Pengertian Overbrengen dan Fungsinya dalam Logistik

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Dalam dunia logistik Indonesia, istilah overbrengen sering muncul ketika membahas proses impor dan kepabeanan di pelabuhan. Meskipun terdengar teknis, memahami konsep ini sangat penting untuk memastikan arus barang tetap lancar dan menghindari biaya tambahan yang tidak perlu.

Overbrengen pada dasarnya adalah pemindahan peti kemas dari area pelabuhan utama ke Tempat Penimbunan Sementara (TPS) karena proses kepabeanan belum selesai atau waktu penumpukan sudah melewati batas. Proses ini membantu menjaga kelancaran operasional pelabuhan, namun juga dapat menimbulkan biaya dan waktu ekstra jika tidak dikelola dengan baik.

Untungnya, kini ada berbagai sistem manajemen logistik yang dirancang untuk membantu bisnis mengurangi risiko terjadinya overbrengen. Artikel ini akan membahas definisi, fungsi, regulasi, contoh penerapan, hingga tips praktis dalam mengelola overbrengen agar bisnis tetap efisien.

starsKey Takeaways
  • Overbrengen adalah prosedur pemindahan peti kemas dari lini 1 pelabuhan ke Tempat Penimbunan Sementara (TPS) untuk mencegah kepadatan.
  • Regulasi overbrengen diatur melalui Permenhub No. 116 Tahun 2016 dan pengawasan Bea Cukai, yang memastikan kelancaran arus barang sekaligus menekan biaya logistik nasional.
  • Menghindari overbrengen dapat dilakukan dengan menyiapkan dokumen impor secara akurat, serta memastikan pembayaran pajak dan kewajiban lainnya tepat waktu.
  • Software logistik ScaleOcean mendukung perusahaan mengurangi risiko overbrengen dengan integrasi dokumen, dan otomatisasi proses, sehingga efisiensi logistik lebih mudah dicapai.

Coba Demo Gratis!

Apa Itu Overbrengen?

Overbrengen berasal dari bahasa Belanda yang berarti memindahkan atau mengalihkan. Istilah ini masih digunakan dalam logistik dan kepabeanan Indonesia karena warisan regulasi dari sistem administrasi Belanda.

Dalam praktik di Indonesia, overbrengen adalah pemindahan peti kemas dari lini 1 pelabuhan ke Tempat Penimbunan Sementara (TPS). Proses ini biasanya terjadi karena dokumen kepabeanan belum selesai diproses atau kontainer melewati batas waktu penumpukan yang ditetapkan, dikenal sebagai dwelling time.

Tujuan utama dari prosedur ini adalah menjaga agar operasional pelabuhan tetap lancar dan tidak terganggu oleh penumpukan kontainer. Dengan demikian, overbrengen berfungsi sebagai mekanisme pengaman agar arus barang tetap bergerak meski terdapat hambatan administratif pada sebagian kargo.

Fungsi dan Tujuan Utama Overbrengen

Fungsi dan Tujuan Utama Overbrengen

Meskipun sering dianggap sebagai kendala yang menimbulkan biaya tambahan bagi importir, overbrengen sebenarnya memiliki fungsi dan tujuan yang sangat strategis bagi ekosistem pelabuhan secara keseluruhan. Tanpa mekanisme ini, pelabuhan modern yang sibuk akan dengan cepat mengalami kelumpuhan operasional.

Berikut adalah beberapa fungsi dan tujuan utama dari diberlakukannya prosedur overbrengen. Mekanisme ini dirancang untuk memastikan aktivitas pelabuhan tetap lancar dan efisien meski ada hambatan kepabeanan.

a. Mencegah Kepadatan dan Mengurangi Dwelling Time di Pelabuhan

Fungsi paling mendasar dari overbrengen adalah untuk mengendalikan kepadatan di area terminal peti kemas (Lini 1). Area ini memiliki kapasitas yang sangat terbatas dan dirancang untuk pergerakan barang yang cepat, bukan untuk penyimpanan jangka panjang.

Ketika peti kemas menumpuk karena proses kepabeanan yang lambat, ruang yang tersedia akan cepat habis, sehingga menghambat penempatan kontainer baru yang baru saja diturunkan dari kapal. Dengan memindahkan kontainer yang tertahan ke TPS, ruang di Lini 1 kembali tersedia untuk aktivitas bongkar muat yang baru.

Hal ini secara langsung berkontribusi pada upaya mengurangi dwelling time, yaitu total waktu yang dihabiskan kontainer di pelabuhan sejak dibongkar dari kapal hingga keluar dari gerbang pelabuhan. Dwelling time yang rendah merupakan indikator penting dari efisiensi sebuah pelabuhan.

b. Memastikan Kelancaran Proses Bongkar Muat Peti Kemas

Kepadatan di Lini 1 tidak hanya menghabiskan ruang, tetapi juga memperlambat seluruh alur bongkar muat di pelabuhan. Operator derek (crane) dan truk terminal akan kesulitan bermanuver, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk membongkar muatan dari kapal menjadi lebih lama.

Hal ini dapat menyebabkan antrean kapal yang ingin bersandar dan menimbulkan efek domino yang merugikan. Prosedur overbrengen memastikan bahwa aktivitas operasional inti di dermaga tetap berjalan lancar tanpa terganggu oleh kontainer yang menunggu penyelesaian administratif.

Dengan memisahkan kontainer yang ‘lancar’ dan yang ‘bermasalah’, pelabuhan dapat mempertahankan produktivitasnya. Ini penting untuk menjaga reputasi pelabuhan di mata perusahaan pelayaran internasional.

c. Mendukung Manajemen Rantai Pasokan yang Efisien

Dalam skala yang lebih besar, overbrengen adalah bagian dari mekanisme untuk menjaga efisiensi rantai pasokan nasional. Pelabuhan adalah gerbang utama perdagangan internasional, dan setiap hambatan di dalamnya dapat berdampak pada ketersediaan bahan baku untuk industri hingga barang jadi untuk konsumen.

Dengan menjaga kelancaran arus barang di pelabuhan, overbrengen secara tidak langsung membantu menjaga stabilitas pasokan di pasar. Meskipun bagi satu importir proses ini terasa merepotkan, bagi keseluruhan sistem, ini adalah cara untuk memastikan bahwa ribuan kontainer lainnya dapat diproses tepat waktu.

Menurut Portwise Consultancy, buffer zone di terminal pelabuhan berfungsi sebagai area penyangga strategis yang memungkinkan proses operasional berjalan lebih fleksibel dan efisien. Dengan menyediakan ruang untuk kontainer sementara, buffer zone membantu mengurangi waktu tunggu peralatan dan meningkatkan produktivitas terminal secara keseluruhan.

d. Memberikan Fleksibilitas dalam Transportasi Antar Moda

Di beberapa pelabuhan besar, TPS tidak hanya berfungsi sebagai tempat penimbunan sementara, tetapi juga sebagai hub untuk transportasi antar moda. Setelah dipindahkan dari Lini 1, peti kemas bisa lebih mudah diakses untuk dimuat ke kereta api atau moda transportasi darat lainnya. Teknik ini memberikan fleksibilitas dalam perencanaan distribusi lanjutan.

Proses ini memungkinkan perencanaan transportasi lanjutan dilakukan tanpa harus menunggu di area dermaga yang padat. Dengan demikian, overbrengen dapat memfasilitasi transisi yang lebih mulus antara transportasi laut dan darat, terutama untuk pengiriman ke destinasi yang jauh dari pelabuhan.

Software logistik ScaleOcean membantu perusahaan menghadapi proses overbrengen dengan efisien melalui otomatisasi pemesanan, pelacakan real-time, serta integrasi dokumen dan sistem bea cukai. Dengan visibilitas penuh dan koordinasi antar moda transportasi, solusi ini meminimalkan dwelling time, menekan biaya tak terduga, dan menjaga kelancaran operasional logistik modern.

Logistik

Regulasi yang Mengatur Overbrengen di Indonesia

Proses overbrengen bukanlah tindakan yang dilakukan secara sewenang-wenang oleh pihak terminal pelabuhan. Aktivitas ini diatur secara ketat oleh pemerintah melalui serangkaian peraturan untuk memastikan adanya kepastian hukum, keamanan barang, dan pengawasan negara. Pemahaman terhadap regulasi ini penting bagi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ekspor-impor.

a. Peraturan Menteri Perhubungan (PM) No. 116 Tahun 2016

Peraturan Menteri Perhubungan No. 116 Tahun 2016 menjadi dasar hukum pemindahan barang di pelabuhan. Aturan ini mengatur batas waktu penumpukan di Lini 1 untuk menjaga kelancaran arus barang dan menekan biaya logistik nasional.

Regulasi menetapkan barang impor di Lini 1 harus dikeluarkan maksimal tiga hari. Jika melebihi batas waktu, barang wajib dipindahkan ke TPS Lini 2, dan biaya overbrengen dibebankan kepada pemilik barang.

Regulasi ini juga menegaskan bahwa seluruh proses pemindahan harus dikoordinasikan dengan Kantor Bea dan Cukai setempat. Hal ini karena barang yang dipindahkan masih berstatus barang impor yang belum diselesaikan kewajiban pabeannya. Oleh karena itu, pengawasan pabean tetap melekat pada barang tersebut meskipun lokasinya sudah berpindah ke TPS.

b. Peran dan Pengawasan Bea Cukai dalam Proses Pemindahan

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) berperan penting dalam overbrengen karena barang masih berada di bawah pengawasan pabean. Bea Cukai memastikan penerimaan negara aman sekaligus mencegah penyelundupan dan penyalahgunaan barang.

Sebelum overbrengen dilakukan, terminal wajib mengajukan permohonan ke Bea Cukai. Petugas akan menyegel peti kemas dan seluruh proses dicatat dalam sistem kepabeanan untuk memastikan keamanan serta jejak audit yang jelas.

Dalam alur proses impor barang, terminal wajib mengajukan permohonan overbrengen ke Bea Cukai. Petugas kemudian menyegel peti kemas dan mencatat seluruh pemindahan dalam sistem kepabeanan untuk menjaga keamanan serta jejak audit yang transparan.

Contoh Penerapan Overbrengen dalam Aktivitas Logistik Bisnis

Untuk lebih memahami bagaimana overbrengen bekerja dalam praktik sehari-hari, penting untuk melihat beberapa contoh konkret dalam aktivitas logistik. Skenario-skenario ini menunjukkan berbagai situasi yang dapat memicu terjadinya pemindahan barang. Dari sini, pelaku bisnis dapat mengidentifikasi titik-titik kritis dalam rantai pasok mereka.

a. Pemindahan Peti Kemas Impor ke TPS (karena keterlambatan proses Bea Cukai)

Ini adalah contoh yang paling umum terjadi. Bayangkan sebuah perusahaan mengimpor satu kontainer suku cadang mesin dari Jepang. Setelah kapal tiba dan kontainer dibongkar di Pelabuhan Tanjung Priok, ternyata ada kesalahan dalam dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB), misalnya kesalahan penulisan kode HS (Harmonized System).

Akibatnya, dokumen tersebut ditolak oleh sistem Bea Cukai dan memerlukan perbaikan. Proses revisi dan pengajuan ulang memakan waktu lebih dari tiga hari. Pada hari keempat, operator terminal pelabuhan akan memberitahukan bahwa kontainer tersebut harus di-overbrengen ke salah satu TPS di sekitar pelabuhan untuk mengosongkan slot di Lini 1.

Perusahaan importir tersebut kini harus menanggung biaya tambahan, yang mencakup biaya pemindahan (truk), biaya penanganan di Lini 1 dan TPS, serta biaya sewa gudang harian di TPS. Selama kontainer berada di TPS, perusahaan harus segera menyelesaikan revisi dokumen agar bisa mendapatkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) dan mengeluarkan kargonya.

b. Pemindahan Muatan Antar Moda Transportasi di Dalam Pelabuhan

Dalam beberapa kasus, overbrengen juga dapat merujuk pada pemindahan peti kemas di dalam kawasan pelabuhan untuk tujuan efisiensi logistik. Misalnya, sebuah pelabuhan besar memiliki terminal peti kemas yang terhubung langsung dengan jalur kereta api.

Kontainer yang ditujukan untuk dikirim melalui kereta api mungkin perlu dipindahkan dari area penumpukan utama dekat dermaga ke lapangan penumpukan khusus rel kereta api (rail yard). Proses pemindahan internal ini, meskipun tidak selalu melibatkan TPS, seringkali menggunakan mekanisme yang mirip dengan overbrengen.

Tujuannya adalah untuk memisahkan alur kargo berdasarkan moda transportasi lanjutannya. Hal ini membantu mengurangi kemacetan truk di sekitar terminal utama dan mengoptimalkan jadwal keberangkatan kereta api barang.

c. Pemindahan Barang Antar Gudang untuk Efisiensi Distribusi

Prinsip overbrengen juga dapat diadopsi dalam skala yang lebih kecil, misalnya dalam manajemen gudang sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan mungkin memiliki beberapa gudang dengan fungsi berbeda, seperti gudang bahan baku dan gudang barang jadi.

Terkadang, pemindahan barang antar gudang ini perlu dilakukan dengan cepat untuk memenuhi permintaan produksi atau pesanan pelanggan. Proses pemindahan ini, meskipun tidak diatur oleh regulasi kepabeanan, memerlukan koordinasi yang cermat untuk memastikan akurasi stok dan efisiensi operasional.

Konsep dasarnya tetap sama, yaitu memindahkan barang dari satu titik penumpukan ke titik lain untuk menjaga kelancaran alur kerja utama. Ini menunjukkan bahwa filosofi di balik overbrengen relevan dalam berbagai skala operasi logistik.

Tips Praktis untuk Menghindari Proses Overbrengen

Meskipun overbrengen adalah prosedur standar, bagi importir, proses ini selalu berarti satu hal, yaitu biaya tambahan dan potensi keterlambatan. Oleh karena itu, langkah terbaik adalah melakukan segala upaya untuk menghindarinya. Berikut adalah beberapa tips praktis yang dapat membantu memastikan peti kemas Anda keluar dari pelabuhan tepat waktu.

a. Siapkan Dokumen Impor yang Lengkap dan Akurat

Ini adalah kunci utama untuk kelancaran proses kepabeanan. Sebagian besar kasus overbrengen dipicu oleh masalah dokumen. Pastikan Anda atau PPJK Anda telah menyiapkan semua dokumen yang diperlukan, seperti Bill of Lading (B/L), Invoice, Packing List, dan dokumen perizinan lainnya (jika diperlukan) sebelum kapal tiba.

Ketelitian adalah hal yang mutlak. Periksa kembali setiap detail, mulai dari nama pengirim dan penerima, deskripsi barang, jumlah, hingga kode HS. Satu kesalahan kecil pada dokumen dapat menyebabkan penolakan oleh sistem Bea Cukai dan memicu penundaan yang berujung pada overbrengen.

b. Koordinasi yang Efektif dengan PPJK

Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan (PPJK) atau customs broker adalah mitra Anda dalam mengurus proses impor. Memilih PPJK yang kompeten dan memiliki reputasi baik sangatlah penting. Jalin komunikasi yang proaktif dengan PPJK Anda jauh sebelum kapal dijadwalkan tiba di pelabuhan.

Serahkan semua dokumen yang diperlukan kepada mereka sesegera mungkin agar mereka memiliki cukup waktu untuk memeriksa dan mempersiapkan Pemberitahuan Impor Barang (PIB). Tanyakan secara berkala mengenai progres pengajuan dokumen dan pastikan tidak ada potensi masalah. Koordinasi yang baik akan meminimalkan risiko kesalahan dan keterlambatan.

c. Bayar Pajak dan Kewajiban Lainnya Tepat Waktu

Setelah PIB diajukan dan mendapatkan respons dari Bea Cukai, Anda akan menerima tagihan untuk bea masuk, PPN, PPh, dan pajak lainnya. Keterlambatan dalam melakukan pembayaran ini adalah penyebab umum lainnya dari tertahannya kontainer di pelabuhan.

Pastikan Anda telah menyiapkan dana yang cukup dan melakukan pembayaran sesegera mungkin. Proses pembayaran yang cepat akan mempercepat penerbitan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB), yang merupakan izin untuk mengeluarkan kontainer dari pelabuhan.

Memahami komponen biaya inklaring secara keseluruhan, termasuk pajak, akan membantu Anda merencanakan keuangan dengan lebih baik. Jangan biarkan kontainer Anda terkena overbrengen hanya karena masalah administrasi pembayaran.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Barang Terkena Overbrengen?

Terkadang, meskipun persiapan sudah dilakukan dengan matang, situasi tak terduga dapat menyebabkan barang Anda tetap terkena overbrengen. Jika ini terjadi, jangan panik. Langkah yang cepat dan tepat dapat membantu meminimalkan kerugian dan mempercepat pengeluaran barang Anda.

a. Segera Hubungi PPJK atau Mitra Logistik Anda

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menghubungi PPJK atau perusahaan freight forwarding Anda. Mereka adalah pihak yang paling memahami situasi di lapangan dan dapat memberikan informasi yang akurat.

Tanyakan kepada mereka beberapa hal penting. Cari tahu apa penyebab pasti terjadinya overbrengen, di TPS mana kontainer Anda ditempatkan, dan apa saja langkah-langkah yang harus segera diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Komunikasi yang jelas dan cepat akan membantu Anda memahami skala masalah dan merencanakan tindakan selanjutnya. PPJK Anda akan menjadi pemandu utama dalam proses ini.

b. Pahami Biaya Tambahan yang Timbul (biaya pindah, lift on/off, sewa gudang TPS)

Overbrengen pasti akan menimbulkan biaya tambahan yang tidak sedikit. Penting bagi Anda untuk segera meminta rincian estimasi biaya dari mitra logistik Anda. Biaya ini umumnya mencakup beberapa komponen utama.

Komponen tersebut antara lain biaya truk untuk memindahkan kontainer dari Lini 1 ke TPS, biaya penanganan atau lift on lift off charges di kedua lokasi, serta biaya penumpukan atau sewa gudang harian di TPS. Biaya sewa di TPS seringkali lebih mahal daripada biaya penumpukan di terminal pelabuhan, jadi memahami struktur biaya ini sangat krusial untuk mengelola anggaran Anda.

c. Percepat Penyelesaian Proses Kepabeanan untuk Mengeluarkan Barang dari TPS

Setelah mengetahui penyebab dan biayanya, fokus utama Anda adalah menyelesaikan masalah kepabeanan secepat mungkin. Setiap hari penundaan berarti biaya sewa gudang di TPS akan terus bertambah.

Jika masalahnya adalah dokumen, segera lakukan revisi dan ajukan kembali. Jika masalahnya adalah pembayaran pajak, segera selesaikan. Setelah semua kewajiban pabean terpenuhi dan Anda mendapatkan SPPB, proses selanjutnya adalah mengurus pengeluaran barang dari TPS.

Anda mungkin memerlukan dokumen tambahan seperti container release order dari pihak pelayaran untuk bisa mengambil peti kemas tersebut. Bekerja cepat adalah kunci untuk menghentikan akumulasi biaya yang tidak perlu.

Kesimpulan

Overbrengen berperan penting menjaga kelancaran pelabuhan dan arus logistik. Dengan memahami fungsi, regulasi, dan praktiknya, pelaku usaha dapat mencegah biaya tambahan serta memastikan proses impor barang lebih efisien melalui kepatuhan aturan dan dokumen yang lengkap.

Software logistik ScaleOcean hadir membantu bisnis meminimalkan risiko overbrengen melalui pemantauan real-time, integrasi dokumen, dan otomatisasi proses. Dapatkan efisiensi yang lebih baik dalam manajemen logistik dengan mencoba demo gratis serta manfaatkan layanan konsultasi gratis untuk solusi yang sesuai kebutuhan perusahaan Anda.

FAQ:

1. Apa itu overbrengen?

Overbrengen adalah pemindahan peti kemas dari lini 1 pelabuhan ke Tempat Penimbunan Sementara (TPS) karena proses kepabeanan belum selesai atau melewati batas penumpukan (dwelling time), agar operasional pelabuhan tetap lancar.

2. Kapan dilakukan dan siapa yang mengawasi proses overbrengen?

Dilakukan saat kontainer belum selesai customs clearance atau melewati batas (umumnya tiga hari). Proses diawasi DJBC dan diatur Permenhub No. 116/2016 untuk menjaga kelancaran arus barang.

3. Apa dampak dari overbrengen bagi importir?

Berpotensi menambah biaya (pindah, lift on/off, storage TPS) serta keterlambatan pengiriman. Namun, mekanisme ini mencegah penumpukan yang bisa mengganggu aktivitas bongkar muat di pelabuhan.

4. Bagaimana cara menghindari overbrengen?

Siapkan dokumen impor lengkap dan akurat (B/L, invoice, packing list, perizinan), koordinasi efektif dengan PPJK, dan bayar bea serta pajak tepat waktu agar SPPB terbit cepat dan kontainer segera keluar.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap