Retur Pembelian: Rumus, Cara Menghitung, serta Contohnya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Dalam proses pengadaan barang, retur pembelian sering kali menjadi tantangan yang tidak bisa dihindari. Barang yang datang bisa saja rusak, tidak sesuai spesifikasi, atau dikirim terlambat sehingga harus dikembalikan kepada pemasok. Bagi perusahaan, memahami rumus dan cara menghitung retur pembelian krusial untuk menilai efisiensi rantai pasok perusahaan.

Secara definisi, retur pembelian adalah pengembalian barang yang dibeli dari penjual atau pemasok, biasanya karena rusak atau tidak sesuai pesanan. Proses ini mengurangi kewajiban pembeli kepada penjual, dan dalam pencatatan akuntansi, retur pembelian dicatat di sisi kredit akun retur pembelian serta di sisi debit pada akun utang dagang.

Artikel ini akan membahas rumus dan metode umum dalam menghitung retur pembelian, yaitu cara menghitung berdasarkan nilai dan berdasarkan persentase. Dengan memahami keduanya, perusahaan dapat menilai efisiensi proses pengadaan serta mengambil keputusan strategis yang lebih tepat dalam pengelolaan rantai pasok.

starsKey Takeaways
  • Retur pembelian adalah pengembalian barang yang diterima dari pemasok yang rusak atau tidak sesuai spesifikasi, yang mempengaruhi kewajiban perusahaan kepada pemasok.
  • Retur dapat terjadi karena kualitas barang yang buruk, kesalahan spesifikasi, keterlambatan pengiriman, kerusakan barang, atau perubahan kebutuhan produksi yang tidak terduga.
  • Rumus retur pembelian adalah mengalikan jumlah barang yang dikembalikan dengan harga per unit, persentase retur pembelian dihitung dengan membandingkan nilai retur dengan total pembelian.
  • Pengelolaan pengadaan dan retur pembelian yang efisien penting untuk menjaga transparansi serta pengendalian biaya, dan hal ini dapat didukung dengan Software Purchasing seperti ScaleOcean.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa itu Retur Pembelian dalam Bisnis?

Retur pembelian adalah proses pengembalian barang yang dibeli dari pemasok karena alasan tertentu, seperti kerusakan, ketidaksesuaian spesifikasi, atau kualitas yang tidak memenuhi standar. Proses ini berfungsi untuk mengoreksi transaksi yang tidak sesuai serta menjaga integritas stok dan laporan keuangan perusahaan.

Dalam akuntansi, retur pembelian berpengaruh terhadap posisi keuangan karena mengurangi kewajiban pembeli kepada penjual. Pencatatan dilakukan dengan menempatkan retur pembelian di sisi kredit, sementara utang dagang dicatat di sisi debit. Dengan cara ini, total kewajiban perusahaan dapat disesuaikan secara akurat sesuai nilai barang yang dikembalikan.

Menurut laporan dan studi di International Journal of Economics, Finance and Management, optimalisasi pengelolaan retur pembelian di perusahaan logistik dapat meningkatkan efisiensi supply chain dan menurunkan biaya penyimpanan serta distribusi, dengan pengaruh positif pada indikator performa operasional hingga 10-15%.

Sebagai contoh, PT Blibli telah menerapkan solusi teknologi AI pada layanan purnajual, termasuk retur instan, yang berhasil meningkatkan produktivitas layanan retur hampir 50%. Hal ini menunjukkan pentingnya pengelolaan retur yang modern dan terintegrasi dalam mendukung optimalisasi layanan pelanggan dan efisiensi operasional.

2. Proses Retur di Flowchart Pembelian Barang

Proses Retur di Flowchart Pembelian Barang

Proses retur dalam flowchart pembelian barang tidak bisa diabaikan begitu saja untuk menjaga kualitas produk yang akan dijual ke konsumen. Hal ini dilakukan jika barang yang diterima tidak sesuai dengan yang dipesan, rusak, atau memiliki masalah pada aspek lainnya.

Proses retur dalam flowchart pembelian barang adalah langkah penting untuk memastikan bahwa barang yang diterima sesuai dengan pesanan. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam proses retur pembelian barang:

a. Pemberitahuan Masalah

Proses retur dimulai dengan pemberitahuan masalah, di mana departemen penerima barang mengidentifikasi kerusakan atau ketidaksesuaian produk. Laporan yang terperinci tentang masalah tersebut kemudian dikirimkan ke pihak pengadaan atau pemasok, memastikan masalah dapat segera ditangani untuk meminimalkan gangguan operasional.

b. Pengiriman Kembali Barang

Setelah pemberitahuan masalah, barang yang bermasalah dikirim kembali ke pemasok. Pengemasan dan pengaturan pengiriman dilakukan dengan koordinasi yang baik, serta memastikan pemasok menerima informasi bahwa barang sedang dalam proses retur. Terkadang, negosiasi juga diperlukan untuk memutuskan siapa yang menanggung biaya pengiriman.

c. Penggantian Barang atau Pengembalian Uang

Tahap terakhir dari proses retur adalah penggantian barang atau pengembalian uang. Jika barang yang dikembalikan bisa diganti, pemasok akan mengirimkan pengganti. Namun, jika penggantian tidak memungkinkan, pemasok harus mengembalikan uang yang telah dibayar.

Di Indonesia, dasar hukum penggantian barang atau pengembalian uang diatur oleh Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Regulasi ini memberikan jaminan bagi pembeli untuk memperoleh ganti rugi atau penggantian apabila barang yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau mengalami cacat produksi.

3. Penyebab Retur Pembelian Barang

Dalam flowchart pembelian barang, retur dapat terjadi karena berbagai alasan yang memengaruhi efisiensi dan kualitas rantai pasok. Berikut penjelasan beberapa penyebab umum terjadinya retur pembelian yang perlu diperhatikan perusahaan.

a. Kualitas Barang

Retur sering terjadi karena barang tidak memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Hal ini bisa disebabkan oleh kesalahan produksi atau kontrol kualitas yang lemah dari pemasok. Dalam situasi ini, perusahaan biasanya akan meminta penggantian atau pengembalian dana untuk menjaga standar operasional dan kepercayaan pelanggan.

b. Kesalahan Spesifikasi

Ketidaksesuaian antara barang yang dipesan dan yang diterima menjadi penyebab retur yang cukup sering. Misalnya, perusahaan memesan komponen dengan spesifikasi tertentu, tetapi menerima barang dengan detail teknis berbeda. Kondisi ini menuntut klarifikasi dan perbaikan agar spesifikasi barang sesuai kebutuhan operasional.

c. Pengiriman Terlambat

Keterlambatan pengiriman dapat mengganggu jadwal produksi dan menurunkan efisiensi rantai pasok. Jika barang tiba melewati tenggat waktu yang disepakati, perusahaan berhak melakukan retur karena keterlambatan dapat berdampak langsung pada produktivitas dan reputasi bisnis.

d. Kerusakan Barang

Barang yang rusak saat pengiriman atau sebelum dikirim juga menjadi alasan umum retur. Kerusakan bisa bersifat fisik maupun fungsional, seperti komponen yang pecah atau perangkat elektronik yang tidak berfungsi. Dalam hal ini, pemasok biasanya wajib memberikan penggantian sesuai perjanjian.

e. Perubahan Kebutuhan Produksi

Perusahaan dapat melakukan retur jika terjadi perubahan rencana produksi atau permintaan pasar. Meskipun retur semacam ini dapat menimbulkan biaya tambahan, langkah tersebut sering kali lebih efisien dibanding menyimpan persediaan yang tidak terpakai dalam jangka panjang.

Untuk mengurangi risiko retur pembelian barang, perusahaan dapat mengandalkan software purchasing management ScaleOcean. Dengan fitur analitik dan pelaporan cerdas, software ini membantu memonitor kualitas, spesifikasi, dan waktu pengiriman barang secara real-time.

Sistem yang terintegrasi memungkinkan perusahaan untuk mendeteksi masalah sejak awal dan membuat keputusan pembelian yang lebih tepat. Hal ini akan memastikan efisiensi rantai pasok dan mengurangi biaya terkait retur.

ERP

4. Cara Mencatat Retur Pembelian

Berbeda dengan retur penjualan, yang melibatkan pengembalian barang oleh konsumen kepada pengecer, retur pembelian terjadi ketika perusahaan mengembalikan barang yang dibeli kepada pemasok. Pencatatan retur pembelian menjadi langkah penting dalam menjaga keakuratan laporan keuangan dan transparansi dalam proses pengadaan barang.

Ketika retur terjadi, nilai persediaan dan total pembelian perusahaan akan mengalami penyesuaian yang perlu dicatat secara akurat. Untuk itu, perusahaan harus menggunakan jurnal khusus agar transaksi retur ini tercatat terpisah dari transaksi lainnya, menjaga kejelasan dan keakuratan laporan keuangan.

Ada beberapa metode pembayaran yang dapat dipilih perusahaan dalam pengadaan barang dari pemasok, seperti pembayaran lunas di muka, lunas setelah barang terjual, atau secara termin. Setiap metode ini akan mempengaruhi pencatatan retur pembelian, tergantung pada kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya dengan pemasok.

5. Rumus Retur Pembelian Barang

Dalam praktik bisnis, mengukur retur pembelian barang sangat penting untuk memahami efisiensi bisnis dan kualitas hubungan dengan pemasok. Terdapat beberapa cara untuk mengukurnya, dan diantaranya adalah dengan menggunakan rumus nilai retur dan persentase retur.

Rumus retur pembelian berdasarkan nilai adalah jumlah barang yang dikembalikan dikalikan dengan harga per barang. Nilai ini bisa memberikan gambaran tentang jumlah biaya yang perlu dikembalikan oleh pemasok atau pengeluaran yang perlu dilakukan lagi oleh perusahaan jika menerima barang pengganti.

Nilai Retur = Jumlah Unit Dikembalikan x Harga per Unit

Setelah menghitung nilai retur pembelian, langkah berikutnya adalah mengurangi nilai retur dari jumlah total pembelian untuk mendapatkan pembelian bersih. Pembelian bersih mencerminkan nilai barang atau jasa yang benar-benar diterima oleh perusahaan dan tidak dikembalikan. Rumus yang digunakan adalah:

Pembelian Bersih = Pembelian Awal – Nilai Retur

Dengan menghitung pembelian bersih, perusahaan dapat mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang total pengeluaran dari retur pembelian dan mengidentifikasi potensi kerugian akibat retur yang perlu diminimalkan.

6. Cara Menghitung Retur Pembelian

Cara Menghitung Retur Pembelian

Selain menghitung nilai retur pembelian, Anda juga perlu menghitung persentase retur terhadap total pembelian untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang seberapa besar proporsi retur dalam keseluruhan alur transaksi pengadaan. Berikut adalah langkah-langkah menghitung persentase retur pembelian:

a. Hitung Total Nilai Retur Pembelian

Langkah pertama dalam menghitung persentase retur pembelian adalah menghitung total nilai retur dalam periode tertentu. Anda dapat mencatat setiap transaksi retur dengan detail, seperti jenis produk, harga per unit, dan tanggal retur. Menghitung nilai retur ini penting untuk memahami dampak finansial terhadap pendapatan dan membantu strategi penjualan.

b. Hitung Total Penjualan

Setelah menghitung total nilai retur, langkah berikutnya adalah menghitung total penjualan yang diperoleh sebelum dikurangi dengan retur atau potongan lainnya. Data dari semua transaksi penjualan harus dikumpulkan dan dianalisis untuk mendapatkan angka yang akurat.

c. Hitung Persentase Retur Pembelian

Setelah mengetahui nilai retur dan total penjualan, Anda dapat menghitung persentase retur pembelian. Hasil persentase ini akan menunjukkan proporsi penjualan yang dikembalikan sebagai retur terhadap total penjualan. Berikut rumus umum yang bisa Anda gunakan.

Nilai Persentase Retur Pembelian = Total Nilai Retur Pembelian / Total Nilai Pembelian × 100%

Persentase ini bisa memberikan informasi tentang seberapa besar proporsi pembelian yang perlu dikembalikan. Persentase retur yang tinggi menandakan masalah kualitas produk atau kecocokan dengan kebutuhan pelanggan, sedangkan yang rendah menunjukkan tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi.

7. Contoh Perhitungan Retur Pembelian

Mari kita lihat contoh perhitungan retur pembelian di sebuah perusahaan fiksi, PT ABC, yang bergerak dalam distribusi elektronik. Misalnya, PT ABC membeli 1.000 unit TV LED dengan harga Rp2.000.000 per unit, sehingga total pembelian awal menjadi:

Total Pembelian Awal = 1.000 unit x Rp2.000.000 = Rp2.000.000.000

Namun, setelah beberapa bulan, perusahaan menerima retur sebanyak 100 unit TV yang rusak. Setiap unit TV memiliki harga yang sama, yaitu Rp2.000.000. Oleh karena itu, untuk menghitung total nilai retur, kita mengalikan jumlah unit yang dikembalikan dengan harga per unitnya. Sehingga, nilai retur pembelian menjadi:

Nilai Retur = 100 unit x Rp2.000.000 = Rp200.000.000

Setelah menghitung nilai retur, langkah selanjutnya adalah menghitung pembelian bersih. Pembelian bersih dihitung dengan mengurangi nilai retur dari total pembelian awal yang dilakukan perusahaan. Pembelian bersihnya adalah:

Pembelian Bersih = Rp2.000.000.000 – Rp200.000.000 = Rp1.800.000.000

Untuk mengetahui persentase retur, nilai retur perlu dibandingkan dengan total pembelian awal. Dengan cara ini, kita dapat mengukur seberapa besar proporsi barang yang dikembalikan dari keseluruhan pembelian. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase retur adalah:

Persentase Retur = (Rp200.000.000 / Rp2.000.000.000) x 100% = 10%

Dengan demikian, persentase retur pembelian PT ABC adalah 10%, yang menunjukkan bahwa 10% dari total pembelian yang dilakukan perusahaan dikembalikan oleh pelanggan.

8. Kesimpulan

Retur pembelian tidak hanya berkaitan dengan pencatatan akuntansi, tetapi juga bagian dari strategi peningkatan kualitas dan hubungan dengan pemasok. Analisis terhadap pola retur membantu perusahaan mengidentifikasi penyebab utama serta mengoptimalkan proses pengadaan agar lebih efisien dan berkelanjutan.

Jika Anda ingin mempermudah proses pengelolaan pengadaan barang dan retur pembelian dalam bisnis Anda, Anda dapat mencoba ScaleOcean yang menyediakan software purchasing terintegrasi untuk mendukung pengelolaan pengadaan dan retur pembelian secara menyeluruh. Rasakan kemudahannya dengan mencoba demo gratis ScaleOcean sekarang juga!

FAQ:

1. Apakah yang dimaksud dengan retur pembelian?

Retur pembelian adalah proses pengembalian barang yang dilakukan pembeli kepada pemasok, biasanya karena barang yang diterima rusak, tidak sesuai pesanan, atau mengalami masalah lainnya. Proses ini membantu perusahaan mengurangi utang, memperbaiki kualitas barang, dan dapat berupa pengembalian uang atau kredit untuk pembelian di masa depan.

2. Bagaimana cara menghitung retur pembelian?

Untuk menghitung retur pembelian, kurangi nilai barang yang dikembalikan dari total transaksi pembelian. Pengembalian tersebut akan mengurangi jumlah pembayaran yang harus dilakukan oleh pembeli.

3. Retur pembelian dicatat di mana?

Retur pembelian dicatat dalam jurnal keuangan pada sisi kredit, sementara utang dagang dicatat di sisi debit. Pengaruh retur terhadap jurnal ini akan tercermin dalam laporan arus kas, karena mengurangi jumlah utang yang terutang oleh perusahaan.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap