SCM dan logistik sering kali dianggap sebagai hal yang sama. Padahal supply chain management memiliki konsep yang lebih luas, dimana meliputi seluruh proses bisnis. Sedangkan logistik lebih fokus pada pengiriman barang dari pemasok ke konsumen. Meskipun keduanya saling terkait dan saling melengkapi, mengetahui perbedaan di antara keduanya sangat penting dalam pengelolaan bisnis.
Dengan memahami perbedaan ini, Anda dapat meningkatkan efisiensi dalam proses bisnis. Pasalnya, SCM dan logistik saling terkait dan berdampak satu sama lain. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian, perbedaan, hingga manfaat SCM dan logistik dalam bisnis secara lengkap.
1. Pengertian SCM & Logistik
Supply chain management adalah serangkaian proses yang melibatkan pengelolaan aliran barang dan jasa dari pemasok ke konsumen akhir. Ini mencakup semua aktivitas yang terlibat dalam perencanaan, pengadaan, produksi, penyimpanan, dan pengiriman produk. Sedangkan, logistik adalah proses pengelolaan pengiriman dan penyimpanan barang yang ada di perusahaan, mulai dari pengambilan bahan baku dari pemasok hingga pengiriman ke pelanggan. Maka dari itu, logistik merupakan bagian penting dari proses supply chain.
Sebenarnya, logistik dan rantai pasok adalah dua hal yang saling berhubungan dan melengkapi dalam proses bisnis. Dalam konteks manajemen rantai pasokan, logistik terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti pengangkutan, penyimpanan, pemrosesan pesanan, hingga pelacakan pengiriman. Sehingga, hal tersebut sangatlah mempengaruhi keberhasilan SCM. Dimana ketika proses pengiriman barang dapat dilakukan secara efisiensi dan efektivitas akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan keuntungan perusahaan.
Seperti yang kita tahu, proses SCM melibatkan berbagai aspek bisnis yang saling terintegrasi dan bisa mempengaruhi satu sama lain. Maka dari itu, koordinasi dan kolaborasi yang baik antara seluruh elemen dalam rantai pasok, termasuk logistik, sangat penting dalam memastikan kelancaran operasional bisnis secara keseluruhan.
2. Perbedaan SCM dan Logistik
Perbedaan antara supply chain management dan logistik sebenarnya cukup signifikan meskipun keduanya saling terkait. Pasalnya, SCM melibatkan aktivitas strategis yang lebih luas, sementara logistik lebih terfokus pada aktivitas operasional barang. Berikut ini adalah penjelasan lebih detail mengenai perbedaan kedua proses bisnis tersebut.
a. Ruang Lingkup
Poin pertama ini merupakan perbedaan utama antara SCM dan logistik. Dalam hal ini, manajemen rantai pasokan mencakup aktivitas yang lebih luas dan melibatkan banyak stakeholder seperti pemasok, produsen, distributor, dan retailer. Selain itu, SCM juga mencakup manajemen risiko, kualitas, dan keuangan.
Sementara itu, logistik merupakan bagian dari SCM yang terfokus pada aktivitas pengelolaan pergerakan barang secara fisik dari satu titik ke titik lainnya dalam rantai pasok. Aktivitas ini meliputi transportasi, pergudangan, pengelolaan persediaan, pengemasan, penanganan material, dan manajemen risiko.
Dalam hal ini, ruang lingkup logistik lebih sempit dibandingkan dengan SCM, karena hanya mencakup aktivitas operasional yang berkaitan dengan pengiriman barang. Meskipun demikian, divisi ini tetap merupakan bagian yang penting dari rantai pasok karena memberikan kontribusi yang signifikan dalam efisiensi dan kualitas layanan bagi pelanggan.
Oleh karena itu, perusahaan harus memahami perbedaan ruang lingkup antara SCM dan logistik agar dapat mengembangkan strategi yang tepat untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas secara keseluruhan. Dengan demikian, Anda dapat mencapai tujuan bisnisnya dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
b. Fokus Tugas
Tugas supply chain management hampir mencakup seluruh aspek bisnis loh. Selain mengelola rantai pasok, SCM juga harus menangani pengelolaan hubungan dengan pemasok dan pelanggan, risiko dan keamanan data, serta perencanaan jangka panjang. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, tugas logistik dalam perusahaan adalah memastikan berbagai kegiatan yang terkait dengan distribusi dapat berjalan dengan efisien. Contohnya, mengirimkan pesanan sesuai permintaan pelanggan secara akurat dan kecepatan yang tepat.
c. Tujuan
Kedua divisi ini sebenarnya memiliki goal yang sama dalam pengelolaan bisnis, hanya saja metrik pengukurannya berbeda. Dimana metrik tujuan supply chain management adalah optimasi sumber daya, ketepatan pengadaan dan produksi, kepuasan pelanggan, hingga tingkat penjualan. Nah untuk logistik, tolak ukur dari tujuan utamanya adalah ketepatan waktu, keakuratan, hingga kecepatan dalam proses pengiriman barang. Dengan keberhasilan tim ini, bisnis Anda bisa meminimalisir biaya pengeluaran dan meningkatkan keuntungan sekaligus.
d. Jangka Waktu
Perbedaan antara rantai pasok dan logistik juga dapat dilihat dari sudut pandang jangka waktu. Dimana perencanaan SCM meliputi semua tahapan dari produksi hingga pengiriman barang. Jadi, rencana strategis yang berhubungan dengan rantai pasok umumnya meliputi jangka waktu yang lama sekitar satu hingga lima tahun.
Sementara itu, jangka waktu perencanaan logistik jauh lebih singkat daripada SCM. Pasalnya, divisi ini hanya perlu merencanakan pengaturan waktu, rute, dan jenis transportasi secara tepat. Sehingga, jangka waktunya hanya beberapa minggu sampai beberapa bulan saja.
e. Faktor Risiko
Peluang risiko dipengaruhi oleh beban tugas masing-masing divisi. Jadi, faktor kesalahan dalam rantai pasok ada pada operasional, persediaan, penjualan, hingga keuangan. Sementara itu, risiko yang bisa saja terjadi pada logistik adalah terlambatnya pengiriman hingga kerusakan atau kehilangan barang.
f. Pengambilan Keputusan
Proses lama tidaknya membuat keputusan tergantung dari lingkup dan tingkat kompleksitas. Pada SCM, memiliki proses bisnis yang kompleks, jadi keputusan yang diambil bersifat strategis. Dimana meliputi pemilihan penyedia barang jasa, perencanaan produksi, strategi persediaan, dan lain sebagainya.
Sementara itu, keputusan dalam logistik lebih bersifat taktis dan operasional. Sehingga, membutuhkan respon cepat untuk mengatasi perubahan situasi yang terjadi. Contoh perubahan yang terjadi bisa dari tren pasar, rute yang telah ditentukan ada perbaikan jalan, dan masih banyak lagi.
Karena peran yang berbeda, keputusan yang diambil dalam logistik harus sinkron dengan rencana strategis rantai pasok secara keseluruhan. Perusahaan perlu melakukan koordinasi dan integrasi dalam proses pengambilan keputusan dua divisi ini.
3. Manfaat Rantai Pasok & Logistik
Fungsi SCM dalam perusahaan adalah membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokan dengan mengurangi biaya, mempercepat waktu, meningkatkan keamanan dan kualitas produk, serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Sedangkan, logistik membantu perusahaan dalam memantau status pengiriman barang, mempercepat setiap proses, serta mengurangi risiko dan biaya yang terkait dengan pengiriman.
Untuk memaksimalkan hasil kerja kedua tim ini, perusahaan dapat beralih ke supply chain management system. Dengan sistem ini, Anda bisa memiliki visibilitas yang besar terhadap proses pengadaan barang hingga distribusi sekaligus. Sehingga, semuanya lebih terkontrol dan meminimalisir terjadinya kesalahan.
Sistem otomatisasi menjadi semakin penting dalam SCM dan logistik karena dapat membantu meringankan pekerjaan mereka. Software tersebut dilengkapi dengan fitur-fitur lengkap agar dapat membantu dalam forecasting permintaan, manajemen inventory, serta memudahkan analisis data dan pengambilan keputusan.
4. Kesimpulan
Dalam bisnis, memahami perbedaan SCM dan logistik sangatlah penting. Dimana rantai pasok merupakan pendekatan yang lebih strategis dan memiliki jangkauan yang lebih luas daripada divisi distribusi. Namun jangan khawatir, keduanya sama-sama memiliki manfaat yang besar bagi bisnis.
Nah, di era yang semakin maju, automasi menjadi sangat penting dalam SCM dan logistik, karena membantu perusahaan dalam menyederhanakan setiap prosesnya. Oleh karena itu, setiap bisnis harus mempertimbangkan untuk mengadopsi supply chain management ERP software untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas.