Banyak bisnis kesulitan menjaga ketersediaan barang dengan harga kompetitif saat permintaan meningkat. Wholesale hadir sebagai solusi dengan menawarkan produk dalam jumlah besar, harga lebih efisien, dan alur distribusi yang lebih lancar untuk mendukung pertumbuhan usaha.
Wholesale adalah model bisnis yang berfokus pada penjualan produk dalam jumlah besar kepada pengecer, distributor, atau pelaku usaha lainnya, bukan langsung ke konsumen akhir. Sistem ini memungkinkan harga lebih kompetitif karena transaksi dilakukan dalam skala besar, sekaligus mendukung kelancaran rantai pasok dan distribusi.
Dalam artikel ini akan dibahas mengenai aspek ini, mulai dari pengertian, jenis, cara kerja, karakteristik utama, keuntungannya bagi bisnis, hingga contoh penerapannya di bisnis. Pahami selengkapnya di sini!
- Wholesale atau grosir adalah penjualan barang dalam jumlah besar dari produsen kepada bisnis, bukan langsung ke konsumen akhir, untuk efisiensi harga.
- Karakteristik wholesale adalah volume besar, harga grosir, target pasar B2B, menjadi jembatan antara produsen dan pengecer, serta memiliki penyimpanan dan distribusi.
- Jenis jenis wholesale meliputi: distributor, cash and carry, drop shippers, merchant, jobber, brokers and agents, specialty, rack jobbers, online, dan MSBO.
- Solusi Software Distribusi ScaleOcean dapat membantu mengoptimalkan proses bisnis wholesale melalui manajemen inventaris, pemantauan distribusi, dan integrasi antar sistem.
Apa itu Wholesale
Wholesale atau grosir merupakan kegiatan penjualan barang atau jasa dalam jumlah besar dari produsen atau distributor kepada pihak bisnis, seperti pengecer, tanpa melibatkan konsumen akhir secara langsung.
Melalui pembelian dalam volume tinggi, wholesaler memperoleh harga per unit lebih murah, kemudian menjualnya kembali ke pengecer atau bisnis lain dengan harga lebih tinggi untuk memperoleh keuntungan. Hal ini cenderung menjadi bahan pertimbangan dalam cara memilih supplier.
Bagi bisnis, wholesaler berperan penting dalam mendukung efisiensi rantai pasok, memastikan ketersediaan produk, dan menjaga kontinuitas operasional. Dengan skema ini, perusahaan dapat mengelola stok lebih baik, menjangkau pasar lebih luas, serta memperkuat daya saing di tengah persaingan industri yang semakin ketat.
Karakteristik Utama Wholesale
Wholesale memiliki karakteristik khas yang membedakannya dari sistem penjualan ritel. Karakteristik ini tidak hanya memengaruhi cara bisnis beroperasi, tetapi juga menentukan bagaimana nilai tambah diciptakan di sepanjang rantai pasok. Berikut adalah penjelasan mengenai karakteristik utama wholesale:
1. Volume Besar
Grosir selalu berfokus pada transaksi dalam jumlah besar atau bulk. Dengan membeli dalam volume tinggi, wholesaler mampu memenuhi permintaan pasar lebih cepat sekaligus menjaga kontinuitas pasokan. Praktik ini juga membantu produsen menyalurkan produk lebih efisien.
2. Harga Grosir
Salah satu ciri penting wholesale adalah harga per unit yang lebih murah dibandingkan ritel. Hal ini terjadi karena pembelian dilakukan dalam skala besar. Dengan begitu, pembeli bisa menghemat biaya, sementara wholesaler tetap memperoleh keuntungan dari selisih harga jual.
3. Target Pasar B2B
Wholesale menyasar pasar B2B, di mana pelanggan utamanya adalah pengecer, sales distributor lain, atau perusahaan. Skema ini membuat wholesaler menjadi bagian vital dalam ekosistem bisnis, karena mendukung rantai pasok dan memastikan produk siap didistribusikan ke konsumen akhir melalui perantara.
4. Fungsi sebagai Jembatan
Wholesaler berperan sebagai penghubung antara produsen dan pengecer. Mereka membantu produsen mendistribusikan produk secara lebih luas, sekaligus memudahkan pengecer untuk mendapatkan pasokan barang dalam jumlah sesuai kebutuhan. Peran ini mempercepat alur manajemen distribusi dan menjaga kestabilan pasar.
5. Penyimpanan dan Distribusi
Karakteristik lainnya adalah kepemilikan fasilitas penyimpanan dan sistem distribusi yang efisien. Gudang memungkinkan stok disimpan dalam jumlah besar, sementara sistem distribusi memastikan barang sampai tepat waktu. Hal ini penting agar rantai pasok berjalan lancar dan risiko kekosongan stok bisa diminimalisir.
Jenis Jenis Wholesale

Wholesale memiliki berbagai jenis yang berfungsi sesuai kebutuhan pasar dan rantai pasok. Setiap jenis memiliki peran spesifik dalam mendistribusikan barang, menyalurkan stok, dan mendukung kelancaran operasional bisnis. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai jenis-jenis wholesale:
1. Distributor Wholesale
Jenis ini berfokus pada pembelian produk dari produsen lalu mendistribusikannya ke pengecer atau bisnis lain. Distributor wholesale biasanya memiliki gudang besar untuk menyimpan stok, sehingga mampu memenuhi permintaan dalam jumlah besar secara konsisten dan efisien.
2. Cash and Carry Wholesale
Wholesaler ini menjual barang dengan sistem pembayaran tunai dan pelanggan mengambil langsung barang dari gudang. Model ini mengurangi biaya distribusi karena pembeli bertanggung jawab atas pengangkutan barang. Biasanya digunakan untuk produk cepat habis.
3. Drop Shippers
Drop shippers tidak menyimpan stok barang, melainkan hanya mengatur pengiriman langsung dari produsen ke pembeli. Mereka berperan sebagai perantara yang menghubungkan produsen dengan pelanggan, sehingga modal yang dibutuhkan lebih kecil dibanding wholesaler konvensional.
4. Merchant Wholesaler
Merchant wholesaler membeli barang dari produsen, menyimpannya di gudang, lalu menjual kembali kepada pengecer. Mereka menanggung risiko penyimpanan, termasuk kerusakan atau kelebihan stok. Model ini umum dipakai dalam berbagai sektor bisnis.
5. Jobber Wholesaler
Jobber wholesaler biasanya membeli produk dalam skala kecil lalu menjualnya kembali kepada pengecer atau bisnis kecil. Mereka sering beroperasi di pasar tradisional dan melayani pelanggan dengan fleksibilitas tinggi, terutama untuk bisnis yang tidak mampu membeli dalam volume besar.
6. Brokers and Agents
Jenis ini bertindak sebagai perantara dalam transaksi jual beli antara produsen dan pengecer. Mereka tidak memiliki stok barang, tetapi mendapatkan komisi dari setiap transaksi. Perannya penting dalam mempertemukan penjual dan pembeli di pasar tertentu.
7. Specialty Wholesaler
Specialty wholesaler berfokus pada produk tertentu seperti elektronik, bahan kimia, atau makanan beku. Dengan spesialisasi ini, mereka dapat memberikan layanan lebih detail, termasuk pengetahuan produk yang mendalam, serta memenuhi kebutuhan pasar niche secara optimal.
8. Rack Jobbers
Rack jobbers menyediakan barang dengan cara menempatkannya langsung di rak toko pengecer. Mereka juga mengelola stok, merapikan tampilan produk, hingga memastikan penjualan berjalan lancar. Model ini umum digunakan untuk produk dengan rotasi cepat seperti majalah atau snack.
9. Online Wholesalers
Jenis ini menggunakan platform digital untuk menjual barang dalam jumlah besar. Online wholesalers menawarkan efisiensi tinggi karena pembeli dapat memesan tanpa batas geografis. Dengan perkembangan e-commerce, model ini semakin populer di era digital.
10. Manufacturers Sales Branches and Offices (MSBO)
MSBO adalah cabang penjualan milik produsen yang berfungsi seperti wholesaler. Mereka menyimpan stok dan mendistribusikan produk langsung ke pengecer. Dengan sistem ini, produsen dapat mengendalikan distribusi lebih baik sekaligus memperkuat hubungan dengan pasar.
Baca juga: Mengapa Distribution Requirement Planning Penting pada Rantai Pasokan
Fungsi Utama Wholesale
Grosir/Wholesale memiliki peran penting dalam rantai pasok modern karena menjembatani produsen dengan pengecer maupun bisnis lain. Fungsinya tidak hanya terbatas pada penjualan, tetapi juga mencakup pengelolaan distribusi, efisiensi harga, hingga menjaga ketersediaan produk. Berikut adalah fungsi utama wholesale:
1. Menyediakan Barang dalam Jumlah Besar
Wholesale membeli produk dalam volume tinggi dari produsen, kemudian menyediakannya bagi pengecer sesuai kebutuhan. Hal ini memastikan pasokan selalu tersedia dalam jumlah cukup, sehingga rantai distribusi tidak terganggu dan konsumen akhir tetap bisa mendapatkan produk tepat waktu.
2. Memberikan Harga Lebih Kompetitif
Dengan sistem pembelian bulk, wholesaler mampu menawarkan harga per unit lebih murah kepada pelanggan bisnis. Keuntungan ini membantu pengecer meningkatkan margin profit mereka, sekaligus menciptakan daya saing lebih kuat di pasar dibandingkan dengan pembelian dalam skala kecil.
3. Menjadi Perantara antara Produsen dan Pengecer
Wholesaler berfungsi sebagai penghubung yang memudahkan produsen menyalurkan produk ke berbagai pasar. Sementara itu, pengecer tidak perlu berhubungan langsung dengan banyak produsen. Peran ini mempercepat distribusi, memperluas jangkauan produk, dan menghemat biaya operasional kedua belah pihak.
Penerapan strategi seperti supplier selection process juga membantu memastikan kualitas rantai pasok tetap terjaga. Perlu dipahami, bahwa wholesaler berbeda dengan retailer, karena wholesaler menjual produk dalam jumlah besar kepada pengecer atau bisnis lain, bukan langsung ke konsumen akhir.
Dengan kata lain, perbedaan wholesaler dan retailer adalah, wholesaler fokus pada transaksi B2B (Business-to-Business), sementara retailer fokus pada transaksi B2C (Business-to-Consumer).
4. Menyediakan Layanan Penyimpanan dan Distribusi
Wholesaler biasanya memiliki fasilitas gudang untuk menyimpan barang dalam jumlah besar. Selain itu, mereka juga menyediakan sistem distribusi yang efisien agar produk dapat disalurkan ke pengecer tepat waktu.
Hal ini sangat membantu menjaga kestabilan stok dan mengurangi risiko kekosongan barang. Untuk itu, pemahaman tentang pengertian distribusi sangat penting karena peran ini membantu menjaga kestabilan stok dan mengurangi risiko kekosongan barang.
5. Mengurangi Risiko bagi Produsen
Dengan membeli produk dalam jumlah besar, wholesaler mengambil alih risiko penyimpanan, kerusakan, atau fluktuasi permintaan dari produsen. Hal ini memungkinkan produsen lebih fokus pada kegiatan produksi dan inovasi, sementara wholesaler mengelola alur distribusi serta pasar.
6. Mendukung Efisiensi Rantai Pasok
Wholesale membuat proses distribusi lebih efisien karena barang langsung disalurkan dalam volume besar. Dengan begitu, biaya transportasi, penyimpanan, dan administrasi dapat ditekan. Efisiensi ini menguntungkan semua pihak, dari produsen, wholesaler, hingga pengecer dan konsumen akhir.
Anda bisa menggunakan Distribution Management System (DMS) dalam mengoptimalkan proses dan tugas wholesaler, mulai dari pengelolaan pesanan, pemantauan stok, hingga distribusi produk. Sistem ini membantu meningkatkan akurasi data, mempercepat alur kerja, dan mengurangi risiko kesalahan manual dalam operasional harian.
Kelebihan Menjadi Wholesaler

Menjadi wholesaler memiliki sejumlah kelebihan yang dapat meningkatkan efisiensi bisnis dan membuka peluang keuntungan lebih besar. Keuntungan-keuntungan ini mencakup potensi margin yang lebih besar, efisiensi operasional, serta jangkauan pasar yang luas. Berikut adalah beberapa kelebihan utama menjadi wholesaler:
1. Potensi Keuntungan yang Lebih Besar
Sebagai wholesaler, Anda membeli produk dalam jumlah besar dengan harga lebih rendah, yang memungkinkan Anda untuk mendapatkan margin keuntungan lebih besar. Dengan harga grosir yang lebih murah, Anda dapat menjualnya kembali kepada pengecer dengan harga yang menguntungkan, menciptakan peluang profitabilitas yang lebih tinggi.
2. Skala Ekonomi
Dengan membeli dan menjual dalam jumlah besar, wholesaler dapat memanfaatkan skala ekonomi. Hal ini berarti Anda dapat mengurangi biaya per unit produk, baik dalam hal produksi, penyimpanan, maupun distribusi. Dengan demikian, Anda dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif tanpa mengorbankan margin keuntungan.
3. Diversifikasi Produk
Wholesaler memiliki kesempatan untuk bekerja dengan berbagai jenis produk dari berbagai produsen. Dengan demikian, Anda dapat menawarkan berbagai macam barang kepada pelanggan bisnis Anda, yang meningkatkan daya tarik dan memperluas pasar potensial. Keanekaragaman produk ini dapat meningkatkan peluang penjualan dan meningkatkan loyalitas pelanggan.
4. Peningkatan Hubungan Bisnis
Sebagai wholesaler, Anda memiliki kesempatan untuk membangun hubungan jangka panjang dengan produsen dan pengecer. Hubungan yang baik dengan produsen memungkinkan Anda untuk mendapatkan akses lebih awal ke produk baru atau diskon khusus, sementara hubungan dengan pengecer membuka peluang untuk kontrak distribusi jangka panjang.
5. Mengurangi Risiko Stok
Wholesaler memiliki kontrol lebih besar atas pengelolaan inventaris, yang memungkinkan mereka untuk mengurangi risiko kehabisan stok atau kelebihan stok. Dengan sistem distribusi yang efisien, wholesaler dapat memantau permintaan pasar dan menyesuaikan pengiriman produk dengan lebih baik, menjaga stok tetap optimal.
6. Bisnis dengan Permintaan Stabil
Produk grosir cenderung memiliki permintaan yang lebih stabil karena mereka memenuhi kebutuhan dasar bagi pengecer atau bisnis lain. Dengan demikian, wholesaler dapat menghindari fluktuasi pasar yang sering terjadi pada bisnis ritel, yang dapat tergantung pada tren musiman atau preferensi konsumen yang berubah-ubah.
Cara Kerja Wholesale
Cara kerja wholesale melibatkan beberapa tahapan yang mencakup hubungan antara produsen, wholesaler, dan pengecer. Setiap langkah dirancang untuk memaksimalkan efisiensi distribusi barang dalam jumlah besar dengan harga lebih murah.
Proses ini menciptakan alur yang terstruktur untuk memastikan produk sampai ke pasar dengan harga kompetitif. Berikut adalah penjelasan tentang bagaimana cara kerja wholesale secara umum:
1. Pembelian Produk dalam Jumlah Besar
Wholesaler memulai proses dengan membeli produk dalam jumlah besar langsung dari produsen atau distributor utama. Pembelian dalam volume besar memungkinkan wholesaler memperoleh harga lebih murah per unit.
Hal ini dapat memberi keuntungan pada harga jual yang kompetitif di pasar. Pembelian ini sering dilakukan dalam bentuk kontrak atau pemesanan reguler berdasarkan permintaan pasar.
2. Penyimpanan Barang
Setelah membeli produk dalam jumlah besar, wholesaler menyimpannya di gudang atau fasilitas penyimpanan mereka. Penyimpanan yang efisien memastikan produk tersedia dengan cukup untuk memenuhi permintaan pengecer atau distributor.
Jaminan kualitas dari pemasok melalui garansi supplier juga penting agar barang yang disimpan tetap sesuai standar. Selain itu, gudang untuk proses distribusi wholesale juga harus dilengkapi dengan sistem manajemen inventaris yang memungkinkan pemantauan stok secara real-time untuk menjaga ketersediaan barang.
3. Pemasaran dan Penjualan ke Pengecer
Wholesaler kemudian menawarkan produk yang telah dibeli dan disimpan kepada pengecer atau bisnis lain. Pemasaran produk grosir seringkali dilakukan melalui hubungan bisnis, negosiasi harga, dan penawaran khusus.
Biasanya, penjualan ini dilakukan dengan harga grosir yang lebih rendah dibandingkan harga eceran, sehingga memungkinkan pengecer untuk mendapatkan margin keuntungan dari penjualan ke konsumen akhir.
4. Pengiriman dan Distribusi
Setelah melakukan pemasaran dan penjualan ke pengecer, penjual grosir juga bertanggung jawab atas pengiriman produk ke pengecer atau pelanggan bisnis mereka.
Proses distribusi ini mencakup pengaturan pengiriman, pengelolaan logistik, dan pemilihan metode pengiriman yang sesuai agar barang sampai dengan aman dan tepat waktu. Efisiensi dalam distribusi menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga kepuasan pelanggan dan keberlanjutan pasokan.
5. Penagihan dan Pembayaran
Setelah pengiriman produk dilakukan, wholesaler mengatur proses penagihan dan pembayaran. Biasanya, wholesaler memberikan syarat pembayaran tertentu kepada pengecer, seperti pembayaran setelah produk diterima (pembayaran kredit) atau pembayaran tunai.
Pengaturan dalam langkah penagihan dan pembayaran barang grosir ini memungkinkan kedua belah pihak untuk menjaga kelancaran transaksi tanpa mengganggu arus kas.
6. Pemantauan Pasar dan Permintaan
Setelah semua pross distribusi telah dilakukan, wholesaler harus terus memantau permintaan pasar untuk memastikan stok produk selalu tersedia dan tetap terjaga, sehinga distribusi tetap efisien.
Mereka berinteraksi dengan pengecer untuk menilai tren penjualan, mengidentifikasi produk yang lebih laku, dan menyesuaikan pasokan sesuai kebutuhan. Hal ini penting agar wholesalers dapat menghindari overstocking atau kekurangan stok yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan.
Tips dan Cara Mendapatkan Keuntungan Bagi Wholesaler
Bagi wholesaler, keuntungan didapat melalui berbagai cara yang melibatkan pembelian barang dalam jumlah besar, pengelolaan distribusi yang efisien, serta hubungan yang baik dengan pengecer. Keuntungan utama berasal dari selisih harga antara pembelian grosir dan penjualan kepada pengecer atau bisnis lain.
Berikut adalah beberapa tips dan cara wholesaler mendapatkan keuntungan, diantaranya:
1. Membeli dengan Harga Lebih Murah (Harga Grosir)
Wholesaler membeli produk dalam jumlah besar langsung dari produsen dengan harga yang jauh lebih murah per unit dibandingkan harga eceran. Keuntungan utama berasal dari selisih harga ini, yang memungkinkan wholesaler untuk menjual barang kepada pengecer atau bisnis lain dengan harga lebih tinggi, namun tetap kompetitif di pasar.
2. Margin Keuntungan dari Penjualan
Setelah membeli barang dengan harga murah, wholesaler menjual produk tersebut kepada pengecer dengan harga grosir yang sedikit lebih tinggi. Selisih antara harga beli dan harga jual ini adalah margin keuntungan bagi wholesaler. Dengan volume penjualan yang besar, margin ini dapat memberikan keuntungan yang signifikan.
3. Pengelolaan Volume dan Skala Ekonomi
Wholesaler dapat memanfaatkan skala ekonomi untuk mengurangi biaya per unit dalam hal pengadaan, penyimpanan, dan distribusi produk. Dengan meningkatkan volume pembelian dan penjualan, mereka dapat memperoleh harga yang lebih baik dari produsen, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan profitabilitas.
4. Meningkatkan Penjualan melalui Diversifikasi Produk
Wholesaler sering menawarkan berbagai produk dari berbagai kategori kepada pengecer. Diversifikasi ini memungkinkan wholesaler menjangkau lebih banyak pasar dan mendapatkan keuntungan dari penjualan produk-produk berbeda.
Dengan menyediakan banyak pilihan produk bagi pelanggan, wholesaler dapat menarik lebih banyak pelanggan dan meningkatkan volume penjualannya.
5. Menawarkan Diskon atau Penawaran Khusus
Beberapa penjual grosir biasanya menawarkan diskon atau penawaran khusus kepada pengecer untuk mendorong pembelian dalam jumlah lebih besar.
Meskipun diskon ini mengurangi harga per unit, mereka mendorong volume penjualan yang lebih tinggi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan keuntungan keseluruhan. Wholesaler juga sering menggunakan strategi bundling atau paket untuk meningkatkan penjualan.
6. Memperoleh Keuntungan dari Layanan Tambahan
Beberapa wholesaler menawarkan layanan tambahan, seperti pengemasan khusus, pengelolaan inventaris, atau pengiriman langsung ke pelanggan akhir. Layanan tambahan ini tidak hanya meningkatkan nilai bagi pelanggan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi wholesaler untuk mengenakan biaya tambahan dan meningkatkan margin keuntungan mereka.
Untuk mengoptimalkan proses dan mendapatkan keuntungan menyeluruh, penting bagi wholesaler untuk mengelola proses distribusi secara efisien. Untuk itu, penggunaan software distribusi terbaik seperti ScaleOcean menjadi solusi terbaiknya.
Dengan fitur manajemen inventaris yang real-time, ScaleOcean memungkinkan wholesaler untuk memantau stok barang di berbagai lokasi secara akurat dan cepat.
Selain itu, integrasi antara sistem pembelian, penjualan, dan pengiriman memastikan setiap transaksi berjalan lancar, mengurangi kesalahan manual, dan meningkatkan produktivitas.
Dengan otomatisasi proses dan laporan yang mudah diakses, ScaleOcean juga membantu wholesaler dalam merencanakan dan mengelola kebutuhan pasokan lebih efektif, sekaligus mengurangi biaya operasional. Untuk mendapatkan solusi unggulan ini, lakukan demo gratis dan konsultasi dengan tim ScaleOcean segera.
Baca juga: Ini Rekomendasi Software untuk Distribusi Alat Kesehatan
Contoh Bisnis Wholesale di Indonesia
Di Indonesia, ada berbagai contoh bisnis wholesale yang berperan penting dalam mendukung distribusi barang di seluruh negeri. Bisnis-bisnis ini berfungsi sebagai perantara antara produsen dan pengecer, membantu mengatur aliran barang dengan efisien dan menawarkan harga lebih kompetitif.
Berikut adalah beberapa contoh bisnis wholesale di Indonesia beserta penjelasannya:
1. Toserba (Toko Serba Ada)
Toserba adalah salah satu contoh bisnis wholesale di Indonesia yang menawarkan berbagai macam barang dari kebutuhan sehari-hari hingga produk khusus. Sebagai wholesaler, toserba membeli produk dalam jumlah besar langsung dari distributor atau produsen untuk kemudian menjualnya kembali dengan harga grosir kepada pengecer.
Hal ini memungkinkan penjual grosir Toserba untuk memperoleh keuntungan dari volume penjualan besar. Toserba juga sering menawarkan harga lebih murah dibandingkan pengecer biasa.
2. Pusat Grosir ITC
ITC (Indah Trading Center) adalah jaringan pusat grosir yang berfokus pada berbagai produk fashion, elektronik, dan barang-barang konsumer lainnya. Bisnis ini berfungsi sebagai wholesaler yang menyediakan produk langsung dari produsen atau distributor kepada pengecer dengan harga lebih terjangkau.
Pusat grosir ITC juga memudahkan retailer kecil dan menengah untuk mendapatkan barang-barang berkualitas dengan harga grosir, sehingga meningkatkan daya saing mereka di pasar.
3. Distributor Produk Makanan dan Minuman
Distributor makanan dan minuman merupakan contoh bisnis wholesale yang berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan seperti Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) dan Indofood memiliki jaringan distribusi yang luas untuk mendistribusikan produk mereka ke berbagai toko dan supermarket di seluruh Indonesia.
Bisnis grosir barang ini berperan sangat penting dalam menjaga pasokan barang kebutuhan pokok dan memastikan harga tetap stabil di pasar.
4. Supplier Alat Kesehatan
Di sektor alat kesehatan, perusahaan seperti Kimia Farma dan Medi-Plus berfungsi sebagai supplier yang menyediakan produk medis dan farmasi kepada rumah sakit, apotek, dan klinik.
Wholesaler ini biasanya membeli produk dalam jumlah besar langsung dari pabrik dan mendistribusikannya ke berbagai fasilitas medis dengan harga yang lebih murah. Hal ini membantu menjaga pasokan alat kesehatan di pasar dan mendukung sektor kesehatan Indonesia.
5. Pusat Grosir Elektronik
Grosir elektronik seperti Roxy dan Cipulir di Jakarta juga merupakan contoh bisnis wholesale yang terkenal. Mereka menawarkan berbagai produk elektronik, seperti ponsel, komputer, dan peralatan rumah tangga dalam jumlah besar kepada pengecer dan distributor.
Keuntungan utama dari pusat grosir ini adalah harga yang lebih rendah karena pembelian dalam volume tinggi, yang memungkinkan pengecer untuk menjual produk dengan harga lebih kompetitif.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, bisnis wholesale memegang peranan penting dalam mendukung distribusi produk dalam jumlah besar, memastikan harga yang kompetitif, dan memperlancar rantai pasok antara produsen dan pengecer.
Dengan meningkatnya kompleksitas dan volume transaksi, penggunaan software distribusi yang efisien menjadi semakin penting. Untuk memudahkan pengelolannya, Anda bisa menggunakan Software Distribusi ScaleOcean, dengan solusi terintegrasi dan kustomisasi komprehensif.
ScaleOcean menawarkan kemudahan dalam manajemen inventaris, pemantauan distribusi, serta integrasi antar sistem yang mempercepat alur operasional. Dengan fitur-fitur canggih ini, bisnis wholesale dapat mengoptimalkan proses distribusi dan meningkatkan efisiensi, memungkinkan Anda fokus pada pertumbuhan dan pengembangan bisnis. Lakukan demo gratisnya sekarang untuk dapatkan solusi terbaik ini!
FAQ:
1. Apa itu wholesale?
Wholesale, atau grosir, adalah proses penjualan barang dalam jumlah besar kepada pengecer, bisnis lain, atau pengguna industri. Pihak yang melakukan wholesale (disebut wholesaler atau pedagang grosir) membeli produk langsung dari produsen, menyimpannya di gudang, dan kemudian menjualnya dalam jumlah besar dengan harga yang lebih rendah per unit. Pedagang grosir tidak menjual langsung kepada konsumen akhir.
2. Apa perbedaan wholesale dan retail?
Perbedaan utama terletak pada volume penjualan dan target pasar:
1. Wholesale (Grosir): Menjual produk dalam jumlah besar. Target pasarnya adalah bisnis (pengecer atau industri), bukan konsumen individu. Harga per unit lebih rendah untuk mendorong pembelian dalam volume tinggi.
2. Retail (Eceran): Menjual produk dalam jumlah kecil atau satuan. Target pasarnya adalah konsumen akhir. Harga per unit lebih tinggi karena mencakup biaya operasional toko dan margin keuntungan.
3. Mengapa wholesale penting dalam rantai pasok?
Pedagang grosir memainkan peran penting dalam rantai pasok karena:
1. Jembatan antara Produsen dan Pengecer: Mereka memungkinkan produsen untuk fokus pada produksi tanpa harus mengelola ribuan pesanan kecil dari pengecer.
2. Efisiensi Logistik: Pedagang grosir mengelola penyimpanan dan pengiriman barang dalam jumlah besar, yang dapat mengurangi biaya logistik bagi produsen dan pengecer.
3. Pengurangan Risiko: Dengan membeli dalam jumlah besar, pedagang grosir membantu produsen mengurangi risiko kelebihan stok.
4. Penguasaan Pasar Lokal: Pedagang grosir sering memiliki pemahaman mendalam tentang pasar lokal dan dapat menyebarkan produk ke jaringan pengecer yang luas.


