“Departed from transit” adalah status penting dalam logistik yang sering menandakan tahapan kunci dalam rantai pasok. Namun, perusahaan sering menghadapi tantangan dalam memverifikasi keakuratan status ini, terutama ketika terdapat ketidaksesuaian antara lokasi yang diharapkan dan titik keberangkatan yang sebenarnya.
Status ini dapat menyebabkan kebingungan dan penundaan pengiriman jika tidak dilacak dengan baik. Hal ini tentunya akan memengaruhi kepuasan pelanggan dan efisiensi rantai pasok. Memahami makna status ini dan cara mengatasi masalah terkait sangat penting untuk meningkatkan kelancaran operasional dan menjaga kepercayaan pelanggan.
Dengan mengoptimalkan proses pelacakan untuk status “departed from transit,” perusahaan dapat meminimalkan kesalahan, memastikan pengiriman tepat waktu, dan menciptakan operasional yang lebih efisien. Artikel ini akan mengupas tuntas makna, fungsi, hingga cara mengatasi kendala yang mungkin terjadi pada tahap pengiriman ini.
- “Departed from transit” merupakan status yang menandakan paket telah meninggalkan titik transit dan melanjutkan perjalanan ke lokasi tujuan berikutnya.
- Fungsi “departed from transit” memiliki peran vital dalam memberikan kejelasan pelacakan, estimasi waktu tiba yang akurat, serta membangun kepercayaan pelanggan.
- Penyebab lambatnya pengiriman dapat disebabkan oleh berbagai faktor eksternal, seperti kondisi cuaca, proses bea cukai, hingga kendala transportasi yang tidak terduga.
- Software logistik ScaleOcean memberikan visibilitas penuh pada status “departed from transit”, memastikan pergerakan kargo dikelola secara proaktif.
1. Apa Itu Departed From Transit?
“Departed from transit” dalam logistik merupakan status paket yang telah meninggalkan titik transitnya dan sedang dalam perjalanan ke kota atau lokasi tujuan berikutnya. Status ini menunjukkan bahwa paket telah menyelesaikan semua prosedur di pusat transit, seperti penyortiran dan konsolidasi barang.
Setelah melewati proses tersebut, paket siap untuk dikirimkan oleh kurir dengan moda transportasi yang sesuai, seperti truk, pesawat, atau kapal. Dengan status ini, pelanggan dapat memastikan bahwa pengiriman mereka terus berjalan sesuai rencana dan tidak terhenti di fasilitas transit.
2. Fungsi Status Departed From Transit dalam Pengiriman
Status ‘departed from transit’ memberi pemangku kepentingan, mulai dari pengirim hingga penerima, pemahaman yang sama tentang posisi paket. Tanpa status yang jelas, pelanggan akan merasa cemas manajer logistik kesulitan dalam mengidentifikasi masalah. Oleh karena itu, setiap pembaruan status sangat penting untuk kelancaran operasional dan kepuasan pelanggan. Berikut penjelasan fungsi status ini:
a. Memastikan Kejelasan Pelacakan Paket (Tracking)
Fungsi utama dari status “departed from transit” adalah memberikan kejelasan dalam sistem pelacakan. Status ini menandakan bahwa paket telah berhasil melewati tahap penyortiran dan melanjutkan perjalanan menuju tujuan berikutnya. Bagi profesional logistik, informasi ini vital untuk memvalidasi alur kerja dan memastikan bahwa mitra logistik memenuhi Service Level Agreement (SLA).
Kejelasan ini juga mengurangi beban kerja tim layanan pelanggan, karena penerima dapat dengan mudah memantau pergerakan paket. Dengan adanya transparansi ini, pelanggan mendapatkan kepastian bahwa pengiriman mereka aktif, membangun kepercayaan, dan mengurangi jumlah pertanyaan terkait status paket. Hal ini memungkinkan tim internal untuk fokus pada masalah yang lebih strategis.
b. Membantu Memperkirakan Estimasi Waktu Tiba (ETA)
Setiap kali paket meninggalkan titik transit, sistem logistik dapat memperbarui Estimated Time of Arrival (ETA). Konfirmasi keberangkatan memungkinkan perhitungan ETA yang lebih akurat dengan mempertimbangkan faktor seperti lalu lintas dan jadwal transportasi.
Bagi bisnis, ETA yang tepat mendukung perencanaan yang lebih baik, khususnya dalam manajemen inventaris dan koordinasi proyek. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengelola sumber daya lebih efisien dan memberikan informasi yang lebih andal kepada pelanggan.
c. Menjaga Keamanan Paket Barang
Setiap pemindaian di fasilitas logistik, termasuk saat keberangkatan dari transit, berfungsi sebagai pos pemeriksaan keamanan digital. Status ‘departed from transit’ memastikan paket tercatat dengan aman, menciptakan jejak audit yang jelas dan penting dalam klaim asuransi pengiriman barang.
Proses ini juga mencegah kehilangan atau salah penanganan dalam fasilitas sibuk. Dengan catatan digital yang ketat, setiap pergerakan paket terpantau, memberikan keamanan tambahan bagi pengirim dan penerima, terutama untuk barang bernilai tinggi.
d. Meningkatkan Efisiensi Manajemen Logistik dan Rantai Pasok
Pemanfaatan data dari status operasional, termasuk waktu tinggal paket di fasilitas transit, bisa menjadi dasar penting untuk meningkatkan efisiensi manajemen logistik. Dengan memahami pola keterlambatan dan performa setiap titik, perusahaan dapat mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan secara lebih akurat.
Untuk mendukung analisis tersebut, Software Logistik ScaleOcean menyediakan sistem yang mengintegrasikan seluruh data pergerakan barang dalam satu platform. Perusahaan dapat memantau beban kerja hub, menganalisis kapasitas, dan melihat tren operasional yang memengaruhi kecepatan pengiriman secara real-time.
Pendekatan terpusat ini membantu tim logistik merespons potensi hambatan lebih cepat, menyesuaikan alur distribusi, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Efisiensi rantai pasok pun meningkat karena setiap keputusan didukung data aktual dari seluruh jaringan logistik.
Jika Anda ingin memperkuat kontrol operasional dan meningkatkan performa rantai pasok, Anda dapat mencoba demo gratis ScaleOcean dan melihat bagaimana sistem ini membantu menyederhanakan proses pengelolaan logistik.
e. Membangun Kepercayaan Pelanggan
Di era digital, pelanggan mengharapkan transparansi penuh atas pesanan mereka. Memberikan pembaruan status yang jelas seperti ‘departed from transit’ adalah cara efektif untuk memenuhi harapan ini. Informasi ini memberikan rasa kontrol dan kepastian kepada pelanggan, meningkatkan pengalaman mereka.
Ketika pelanggan merasa terinformasi di setiap langkah, tingkat kepuasan mereka meningkat, dan kemungkinan pembelian ulang pun lebih besar. Kepercayaan dibangun tidak hanya dari kecepatan pengiriman, tetapi juga dari kualitas komunikasi. Status pengiriman yang transparan menunjukkan bahwa perusahaan peduli dan berkomitmen pada keandalan layanan.
3. Berapa Lama Status Departed From Transit Berubah Menjadi Tiba?
Status “departed from transit” akan berubah menjadi “tiba” dalam waktu 1-2 hari untuk pengiriman domestik jarak pendek atau 3-7 hari untuk pengiriman antarpulau via darat. Namun, untuk pengiriman internasional, waktu tempuhnya bisa memakan waktu beberapa hari hingga berminggu-minggu. Durasi ini sangat bervariasi tergantung pada faktor seperti jarak, metode pengiriman, dan kendala lain.
Beberapa faktor utama yang memengaruhi waktu tempuh adalah jarak antara titik transit dan tujuan akhir, serta metode pengiriman yang digunakan. Pengiriman melalui udara umumnya lebih cepat dibandingkan dengan transportasi darat atau laut. Layanan ekspres juga akan mempercepat waktu kedatangan dibandingkan dengan layanan reguler.
Selain itu, faktor lain seperti cuaca buruk, masalah logistik, atau kesalahan alamat dapat menyebabkan penundaan. Masalah pada gudang, transportasi, atau tenaga kerja juga bisa memperlambat proses pengiriman. Untuk pengiriman internasional, masalah pemeriksaan bea cukai atau paket dengan alamat tidak lengkap dapat mempengaruhi durasi perjalanan.
Dilansir McKinsey, fluktuasi dan gangguan eksternal menjadi penyebab utama penundaan, terutama untuk pengiriman internasional. Perusahaan membutuhkan waktu hingga dua minggu untuk merencanakan respons, yang memperpanjang durasi paket tertahan di transit, dari hari menjadi berminggu-minggu.
4. Faktor Penyebab Cepat-Lambatnya Pengiriman

Perjalanan sebuah paket dipengaruhi oleh berbagai faktor kompleks, mulai dari moda transportasi hingga regulasi lintas batas. Kecepatan pengiriman tidak hanya bergantung pada jarak, tetapi juga pada efisiensi setiap simpul dalam jaringan logistik. Keterlambatan sering kali terjadi karena akumulasi masalah kecil yang muncul sepanjang rute.
Memahami faktor-faktor ini penting untuk mengatur ekspektasi yang realistis dan merencanakan strategi mitigasi risiko. Berikut adalah beberapa faktor utama yang secara signifikan memengaruhi durasi pengiriman setelah paket meninggalkan fasilitas transit:
a. Jarak Tempuh Antara Transit dan Tujuan
Faktor paling fundamental dalam pengiriman adalah jarak geografis antara fasilitas transit dan titik perhentian berikutnya. Perjalanan yang lebih jauh, seperti rute yang mencakup ratusan atau ribuan kilometer, akan memakan waktu lebih lama dibandingkan rute yang lebih pendek. Setiap titik transit tambahan juga dapat menambah waktu pemrosesan paket.
Selain jarak, kondisi infrastruktur sepanjang rute juga berperan besar. Perjalanan darat melalui jalan tol modern akan lebih cepat dibandingkan dengan daerah pedesaan yang memiliki kondisi jalan yang buruk. Oleh karena itu, jarak geografis dan kualitas infrastruktur menjadi dua komponen utama yang menentukan waktu tempuh pengiriman.
b. Metode dan Opsi Pengiriman
Jenis layanan dan moda transportasi yang dipilih sangat memengaruhi kecepatan pengiriman. Pengiriman melalui udara (air freight) adalah yang tercepat namun juga paling mahal, cocok untuk barang yang sensitif terhadap waktu. Sebaliknya, pengiriman melalui laut menggunakan kapal kargo jauh lebih lambat, tetapi lebih efisien dari segi biaya untuk volume besar, sering kali dipilih untuk barang yang tidak mendesak.
Dalam satu moda transportasi, ada berbagai tingkat layanan yang tersedia, seperti layanan ekspres atau standar. Layanan ekspres mendapatkan prioritas dalam pemrosesan dan pengangkutan, yang dapat mempercepat waktu tunggu di setiap titik transit. Pemilihan metode pengiriman harus mempertimbangkan kebutuhan mendesak dan anggaran untuk mencapai hasil yang optimal.
c. Kondisi Cuaca dan Iklim
Faktor alam sering menjadi variabel yang tidak dapat diprediksi, namun dapat memiliki dampak besar pada logistik. Badai, kabut tebal, banjir, atau salju lebat bisa memperlambat atau bahkan menghentikan seluruh moda transportasi. Penerbangan bisa ditunda, pelayaran kapal terhambat, dan jalan darat menjadi tidak dapat diakses.
Kondisi cuaca ekstrem juga dapat mengganggu operasional di fasilitas transit. Misalnya, badai salju dapat memperlambat proses bongkar muat di bandara kargo. Oleh karena itu, kondisi iklim yang tidak bersahabat menjadi salah satu penyebab utama keterlambatan yang seringkali berada di luar kendali penyedia jasa logistik.
d. Proses Bea Cukai (Customs)
Untuk pengiriman internasional, proses kepabeanan sering menjadi hambatan besar. Setiap paket harus melewati pemeriksaan bea cukai, dan keterlambatan bisa terjadi karena dokumen tidak lengkap, kesalahan deklarasi barang, atau pemilihan paket untuk pemeriksaan fisik acak. Kesalahan dalam cargo manifest juga berisiko.
Selain itu, volume kiriman yang tinggi di pelabuhan atau bandara dapat menyebabkan antrean panjang, terutama saat musim puncak. Proses ini bisa memakan waktu beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung pada kelengkapan dokumen yang disiapkan oleh pengirim.
e. Gangguan Transportasi dan Tenaga Kerja
Gangguan tak terduga dalam sistem transportasi atau ketersediaan tenaga kerja dapat memicu efek domino di seluruh rantai pasok. Misalnya, pemogokan kerja oleh staf pelabuhan, pilot, atau pengemudi truk bisa menghentikan pergerakan barang. Selain itu, masalah teknis seperti kerusakan kendaraan atau peralatan di fasilitas logistik juga berisiko menyebabkan penundaan.
Kepadatan lalu lintas, kemacetan di pelabuhan, atau keterbatasan slot pendaratan di bandara juga menjadi gangguan umum yang seringkali sulit diprediksi. Faktor-faktor ini menunjukkan bahwa stabilitas operasional transportasi dan ketersediaan tenaga kerja sangat penting untuk memastikan pengiriman tepat waktu.
f. Kapasitas Gudang Overload
Meskipun paket berhasil melakukan perjalanan dengan cepat, penundaan bisa terjadi di titik tujuan jika fasilitas penerima kelebihan beban. Selama periode puncak seperti musim liburan atau acara belanja besar, volume paket yang masuk sering kali melebihi kapasitas pemrosesan gudang atau pusat distribusi, menyebabkan penundaan.
Kondisi ini disebut bottleneck di mil terakhir (last-mile) yang dapat memperpanjang waktu pengiriman secara signifikan. Paket mungkin sudah berada di kota tujuan, tetapi terjebak dalam tumpukan kiriman yang belum diolah. Oleh karena itu, manajemen kapasitas gudang yang efektif sangat penting untuk mencegah penumpukan ini.
g. Kendala pada Data Paket
Kualitas dan akurasi data yang melekat pada sebuah paket sangat penting dalam logistik. Label pengiriman yang rusak, tidak terbaca, atau kode batang yang tidak dapat dipindai akan mengganggu alur pengiriman normal. Paket seperti ini memerlukan intervensi manual, yang tentu memakan waktu lebih lama.
Kesalahan data lain seperti alamat yang tidak lengkap atau kode pos yang salah juga bisa menyebabkan penundaan. Ketika sistem tidak dapat memvalidasi alamat tujuan, paket akan tertahan hingga informasi yang benar diperoleh. Oleh karena itu, integritas data paket sangat penting untuk memastikan proses logistik berjalan efisien dan otomatis.
Baca juga: Transit Hub: Definisi, Manfaat, dan Proses Kerjanya
5. Apa yang Harus Dilakukan Jika Status Tidak Bergerak (Stuck)?
Menemukan status pengiriman yang tidak berubah setelah ‘departed from transit’ bisa membuat frustrasi, tetapi sering ada penjelasan logis di baliknya. Sebelum panik, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk memahami situasi dan mencari solusi. Pendekatan sistematis lebih efektif daripada menghubungi layanan pelanggan berulang kali tanpa informasi baru.
Berikut adalah beberapa tindakan yang direkomendasikan:
- Tunggu Beberapa Hari Kerja: Sistem pelacakan tidak selalu diperbarui secara real-time. Terkadang, paket sudah bergerak menuju lokasi berikutnya tetapi belum dipindai, terutama jika menempuh jarak yang jauh antar hub. Beri waktu 2-3 hari kerja untuk melihat apakah ada pembaruan status sebelum mengambil kesimpulan.
- Cek Detail Pelacakan Secara Berkala: Periksa kembali halaman pelacakan untuk melihat apakah ada catatan atau notifikasi tambahan. Beberapa penyedia logistik mungkin menyertakan detail seperti “Keterlambatan karena kondisi cuaca” atau “Sedang dalam proses bea cukai” yang memberikan konteks lebih jelas.
- Hubungi Layanan Pelanggan Ekspedisi: Jika status tidak berubah setelah melewati estimasi waktu yang wajar, inilah saatnya untuk menghubungi layanan pelanggan dari perusahaan ekspedisi. Siapkan nomor resi Anda dan jelaskan situasinya secara rinci agar mereka dapat memulai penyelidikan internal.
- Konfirmasi dengan Pengirim (Jika Anda Penerima): Sebagai penerima, terkadang lebih efektif untuk menghubungi pengirim. Pengirim memiliki hubungan bisnis langsung dengan penyedia logistik dan seringkali memiliki akses ke jalur komunikasi yang lebih baik untuk mengajukan keluhan atau permintaan pelacakan formal.
6. Tips Agar Pengiriman Lebih Lancar

Keterlambatan dalam pengiriman sering tidak dapat dihindari, tetapi banyak yang dapat diminimalkan dengan perencanaan yang cermat. Sebagai pelaku bisnis, langkah proaktif sangat penting untuk menjaga efisiensi rantai pasok.
Dengan mengoptimalkan proses dari awal dan memanfaatkan alat yang tepat, Anda dapat mengurangi risiko paket tersangkut di titik transit serta meningkatkan keandalan dan kecepatan pengiriman. Berikut adalah beberapa tips praktis yang dapat diterapkan untuk memastikan pengalaman pengiriman yang lebih lancar bagi Anda dan pelanggan Anda:
a. Pastikan Kelengkapan dan Akurasi Data
Fondasi dari semua pengiriman yang sukses adalah data yang akurat. Pastikan alamat penerima lengkap dan benar, termasuk nama jalan, nomor rumah, kota, provinsi, dan kode pos. Sertakan juga nomor telepon aktif untuk memudahkan kurir saat pengiriman akhir, karena data yang tidak akurat dapat menyebabkan paket tertahan atau dikembalikan.
Selain itu, pastikan deskripsi barang dan nilainya diisi dengan benar, terutama untuk pengiriman internasional. Kesalahan dalam deklarasi dapat menyebabkan masalah di bea cukai. Gunakan label pengiriman berkualitas dengan barcode yang jelas dan mudah dipindai untuk menghindari kegagalan dalam pemrosesan otomatis.
b. Pilih Layanan Pengiriman yang Tepat
Pilih layanan pengiriman yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Jika mengirim barang sensitif atau dokumen penting, layanan ekspres meskipun lebih mahal bisa menjadi pilihan tepat. Untuk barang besar yang tidak mendesak, pengiriman kargo standar atau ekonomi lebih bijak. Memahami istilah dalam EMKL dapat membantu Anda membuat keputusan yang lebih tepat.
Lakukan riset terhadap penyedia jasa logistik untuk memastikan keandalannya. Beberapa perusahaan mungkin lebih kuat di wilayah tertentu, jadi sesuaikan layanan dengan kebutuhan kiriman Anda. Hal ini akan mencegah ekspektasi yang tidak realistis dan potensi kekecewaan.
c. Siapkan Dokumen dengan Lengkap (Untuk Internasional)
Pengiriman lintas batas memerlukan serangkaian dokumen yang jauh lebih kompleks dibandingkan pengiriman domestik. Pastikan Anda memiliki semua dokumen yang diperlukan, seperti commercial invoice, packing list, dan sertifikat asal (certificate of origin) jika diperlukan. Setiap dokumen harus diisi dengan akurat dan konsisten satu sama lain.
Kesalahan kecil dalam dokumentasi dapat menyebabkan paket Anda tertahan di bea cukai selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Jika Anda tidak yakin, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli kepabeanan atau freight forwarder. Persiapan dokumen yang cermat adalah investasi waktu yang akan terbayar dengan kelancaran proses bea cukai.
d. Manfaatkan Teknologi Pelacakan Canggih
Di era digital, mengandalkan pembaruan status dasar saja tidak cukup, terutama untuk bisnis dengan volume pengiriman tinggi. Manfaatkan platform atau perangkat lunak logistik yang menawarkan visibilitas end-to-end dan analitik canggih. Teknologi ini memungkinkan Anda untuk melakukan cara tracking kontainer logistik secara terpusat, meskipun menggunakan berbagai penyedia jasa ekspedisi.
Platform canggih juga memberikan peringatan proaktif jika ada potensi keterlambatan, memungkinkan Anda mengambil tindakan lebih awal. Selain itu, data yang dikumpulkan dapat dianalisis untuk mengidentifikasi tren dan mengoptimalkan strategi pengiriman di masa depan. Adopsi teknologi ini mengubah manajemen logistik dari reaktif menjadi proaktif.
7. Kesimpulan
“Departed from transit” merupakan status yang menandakan paket telah meninggalkan fasilitas transit dan memasuki perjalanan berikutnya. Status ini menunjukkan bahwa penyortiran dan konsolidasi telah selesai, memungkinkan estimasi kedatangan yang lebih akurat. Risiko keterlambatan dapat diminimalkan dengan perencanaan matang dan pemantauan berkala.
Dalam konteks logistik, status seperti “departed from transit” menjadi sumber data penting untuk menganalisis kelancaran pergerakan barang di setiap fasilitas. Informasi ini membantu perusahaan memahami beban kerja hub, menilai kapasitas operasional, serta mengidentifikasi hambatan yang berpotensi memperlambat proses distribusi.
ScaleOcean mengintegrasikan seluruh data tersebut dalam satu platform sehingga status kritis dapat dipantau dan diverifikasi secara real-time. Dengan visibilitas terpusat, tim logistik dapat merespons potensi hambatan lebih cepat, menyesuaikan alur distribusi, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Coba demo gratis ScaleOcean untuk melihat bagaimana sistem ini memperkuat efisiensi rantai pasok secara end-to-end.
FAQ:
1. Berapa lama paket di departed from transit?
Untuk pengiriman domestik jarak pendek, waktu antara “Departed from Transit” dan tiba di tujuan bisa 1-2 hari. Sedangkan untuk pengiriman internasional, proses ini bisa memakan waktu beberapa hari hingga berminggu-minggu.
2. Setelah transit paket kemana?
Setelah transit, paket disortir dan dikelompokkan berdasarkan tujuan, kemudian dikirim oleh kurir atau driver ke drop point sebelum akhirnya diantarkan ke alamat tujuan.
3. Apa tahap berikutnya setelah transit?
Setelah “Dalam Perjalanan”, status paket berubah menjadi “Sedang Dikirim”. Tahap ini sering kali memicu antisipasi tinggi, dan peritel bisa memanfaatkan dengan memberikan pembaruan real-time untuk meningkatkan antusiasme pelanggan.


