Tim Anda masih lembur setiap bulan untuk menarik data dari sistem kredit, tabungan, dan tresuri demi satu laporan OJK? Proses manual yang terpisah-pisah ini membuat pekerjaan lambat dan rentan kesalahan. Dengan ERP banking, tantangan ini dapat diatasi melalui integrasi dan otomatisasi data.
ERP menyatukan seluruh fungsi inti perbankan, akun nasabah, kredit, manajemen risiko, hingga pelaporan, dalam satu platform terpusat. Pendekatan ini menciptakan single source of truth yang menghilangkan silo antar divisi. Hasilnya, data menjadi lebih konsisten dan mudah diakses di seluruh lini operasional.
Dengan data terintegrasi dan alur kerja yang terkontrol, bank dapat mengotomatisasi pelaporan dan memperkuat manajemen risiko. Keputusan strategis pun bisa dibuat lebih cepat dan berbasis data yang akurat. Artikel ini membahas peran utama ERP perbankan serta modul-modul penting untuk mencapai keunggulan operasional.
- ERP banking adalah perangkat lunak yang dirancang untuk mengelola dan mengintegrasikan beragai proses bisnis utama di industri perbankan.
- Manfaat ERP banking adalah integrasi proses bisnis, efisiensi operasional, pengambilan keputusan lebih baik, peningkatan layanan nasabah, pengelolaan risiko, pengelolaan SDM, dan lainnya.
- Modul ERP perbankan meliputi manajemen keuangan, CRM, manajemen pinjaman, otomatisasi transaksi, manajemen risiko, kepatuhan regulasi, manajemen SDM, manajemen investasi.
- Software ERP ScaleOcean menyediakan solusi dengan modul-modul ERP yang dirancang khusus untuk industri perbankan, membantu meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional bank.
1. Apa itu ERP Banking dan Perannya di Sektor Perbankan?
ERP banking adalah sistem perangkat lunak yang mengintegrasikan dan mengotomatiskan proses operasional inti di lembaga keuangan. Ini mencakup area krusial seperti manajemen keuangan, hubungan nasabah, pemrosesan pinjaman, dan kepatuhan terhadap regulasi.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kualitas layanan nasabah secara keseluruhan. Sistem ERP banking bekerja dengan menyatukan data dari seluruh departemen ke dalam satu platform terpusat.
Hal ini memungkinkan bank untuk mengelola risiko secara lebih proaktif melalui data dan wawasan real-time. Keberhasilan dalam tahapan implementasi software ERP akan memastikan semua manfaat strategis ini dapat tercapai secara maksimal.
2. Perbedaan ERP dan Sistem Core Banking
Penting untuk memahami bahwa dalam industri perbankan, sistem ERP dan sistem core banking bukanlah hal yang sama. Keduanya memiliki peran yang sangat berbeda namun saling melengkapi, bukan saling menggantikan.
Secara sederhana, core banking adalah jantung dari operasional transaksi, sementara ERP adalah otak dari manajemen bisnis di belakangnya. Berikut penjelasan lebih detailnya:
a. Sistem Core Banking
Sistem core banking berfokus secara eksklusif pada aktivitas perbankan inti yang berhubungan langsung dengan nasabah. Ini mencakup proses-proses krusial seperti pembukaan rekening, pemrosesan transaksi harian, pengelolaan pinjaman, dan pencatatan saldo nasabah.
Pada dasarnya, sistem ini adalah tulang punggung dari layanan perbankan sehari-hari. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan setiap transaksi nasabah tercatat dengan akurat, aman, dan dapat diakses secara real-time.
b. Sistem ERP
Di sisi lain, ERP perbankan menangani fungsi-fungsi bisnis pendukung yang lebih luas di belakang layar. Ini mencakup modul-modul seperti akuntansi umum, manajemen sumber daya manusia (SDM), proses pengadaan, dan pelaporan keuangan korporat.
Data transaksi dari sistem core banking biasanya akan diumpankan secara otomatis ke dalam ERP banking. Di dalam ERP, data tersebut kemudian digunakan untuk proses rekonsiliasi, analisis profitabilitas, dan penyusunan laporan keuangan yang lebih komprehensif bagi manajemen.
3. Manfaat Software ERP untuk Perbankan
Implementasi sistem ERP di sektor perbankan memberikan berbagai keuntungan strategis. Dengan mengintegrasikan seluruh data dan proses, bank dapat meningkatkan efisiensi, memperkuat manajemen risiko, dan memberikan layanan yang lebih unggul. Berikut adalah enam manfaat utama yang bisa diperoleh dengan menerapkan ERP perbankan:
a. Efisiensi Operasional
Sistem ERP membantu lembaga perbankan mengotomatiskan berbagai tugas berulang. Ini termasuk proses seperti entri data transaksi, rekonsiliasi, dan pembuatan laporan rutin.
Melalui otomatisasi, bank dapat mengurangi ketergantungan pada pekerjaan manual yang memakan waktu. Hasilnya, sumber daya dapat dialokasikan ke aktivitas yang lebih strategis, seperti analisis atau layanan nasabah.
b. Peningkatan Layanan Nasabah
Sistem ini memberikan akses data nasabah yang terintegrasi kepada semua departemen yang relevan. Tim layanan dapat melihat riwayat transaksi dan interaksi nasabah secara menyeluruh dari satu layar.
Dengan informasi yang lengkap, perusahaan yang menggunakan ERP dapat memberikan layanan yang lebih cepat dan personal. Ini secara langsung akan meningkatkan kepuasan dan loyalitas nasabah dalam jangka panjang.
c. Manajemen Risiko dan Kepatuhan
Sebuah ERP perbankan menyediakan visibilitas real-time terhadap seluruh aktivitas keuangan. Ini memungkinkan tim manajemen untuk menilai dan mengelola risiko secara lebih proaktif.
Sistem ini juga membantu dalam otomatisasi pelaporan kepatuhan terhadap regulasi yang ketat. Proses audit menjadi lebih mudah dan risiko denda atau sanksi akibat kelalaian dapat diminimalkan.
d. Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik
ERP memberikan wawasan terpadu dan real-time mengenai kinerja keuangan dan operasional. Manajemen tidak perlu lagi menunggu laporan manual yang seringkali terlambat.
Dengan akses instan ke data yang akurat, para pemimpin dapat membuat keputusan yang lebih cepat dan tepat. Hal ini sangat krusial di industri perbankan yang dinamis.
e. Keamanan Data
Sistem ERP banking dirancang dengan standar keamanan siber yang tinggi. Ini mencakup fitur-fitur penting seperti enkripsi data, firewall, dan mekanisme autentikasi canggih.
Dengan kontrol akses berbasis peran, bank dapat memastikan hanya personel yang berwenang yang dapat mengakses data nasabah yang sensitif. Ini sangat penting untuk menjaga integritas dan kepercayaan nasabah.
f. Integrasi Data
Manfaat paling fundamental adalah kemampuan untuk memusatkan data dari berbagai proses. Informasi dari bagian keuangan, SDM, dan operasional pinjaman kini berada dalam satu sumber kebenaran tunggal.
Integrasi ini meruntuhkan silo informasi antar departemen. Hasilnya, semua tim dapat bekerja dengan data yang sama, meningkatkan kolaborasi dan akurasi di seluruh organisasi.
Baca juga: Rekomendasi Perusahaan Software House Terbaik Indonesia
4. ERP dan Audit Risiko di Lembaga Keuangan
Audit risiko berperan penting dalam menjaga stabilitas bank dengan mengidentifikasi, menilai, dan memantau potensi ancaman secara berkelanjutan. Melalui proses yang terstruktur, bank dapat mencegah kerugian, memastikan operasional tetap sesuai prosedur, dan menjaga kepercayaan nasabah.
Audit risiko juga terkait erat dengan governance dan compliance. Governance menyediakan kerangka kontrol internal, sementara compliance memastikan kepatuhan terhadap regulasi OJK, BI, serta standar AML/KYC. ERP memperkuat keduanya melalui integrasi data, otomatisasi pelaporan, dan audit trail, sehingga proses audit berlangsung lebih akurat dan efisien.
5. Jenis-Jenis Audit Risiko di Lembaga Keuangan
Audit risiko di lembaga keuangan mencakup berbagai kategori yang membantu bank memahami potensi ancaman dari berbagai sumber. Dengan memahami kategori tersebut, bank dapat mengendalikan risiko secara lebih efektif dan menjaga stabilitas operasionalnya.
Setiap jenis audit menyoroti area risiko yang berbeda, sehingga bank dapat memastikan operasionalnya tetap stabil, patuh, dan terkendali. Menurut Deloitte, berikut adalah jenis-jenis audit risiko yang paling umum dilakukan.
a. Audit Risiko Kredit
Audit risiko kredit berfokus pada evaluasi proses pemberian dan pengelolaan kredit. Auditor meninjau apakah penilaian kelayakan debitur, analisis risiko, hingga persetujuan kredit sudah mengikuti kebijakan yang berlaku.
Langkah ini penting untuk memastikan bahwa portofolio kredit tetap sehat dan tidak mengandung eksposur yang berlebihan. Selain itu, audit ini juga memeriksa efektivitas manajemen portofolio dan prosedur penagihan.
Tujuannya untuk menilai apakah bank mampu mengantisipasi potensi gagal bayar dan mengambil tindakan korektif secara tepat waktu. Dengan kontrol yang kuat, risiko kredit dapat ditekan tanpa menghambat pertumbuhan bisnis.
b. Audit Risiko Pasar
Audit risiko pasar menilai bagaimana bank menghadapi perubahan kondisi pasar yang dapat memengaruhi nilai aset dan kewajiban. Auditor meninjau eksposur terhadap fluktuasi suku bunga, nilai tukar, harga komoditas, maupun instrumen keuangan.
Proses ini memastikan bank memiliki strategi mitigasi yang memadai terhadap volatilitas pasar. Selain itu, audit ini juga memeriksa model penilaian risiko dan batasan transaksi yang digunakan bank.
Evaluasi ini penting agar bank tidak terpapar risiko pasar di luar toleransi yang telah ditetapkan. Dengan pengelolaan yang baik, bank dapat menjaga stabilitas keuangan meski kondisi pasar berubah cepat.
c. Audit Risiko Likuiditas
Audit risiko likuiditas memastikan bank memiliki kemampuan memenuhi kewajiban jangka pendek tanpa mengganggu stabilitas operasional. Auditor meninjau arus kas, kecukupan likuiditas, serta strategi pendanaan yang digunakan bank. Hal ini penting untuk menghadapi situasi tekanan likuiditas, seperti penarikan dana besar-besaran oleh nasabah.
Selain itu, audit ini menilai efektivitas kerangka kerja manajemen likuiditas, termasuk model stress test dan pemantauan profil likuiditas harian. Dengan evaluasi yang menyeluruh, bank dapat memastikan cadangan likuiditas selalu berada pada level aman sesuai regulasi dan standar manajemen risiko.
d. Audit Risiko Operasional
Audit risiko operasional menilai potensi kerugian akibat kegagalan proses, kesalahan manusia, atau gangguan sistem, termasuk efektivitas kontrol internal dan prosedur operasional. Tujuannya memastikan operasional bank tetap stabil dan terhindar dari gangguan yang merugikan.
Selanjutnya, audit ini juga mencakup evaluasi manajemen SDM dan kesiapan organisasi dalam menangani insiden operasional. Dengan pengawasan yang kuat, bank dapat meminimalkan kesalahan, meningkatkan efisiensi, serta memastikan kepatuhan terhadap standar operasional yang berlaku.
6. Peran ERP dalam Proses Audit Risiko
Dalam lembaga keuangan, audit risiko membutuhkan data yang akurat, kontrol yang kuat, dan proses yang efisien untuk memastikan stabilitas operasional. Sistem ERP hadir sebagai fondasi digital yang memenuhi kebutuhan audit risiko modern dengan menyediakan integrasi data yang terpadu.
Selain itu, ERP juga menawarkan otomatisasi proses dan visibilitas menyeluruh sehingga lembaga keuangan dapat mengelola risiko dengan lebih efektif. Berikut adalah peran utama ERP dalam memperkuat proses audit risiko di perbankan dan lembaga keuangan lainnya, menurut Forbes.
a. Peningkatan Akurasi & Integritas Data
Sistem ERP menggabungkan data dari berbagai departemen ke dalam satu platform terpusat sehingga menciptakan single source of truth. Dengan basis data tunggal, risiko inkonsistensi akibat penggunaan sistem yang berbeda dapat ditekan secara signifikan.
Auditor pun dapat mengandalkan data yang konsisten untuk evaluasi yang lebih akurat. Selain itu, ERP mengotomatiskan pencatatan transaksi keuangan seperti pinjaman, investasi, atau rekonsiliasi akun.
Otomatisasi ini mengurangi risiko kesalahan input manual dan memastikan bahwa setiap transaksi terdokumentasi dengan rapi. Integritas data yang tinggi ini menjadi fondasi penting bagi proses audit yang kredibel.
b. Penguatan Pengendalian Internal
ERP memungkinkan penerapan kontrol akses berbasis peran (role-based access control), sehingga hanya pengguna dengan otorisasi tertentu yang dapat mengakses atau memodifikasi data sensitif. Pembatasan ini melindungi bank dari akses tidak sah maupun potensi fraud internal.
Selain itu, fitur audit trail pada ERP mencatat setiap perubahan data secara otomatis, termasuk siapa yang melakukan perubahan dan kapan. Catatan digital ini memberi auditor jejak yang jelas untuk memverifikasi aktivitas dan menilai efektivitas pengendalian internal.
c. Analisis Risiko yang Lebih Komprehensif
Dengan menyediakan data operasional dan keuangan secara real-time, ERP membantu auditor memantau indikator risiko lebih cepat dan akurat. Visibilitas menyeluruh ini memungkinkan deteksi masalah lebih dini, sehingga manajemen dapat merespons risiko sebelum berkembang menjadi gangguan serius.
ERP juga mendukung analisis skenario dan simulasi risiko untuk memodelkan kemungkinan kondisi keuangan di masa depan. Auditor dapat menggunakan fitur ini untuk menilai dampak berbagai jenis risiko dan mengevaluasi ketahanan strategi manajemen risiko yang sudah diterapkan.
d. Kepatuhan Terhadap Regulasi (OJK, BI, AML/KYC, Basel)
Lingkungan regulasi perbankan menuntut akurasi data, pelaporan yang tepat waktu, dan dokumentasi yang lengkap. ERP mempermudah lembaga keuangan memenuhi standar OJK, BI, Basel, hingga persyaratan AML/KYC dengan menyediakan laporan otomatis sesuai format regulator.
Selain membantu pelaporan, ERP memastikan proses bisnis berjalan sesuai kebijakan internal dan regulasi eksternal. Sistem ini meminimalkan risiko ketidaksesuaian (non-compliance) dan mendukung audit kepatuhan yang lebih efisien.
e. Efisiensi Proses Audit & Pelaporan
ERP mengurangi ketergantungan pada pekerjaan manual melalui otomatisasi proses seperti pencatatan transaksi, rekonsiliasi, dan konsolidasi laporan. Hal ini meningkatkan efisiensi operasional dan menekan risiko human error yang biasa terjadi dalam pengolahan data secara manual.
Bagi auditor, ketersediaan data yang terpusat mempercepat proses pengumpulan dan verifikasi informasi. Hasilnya, audit dapat diselesaikan lebih cepat, lebih murah, dan dengan fokus yang lebih besar pada analisis risiko strategis daripada tugas administratif.
7. Modul Software ERP untuk Perbankan
Sistem ERP untuk perbankan umumnya terdiri dari berbagai modul yang dirancang khusus untuk kebutuhan industri keuangan. Setiap modul memiliki fungsi spesifik, namun semuanya terintegrasi untuk menciptakan satu platform yang solid. Berikut adalah contoh modul-modul yang paling penting dalam ERP banking:
a. Manajemen Keuangan
Modul ini adalah jantung dari operasional akuntansi bank. Fungsinya meliputi pengelolaan buku besar (general ledger), piutang dan utang, hingga proses pelaporan keuangan.
Dengan software ERP finance yang andal, bank dapat memastikan semua transaksi tercatat secara akurat. Modul ini juga mempercepat proses tutup buku bulanan dan memastikan kepatuhan terhadap standar akuntansi.
b. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
Modul SDM berfokus pada pengelolaan seluruh siklus hidup karyawan. Ini mencakup fungsi-fungsi penting seperti penggajian, rekrutmen, pelatihan, dan manajemen kinerja.
Dengan mengotomatisasi proses bisnis administratif ini, departemen HR dapat lebih fokus pada inisiatif strategis. Contohnya termasuk pengembangan talenta dan perencanaan suksesi untuk para pemimpin di masa depan.
c. Manajemen Risiko dan Kepatuhan
Modul ini sangat krusial bagi industri perbankan. Fungsinya adalah untuk membantu bank memantau risiko, melacak transaksi yang mencurigakan, dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.
Sebuah ERP perbankan yang baik akan memiliki fitur untuk mengelola risiko kredit, operasional, dan pasar secara proaktif. Ini juga membantu mengotomatisasi laporan yang diperlukan oleh regulator seperti OJK.
d. Manajemen Aset dan Kewajiban (ALM)
Modul ALM secara spesifik memantau risiko yang timbul dari ketidaksesuaian antara aset dan kewajiban bank. Ini adalah alat penting untuk menjaga kesehatan neraca keuangan.
Dengan ERP banking yang dilengkapi modul ini, manajemen dapat menganalisis dampak perubahan suku bunga. Hal ini membantu mereka menjaga likuiditas dan stabilitas keuangan bank dalam jangka panjang.
e. Manajemen Hubungan Pelanggan (CRM)
Modul CRM berfokus pada pengelolaan data dan interaksi dengan nasabah. Sistem ini menyimpan semua informasi kontak, riwayat transaksi, dan komunikasi dengan pelanggan dalam satu tempat.
Dengan data yang terpusat, tim layanan dapat memberikan pengalaman yang lebih personal dan responsif. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan kepuasan dan loyalitas nasabah.
f. Analitik dan Kecerdasan Bisnis
Modul ini berfungsi untuk mengolah volume data yang besar menjadi wawasan yang dapat ditindaklanjuti. Ini adalah alat bantu bagi manajemen untuk membuat keputusan strategis berbasis data.
Salah satu dampak penerapan software ERP yang paling signifikan adalah kemampuan untuk mengidentifikasi tren pasar. Bank dapat menganalisis perilaku nasabah dan mengembangkan produk atau layanan baru yang lebih relevan.
8. Contoh Penerapan ERP di Bank
Penerapan sistem ERP dapat membawa banyak manfaat signifikan untuk otomatisasi proses bisnis di perbankan yang kompleks, Beberapa bank besar, seperti Bank of China, Bank Mandiri, dan Bank BCA juga berhasil menggunakan software ERP untuk meningkatkan efisiensi, dan mengoptimalkan pengelolaan keuangan.
Berikut ini penjelasan bagaimana proes bisnis bank dengan menggunakan software ERP, serta keberhasilan yang dicapai:
a. Bank of China Singapore
Penerapan ERP di Bank of China Singapore dilakukan untuk mengintegrasikan berbagai fungsi bisnis, meningkatkan efisiensi operasional, serta mengurangi biaya dan risiko. Bank of China menggunakan ERP dari ScaleOcean, dengan fokus otomatisasi pada proses pengadaan dan pengelolaan anggaran.
Menggunakan modul purchasing dari ERP ScaleOcean, Bank of China Singapore mampu mengotomatiskan dan memantau setiap tahap dalam proses pengadaan barang mulai dari permintaan pembelian hingga penerimaan barang dan pembayaran.
Dengan ScaleOcean, Bank of China Singapore dapat lebih mudah melacak dan mengelola kontrak nasabah, sekaligus meningkatkan efisiensi penganggaran dan pengadaan. Platform ini juga memangkas waktu rekonsiliasi dan pelaporan keuangan secara signifikan.
b. Bank Mandiri
Bank Mandiri juga menggunakan sistem ERP untuk mengelola berbagai aspek bisnisnya, mulai dari keuangan, sumber daya manusia, serta operasional cabang. Penggunaan software ERP ini sangat membantu Bank Mandiri dalam meningkatkan efisiensi proses internal, mengoptimalkan manajemen anggaran.
Penggunaan ERP untuk audit bank juga digunakan sehingga dapat mengurangi kesalahan administratif dan meningkatkan produktivitas di seluruh cabang.serta mempercepat pelaporan keuangan dan pengelolaan SDM secara lebih terintegrasi.
c. Bank BCA
Bank BCA memanfaatkan software ERP untuk mengelola data nasabah, transaksi keuangan, serta risiko operasional lainnya unutk meningkatkan efisiensi bisnis secara menyeluruh.
Sistem ERP di Bank BCA dapat membantu proses transaksi lebih cepat dan akurat, serta mengoptimalkan pengelolaan risiko melalui analisis data yang mendalam dan real-time. ERP juga akan memberikan gambaran informasi lebih baik untuk perencanaan bisnis, memungkinkan Bank BCA untuk mengambil keputusan yang lebih strategis dan responsif terhadap perubahan pasar.
9. ScaleOcean, Sistem ERP Banking Terbaik untuk Industri Perbankan
ScaleOcean ERP menjadi solusi yang dapat membantu berbagai pengelolaan bank dengan menggunakan modul dan fitur canggih untuk menyederhanakan banyak proses operasionalnya. Sistem ini dapat membantu perusahaan bank Anda dalam meningkatkan akurasi laporan keuangan, dan mengoptimalkan pengelolaan aset serta anggaran secara real-time.
Selain itu, Anda dapat menyesuaikan modul dan sistem berdasarkan kebutuhan spesifik di bank Anda, sehingga penerapannya dapat optimal, sesuai, dan tepat untuk operasional bank secara menyeluruh.
ScaleOcean juga menawarkan layanan demo gratis dan konsultasi untuk menyesuaikan kebutuhan Anda dengan sistem kami. Ada beberapa keuntungan lain yang ditawarkan ScaleOcean untuk bantu pengelolaan bank Anda, diantaranya:
a. All-in-One Solution – Modul Lengkap Sesuai Kebutuhan
ScaleOcean menawarkan 200+ modul dan 1000+ fitur yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan bisnis, termasuk pengelolaan keuangan dan manajemen aset yang sangat penting bagi bank.
Modul ini dapat terintegrasi ke seluruh proses bisnis Anda, mulai dari akuntansi, procuremen, CRM. hingga pengelolaan aset dalam satu platform yang terpusat.
b. Automasi Seluruh Proses Bisnis
ScaleOcean juga dapat mengotomatisasi proses bisnis, di mana modul akuntansi hingga pengelolaan pengeluaran dapat otomatis, sehingga mengurangi pekerjaan manual dan meningkatkan efisiensi operasional.
Proses rekonsiliasi bank juga otomatis dilakukan. Misalnya, memudahkan bank untuk memantau transaksi keuangan mereka secara real-time dan mempercepat waktu pengambilan keputusan.
c. Integrasi Antar Cabang Perusahaan
Keunggulan ScaleOcean ERP juga memungkinkan bank yang memiliki banyak cabang dapat terintegrasi semua data dalam satu platform.
Kemampuan untuk menghubungkan seluruh cabang ini membuat bank dapat memantau transaksi dan performa keuangan secara real-time, meningkatkan transparansi dan koordinasi antar cabang.
d. Kustomisasi & Skalabilitas
ERP ScaleOcean juga dapat dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan spesifik perusahaan bank, termasuk pengaturan dashboard dan konfigurasi modul.
Dengan kemampuan ini, bank dapat menyesuaikan sistem ERP dengan proses dan alur kerja internal yang spesifik. ScaleOcean dengan keunggulan ini dapat membantu bank untuk berkembang seiring dengan pertumbuhan bisnis dan regulasi yang terus berubah.
e. Biaya Rasional & Flat
ScaleOcean menjadi vendor ERP yang menawarkan harga flat dengan unlimited user tanpa biaya tambahan per modul. Dengan ini, bank dapat menghindari biaya tidak terduga dalam hal skalabilitas sistem.
Ini cocok untuk bank yang memiliki banyak cabang dan unit yang terus berkembang, sehingga perusahaan dapat menambah jumlah pengguna tanpa khawatir tentang biaya tambahan.
10. Kesimpulan
Sistem ERP dengan berbagai modulnya berperan penting dalam memudahkan dan mempercepat transaksi keuangan di industri perbankan. Dengan implementasi sistem ERP, industri perbankan dapat memastikan bahwa transaksi keuangan berjalan lancar serta sesuai dengan standar dan regulasi perbankan.
Anda bisa menggunakan software ERP ScaleOcean yang menyediakan solusi terbaik untuk operasional Bank Anda secara menyeluruh. Keberhasilan ScaleOcean dalam mengimplementasikan software ERP di operasional Bank of China Singapore menunjukkan kualitas dan keandalannya.
Pencapaian ini membuktikan bahwa ScaleOcean mampu menghadirkan efisiensi proses perbankan melalui modul dan fitur canggih yang dimilikinya. Lakukan demo gratis dan konsultasikan kebutuhan proses perbankan Anda, dan dapatkan solusinya menggunakan ScaleOcean.
FAQ:
1. Mengapa bank membutuhkan sistem ERP?
Bank membutuhkan ERP untuk menyederhanakan operasional yang kompleks. ERP mengintegrasikan fungsi non-inti seperti keuangan, SDM, pengadaan, aset, dan pelaporan, sehingga meningkatkan efisiensi, memastikan kepatuhan regulasi, serta memberi visibilitas lebih jelas terhadap biaya operasional.
2. Modul ERP apa saja yang paling relevan untuk manajemen bank?
Meskipun bank memiliki sistem inti perbankan (CBS) untuk transaksi nasabah, modul ERP yang paling relevan untuk manajemen internal bank meliputi:
1. Keuangan: Akuntansi, laporan, anggaran.
2. HRM: Payroll, rekrutmen, pelatihan.
3. Pengadaan: Pembelian barang & jasa.
4. Aset: Pelacakan aset fisik bank.
5. Proyek: Manajemen proyek internal.
6. Analitik: Laporan & insight operasional.
3. Apa manfaat utama ERP dalam operasional non-inti bank?
Manfaat utama ERP dalam operasional non-inti bank adalah:
1. Efisiensi proses internal melalui otomatisasi.
2. Memenuhi kebutuhan pelaporan & audit.
3. Visibilitas biaya & alokasi anggaran.
4. Manajemen SDM lebih optimal.
5. Data akurat untuk keputusan strategis.
6. Integrasi data lintas departemen non-inti.




