Rough Cut Capacity Planning (RCCP) adalah teknik perencanaan kapasitas yang digunakan untuk menilai apakah kapasitas produksi yang tersedia cukup untuk memenuhi permintaan pasar. RCCP melibatkan evaluasi sumber daya, seperti mesin dan tenaga kerja, untuk menentukan apakah jadwal produksi dapat dipenuhi tanpa mengalami kekurangan kapasitas.
Memahami peran RCCP sangat penting bagi perusahaan manufaktur untuk menghindari masalah kapasitas, seperti keterlambatan produksi atau kelebihan beban pada mesin. Tanpa RCCP, perusahaan berisiko menghadapi keterlambatan pengiriman dan meningkatkan biaya operasional, yang dapat memengaruhi kepuasan pelanggan.
Dalam artikel ini, pembaca dapat memanfaatkan informasi tentang pengertian Rough Cut Capacity Planning (RCCP), manfaat, hingga tujuannya untuk mengevaluasi penerapan teknik ini dalam strategi perencanaan kapasitas mereka. Dengan informasi tersebut perusahaan dapat merancang proses yang lebih efisien dan menghindari potensi masalah yang dapat merugikan operasional.

- RCCP (Rough Cut Capacity Planning) adalah metode perencanaan kapasitas untuk memastikan kapasitas produksi mencukupi dalam memenuhi jadwal induk produksi (MPS).
- Manfaat RCCP antara lain mengidentifikasi kekurangan kapasitas, menyusun jadwal produksi realistis, dan mengurangi biaya overhead.
- Tujuan RCCP adalah memvalidasi rencana produksi, mengelola dan mengalokasikan sumber daya secara efektif, serta mengidentifikasi overloading dan underloading.
1. Pengertian Rough Cut Capacity Planning
Rough Cut Capacity Planning atau Perencanaan Kapasitas Kasar adalah metode perencanaan kapasitas produksi yang digunakan pada tahap awal untuk menilai apakah jadwal produksi yang direncanakan dapat memenuhi permintaan pasar dengan kapasitas sumber daya yang tersedia, serta untuk mengidentifikasi potensi masalah kapasitas seperti bottleneck.
Pada tahap RCCP, perusahaan dapat melakukan penyesuaian terhadap jadwal produksi dan kapasitas sumber daya, yang juga berhubungan erat dengan master production schedule. Dengan merencanakan kapasitas yang cukup, perusahaan dapat menghindari kesalahan yang dapat merugikan dan lebih mudah memenuhi kebutuhan pasar.
Dalam penerapannya, RCCP membantu mengoptimalkan pemanfaatan kapasitas produksi dengan memprediksi kebutuhan sumber daya. Melalui pendekatan ini, perusahaan dapat mengelola kapasitas secara lebih efektif, mengurangi risiko keterlambatan produksi, dan mengoptimalkan biaya operasional.
Dengan informasi yang dihasilkan melalui RCCP, perusahaan dapat merencanakan kebutuhan material dan tenaga kerja secara lebih akurat. Sehingga, RCCP bukan hanya memfokuskan pada kapasitas mesin, tetapi juga mencakup alokasi tenaga kerja dan pengelolaan persediaan secara keseluruhan.
Baca juga: Apa itu Master Production Schedule MPS dan Contohnya
2. Manfaat RCCP (Rough Cut Capacity Planning)
Manfaat Rough Cut Capacity Planning (RCCP) antara lain validasi terhadap Master Production Schedule (MPS), identifikasi awal masalah kapasitas, dasar untuk keputusan terkait sumber daya (seperti lembur atau penambahan tenaga kerja).
Tidak hanya itu, RCCP juga meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi dengan menyesuaikan permintaan dengan kapasitas yang ada. Beberapa manfaat dari penerapan RCCP adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi Potensi Kekurangan Kapasitas
Salah satu manfaat utama RCCP adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi kekurangan kapasitas sebelum menjadi masalah besar. Dengan cara ini, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah preventif untuk menghindari gangguan dalam proses produksi yang dapat merugikan operasional.
b. Peningkatan Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
RCCP berfokus pada sumber daya kritis seperti tenaga kerja dan mesin. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memastikan kapasitas yang ada digunakan secara optimal, tanpa ada sumber daya yang terbuang, sehingga meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.
c. Penyusunan Jadwal Produksi yang Lebih Realistis
Dengan mengidentifikasi kapasitas yang tersedia, RCCP memungkinkan perusahaan untuk membuat jadwal produksi yang lebih realistis. Hal ini memastikan bahwa produksi dapat berjalan sesuai dengan kapasitas yang dapat dipenuhi, meminimalkan kemungkinan penundaan.
d. Pengurangan Biaya Overhead
RCCP juga membantu mengurangi biaya overhead yang terkait dengan kekurangan kapasitas atau penggunaan sumber daya yang berlebihan. Dengan merencanakan kapasitas dengan lebih tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan mengurangi pemborosan biaya.
3. Tujuan Pembuatan RCCP (Rough Cut Capacity Planning)
Tujuan utama RCCP adalah untuk memvalidasi rencana produksi dengan memeriksa ketersediaan sumber daya seperti tenaga kerja, mesin, dan peralatan. Selain itu, RCCP mengidentifikasi kendala kapasitas, mengalokasikan sumber daya secara efisien, dan membuat jadwal produksi yang realistis berdasarkan kapasitas yang tersedia.
Untuk detailnya, berikut beberapa tujuan rough cut capacity planning dalam perusahaan manufaktur:
a. Validasi Rencana Produksi Agregat
Tujuan utama dilakukannya rough cut capacity planning adalah untuk memvalidasi rencana produksi yang telah dibuat secara menyeluruh berdasarkan demand forecast dalam perusahaan. Dilakukan RCCP memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan seperti tenaga kerja, mesin, dan bahan baku selalu tersedia untuk memenuhi rencana produksi.
b. Pengelolaan dan Alokasi Sumber Daya
RCCP ini dilakukan dengan tujuan untuk membantu Anda mengelola sumber daya dengan lebih efektif, sehingga Anda akan mudah untuk melakukan alokasi sumber daya secara strategis. Hal tersebut akan memaksimalkan output produksi dan mengurangi pemborosan biaya penyimpanan, termasuk optimalisasi penjadwalan produksi, tenaga kerja, dan penggunaan peralatan.
c. Mengidentifikasi Overloading dan Underloading
RCCP juga bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi perusahaan mengalami overloading atau underloading dalam proses produksi, sehingga RCCP ini dilakukan untuk menyeimbangkan kapasitas produksi dengan permintaan pasar. Dengan begitu, perusahaan bisa mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan meminimalkan biaya produksi.
d. Membuat Jadwal yang Realistis
Terakhir, RCCP membantu dalam menciptakan jadwal produksi yang lebih realistis dan dapat dicapai. Proses ini memungkinkan manajemen untuk merencanakan dan menyesuaikan jadwal sesuai dengan kapasitas yang tersedia, sehingga produksi dapat berjalan dengan efisien.
Dengan dukungan dari software manufacturing yang tepat, RCCP membantu menciptakan jadwal produksi yang lebih realistis. Sebagai contoh, ScaleOcean memungkinkan perencanaan yang lebih akurat, memanfaatkan data kapasitas yang ada untuk membuat jadwal yang dapat dicapai dan menjaga agar produksi tetap berjalan lancar.
4. Langkah Penting untuk Melakukan RCCP
Secara sederhana, RCCP bekerja dengan mengubah jadwal induk produksi (rencana produk yang akan diproduksi) menjadi perkiraan kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan. Proses ini tidak mencakup rincian mendalam, melainkan memberikan estimasi secara umum.
Berikut langkah-langkah dalam proses rough cut capacity planning:
a. Memulai dengan Master Production Schedule (MPS)
Langkah pertama rough cut capacity planning adalah memperoleh jadwal produksi yang telah direncanakan. Informasi ini akan menjadi dasar dalam menentukan kebutuhan kapasitas yang sesuai dengan rencana produksi.
b. Menilai Struktur Produk dan Waktu Tunggu
Setelah mendapatkan MPS, pahami bagaimana produk akhir diproduksi dari komponen-komponennya. Tentukan juga waktu tunggu (lead time) yang dibutuhkan untuk setiap komponen di setiap stasiun kerja untuk memastikan aliran produksi yang efisien.
c. Menghitung Jam Standar (Standard Hours)
Selanjutnya, tentukan waktu baku per unit produk atau komponen. Kalikan waktu baku ini dengan jumlah unit yang diproduksi per minggu berdasarkan MPS, untuk memperoleh total jam mesin yang dibutuhkan untuk memenuhi jadwal produksi.
d. Menghitung Kebutuhan Aktual (Actual Requirements)
Tentukan efisiensi mesin yang digunakan dalam produksi, lalu hitung kebutuhan aktual dengan membagi jam standar mesin dengan persentase efisiensi. Ini akan memberikan gambaran lebih realistis mengenai kapasitas yang diperlukan.
e. Membandingkan Kebutuhan dengan Kapasitas yang Tersedia
Perbandingan antara kebutuhan aktual dan kapasitas yang tersedia pada setiap stasiun kerja sangat penting. Identifikasi apakah terdapat kekurangan atau kelebihan kapasitas yang perlu diperbaiki atau disesuaikan.
f. Membuat Visualisasi dan Mengambil Keputusan
Gunakan grafik untuk memvisualisasikan perbandingan antara kebutuhan dan kapasitas seiring waktu. Dengan melihat hasilnya, tim produksi dapat membuat keputusan tentang penyesuaian kapasitas, seperti menambah jam kerja, mesin, atau tenaga kerja, untuk mencapai target produksi.
5. Teknik RCCP di Perusahaan Manufaktur
Untuk meningkatkan efisiensi terkait kapasitas produksi, Anda bisa menggunakan RCCP yang memiliki tiga teknik strategi untuk mengestimasi dan mengelola kapasitas produksi pada tahap awal perencanaan.
Teknik yang bisa Anda gunakan untuk melakukan metode RCCP adalah sebagai berikut:
a. Capacity Planning Using Overall Factors
Teknik pertama ada Capacity Planning Using Overall Factors (CPOF) merupakan pendekatan yang menggabungkan kebutuhan kapasitas total dari semua produk, seperti faktor kapasitas menyeluruh untuk mengestimasi kapasitas yang diperlukan. Teknik ini biasanya dilakukan dengan dasar data historis dan asumsi mengenai efisiensi juga waktu operasional produksi.
Sederhananya, teknik ini dapat Anda lakukan jika variasi dalam produksi Anda tidak terlalu ekstrem, sehingga Anda bisa menggunakan rata-rata atau nilai agregat untuk perencanaan yang lebih cepat dan bisa memberikan estimasi kasar yang berguna. Hal tersebut akan membantu pengambilan keputusan strategis untuk manajemen perusahaan, juga solusi jika terjadi perubahan signifikan dalam produk dan teknologi produksi.
b. Bill of Labor Approach
Bill of labor hampir sama dengan BOM, tapi bill of labor memiliki fokus pada kebutuhan tenaga kerja. Teknik RCCP ini akan menentukan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk setiap komponen dan unit produk. Nantinya informasi ini akan dikumpulkan dan dijumlahkan untuk mendapatkan estimasi total kebutuhan tenaga kerja untuk memenuhi rencana produksi.
Teknik RCCP ini akan memberikan kemudahan dalam perencanaan tenaga kerja untuk kapasitas produksi yang akan dibuat, sehingga perusahaan bisa mengalokasikan dan merencanakan sumber daya manusia lebih efektif, dan membantu identifikasi kebutuhan pelatihan dan potensi keterampilan tenaga kerja yang bisa mempengaruhi kapasitas produksi.
c. Resource Profile Approach
Teknik terakhir yang bisa Anda lakukan untuk RCCP adalah Resource Profile Approach yang akan mengambil langkah lanjut dengan membuat profil kapasitas untuk setiap sumber daya yang terlibat dalam produksi seperti mesin, tenaga kerja, dan peralatan produksi. Teknik ini juga meliputi informasi mengenai kapasitas maksimum, efisiensi yang diharapkan, dan ketersediaannya selama periode produksi.
Teknik untuk rough cut capacity planning adalah pendekatan untuk melihat gambaran jelas mengenai penggunaan sumber daya sepanjang waktu, sehingga akan membantu Anda mengidentifikasi periode mana yang memiliki sumber daya kurang atau lebih. Teknik RCCP yang dilakukan ini akan memudahkan Anda dalam menyesuaikan jadwal produksi untuk mencapai keseimbangan optimal antara permintaan dan kapasitas sumber daya, mengurangi risiko bottleneck dan meningkatkan efisiensi operasional.
6. Perbandingan RCCP dan CRP
Rough-cut capacity planning (RCCP) dan Capacity Requirements Planning (CRP) adalah dua tingkat perencanaan kapasitas yang berbeda yang digunakan di bidang manufaktur. Namun keduanya memiliki pendekatan dan tujuan yang berbeda, berikut adalah perbedaan RCCP dan CRP adalah:
a. Fokus Utama
Fokus RCCP adalah pada estimasi kasar kapasitas yang dibutuhkan untuk memenuhi jadwal induk produksi (MPS) dalam jangka pendek. RCCP digunakan untuk mengidentifikasi apakah kapasitas produksi yang tersedia cukup untuk memenuhi permintaan yang diperkirakan.
CRP, di sisi lain, berfokus pada perencanaan kapasitas yang lebih detail dan spesifik, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti bahan baku, tenaga kerja, dan mesin pada tingkat produksi yang lebih rinci. CRP digunakan untuk memastikan bahwa kapasitas yang lebih mendalam tersedia untuk mendukung jadwal produksi yang telah disusun.
b. Tingkat Detail
RCCP bekerja dengan level perencanaan yang lebih kasar dan lebih sedikit mempertimbangkan detail seperti beban kerja aktual atau kondisi spesifik di tiap lini produksi. Ini lebih kepada penilaian awal apakah kapasitas yang ada cukup untuk memenuhi kebutuhan umum produksi.
CRP memiliki tingkat detail yang lebih tinggi, dengan perhitungan kapasitas yang lebih rinci berdasarkan data terkait beban kerja, jumlah mesin, serta waktu operasional setiap sumber daya. CRP digunakan untuk menilai kebutuhan kapasitas secara lebih mendalam, termasuk memperhitungkan kekurangan atau kelebihan kapasitas untuk masing-masing unit atau lini produksi.
c. Tujuan Penggunaan
RCCP digunakan untuk merencanakan kapasitas dalam jangka pendek dan memastikan bahwa kapasitas produksi dapat mengakomodasi jadwal induk produksi. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi potensi masalah kapasitas secara lebih awal, sebelum melibatkan perencanaan lebih mendalam.
CRP digunakan untuk merencanakan kapasitas dalam jangka menengah hingga panjang, memastikan bahwa sumber daya yang lebih terperinci dapat mendukung operasi produksi dengan tepat. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kapasitas yang direncanakan dapat memadai untuk produksi aktual.
7. Kesimpulan
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) adalah teknik perencanaan jangka menengah yang membandingkan Jadwal Produksi Induk (MPS) dengan ketersediaan sumber daya utama seperti tenaga kerja, mesin, dan fasilitas untuk menilai kelayakan jadwal tersebut.
Dengan mengevaluasi sumber daya utama secara umum, RCCP membantu memvalidasi MPS, mengidentifikasi potensi hambatan, dan mendukung pengambilan keputusan untuk menyesuaikan volume produksi guna memenuhi permintaan di masa depan, sebelum melanjutkan ke Perencanaan Persyaratan Kapasitas (CRP) yang lebih rinci.
Untuk mempermudah implementasi RCCP, ScaleOcean menawarkan Software Manufaktur yang mengotomatiskan perencanaan dan pengelolaan kapasitas produksi. Coba demo gratisnya dan rasakan manfaatnya dalam meningkatkan efisiensi serta kontrol penuh atas proses produksi perusahaan Anda.
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan RCCP dan CRP?
Perencanaan kebutuhan kapasitas (CRP) adalah metode perencanaan kapasitas jangka pendek yang digunakan untuk menilai apakah kapasitas yang ada cukup untuk memenuhi permintaan produk. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, RCCP adalah teknik perencanaan jangka panjang.
2. Apa itu metode RCCP?
Rough Cut Capacity Planning (RCCP) adalah metode yang digunakan untuk menilai kapasitas stasiun kerja, guna menentukan apakah jadwal produksi membutuhkan lembur, sub kontrak, dan lain-lain, agar dapat memenuhi permintaan tepat waktu.
3. Apa perbedaan antara CRP dan RCCP?
CRP adalah alat perencanaan kapasitas jangka pendek yang berbeda dengan perencanaan kapasitas kasar (RCCP). Sama halnya dengan RCCP, CRP digunakan oleh departemen pemasaran dan produksi untuk menyesuaikan kapasitas yang dibutuhkan dengan yang tersedia, serta untuk melakukan negosiasi terkait perubahan pada jadwal induk dan/atau kebutuhan kapasitas.