perbaikan dalam manajemen pelabuhan di Indonesia untuk mengurangi potensi keterlambatan laycan.
4. Persyaratan Perijinan dan Dokumentasi
Proses birokrasi juga dapat memengaruhi kemampuan kapal untuk siap tepat waktu. Keterlambatan dalam pengurusan izin kepabeanan, dokumen karantina, atau sertifikat lainnya dapat menghalangi kapal untuk memberikan NOR. Semua dokumen yang diperlukan harus disiapkan dengan baik sebelum kedatangan kapal.
Setiap negara dan pelabuhan memiliki regulasi yang berbeda, sehingga pemahaman mendalam mengenai syarat pengiriman barang dengan kapal laut sangatlah penting. Kesalahan kecil dalam dokumentasi bisa menyebabkan penundaan berhari-hari. Oleh karena itu, koordinasi yang erat antara agen kapal, penyewa, dan otoritas terkait menjadi kunci untuk memastikan kelancaran proses ini.
Tantangan dalam Pengelolaan Laycan

Meskipun laycan dirancang untuk menciptakan ketertiban, pengelolaannya di lapangan penuh dengan tantangan yang membutuhkan perhatian cermat. Tantangan ini dapat berasal dari berbagai sumber, baik yang dapat diprediksi maupun yang muncul secara tiba-tiba. Berikut ini penjelasan lebih rinci:
1. Kemacetan di Pelabuhan
Salah satu tantangan terbesar dalam mengelola laycan adalah kemacetan pelabuhan (port congestion). Ketika sebuah pelabuhan beroperasi melebihi kapasitasnya, waktu tunggu kapal untuk sandar bisa menjadi sangat lama. Hal ini menempatkan pemilik kapal dalam posisi sulit, karena mereka mungkin tiba di wilayah pelabuhan sesuai jadwal laycan tetapi tidak dapat merapat ke dermaga.
Perselisihan sering kali muncul mengenai siapa yang harus menanggung risiko waktu tunggu ini. Dalam banyak kasus, jika kapal telah tiba di area yang ditentukan (seperti area lego jangkar) dan memberikan NOR, waktu tunggu tersebut akan dihitung sebagai laytime. Mengantisipasi dan mengalokasikan risiko kemacetan dalam kontrak adalah langkah penting untuk menghindari konflik.
2. Kendala Teknis
Kendala teknis yang tidak terduga juga menjadi tantangan serius. Kerusakan mesin pada kapal saat perjalanan dapat menyebabkan keterlambatan besar dan membuatnya gagal memenuhi jadwal laycan. Hal ini dapat mengakibatkan pembatalan kontrak dan kerugian finansial yang signifikan bagi pemilik kapal.
Di sisi lain, kendala teknis juga bisa terjadi di darat, seperti kerusakan pada derek utama pelabuhan atau sistem konveyor. Masalah seperti ini dapat menghambat proses bongkar muat, meskipun kapal sudah siap. Komunikasi yang transparan dan cepat antara semua pihak sangat penting untuk mengatasi kendala teknis dan meminimalkan dampaknya.
Pengaruh Laycan Terhadap Logistik Barang
Kepatuhan atau kegagalan dalam memenuhi jadwal laycan memiliki dampak berantai yang luas terhadap seluruh ekosistem logistik barang. Pengaruhnya tidak hanya dirasakan oleh pemilik kapal dan penyewa, tetapi juga oleh pelabuhan, pemilik kargo, dan konsumen akhir. Berikut ini penjelasan pengaruhnya:
1. Pengaruh pada Pelabuhan dan Infrastruktur
Jadwal laycan dari puluhan atau ratusan kapal setiap harinya secara kolektif menentukan denyut nadi operasional sebuah pelabuhan. Otoritas pelabuhan menggunakan data ini untuk merencanakan alokasi sumber daya, mulai dari dermaga, pemanduan (pilotage), hingga kapal tunda (tugboat). Kepatuhan terhadap laycan memungkinkan pelabuhan beroperasi dengan efisiensi maksimal.
Sebaliknya, jika banyak kapal kargo yang datang di luar jadwal laycan mereka, hal itu dapat menyebabkan kekacauan dalam perencanaan. Ini dapat memicu kemacetan, penumpukan kapal di area tunggu, dan penggunaan infrastruktur yang tidak efisien. Ketidakpastian jadwal akan menurunkan produktivitas pelabuhan secara keseluruhan.
2. Pengaruh Terhadap Aliran Barang
Bagi pemilik kargo, laycan adalah penentu penting dalam rantai pasok mereka. Keterlambatan kapal yang melewati cancelling date dapat menyebabkan seluruh jadwal produksi terganggu. Bahan baku mungkin tidak tiba tepat waktu di pabrik, atau barang jadi gagal mencapai pasar sesuai dengan musim permintaan.
Gangguan ini dapat menyebabkan hilangnya penjualan, biaya produksi yang lebih tinggi karena pabrik menganggur, dan penalti dari pembeli akhir karena keterlambatan pengiriman. Oleh karena itu, keandalan jadwal laycan sangat penting untuk menjaga kelancaran dan prediktabilitas aliran barang dari hulu ke hilir.
3. Pengaruh Terhadap Hubungan Bisnis
Di tingkat komersial, kepatuhan terhadap laycan mencerminkan keandalan dan profesionalisme. Pemilik kapal yang selalu memenuhi jadwal laycan akan membangun reputasi positif, yang membuat mereka lebih disukai oleh penyewa. Ini menciptakan hubungan bisnis jangka panjang yang didasarkan pada kepercayaan.
Sebaliknya, kegagalan berulang untuk memenuhi laycan dapat merusak reputasi pemilik kapal dan membuat penyewa enggan bekerja sama di masa depan. Demikian juga, penyewa yang sering menyebabkan penundaan dapat dikenakan tarif lebih tinggi atau bahkan ditolak oleh pemilik kapal.
Tips Memaksimalkan Kepatuhan terhadap Laycan
Kepatuhan terhadap laycan bukanlah hasil dari keberuntungan, melainkan buah dari perencanaan yang cermat, komunikasi yang efektif, dan pemanfaatan teknologi. Berikut adalah beberapa tips praktis untuk membantu perusahaan Anda:
1. Perencanaan Matang dan Komunikasi Efektif dengan Pihak Pelabuhan
Kunci utama untuk mematuhi laycan adalah perencanaan yang matang jauh sebelum kapal berlayar. Ini melibatkan pemilihan rute yang paling efisien, mempertimbangkan faktor musiman, dan memahami karakteristik operasional pelabuhan tujuan. Lakukan riset mendalam mengenai potensi kepadatan dan ketersediaan fasilitas di pelabuhan.
Selain itu, jalin komunikasi yang terbuka dan berkelanjutan dengan agen di pelabuhan dan otoritas terkait. Berbagi informasi mengenai jadwal kapal dan kebutuhan spesifik kargo Anda akan membantu mereka melakukan persiapan yang lebih baik. Komunikasi proaktif dapat membantu mengatasi potensi masalah sebelum menjadi hambatan yang serius.
2. Penggunaan Teknologi untuk Memantau Jadwal Kapal
Di era digital, mengandalkan pembaruan manual tidak lagi efisien. Manfaatkan platform teknologi logistik yang menyediakan pelacakan kapal secara real-time melalui data AIS (Automatic Identification System). Teknologi ini memberikan visibilitas penuh atas pergerakan kapal Anda di seluruh dunia.
Dengan data ini, Anda dapat memverifikasi posisi kapal terhadap jadwal yang direncanakan dan mendapatkan perkiraan waktu kedatangan yang terus diperbarui. Jika ada penyimpangan dari rute atau penurunan kecepatan yang signifikan, Anda akan mengetahuinya lebih awal. Pemanfaatan data real-time memungkinkan Anda untuk mengambil keputusan yang lebih cepat dan lebih tepat.
Di era digital, mengandalkan pembaruan manual tidak lagi efisien. Manfaatkan software logistik ScaleOcean yang menyediakan pelacakan kapal secara real-time melalui data AIS (Automatic Identification System). Teknologi ini memberikan visibilitas penuh atas pergerakan kapal Anda di seluruh dunia.
Dengan data ini, Anda dapat memverifikasi posisi kapal terhadap jadwal yang direncanakan dan mendapatkan perkiraan waktu kedatangan yang terus diperbarui. Jika ada penyimpangan dari rute atau penurunan kecepatan yang signifikan, Anda akan mengetahuinya lebih awal.
Pemanfaatan data real-time memungkinkan Anda untuk mengambil keputusan yang lebih cepat dan lebih tepat. Cobalah demo gratis untuk mengoptimalkan pemantauan kapal Anda dengan teknologi terkini.
3. Meninjau Kembali Kontrak secara Teliti untuk Cegah Miskomunikasi
Banyak perselisihan terkait laycan berasal dari ambiguitas atau kesalahpahaman terhadap isi kontrak. Sebelum menandatangani charter party, pastikan tim hukum dan operasional Anda meninjau setiap klausul dengan sangat teliti. Berikan perhatian khusus pada definisi laycan, laytime, dan kondisi pengecualian.
Pastikan semua istilah didefinisikan dengan jelas untuk menghindari interpretasi ganda. Misalnya, apa yang dimaksud dengan “cuaca buruk” atau kapan sebuah pelabuhan dianggap “macet” harus dijabarkan secara spesifik. Kontrak yang jelas dan tidak ambigu adalah fondasi terbaik untuk mencegah miskomunikasi dan perselisihan di kemudian hari.
Kesimpulan
Laycan adalah rentang waktu yang ditetapkan dalam kontrak pelayaran untuk memastikan kapal tiba dan siap melakukan kegiatan muat atau bongkar sesuai kesepakatan. Ketentuan ini penting untuk efisiensi operasional, pengendalian biaya, dan mitigasi risiko bagi penyewa dan pemilik kapal.
Namun, mengandalkan pembaruan manual untuk memantau pergerakan kapal kini sudah tidak efisien. Software logistik ScaleOcean menyediakan pelacakan real-time berbasis AIS yang memberikan visibilitas penuh atas posisi kapal Anda, memungkinkan deteksi penyimpangan rute atau keterlambatan lebih cepat.
Dengan visibilitas ini, pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan tepat. Jadwalkan demo gratis ScaleOcean untuk mengoptimalkan pemantauan kapal Anda dengan teknologi terkini.
FAQ:
1. Apa perbedaan antara layday dan laytime?
Layday adalah periode spesifik (misalnya “7/16 Januari”) di mana kapal harus diserahkan untuk pemuatan, sementara laytime adalah waktu yang diberikan kepada penyewa kapal untuk memuat atau membongkar tanpa biaya tambahan.
2. Apa itu laycan spread?
Laycan spread adalah rentang tanggal di mana kapal harus tiba dan siap memuat kargo. Durasi laycan bisa bervariasi, dari 48 jam di pasar tanker hingga 15 hari di sektor lainnya.
3. Apa itu klausul penyempitan laycan?
Klausul penyempitan laycan bertujuan mengurangi biaya penyimpanan kargo di pelabuhan. Semakin pendek durasi laycan, semakin rendah biaya penyimpanan sebelum pengiriman ke kapal.







