Apa itu Estimasi Biaya Konstruksi, Fungsi, Jenis & Contoh

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Mengestimasi jumlah biaya untuk sebuah proyek adalah sebuah kegiatan yang dilakukan perusahaan konstruksi yang dapat menentukan kesukse​san hasil akhir dari rencana pembangunan. Estimasi biaya konstruksi membantu perusahaan untuk merencanakan, mengalokasikan sumber daya, dan mengevaluasi kelayakan proyek dengan lebih akurat.

Jika tidak ada estimasi yang sesuai, proyek konstruksi berpeluang untuk mengalami penundaan pengerjaan, kerugian yang signifikan, atau bahkan gagal dalam mewujudkan proyeknya. Dengan demikian, pemahaman tentang estimasi biaya dan fungsi-fungsinya menjadi penting untuk memastikan kelancaran dan kesuksesan pengerjaan proyek. Artikel ini akan memaparkan fungsi estimasi biaya konstruksi serta contoh estimasi biaya konstruksi.

starsKey Takeaways

Coba Demo Gratis!

requestDemo

Apa itu Estimasi Biaya Konstruksi?

Estimasi biaya konstruksi adalah proses untuk memperkirakan jumlah total biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan sebuah proyek konstruksi, mencakup biaya langsung (material dan tenaga kerja) dan biaya tidak langsung (overhead dan keuntungan). Pekerjaan ini juga menjadi dasar vital untuk menyusun laporan keuangan proyek. Proses ini merupakan tanggung jawab utama seorang quantity surveyor (QS).

Proses estimasi biaya konstruksi ini bertujuan untuk menetapkan anggaran, ruang lingkup, dan kelayakan proyek, yang sangat penting pada setiap tahapan proyek, mulai dari perencanaan awal hingga penyelesaian.

Apa Fungsi Estimasi Biaya Konstruksi?

Estimasi biaya konstruksi memiliki peran yang sangat penting dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi. Pendekatan seperti Value Engineering (VE) dapat melengkapi estimasi biaya agar keputusan perencanaan lebih efisien dan bernilai.

estimasi biaya juga membantu dalam menentukan kelayakan proyek, mengelola risiko finansial, serta memastikan proyek dapat diselesaikan sesuai dengan anggaran dan waktu yang ditetapkan.

Terdapat beberapa fungsi utama dilakukannya estimasi biaya konstruksi, diantaranya:

1. Dasar Perencanaan Proyek

Estimasi biaya konstruksi berfungsi untuk menentukan anggaran, kerangka waktu, dan sumber daya yang dibutuhkan dalam sebuah proyek. Dengan estimasi yang akurat, tim proyek dapat merencanakan setiap tahap pekerjaan secara lebih terstruktur, mulai dari pemilihan bahan, tenaga kerja, hingga jadwal penyelesaian.

Hal ini juga dapat memastikan kontraktor bahwa proyek memiliki dasar yang kuat untuk dijalankan sesuai rencana dan memenuhi harapan.

2. Pengambilan Keputusan

Estimasi biaya membantu klien dan kontraktor dalam membuat keputusan yang tepat terkait kelanjutan proyek. Dengan informasi biaya yang jelas, mereka dapat mengevaluasi apakah proyek layak untuk diteruskan, apakah anggaran sesuai dengan tujuan, atau apakah perlu ada perubahan atau pengurangan ruang lingkup.

Selain itu, dilakukannya estimasi biaya konstruksi juga dapat memberikan gambaran lengkap yang diperlukan perusahaan untuk menilai kelayakan finansial proyek secara keseluruhan.

3. Pengendalian Proyek

Sebagai dasar pengelolaan pengeluaran, estimasi biaya konstruksi penting dilakukan perusahaan untuk membantu memastikan proyek tetap sesuai anggaran yang telah ditetapkan. Building information modelling juga dapat mendukung proses ini dengan menyediakan data terintegrasi untuk perhitungan biaya yang lebih akurat.

Dengan estimasi biaya yang tepat, tim proyek dapat memantau pengeluaran secara real-time, mengidentifikasi potensi pemborosan, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengendalikan biaya, sehingga proyek tidak mengalami pembengkakan biaya yang tidak terduga.

4. Alokasi Sumber Daya

Estimasi biaya juga berfungsi untuk merencanakan dan mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan secara efisien. Dengan mengetahui biaya setiap bagian proyek, manajer proyek dapat memprioritaskan penggunaan material, tenaga kerja, dan peralatan secara optimal.

Dengan estimasi biaya dalam proses konstruksi, dapat membantu memastikan bahwa setiap sumber daya digunakan secara efektif, menghindari pemborosan, dan meningkatkan efisiensi dalam penyelesaian proyek.

5. Pembuatan Anggaran

Anggaran sebagai fungsi estimasi biaya konstruksi merupakan proses perencanaan yang membutuhkan ketelitian dalam proyek konstruksi. Dengan melakukan estimasi biaya yang akurat, perusahaan dapat membantu memastikan bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan anggaran yang ditetapkan.

Langkah-langkah dalam pembuatan anggaran estimasi biaya konstruksi adalah mengidentifikasi lingkup proyek, menghitung jumlah bahan yang dibutuhkan, mengumpulkan informasi tentang harga bahan bagunan, menghitung biaya, penyesuaian, dan membuat kesimpulan dan ringkasan.

6. Membantu Pengambilan Keputusan

Membantu pengambilan keputusan dalam estimasi biaya konstruksi penting karena dapat membantu pemangku kepentingan untuk membuat keputusan yang tepat berdasarkan informasi yang akurat. Selain itu, ini juga dapat membantu menunjang
kesuksesan proyek konstruksi secara keseluruhan.

Langkah-langkah estimasi biaya konstruksi yang dapat membantu mengambil keputusan adalah merencanakan anggaran, memilih jenis material dan metode konstruksi, analisis risiko dan alternatif, negosiasi kontrak, dan manajemen biaya selama tahap pelaksanaan proyek.

7. Menentukan Harga Penawaran

Menentukan harga penawaran sebagai fungsi estimasi biaya konstruksi melibatkan beberapa langkah. Pertama, perusahaan perlu mengumpulkan semua informasi yang diperlukan tentang proyek konstruksi, termasuk gambar desain, spesifikasi material, dan lingkup pekerjaan yang diinginkan oleh klien.

Kemudian, perusahaan konstruksi mengestimasi biaya yang terkait dengan proyek tersebut. Setelah mengumpulkan semua informasi dan mengestimasi biaya, perusahaan dapat menentukan harga penawaran dengan menambahkan margin keuntungan yang diinginkan ke estimasi biaya konstruksi.

Margin keuntungan biasanya merupakan persentase tertentu dari total biaya konstruksi, yang dapat bervariasi tergantung pada faktor-faktor seperti risiko kegagalan proyek, persaingan pasar, dan kebutuhan perusahaan untuk mencapai target keuntungan.

8. Manajemen Biaya

Manajemen biaya dalam konteks estimasi biaya konstruksi adalah proses perencanaan, pengawasan, dan pengendalian semua biaya yang terkait dengan proyek konstruksi. Hal ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi, menghitung, dan memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan selama seluruh siklus proyek konstruksi.

Langkah-langkah dalam manajemen biaya dalam mengestimasi biaya konstruksi meliputi menentukan sumber daya yang diperlukan, memperkirakan jumlah biaya, penyusunan anggaran, pengendalian biaya, dan pelaporan dan analisis.

9. Manajemen Risiko

Manajemen risiko dalam konteks estimasi biaya konstruksi melibatkan identifikasi, evaluasi, dan mengelola potensi risiko yang dapat mempengaruhi biaya konstruksi.

Ini melibatkan langkah-langkah seperti mengidentifikasi risiko yang dapat mempengaruhi biaya konstruksi, evaluasi risiko, perencanaan penanganan risiko, pelaksanaan dan pemantauan, dan evaluasi pasca-proyek.

Apa Saja Jenis Estimasi Biaya Konstruksi?

Jenis estimasi biaya konstruksi dapat dikategorikan berdasarkan tingkat detail, tujuan, dan waktu pembuatannya dalam siklus proyek. Berikut adalah beberapa jenis estimasi biaya konstruksi yang umum digunakan dalam industri.

1. Estimasi Tingkat Kasar

Estimasi tingkat kasar (atau rough order of magnitude estimation) adalah metode perkiraan biaya yang digunakan pada tahap awal perencanaan proyek konstruksi untuk memberikan perkiraan kasar tentang biaya keseluruhan proyek.

Metode ini sering digunakan ketika detail proyek masih sedikit atau ketika proyek berada pada tahap awal pengembangan. Estimasi tingkat kasar biasanya dilakukan dengan menggunakan data historis dari proyek-proyek serupa atau berdasarkan pengalaman dan pengetahuan ahli dalam industri konstruksi.

Metode estimasi biaya tingkat kasar ini dapat menghasilkan perkiraan biaya yang memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi karena ketidakpastian tentang lingkup proyek, spesifikasi teknis, dan kondisi proyek.

Estimasi tingkat kasar seringkali dinyatakan dalam kisaran, misalnya ± 30% hingga ± 50% dari nilai tengah. Ini membantu memperhitungkan ketidakpastian dan variasi yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan proyek.

2. Estimasi Skematik

Estimasi skematik adalah proses perkiraan biaya yang dilakukan pada tahap awal desain sebuah proyek konstruksi. Ini dilakukan ketika desain masih dalam tahap konseptual atau skematik, dimana detail-detail teknis belum sepenuhnya ditentukan.

Estimasi skematik memberikan perkiraan biaya yang cukup kasar berdasarkan informasi yang terbatas yang tersedia pada tahap awal proyek. Biasanya, jenis ini dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan biaya yang cepat dan berbasis pada informasi yang tersedia pada saat itu.

Contohnya seperti ukuran dan jenis bangunan, jenis material yang mungkin digunakan, dan biaya konstruksi umum di daerah tersebut. Hal ini dapat memberikan gambaran awal kepada pemilik proyek tentang biaya keseluruhan proyek dan membantu dalam pengambilan keputusan pada tahap awal perencanaan.

3. Estimasi Rinci

Estimasi rinci dalam konteks estimasi biaya konstruksi adalah proses menyusun perkiraan biaya untuk proyek konstruksi dengan tingkat detail yang tinggi. Ini melibatkan penelitian menyeluruh tentang aspek proyek, termasuk bahan, tenaga kerja, peralatan, waktu, dan biaya lainnya yang terkait dengan pembangunan suatu struktur.

Dalam estimasi rinci, setiap aspek dari proyek dikaji secara terperinci. Ini mencakup spesifikasi material yang akan digunakan, jenis pekerjaan yang diperlukan, jumlah jam kerja yang dibutuhkan, harga per unit untuk setiap item, dan biaya-biaya lainnya seperti biaya overhead dan keuntungan.

Penting untuk menganalisis dan menghitung semua faktor estimasi biaya dengan jenis rinci ini untuk mencapai estimasi biaya yang seakurat mungkin.

4. Estimasi Berdasarkan Unit

Estimasi berdasarkan unit adalah metode estimasi biaya konstruksi yang menghitung biaya suatu proyek dengan mengalikan jumlah unit yang akan dibangun dengan biaya per unit. Metode ini umumnya digunakan untuk proyek konstruksi yang melibatkan item-item standar atau serupa, seperti dinding, lantai, atap, dan sebagainya.

Prosesnya dimulai dengan mengidentifikasi unit-unit yang akan dibangun dalam proyek konstruksi, kemudian menentukan biaya per unit untuk setiap item tersebut. Biaya per unit ini dapat diperkirakan dari pengalaman sebelumnya, harga pasar saat ini, atau analisis data biaya konstruksi yang tersedia.

Setelah itu, biaya per unit dikalikan dengan jumlah unit yang dibutuhkan dalam proyek untuk mendapatkan total estimasi biaya.

5. Estimasi Biaya Operasional

Estimasi biaya operasional dalam konteks estimasi biaya konstruksi adalah perkiraan biaya yang diperlukan untuk menjalankan dan memelihara proyek konstruksi setelah selesai dibangun.

Biaya operasional ini mencakup segala hal yang diperlukan untuk menjaga proyek tetap berfungsi dengan baik setelah selesai dibangun, seperti biaya listrik, air, perawatan rutin, perbaikan, dan pengelolaan properti.

Dalam menentukan estimasi biaya operasional, beberapa faktor yang harus dipertimbangkan meliputi biaya energi, biaya perawatan, biaya manajemen, biaya asuransi, biaya pengelolaan limbah, dan biaya administratif.

Estimasi biaya operasional penting dalam merencanakan dan mengelola keuangan proyek konstruksi jangka panjang karena membantu memperhitungkan total biaya kepemilikan properti, termasuk biaya konstruksi awal dan biaya operasional selama siklus hidup properti tersebut.

Langkah-langkah Melakukan Estimasi Biaya Konstruksi

Estimasi biaya konstruksi adalah proses yang melibatkan langkah-langkah terperinci untuk memastikan perencanaan yang akurat dan pengelolaan anggaran yang efektif. Berikut adalah penjelasan mengenai langkah-langkah penting dalam melakukan estimasi biaya konstruksi:

1. Tinjau Paket Penawaran dan Lingkup Kerja

Langkah pertama adalah memahami semua detail pekerjaan yang perlu diselesaikan dalam proyek. Ini melibatkan tinjauan mendalam terhadap dokumen penawaran dan spesifikasi proyek untuk memastikan bahwa semua aspek pekerjaan sudah tercakup.

Dengan memahami lingkup kerja, perusahaan konstruksi dapat menentukan estimasi biaya yang tepat untuk setiap elemen dalam proyek, termasuk pekerjaan utama dan pekerjaan tambahan.

2. Lakukan Kunjungan Lokasi

Setelah memahami lingkup pekerjaan, langkah selanjutnya adalah mengunjungi lokasi proyek. Kunjungan ini bertujuan untuk memeriksa kondisi fisik lokasi, seperti aksesibilitas, kondisi tanah, dan faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi biaya.

Dengan mengetahui potensi masalah atau kebutuhan khusus di lapangan, Anda dapat menyesuaikan estimasi biaya konstruksi untuk mencakup kondisi yang tidak terduga.

3. Kumpulkan Data Material dan Kebutuhan Tenaga Kerja

Untuk menghitung estimasi biaya material, penting untuk mengumpulkan informasi harga terkini dari berbagai sumber, serta menghitung jumlah material yang diperlukan untuk setiap tahap proyek.

Selain itu, estimasi tenaga kerja juga harus diperhitungkan dengan mengestimasi jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Data ini akan memberikan gambaran lengkap tentang biaya langsung proyek.

4. Mintalah Harga dari Pemasok dan Vendor

Setelah mengumpulkan informasi mengenai material dan tenaga kerja, langkah berikutnya adalah meminta harga dari berbagai pemasok dan vendor. Hubungi pemasok untuk mendapatkan penawaran harga terbaik untuk material dan peralatan yang dibutuhkan.

Anda juga dapat membandingkan harga dari beberapa sumber dapat membantu mendapatkan harga yang lebih kompetitif dan mengurangi biaya pengadaan dalam proses konstruksi

5. Hitung Biaya Overhead dan Biaya Tidak Langsung

Biaya overhead dan biaya tidak langsung juga perlu diperhitungkan dalam estimasi. Ini termasuk biaya untuk asuransi, penyusutan peralatan, serta biaya administrasi dan staf kantor. Biaya ini sering kali tidak langsung terkait dengan pekerjaan di lapangan, namun tetap harus dipertimbangkan karena berpengaruh pada total biaya konstruksi.

6. Perhitungkan Keuntungan dan Kontinjensi

Setelah menghitung biaya langsung dan tidak langsung, tambahkan keuntungan yang wajar untuk kontraktor, serta alokasikan dana cadangan (kontinjensi) untuk menghadapi risiko atau biaya tak terduga selama proyek berlangsung.

Kontinjensi dalam estimasi biaya konstruksi ini berfungsi untuk mengantisipasi perubahan yang tidak diperkirakan, seperti fluktuasi harga material atau masalah tak terduga di lapangan.

7. Evaluasi Keakuratan Estimasi

Langkah terakhir adalah melakukan pemeriksaan ulang terhadap perhitungan estimasi biaya yang telah dibuat. Verifikasi setiap angka dan komponen untuk memastikan bahwa estimasi sudah akurat dan mencakup semua aspek proyek.

Dengan mengevaluasi keakuratan estimasi, Anda dapat mengidentifikasi potensi kesalahan atau ketidaksesuaian yang dapat mempengaruhi anggaran dan memastikan proyek dapat berjalan sesuai rencana.

Contoh Estimasi Biaya Konstruksi

Contoh estimasi biaya konstruksi di sini diambil dari studi kasus, di mana sebuah pusat perbelanjaan baru yang sedang dibangun di kota besar. Pengembang properti besar berencana membangun pusat perbelanjaan baru dengan luas total 50.000 meter persegi.

Proyek ini meliputi perencanaan pembuatan fasilitas, termasuk toko ritel, area makan, bioskop, dan ruang parkir yang luas. Karena skala dan kompleksitas proyek yang cukup besar, pengembang memerlukan estimasi biaya yang akurat agar proyek tidak tersebut tidak mengalami kerugian.

Pada awal proyek, tim proyek melakukan estimasi kasar yang menunjukkan biaya konstruksi berkisar antara 100 milyar rupiah hingga 150 milyar rupiah. Estimasi ini membantu pengembang dalam pengambilan keputusan awal tentang kelayakan finansial proyek. Setelah desain awal selesai, estimasi skematik dilakukan.

Estimasi tersebut menghasilkan angka yang lebih akurat, yaitu 120 milyar rupiah dengan margin kesalahan ±20%. Estimasi ini juga digunakan untuk pengajuan pinjaman dan awal pembuatan anggaran.

Setelah desain final dan spesifikasi teknis ditetapkan, tim proyek mengembangkan estimasi rinci yang menunjukkan biaya konstruksi bangunan sebesar 135 milyar rupiah dengan margin kesalahan kurang dari ±10%. Estimasi ini mencakup biaya material, tenaga kerja, peralatan, dan biaya tidak terduga.

Walaupun ada beberapa masalah yang dapat muncul secara tidak terduga, seperti kenaikan harga material dan penundaan karena cuaca buruk, estimasi kontinjensi yang disiapkan dapat membantu tim untuk menyesuaikan tanpa melebihi anggaran secara berlebihan.

Proses konstruksi untuk pusat perbelanjaan ini akhirnya selesai dengan biaya total 138 milyar rupiah, hanya 2.2% di atas estimasi rinci, sebuah hasil yang dianggap sukses besar dalam industri konstruksi.

Kesimpulan

Estimasi biaya konstruksi adalah langkah penting dalam perencanaan proyek yang membantu memastikan anggaran yang tepat, pengelolaan sumber daya yang efisien, dan kelancaran pelaksanaan proyek. Proses ini membuat kontraktor dapat menghindari pembengkakan biaya dan memastikan proyek diselesaikan sesuai dengan anggaran.

Untuk mempermudah dan mengoptimalkan proses estimasi biaya, penggunaan software konstruksi ScaleOcean dapat menjadi solusi yang efektif. ScaleOcean menawarkan fitur yang memungkinkan perencanaan biaya yang lebih akurat, pengelolaan sumber daya secara real-time, dan pemantauan proyek yang lebih terintegrasi.

Dengan dukungan ScaleOcean sebagai software terbaik, estimasi biaya menjadi lebih efisien, transparan, dan mudah dikelola, membantu kontraktor untuk tetap berada pada jalur yang benar sepanjang proyek. Lakukan demo gratisnya sekarang untuk dapatkan solusi terbaik dan terintegrasi untuk bisnis Anda.

FAQ:

1. Apa saja metode perhitungan estimasi biaya konstruksi?

Metode perhitungan estimasi biaya konstruksi antara lain:
1. Metode SNI, mengacu pada standar nasional Indonesia dengan analisis sesuai perkembangan teknologi konstruksi.
2. Metode BOW, berdasarkan perhitungan klasik dari Belanda, biasanya untuk proyek skala sederhana.
3. Metode Kontraktor, menggunakan pengalaman serta data biaya aktual dari kontraktor.
4. Metode AHSP, menghitung biaya berdasarkan analisis harga satuan pekerjaan tiap item.

2. Berapa persen biaya pengawasan konstruksi?

Biaya pengawasan konstruksi umumnya berkisar 2%–5% dari total nilai proyek. Besarnya persentase dipengaruhi oleh kompleksitas pekerjaan, skala proyek, serta standar yang berlaku, sehingga tiap proyek dapat memiliki biaya pengawasan yang berbeda.

3. Apa saja unsur-unsur biaya dalam estimasi biaya konstruksi?

Unsur biaya dalam estimasi konstruksi terbagi dua, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung mencakup material, tenaga kerja, peralatan, serta subkontraktor. Sedangkan biaya tidak langsung meliputi overhead, risiko/kontingensi, keuntungan, hingga biaya izin, asuransi, dan pajak.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap