Tata letak dan penataan produk yang buruk di ritel sering membuat pelanggan kesulitan menemukan barang, mengurangi kepuasan belanja, dan akhirnya berdampak pada penjualan. Menata produk secara strategis menjadi tantangan, terutama dengan jumlah produk yang banyak dan bervariasi.
Solusi perencanaan visual, seperti planogram, dapat memaksimalkan penggunaan ruang toko dan meningkatkan pengalaman belanja. Metode ini membantu menata produk secara efisien, memperbaiki alur toko, meningkatkan penjualan, dan menjaga konsistensi tampilan di seluruh cabang.
Artikel ini akan membahas pengertian dan manfaat planogram, cara membuat dan mengimplementasikannya secara efektif, serta alat yang digunakan. Artikel ini juga akan mengulas tantangan umum dalam penerapannya, membantu Anda mengoptimalkan penataan produk dan meningkatkan potensi penjualan di toko.
- Planogram adalah diagram visual yang esensial untuk mengatur penempatan produk di rak secara strategis demi memaksimalkan potensi penjualan dan pengalaman pelanggan.
- Fungsi utama dari planogram adalah untuk mengoptimalkan ruang, planogram secara efektif meningkatkan penjualan, efisiensi operasional, dan juga manajemen inventaris bisnis ritel Anda.
- Proses pembuatan planogram yang efektif melibatkan analisis data penjualan, desain tata letak strategis, implementasi yang konsisten, serta evaluasi kinerja secara berkala.
- Software ritel ScaleOcean mengoptimalkan planogram dengan mengotomatiskan pengelolaan stok dan transaksi, dan memastikan pengalaman berbelanja yang lebih baik.
1. Apa itu Planogram?
Planogram adalah diagram rinci yang menunjukkan penempatan produk secara tepat di rak toko ritel dengan tujuan untuk memaksimalkan penjualan dan meningkatkan pengalaman berbelanja pelanggan. Dengan menggunakan planogram, toko dapat menata produk secara lebih terorganisir dan menarik, yang mempermudah pelanggan dalam mencari barang.
Ada beberapa jenis planogram yang sering digunakan dalam bisnis ritel. Shelf planogram fokus pada penataan produk di rak tertentu. Category planogram mengatur penempatan produk berdasarkan kategori, sementara fixture planogram dirancang untuk unit pajangan khusus seperti gondola atau end caps, yang sering digunakan untuk menonjolkan produk unggulan.
Dengan menggunakan planogram, bisnis ritel dapat memastikan bahwa penataan produk tidak hanya efisien, tetapi juga strategis, berdasarkan data penjualan dan preferensi pelanggan. Selain itu, planogram membantu menciptakan alur belanja yang lebih baik, meningkatkan penjualan, dan menjaga konsistensi visual di seluruh toko atau cabang.
2. Fungsi dan Manfaat Utama Planogram bagi Bisnis Ritel

Mengimplementasikan planogram bukan hanya tentang membuat toko terlihat rapi, tetapi juga tentang mendorong pertumbuhan bisnis secara signifikan. Fungsi planogram yang terencana dengan baik memberikan serangkaian manfaat strategis yang berdampak langsung pada pendapatan dan efisiensi operasional.
Dari peningkatan penjualan hingga pengelolaan inventaris yang lebih baik, planogram menjadi bagian penting dalam manajemen ritel yang efektif. Berikut ini adalah macam-macam fungsi dan manfaat dari planogram.
a. Meningkatkan Penjualan Melalui Penempatan Produk yang Strategis
Penempatan produk yang strategis adalah salah satu cara efektif untuk meningkatkan penjualan. Dengan menempatkan produk yang sering dibeli bersamaan di dekat satu sama lain, seperti roti dan selai, pelanggan lebih cenderung membeli lebih dari satu barang dalam satu transaksi.
Strategi ini memanfaatkan perilaku konsumen yang cenderung membeli produk pelengkap tanpa perencanaan yang matang, yang dikenal sebagai cross-selling. Selain itu, penempatan produk impulsif di dekat kasir, seperti permen atau aksesoris kecil, bisa mendorong pelanggan untuk membeli barang tambahan yang tidak direncanakan.
Ini adalah cara yang efektif untuk memaksimalkan setiap jengkal ruang rak dan memastikan bahwa setiap produk yang ditampilkan berpotensi menambah nilai transaksi. Dengan perencanaan yang tepat, planogram memastikan setiap area rak memberikan kontribusi maksimal terhadap penjualan.
b. Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang Pajang (Display Space)
Setiap meter persegi ruang di toko ritel sangat berharga, terutama di lokasi yang memiliki ruang terbatas. Planogram membantu memastikan tidak ada ruang yang terbuang sia-sia dengan mengalokasikan ruang secara efisien untuk setiap produk.
Dengan menggunakan data penjualan, Anda dapat memastikan bahwa produk yang lebih laris mendapatkan ruang yang lebih besar dan lebih terlihat oleh pelanggan. Optimisasi ruang ini memungkinkan toko untuk memajang lebih banyak produk atau fokus pada item yang paling menguntungkan.
Dengan desain yang baik, bahkan toko kecil pun dapat memanfaatkan ruang dengan maksimal tanpa terlihat penuh atau sempit. Planogram yang baik juga membantu menciptakan suasana toko yang lebih rapi dan mudah dinavigasi, yang pada akhirnya meningkatkan pengalaman berbelanja bagi pelanggan.
c. Meningkatkan Efisiensi Operasional
Efisiensi operasional penting dalam ritel, terutama saat pengisian ulang stok. Dengan planogram, staf tidak perlu menebak penempatan produk. Menurut Nature, pengenalan produk memastikan kepatuhan terhadap planogram dengan mendeteksi dan mengklasifikasikan produk secara otomatis di rak toko.
Hal ini menghemat waktu dan tenaga kerja, memungkinkan staf untuk mengisi kembali rak dengan lebih cepat dan lebih akurat. Selain itu, penggunaan planogram dapat mengurangi kemungkinan kesalahan dalam penataan produk yang dapat membingungkan pelanggan.
Kesalahan penempatan produk sering kali menyebabkan ketidaknyamanan bagi pembeli, seperti produk yang sulit ditemukan atau rak yang tampak berantakan. Dengan perencanaan visual yang tepat, setiap produk diletakkan di tempat yang optimal, mempermudah pengelolaan toko dan meningkatkan produktivitas staf.
d. Menciptakan Konsistensi Merek dan Pengalaman Belanja Pelanggan di Semua Cabang
Konsistensi merek sangat penting bagi peritel yang memiliki banyak cabang. Planogram membantu menciptakan pengalaman belanja yang seragam di seluruh lokasi, yang membuat pelanggan merasa lebih nyaman dan familiar dengan toko.
Dengan tata letak yang konsisten, pelanggan dapat dengan mudah menemukan produk yang mereka cari, bahkan jika mereka berbelanja di cabang yang berbeda. Dengan menjaga konsistensi ini, planogram juga berkontribusi pada penguatan citra merek.
Pengalaman belanja yang konsisten akan membangun kepercayaan pelanggan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan loyalitas mereka terhadap merek. Dalam bisnis ritel, pengalaman pelanggan yang baik adalah salah satu faktor kunci dalam mempertahankan pangsa pasar dan menciptakan hubungan jangka panjang dengan konsumen.
e. Memperbaiki Manajemen Inventaris dan Mengurangi Risiko Kehabisan Stok
Manajemen inventaris yang efektif memastikan kelancaran operasi toko dan kepuasan pelanggan. Dengan planogram, produk laris ditempatkan secara strategis berdasarkan data penjualan, memastikan produk populer selalu tersedia dan mudah diakses pelanggan.
Planogram membantu mengurangi risiko kehabisan stok (stockout) dengan memastikan produk terlaris mendapatkan ruang yang cukup. Sistem ini memungkinkan pengelolaan persediaan yang lebih baik, mengoptimalkan ruang, dan menjaga ketersediaan produk, yang sangat penting dalam manajemen ritel.
3. Fungsi dan Manfaat Planogram bagi Berbagai Pihak
Planogram tidak hanya membantu menata rak agar terlihat rapi, tetapi juga memberikan dampak langsung pada cara toko beroperasi, bagaimana pelanggan berbelanja, dan bagaimana manajemen mengambil keputusan. Supaya lebih jelas, manfaatnya bisa dilihat dari tiga sudut pandang yaitu staf toko, pelanggan, serta manajemen dan pemilik bisnis.
a. Manfaat Planogram bagi Staf dan Operasional Toko
Bagi staf toko, planogram berfungsi sebagai panduan visual yang jelas saat menata dan mengisi ulang rak. Susunan produk, jumlah facing, hingga urutan kategori sudah ditentukan, sehingga proses restocking berjalan lebih cepat, rapi, dan mengurangi kesalahan penempatan.
Hal ini memudahkan supervisi, audit display, serta pelatihan karyawan baru karena semua orang mengacu pada standar yang sama. Operasional harian menjadi lebih efisien dan waktu staf bisa dialihkan untuk aktivitas yang lebih bernilai, seperti pelayanan pelanggan dan penjualan.
b. Manfaat Planogram bagi Pelanggan dan Pengalaman Belanja
Dari sudut pandang pelanggan, planogram membantu menciptakan tata letak toko yang mudah dipahami dan konsisten. Produk disusun berdasarkan kategori dan kebutuhan pelanggan, sehingga mereka dapat menemukan barang yang dicari tanpa banyak kebingungan atau harus berkeliling terlalu lama.
Rak yang tertata rapi, label harga yang jelas, dan penempatan produk pelengkap di area yang berdekatan juga membuat pengalaman belanja terasa lebih nyaman. Pada akhirnya, kemudahan menemukan produk dan tampilan yang menarik dapat mendorong peningkatan jumlah item dalam keranjang belanja.
c. Manfaat Planogram bagi Manajemen dan Pemilik Bisnis
Bagi manajemen dan pemilik bisnis, planogram adalah alat strategis untuk mengoptimalkan penjualan, margin, dan pemanfaatan ruang pajang di setiap cabang. Penempatan produk bisa difokuskan pada item bermargin tinggi, promo, atau kategori prioritas sehingga keputusan merchandising lebih terukur dan berbasis data.
Selain itu, planogram membantu menjaga konsistensi tampilan merek di seluruh jaringan toko, memudahkan perbandingan kinerja antar cabang, dan memperkuat citra brand di mata pelanggan. Dengan standar yang jelas, manajemen juga lebih mudah berkolaborasi dengan pemasok dalam menyusun strategi display yang saling menguntungkan.
4. Jenis-Jenis Planogram dalam Bisnis Ritel
Planogram tidak selalu berbentuk satu pola yang sama untuk semua rak. Setiap jenis toko, kategori produk, hingga strategi pemasaran membutuhkan pendekatan visual yang berbeda.
Karena itu, penting memahami beberapa jenis planogram yang umum digunakan dalam operasional ritel sehari-hari. Berikut ini adalah macam-macam jenis Planogram.
a. Planogram Berdasarkan Kategori Produk
Pada jenis ini, produk disusun berdasarkan kategori utama dan subkategori yang saling berkaitan. Contohnya, kategori minuman dipisah menjadi air mineral, minuman bersoda, dan jus.
Pendekatan ini memudahkan pelanggan menelusuri rak sesuai kebutuhan, sekaligus membantu staf mengelola stok per kategori. Susunan kategori yang konsisten di semua cabang juga membuat pengalaman belanja terasa lebih familiar.
b. Planogram Berdasarkan Merek (Brand Blocking)
Brand blocking menempatkan seluruh varian dari satu merek dalam blok rak yang berdekatan. Tujuannya memperkuat visibilitas dan citra merek di mata pelanggan.
Strategi ini sering digunakan untuk produk dengan aktivitas promosi tinggi atau dukungan trade marketing dari principal. Selain meningkatkan awareness, brand blocking juga memudahkan pelanggan yang loyal terhadap merek tertentu saat memilih produk.
c. Planogram untuk Promo dan Display Musiman
Jenis planogram ini dirancang khusus untuk mendukung kampanye promosi, event tertentu, atau momen musiman. Contohnya, display khusus Ramadan, Tahun Baru, atau kembali ke sekolah.
Rak promo biasanya ditempatkan di area strategis seperti dekat pintu masuk atau kasir. Fokus utamanya adalah menarik perhatian, mendorong pembelian impulsif, dan mengomunikasikan penawaran terbatas dengan jelas melalui signage dan material promosi.
d. Planogram untuk Produk FMCG dan Non-FMCG
Produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods) umumnya memiliki perputaran cepat dan volume tinggi, sehingga membutuhkan kedalaman stok dan penempatan yang sangat efisien. Planogram untuk kategori ini biasanya menekankan ketersediaan, kemudahan restocking, dan penempatan di zona dengan traffic tinggi.
Sebaliknya, produk non-FMCG seperti elektronik atau peralatan rumah tangga lebih menekankan edukasi dan informasi produk yang lengkap. Tampilan rak biasanya dirancang untuk membantu pelanggan membandingkan fitur, spesifikasi, dan manfaat sebelum mengambil keputusan pembelian dengan nilai yang lebih besar.
5. Macam-Macam Cara Menata Produk di Rak Toko
Cara menata produk di rak tidak bisa asal rapi saja. Pola penataan yang tepat akan memengaruhi visibilitas produk, alur pergerakan pelanggan, hingga angka penjualan di setiap kategori. Karena itu, toko ritel perlu memahami beberapa metode penataan rak yang umum digunakan.
Mulai dari susunan horizontal dan vertikal, pengelompokan blok, hingga strategi berbasis pangsa pasar, margin, dan status komersial merek. Dengan memilih kombinasi yang tepat, planogram menjadi jauh lebih efektif dan selaras dengan tujuan bisnis.
a. Penataan Produk Secara Horizontal
Pada penataan horizontal, produk sejenis atau satu kategori diletakkan berjajar pada tingkat rak yang sama. Tujuannya agar pelanggan dapat melihat beberapa pilihan merek atau varian sekaligus dalam satu garis pandang.
Toko dapat mengatur tinggi rak sesuai target pasar. Misalnya, produk untuk orang dewasa ditempatkan di bagian tengah ke atas, sedangkan produk anak-anak berada di bagian tengah ke bawah agar lebih mudah dijangkau.
b. Penataan Produk Secara Vertikal
Dalam penataan vertikal, produk yang sama atau satu kategori disusun dari rak bagian atas hingga bawah. Pola ini membuat produk tetap terlihat dan mudah dijangkau oleh pelanggan dengan tinggi badan berbeda.
Strategi ini juga sering digunakan untuk membentuk blok warna yang kuat di rak. Tampilan visual yang konsisten dari atas ke bawah membantu menarik perhatian dan memudahkan pelanggan mengenali kategori atau merek dari kejauhan.
c. Penataan Produk Secara Blok
Penataan blok mengelompokkan produk yang saling berkaitan atau berada dalam kategori yang sama di area rak yang berdekatan. Dengan begitu, pelanggan dapat membandingkan harga, ukuran, atau kualitas produk serupa dengan lebih cepat.
Pendekatan ini sangat berguna untuk kategori dengan banyak merek, seperti kebutuhan rumah tangga atau produk perawatan pribadi. Pelanggan merasa lebih nyaman karena semua alternatif yang relevan tersedia di satu area yang jelas.
d. Penataan Produk Berdasarkan Pangsa Pasar
Dalam penataan berdasarkan pangsa pasar, produk ditempatkan sesuai kontribusinya terhadap penjualan atau pendapatan toko. Produk dengan performa tinggi biasanya mendapat posisi paling strategis, seperti eye-level atau area dengan traffic besar.
Selain meningkatkan peluang terjualnya produk utama, pola ini juga dapat menarik perhatian pelanggan ke item pendukung di sekitarnya. Dengan kata lain, rak dimanfaatkan untuk mendorong penjualan produk unggulan sekaligus memperkuat kategori terkait.
e. Penataan Produk Berdasarkan Margin
Pada penataan berdasarkan margin, prioritas utama adalah produk dengan tingkat keuntungan paling tinggi bagi toko. Produk dengan margin besar cenderung ditempatkan di posisi yang mudah dilihat dan dijangkau pelanggan.
Strategi ini banyak digunakan oleh ritel yang ingin memaksimalkan profit per rak, terutama untuk kategori dengan banyak alternatif merek. Selama tetap memperhatikan kebutuhan pelanggan, pola ini dapat membantu meningkatkan profitabilitas tanpa harus menaikkan harga jual.
f. Penataan Produk Berdasarkan Status Komersial
Penataan berdasarkan status komersial biasanya memberi ruang lebih menonjol bagi merek dengan reputasi tinggi atau dukungan promosi besar. Produk dari brand ternama ditempatkan di rak utama, sementara merek yang kurang dikenal berada di posisi pendukung.
Pendekatan ini memanfaatkan kekuatan citra merek dalam memengaruhi keputusan pembelian. Toko-toko besar seperti supermarket dan hypermarket sering menggunakan pola ini untuk menjaga tampilan rak tetap menarik sekaligus memenuhi ekspektasi konsumen terhadap brand favorit mereka.
5. Elemen dan Informasi Kunci dalam Sebuah Planogram
Agar efektif, sebuah planogram harus memuat informasi yang detail dan mudah dipahami oleh tim di lapangan. Ini bukan sekadar sketsa kasar, melainkan dokumen teknis yang presisi.
Kelengkapan informasi di dalam planogram menjadi penentu keberhasilan implementasinya di lantai toko. Berikut ini adalah macam-macam elemen dalam planogram.
a. Informasi Lokasi Produk
Informasi lokasi produk adalah elemen dasar dalam sebuah planogram yang menunjukkan di mana setiap produk harus diletakkan di toko. Hal ini mencakup detail seperti lorong (aisle), nomor rak, dan tingkat atau level rak (misalnya, rak atas, setinggi mata, atau rak bawah).
Dengan informasi yang jelas ini, staf dapat dengan mudah menemukan dan menempatkan produk pada lokasi yang tepat, sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Penempatan produk yang terstruktur ini tidak hanya mempermudah staf dalam mengisi ulang stok, tetapi juga memengaruhi cara pelanggan menjelajahi toko.
Misalnya, produk yang sering dibeli bersama sebaiknya diletakkan berdekatan untuk memudahkan pelanggan menemukan barang yang mereka butuhkan. Dengan memastikan bahwa produk diletakkan pada lokasi yang tepat, pengalaman berbelanja menjadi lebih lancar dan menyenangkan bagi pelanggan.
b. Informasi Produk dan Stok
Setiap produk dalam planogram perlu disertai dengan informasi yang jelas mengenai identitas produk, seperti Stock Keeping Unit (SKU) yang merupakan kode unik untuk tiap produk. Selain itu, penting juga untuk mencantumkan jumlah facings, yang merujuk pada berapa banyak sisi depan produk yang harus terlihat oleh pelanggan.
Jumlah facings ini seringkali bergantung pada popularitas produk, permintaan pasar, dan target penjualannya. Dengan informasi produk dan stok yang jelas, Anda dapat memastikan bahwa produk dengan permintaan tinggi mendapatkan visibilitas lebih besar, sementara produk dengan permintaan lebih rendah tetap tersedia namun tidak mendominasi ruang.
Hal ini membantu mengoptimalkan ruang rak dan meningkatkan penjualan, serta memberikan pengalaman berbelanja yang lebih terorganisir dan efisien. Selain itu, data ini memungkinkan toko untuk memantau stok dan menghindari kehabisan atau kelebihan produk di display barang.
c. Informasi Kombinasi dan Pengelompokan Produk
Pengelompokan produk dalam planogram dilakukan dengan menyusun produk berdasarkan kategori, merek, atau tema tertentu. Pengelompokan ini tidak hanya memudahkan pelanggan dalam mencari produk yang diinginkan, tetapi juga mendorong mereka untuk membeli lebih banyak barang.
Misalnya, menempatkan produk pelengkap seperti selai di dekat roti atau produk perawatan kulit di dekat pembersih wajah dapat memicu pembelian produk tambahan secara bersamaan. Strategi pengelompokan produk ini berfokus pada kenyamanan pelanggan dan dapat meningkatkan peluang cross-selling.
Pelanggan yang awalnya datang untuk membeli satu produk bisa saja tergoda untuk membeli produk lain yang relevan atau cocok dengan produk pertama yang mereka pilih. Dengan cara ini, planogram membantu meningkatkan penjualan dan memaksimalkan potensi ruang rak dengan penataan yang lebih efisien dan terorganisir.
Untuk mengoptimalkan strategi planogram, Anda dapat mengimplementasikan sistem terintegrasi. Software retail ScaleOcean membantu mengoptimalkan implementasi planogram dengan mengotomatiskan pengelolaan stok, transaksi, dan promosi.
Dengan visibilitas real-time, tim Anda dapat dengan mudah mengikuti penataan produk sesuai rencana, memastikan produk populer mendapatkan perhatian lebih dan mengurangi kelebihan stok. Software ini memaksimalkan efisiensi ruang rak dan meningkatkan pengalaman berbelanja pelanggan.
Baca juga: Mengetahui Arti Display Barang serta Jenisnya di Retail
6. Cara Membuat Planogram yang Efektif
Membuat planogram yang benar-benar berfungsi untuk meningkatkan penjualan memerlukan pendekatan yang sistematis dan berbasis data. Ini adalah proses yang menggabungkan analisis, desain kreatif, implementasi yang disiplin, dan evaluasi berkelanjutan. Berikut adalah langkah-langkah kunci untuk menyusun planogram yang efektif.
a. Analisis Data Penjualan, Margin, dan Perilaku Pelanggan
Langkah pertama dalam membuat planogram adalah menganalisis data penjualan, margin keuntungan, dan perilaku pelanggan. Data ini membantu menentukan produk yang paling laris dan menguntungkan, yang menjadi dasar untuk penempatan produk yang strategis di toko.
Penting untuk menganalisis pola pergerakan pelanggan di toko. Mengetahui area yang sering dilewati memungkinkan penempatan produk di lokasi yang mudah dijangkau, memastikan produk yang menguntungkan mendapatkan perhatian maksimal dan meningkatkan peluang penjualan.
b. Desain Tata Letak Berdasarkan Kategori dan Strategi Penempatan
Setelah menganalisis data, langkah selanjutnya adalah merancang tata letak produk dengan strategi penempatan yang tepat. Produk dengan margin tinggi sebaiknya ditempatkan di tingkat mata untuk meningkatkan visibilitas dan peluang penjualan.
Kelompokkan produk yang saling melengkapi, seperti roti di dekat selai atau mentega, untuk mendorong cross-selling. Pengelompokan ini mempermudah pelanggan dan meningkatkan pembelian. Desain tata letak yang baik harus mematuhi SOP penataan produk agar setiap rak digunakan secara optimal.
c. Implementasi Planogram oleh Tim di Toko
Setelah planogram selesai dirancang, implementasinya di toko harus dilakukan dengan cermat dan disiplin. Penting untuk melibatkan tim toko dalam proses implementasi, memastikan bahwa mereka memahami tata letak yang telah dirancang dan alasan di balik pengaturannya.
Pelatihan bagi staf toko akan memastikan bahwa setiap orang tahu bagaimana membaca dan mengikuti planogram dengan akurat. Proses implementasi ini juga mencakup penataan fisik produk di rak, serta pengaturan elemen visual lain seperti label harga dan penataan display barang.
Kepatuhan terhadap planogram ini perlu dipantau secara rutin untuk memastikan konsistensi di seluruh cabang toko. Dengan demikian, implementasi yang tepat akan memastikan bahwa setiap elemen produk berada pada posisi yang optimal untuk meningkatkan pengalaman belanja pelanggan.
d. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja secara Berkala
Setelah planogram diterapkan, pemantauan berkala sangat penting untuk memastikan efektivitasnya. Evaluasi penjualan dan perputaran produk membantu menentukan apakah penempatan produk sudah tepat dan strategi penempatan efektif, serta memungkinkan penyesuaian jika diperlukan.
Pemantauan juga mencakup pengecekan konsistensi tata letak di berbagai cabang. Forbes menjelaskan, menggunakan alat manajemen seperti aplikasi untuk memantau kepatuhan terhadap planogram dapat meningkatkan efisiensi operasional, serta memastikan planogram tetap relevan dan dapat beradaptasi dengan perubahan tren dan perilaku konsumen.
7. Alat (Tools) untuk Membuat Planogram

Untuk menerjemahkan strategi menjadi sebuah diagram visual, Anda memerlukan alat yang tepat. Pilihan alat ini sangat bergantung pada skala dan kompleksitas bisnis ritel Anda.
Dari metode sederhana hingga perangkat lunak canggih, setiap alat memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut ini adalah macam-macam alat yang bisa digunakan membuat planogram.
a. Metode Manual untuk Usaha Kecil
Bagi usaha kecil, membuat planogram secara manual menggunakan alat sederhana seperti kertas sketsa atau Microsoft Excel bisa menjadi solusi efisien dan hemat biaya. Metode ini memungkinkan perencanaan dasar yang efektif meski dengan ruang atau jumlah produk terbatas.
Meskipun sederhana, metode manual bermanfaat bagi bisnis baru atau dengan anggaran terbatas. Anda tetap bisa merencanakan penataan produk sesuai kebutuhan toko. Namun, untuk bisnis yang berkembang atau membutuhkan penataan lebih kompleks, metode ini terbatas dalam hal akurasi dan efisiensi.
b. Perangkat Lunak Khusus Planogram untuk Perusahaan Skala Besar
Untuk perusahaan ritel besar dengan banyak produk dan cabang, perangkat lunak planogram sangat dibutuhkan. Software ini menyediakan fitur canggih seperti visualisasi 3D, integrasi data penjualan, dan distribusi digital, memungkinkan penataan produk yang lebih rinci dan konsisten di seluruh cabang.
Perangkat lunak planogram meningkatkan efisiensi operasional dan memungkinkan analisis mendalam terhadap data penjualan dan perilaku pelanggan. Dengan sinkronisasi data real-time dan optimasi ruang rak, software ini menghemat waktu dan mengurangi kesalahan, menjadikannya pilihan terbaik untuk bisnis besar yang membutuhkan konsistensi dan akurasi dalam display barang.
8. Tantangan Umum dalam Implementasi Planogram
Meskipun manfaatnya besar, implementasi planogram tidak selalu berjalan mulus dan sering kali dihadapkan pada beberapa tantangan operasional. Mengantisipasi dan mengatasi tantangan ini adalah kunci untuk memastikan strategi tata letak Anda berhasil. Berikut ini adalah dua tantangan utama yang sering dihadapi dalam mengimplementasikan planogram.
a. Memastikan Kepatuhan Implementasi di Semua Cabang Toko
Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi planogram adalah memastikan bahwa setiap cabang toko mengikuti tata letak yang telah direncanakan dengan konsisten. Perbedaan dalam ukuran rak, keterbatasan stok, atau kurangnya pemahaman staf dapat menyebabkan penyimpangan dari rencana awal.
Tanpa kepatuhan yang tepat, planogram tidak akan efektif dalam meningkatkan penjualan dan mengoptimalkan ruang toko. Untuk mengatasi masalah ini, komunikasi yang jelas antara manajemen dan staf toko sangat penting. Diperlukan pelatihan yang memadai untuk memastikan staf memahami pentingnya mengikuti planogram.
Selain itu, penggunaan teknologi untuk memantau kepatuhan, seperti aplikasi manajemen ritel, dapat membantu mendeteksi penyimpangan dengan cepat dan memastikan implementasi yang konsisten di seluruh cabang. Menggunakan contoh SOP toko retail yang jelas dan terperinci juga dapat membantu memastikan standar penataan produk diikuti dengan baik oleh setiap staf.
b. Kebutuhan untuk Optimalisasi dan Penyesuaian Berkelanjutan
Preferensi pelanggan dan tren pasar terus berubah, yang berarti planogram harus selalu disesuaikan agar tetap relevan. Salah satu tantangannya adalah bagaimana menjaga strategi yang telah dirancang agar tetap efektif meskipun ada perubahan dalam pola konsumsi, musim, atau strategi promosi.
Tanpa penyesuaian berkelanjutan, rancangan yang tidak relevan dapat mengurangi efektivitasnya dalam meningkatkan penjualan. Proses ini membutuhkan komitmen untuk terus memantau kinerja dan mengumpulkan data baru, seperti analisis penjualan dan feedback pelanggan.
Berdasarkan informasi tersebut, teknik ini dapat disesuaikan untuk mengoptimalkan penempatan produk dan alokasi ruang rak, serta menambahkan elemen merchandising baru yang sesuai dengan tren terkini. Dengan penyesuaian yang tepat, strategi ini akan terus efektif dalam mendorong penjualan dan meningkatkan pengalaman belanja pelanggan.
9. Kesimpulan
Secara keseluruhan, planogram adalah alat strategis penting untuk kesuksesan bisnis ritel modern. Lebih dari sekadar tata letak, planogram mengintegrasikan strategi penjualan, manajemen inventaris, dan pengalaman pelanggan. Implementasi yang tepat dapat meningkatkan penjualan, mengoptimalkan ruang pajang, dan efisiensi operasional.
Software ritel ScaleOcean dapat mengotomatiskan pengelolaan stok, transaksi, dan promosi untuk mengoptimalkan planogram. Dengan visibilitas real-time, tim dapat memastikan penataan produk yang tepat dan efisiensi ruang rak. Vendor ini menawarkan demo gratis dan konsultasi gratis agar Anda dapat mengoptimalkan planogram yang sudah Anda buat.
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan planogram?
Planogram adalah diagram visual yang menggambarkan penempatan produk di rak toko untuk memaksimalkan penjualan dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Dengan planogram, toko dapat menata produk secara strategis, mengoptimalkan ruang, dan meningkatkan efisiensi operasional.
2. Bagaimana cara menyusun planogram?
Menyusun planogram dimulai dengan menganalisis data penjualan dan perilaku pelanggan. Setelah itu, rancang tata letak produk yang strategis, tempatkan produk laris di lokasi yang paling terlihat, dan kelompokkan produk terkait untuk mendorong cross-selling, sesuai dengan SOP penataan produk.
3. Apa tujuan Planogram?
Tujuan utama planogram adalah untuk meningkatkan penjualan, mengoptimalkan ruang pajang, dan menciptakan pengalaman belanja yang lebih baik. Ini juga membantu dalam pengelolaan stok yang efisien, memastikan produk ditempatkan dengan benar, serta menjaga konsistensi penataan di berbagai cabang toko.
4. Apa contoh planogram?
Contoh planogram bisa berupa penataan produk roti dan selai di dekat satu sama lain untuk mendorong pembelian tambahan. Selain itu, produk dengan margin tinggi sering kali ditempatkan di tingkat mata untuk meningkatkan visibilitas dan daya tarik, menciptakan pengalaman belanja yang menyenangkan.


