E–Commerce telah menjadi suatu bagian besar dari kehidupan sehari-hari kalangan masyarakat sekarang. Pada tahun 2019 sendiri, Shopee melayani 900.000 jumlah pesanan per hari dan angka tersebut secara terus-menerus meningkat. Dan semakin meningkatnya jumlah pesanan, maka semakin kompleks juga jaringan logistik yang diperlukan untuk menyelesaikan pesanan. Kompleksitas tersebut dapat menimbulkan suatu fenomena criss cross.
Fenomena tersebut adalah suatu kondisi di mana satu atau beberapa paket pesanan tidak sengaja tertukar dengan paket lainnya, sehingga dikirim ke lokasi yang tidak benar. Terjadinya kesalahan ini dapat memunculkan dampak yang sangat fatal bagi penyedia jasa logistik, sehingga perlu diketahui arti dan cara menanganinya terlebih dahulu. Maka dari itu, simaklah lebih lanjut artikel berikut!


- Criss cross adalah suatu kesalahan yang terjadi di mana paket pengiriman tertukar dengan paket pengiriman lain, sehingga dikirim ke lokasi yang salah.
- Penyebab criss cross: Human error, kurangnya koordinasi, penggunaan sistem yang tidak maksimal, faktor-faktor yang tidak dapat dikendali.
- Dampak kesalahan tersebut bagi bisnis logistik berupa pengiriman terlambat, potensi kerusakan barang, berkurangnya kepercayaan pelanggan, meningkatkan biaya operasional.
- Salah satu cara untuk mencegah terjadinya hal tersebut adalah dengan menerapkan suatu sistem logistik, lebih tepatnya ScaleOcean, penyedia software logistik terbaik di Indonesia.
1. Apa itu Arti Criss Cross dalam Logistik?
Criss Cross adalah sebuah kejadian di mana suatu paket yang seharusnya dikirim ke suatu lokasi secara tidak sengaja tertukar dengan paket pengiriman lain sehingga dikirim ke tujuan akhir yang salah. Hal ini adalah salah satu kesalahan paling umum dalam proses pengiriman barang.
Kejadian tersebut memungkinkan terjadinya kehilangan pada paket pengiriman sang penerima. Oleh karena itu, perusahaan logistik cenderung mengirim ulang paket pengiriman barang tertentu kembali ke gudang utamanya ketika paket criss cross teridentifikasi. Setelah tiba di gudang utama, pengiriman akan di proses ulang dan paket akan dikirim ke gudang cabang yang paling dekat dengan lokasi penerima.
Baca juga: Apa itu Pengiriman Kargo dan Bedanya dengan Reguler?
2. Penyebab Criss Cross dalam Logistik
Terdapat beberapa penyebab terjadinya fenomena tersebut dalam proses pengiriman, baik dari segi manusia atau sistem yang digunakan oleh perusahaan. Berikut adalah penjelasan lebih jelasnya:
a. Human Error
Kesalahan manusia cenderung menjadi penyebab utama terjadinya criss cross dalam pengiriman logistik. Contoh kesalahan yang dapat terjadi beragam, salah satunya adalah penyertaan packing slip yang tidak sesuai pada suatu paket pengiriman, yakni dengan spesifikasi barang dan penerima yang salah, serta tentu saja, lokasi pengiriman yang salah juga.
b. Kurangnya Koordinasi
Kurangnya koordinasi atau kerja sama yang erat antara setiap pihak yang terlibat berkemungkinan melahirkan fenomena tersebut. Apabila terdapat sebuah pesanan yang menyatakan keinginan untuk x jumlah barang, akan tetapi produsen hanya dapat menyediakan y jumlah barang, sebaiknya hal tersebut dikabarkan kepada pihak penyedia jasa logistik dan penerima atau pembeli terlebih dahulu.
c. Penggunaan Sistem tidak Maksimal
Setiap operasi dalam usaha pengiriman cenderung dibantu dan terintegrasi dengan sebuah sistem logistik, termasuk juga penyusunan dokumen dan pelacakan kendaraan dan barang. Jika sebuah perangkat lunak yang diterapkan kurang handal atau tidak optimal, maka segala informasi yang digunakan untuk melakukan segala prosedur berkemungkinan salah.
d. Faktor-faktor yang Tidak dapat Terkendali
Yang dimaksud dari faktor-faktor tersebut adalah hal-hal yang tidak dapat di kendali atau mudah diprediksi oleh pihak yang terlibat. Terjadinya bencana alam dapat memaksa kendaraan untuk menghentikan operasi sementara atau bahkan menyebabkan kerusakan pada paket pengiriman.
3. Dampak Terjadinya Criss Cross pada Pengiriman Barang
Alangkah baiknya jika hal berikut tidak terjadi dalam pengerjaan bisnis logistik, karena selain memunculkan dampak bagi pihak penerima, kejadian itu juga dapat membawa dampak buruk bagi perusahaan. Artikel berikut akan menyertakan beberapa strategi pencegahan pada bagian berikutnya untuk menghadapi dampak-dampak sebagai berikut:
a. Pengiriman yang Terlambat
Tentu saja, dikarenakan adanya pengiriman barang ke lokasi yang salah, perusahaan harus mengambil tindakan-tindakan tambahan, seperti pengelolaan ulang rute dan pesanan, untuk memperbaiki permasalahan tersebut. Hal ini akan memberikan bisnis logistik suatu gambaran yang buruk karena tidak mampu melakukan pengiriman sesuai dengan tenggat waktu yang dijanjikan.
b. Potensi Terjadinya Kerusakan Barang
Semakin lama berada di lapangan, maka semakin besar juga kemungkinan terjadinya kerusakan pada paket pengiriman dan isinya. Hal ini dapat menjadi suatu permasalahan yang sangat besar apabila rute yang perlu ditempuh kendaraan pengirim kurang stabil dan/atau rentan terhadap bencana alam seperti banjir atau longsor.
c. Berkurangnya Kepercayaan Pelanggan
Pelanggan dan calon pelanggan akan mempertanyakan efisiensi operasional sebuah bisnis yang gagal menetapkan janjinya. Berkurangnya kepercayaan ini berkemungkinan menghapus segala kemungkinan terjadinya kerja sama dengan calon pelanggan dan bahkan dapat membakar jembatan dengan pelanggan yang sudah ada apabila criss cross tidak diatasi dengan optimal.
d. Meningkatkan Biaya Operasional
Perusahaan logistik akan memerlukan biaya tambahan untuk melakukan pengiriman ulang dari lokasi yang salah kembali ke gudang utama, serta juga melakukan pengiriman ke lokasi yang tepat. Tidak hanya itu, bisnis bahkan perlu mengeluarkan biaya untuk melakukan manajemen paket pengiriman apabila barang-barang tertentu memiliki lifespan yang relatif pendek.

Baca juga: Contoh Dokumen Pengiriman Barang dan Prosedur Buatnya
4. Cara Mencegah Terjadinya Criss Cross
Berdasarkan dampak-dampak sebelumnya, dapat diartikan bahwa criss cross tidak hanya dapat menghambat kinerja operasional logistik, tetapi juga dapat menyebabkan kerugian finansial, serta mengancam keberlangsungan bisnis. Maka dari itu, artikel ini menyertakan beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya criss cross dalam proses pengiriman:
a. Menyusun suatu Rencana yang Konkrit
Dengan adanya suatu rencana yang disusun secara optimal terlebih dahulu, serta sesuai dengan SOP pengiriman barang, maka kemungkinan terjadinya criss cross pada proses pengiriman paket dapat diminimalisir. Dan walaupun hal tersebut terjadi, suatu rencana yang baik biasanya menyediakan tindakan-tindakan lanjut yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari permasalahan tersebut.
b. Meningkatkan Koordinasi antara Setiap Pihak
Diperlukan adanya transparansi antara semua pihak yang terlibat untuk mencegah terjadinya kesalahan pengiriman. Pihak-pihak tersebut, termasuk juga mitra logistik, sebaiknya menyajikan segala data yang berhubungan dengan suatu pesanan untuk memastikan adanya ketepatan data semua pihak sehingga pengiriman berlangsung dengan lancar.
c. Melakukan Pelatihan Berulang pada Karyawan
Segala karyawan yang ada di gudang-gudang perusahaan seharusnya telah dilatih terlebih dahulu untuk memastikan proses bongkar muat, penyimpanan dan pengiriman yang lebih efisien. Pelatihan biasanya mencakup cara menggunakan alat, cara menyusun dokumen seperti packing slip dan invoice pengiriman barang, serta juga cara memaksimalkan penggunaan sistem logistik atau manajemen gudang.
d. Penerapan Sistem Logistik Berkualitas
Pada era digital sekarang, sebuah perusahaan, baik di industri apapun, perlu menerapkan sebuah software yang dapat membantu dalam pengerjaan operasi bisnis. Dalam konteks pengiriman barang, sebuah sistem logistik dapat menyusun segala dokumen yang diperlukan, serta juga memungkinkan proses pemantauan secara real time agar setiap pihak dapat mengetahui kondisi dan lokasi paket pengiriman.
5. Tingkatkan Akurasi Pengiriman dengan Software Logistik ScaleOcean
Seperti yang baru saja dinyatakan, sebuah perusahaan logistik perlu menerapkan sebuah perangkat lunak freight forwarding untuk bersaing dalam dunia bisnis sekarang. Namun, hal tersebut tidak berarti perusahaan dapat dengan sembarang menerapkan sistem ke perusahaan dan berharap sistem tersebut akan berjalan sesuai dengan keinginan bisnis. Melainkan, perlu dilakukan terlebih dahulu riset pada segala penyedia software yang ada.
Artikel berikut merekomendasikan ScaleOcean sebagai penyedia sistem logistik terbaik di Indonesia. Sistem ini, yang berasal dari Singapura, telah berhasil memenangkan kepercayaan berbagai perusahaan logistik internasional ternama dan sekarang, sedang melakukan ekspansi ke Tanah Air. Hal ini memberikan kesempatan bagi mitra-mitra logistik lokal untuk merasakan keuntungan yang dirasakan para raksasa pengiriman dunia.
Salah satu keunggulan yang cenderung menjadi daya tarik bisnis terhadap sistemnya adalah jumlah penggunanya yang tidak terbatas. Hal ini memungkinkan setiap pihak yang terlibat untuk memantau kondisi pengiriman tanpa memerlukan pembayaran tambahan. Selain itu, fitur dan modulnya lengkap, yakni berjumlah ratusan hingga ribuan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan apapun di suatu perusahaan.
Apabila ragu, Anda dapat melakukan demo gratisnya terlebih dahulu untuk mengetahui kebenaran sistemnya dengan bisnis Anda, serta melakukan konsultasi gratis yang ditawarkannya untuk mengetahui lebih lanjut tentang spesifikasi lengkap perangkat lunaknya. Berikut adalah beberapa contoh fitur yang terdapat pada software logistik ScaleOcean:
- Manajemen Pemesanan: Fitur ini memudahkan pelanggan dalam melakukan pemesanan jasa pengiriman melalui berbagai moda transportasi seperti kapal laut, pesawat udara, atau truk darat. Pengguna dapat menentukan kapasitas yang diperlukan serta mengatur detail layanan dengan mudah sesuai kebutuhan pengiriman.
- Pelacakan Pengiriman: Fitur ini memungkinkan pengguna untuk memonitor status paket secara real-time dengan menggunakan nomor pelacakan unik. Pengirim dapat mengetahui posisi barang, kondisi saat ini, estimasi waktu tiba, dan menerima notifikasi langsung jika ada perubahan selama proses pengiriman berlangsung.
- Pilihan Pengiriman LCL, FCL, FTL, dan LTL: Sistem menyediakan berbagai opsi pengiriman berdasarkan volume dan jenis barang, termasuk Less than Container Load (LCL), Full Container Load (FCL), Full Truck Load (FTL), serta Less than Truck Load (LTL). Pengguna dapat memilih metode pengiriman yang paling efisien sesuai ukuran kargo dan kebutuhan pengantaran, sehingga membantu mengoptimalkan biaya transportasi.
- Manajemen Impor dan Ekspor: Fitur ini dirancang untuk mengelola pengiriman internasional baik impor maupun ekspor secara komprehensif. Sistem mendukung pengelolaan dokumen kepabeanan, perizinan, serta kepatuhan terhadap regulasi internasional agar proses pengiriman lintas negara berjalan lancar dan sesuai aturan yang berlaku.
- Perhitungan Margin: Fitur ini membantu perusahaan dalam menganalisis keuntungan dari setiap pengiriman dengan menghitung secara otomatis pendapatan dari tagihan pelanggan dan membandingkannya dengan biaya yang dikeluarkan kepada pemasok. Dengan demikian, semua pengeluaran dan pemasukan tercatat secara akurat untuk evaluasi profitabilitas bisnis.
Baca juga: 10 Freight Forwarding Software Terbaik di Indonesia Tahun 2025
6. Kesimpulan
Yakni isi artikel berikut tentang criss cross dan dampaknya bagi proses pengiriman. Hal tersebut, bila tidak diatasi dengan strategi-strategi preventif terlebih dahulu, dapat memunculkan dampak yang kritis pada perusahaan dan mengancam keberlangsungan usaha dalam dunia logistik. Salah satu cara paling optimal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya criss cross adalah dengan menerapkan sebuah sistem logistik.
Software freight forwarding dapat menjalankan sebagian besar operasi bisnis pengiriman barang secara efisien dan otomatis, sehingga mengurangi angka pengeluaran pada jangka panjang. Walaupun begitu, hal tersebut hanya mungkin apabila perusahaan telah melakukan implementasi perangkat lunak dengan sukses dan sesuai dengan kebutuhan usaha.
Salah satu penyedia sistem logistik terbaik di Indonesia adalah ScaleOcean. Hal ini dikarenakan sistemnya dapat digunakan oleh perusahaan skala apapun, sehingga mampu beradaptasi sesuai dengan situasi kondisi bisnis. Tidak hanya itu, segala perangkat lunaknya telah dirancang sesuai dengan praktik bisnis dan industri terbaik di dunia, yakni menjamin performa yang paling maksimal bagi usaha.
Oleh karena hal-hak tersebut, ScaleOcean cenderung menjadi pilihan utama mitra-mitra logistik internasional yang sekarang masih menjalin kerja sama dengan penyedia sistem tersebut. Jadi, lakukanlah demo gratis Anda sekarang dan tingkatkan akurasi pengiriman Anda dengan sistem tingkat global tersebut!
FAQ:
1. Apa itu Criss Cross dalam Pengiriman Barang?
Criss cross adalah istilah dalam logistik yang merujuk pada situasi di mana paket tertukar dengan paket lain selama proses pengiriman. Hal ini dapat terjadi karena kesalahan dalam proses sortir, label yang tidak akurat, atau kesalahan manusia lainnya.
2. Apa Penyebab Utama Terjadinya Criss Cross?
Beberapa penyebab utama terjadinya criss cross antara lain:
1. Kesalahan Manusia: Misalnya, kesalahan dalam penempelan label atau pemindaian barcode.
2. Kurangnya Koordinasi: Komunikasi yang tidak efektif antara pihak-pihak terkait dalam rantai pasok.
3. Penggunaan Sistem yang Tidak Maksimal: Sistem logistik yang kurang optimal dapat menyebabkan kesalahan dalam proses pengiriman.
4. Faktor Eksternal: Seperti bencana alam atau gangguan lainnya yang mempengaruhi proses pengiriman.
3. Bagaimana Cara Mengatasi dan Mencegah Criss Cross?
Untuk mengatasi dan mencegah terjadinya criss cross, beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
1. Koordinasi yang Lebih Baik: Meningkatkan komunikasi antara semua pihak yang terlibat dalam proses pengiriman.
2. Pelatihan Karyawan: Memberikan pelatihan rutin kepada karyawan untuk memastikan mereka memahami prosedur yang benar.
3. Penerapan Sistem Logistik Berkualitas: Menggunakan perangkat lunak logistik yang handal dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
4. Perencanaan yang Matang: Menyusun rencana pengiriman yang jelas dan terstruktur untuk meminimalkan risiko kesalahan.