Lisensi open source adalah jenis lisensi yang memungkinkan pengguna untuk mengakses, memodifikasi, dan mendistribusikan perangkat lunak tanpa pembatasan yang ketat. Dengan lisensi ini, perusahaan dapat mengembangkan sistem ERP mereka sesuai kebutuhan, sekaligus memastikan keberlanjutan penggunaan perangkat lunak secara sah dan efisien.
Perusahaan harus mempertimbangkan penggunaan lisensi open source untuk mencegah masalah yang dapat timbul akibat ketergantungan pada vendor tertentu. Terutama di industri manufaktur, lisensi yang tidak fleksibel dapat menghambat akses terhadap pembaruan dan fitur baru, yang pada akhirnya mempengaruhi efisiensi operasional.
Di artikel ini, pembaca akan menemukan informasi mengenai lisensi open source, termasuk pengertian, jenis dan cara kerjanya. Informasi ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih lisensi yang tepat untuk sistem ERP guna mendukung pengelolaan bisnis yang lebih efektif dan fleksibel.

- Lisensi open source adalah perjanjian hukum yang mengatur cara penggunaan, modifikasi, dan distribusi software ERP di perusahaan.
- Jenis lisensi open source—GPL yang mewajibkan karya turunan dilisensikan sama, MIT yang permisif, dan Apache dengan persyaratan atribusi.
- Contoh lisensi open source meliputi GNU/Linux, Mozilla Firefox, VLC Media Player, Apache Web Server, Libreoffice, BSD lisence, EPL (Eclipse Public License).
- Software ERP ScaleOcean, solusi ERP open source yang fleksibel, terintegrasi dengan sistem lain, serta mengurangi biaya lisensi, dengan dukungan dari komunitas pengembang yang aktif dan aman.

Apa itu Lisensi Open Source
Lisensi open source adalah perjanjian hukum yang mengatur penggunaan, modifikasi, dan distribusi perangkat lunak dengan kode sumber yang dapat diakses oleh publik. Lisensi ini memberikan hak kepada pengguna untuk mempelajari, mengubah, dan meningkatkan perangkat lunak, serta membagikannya kembali.
Tujuan utama Lisensi software ERP ini untuk mendorong kolaborasi dan inovasi pengguna dengan memberikan kebebasan kepada developer untuk memperbaiki, menyesuaikan, dan membagikan software sesuai kebutuhan.
Meskipun pengguna dapat bebas mengubah kode sumber, lisensi ini biasanya menetapkan beberapa persyaratan tertentu. Contohnya seperti memberikan atribusi kepada developer asli atau memastikan kode tetap terbuka jika didistribusikan kembali.
Penting untuk memahami lisensi yang digunakan dalam perusahaan, terutama jika Anda ingin menggunakan, memodifikasi, dan mendistribusikan software secara menyeluruh. Maka dari itu, penting untuk mematuhi persyaratan lisensi agar membantu Anda menghindari potensi masalah hukum di kemudian hari.
Tujuan Lisensi Open Source
Lisensi open source berpean penting dalam mengatur penggunaan, distribusi, dan pengembangan software. Ini membuat pengembang dan pengguna memiliki kebebasan untuk berkolaborasi, memodifikasi, dan mendistribusikan perangkat lunak secara terbuka. Berikut ini beberapa tujuan utama open source lisence, diantaranya:
1. Akses Kode Sumber
Lisensi ini akan memastikan kode sumber software dapat diakses siapa saja tanpa hambatan. Ini akan memberikan transparansi terkait bagaimana software bekerja dan pengguna dapat memahami, mempelajari, dan mengembangkan sistem secara optimal.
Dengan akses terbuka, dapat membantu perusahaan dalam hal pendidikan dan riset, karena memberikan peluang bagi pengembang baru untuk belajar dari kode yang telah ada dan menciptakan solusi lebih baik berdasarkan pengalaman tersebut.
2. Penggunaan Bebas
Tujuan lainnya adalah pengguna dapat menggunakan software untuk berbagai keperluan bisnis, personal, dan komersial selama mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan. Lisensi ini memfasilitasi adopsi software dengan berbagai skala, dan biasanya disertakan dengan syarat tertentu untuk memastikan hak cipta dan atribusi developer asli tetap dihormati.
3. Modifikasi dan Distribusi
Lisensi open source juga bertujuan memudahkan modifikasi dan distribusi, di mana pengguna tidak hanya mengakses kode sumber, tetapi juga memodifikasinya sesuai kebutuhan.
Setelah modifikasi sistem, pengguna dapat mendistribusikan versi yang telah diubah tersebut, baik dalam bentuk kode sumber atau binary. Ini akan membuka peluang untuk menciptakan solusi yang lebih sesuai dengan kebutuhan spesifik, serta meningkatkan kualitas perangkat lunak melalui kontribusi dari berbagai pihak.
4. Mendorong Kolaborasi
Tujuan lainnya adalah mendorong kolaborasi antara developer. Lisensi ini memberikan izin untuk berbagi dan mengubah kode sumber, dan menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi.
Para developer dapat bekerja sama, mengatasi masalah bersama, serta memperbaiki dan meningkatkan perangkat lunak dengan lebih cepat. Ini mempercepat siklus pengembangan perangkat lunak dan menghasilkan solusi yang lebih efisien dan efektif.
Manfaat Lisensi Open Source
Lisensi open source memiliki peran penting dalam software ERP karena memungkinkan transparansi dan kolaborasi yang lebih besar. Dengan akses ke kode sumber, perusahaan dapat menyesuaikan dan mengintegrasikan ERP sesuai kebutuhan spesifik mereka. Berikut ini beberapa peran penting lainnya yang perlu Anda ketahui.
1. Fleksibilitas dan Kustomisasi
Lisensi open source menawarkan fleksibilitas dan kustomisasi yang signifikan, memungkinkan pengguna untuk memodifikasi perangkat lunak sesuai kebutuhan spesifik perusahaan. Akses penuh ke kode sumber memungkinkan bisnis untuk menyesuaikan fungsi dan fitur perangkat lunak, memastikan bahwa solusi yang diadopsi telah sesuai dengan proses dan tujuan operasional.
Selain itu, fleksibilitas ini memungkinkan integrasi perangkat lunak dengan sistem lain yang mungkin sudah digunakan, mengoptimalkan efisiensi operasional. Misalnya, perusahaan dapat memilih antara on-premise ERP atau cloud ERP, tergantung pada jenis sistem bisnis yang paling sesuai dengan infrastruktur mereka.
2. Transparansi dan Keamanan
Tidak hanya itu, peran open source software adalah meningkatkan transparansi dan keamanan perangkat lunak dengan memastikan kode sumber tersedia untuk publik. Akses ini memungkinkan pengguna dan pengembang dari berbagai latar belakang untuk memeriksa, mengaudit, dan memverifikasi kode.
Proses ini membantu mengidentifikasi dan memperbaiki kerentanan lebih cepat dibandingkan dengan perangkat lunak proprietary, di mana kode biasanya tersembunyi dari publik. Dengan lebih banyak orang yang meninjau kode, potensi kesalahan atau bug dapat ditemukan lebih awal dan diperbaiki secara kolaboratif.
3. Mendorong Inovasi dan Kolaborasi
Pengertian software ini merupakan sistem yang memiliki kemampuan untuk mendorong inovasi melalui kerja sama terbuka. Dengan membagikan kode sumber kepada publik, pengembang dari berbagai latar belakang dapat ikut serta dalam mengembangkan fitur, memperbaiki bug, atau menciptakan solusi baru berdasarkan kebutuhan pasar yang terus berubah.
4. Menghemat Biaya
Berikutnya, peran penting open source software adalah menghemat biaya bagi bisnis karena perangkat lunak open source biasanya tidak memerlukan biaya lisensi. Perusahaan dapat memanfaatkan komunitas open source untuk dukungan teknis dan pembaruan, yang sering kali tersedia secara gratis.
Hal ini mengurangi biaya pemeliharaan dan dukungan yang biasanya dibebankan oleh vendor perangkat lunak. Secara keseluruhan, lisensi open source menawarkan solusi perangkat lunak yang ekonomis, mengurangi beban biaya operasional, dan meningkatkan profitabilitas bisnis.
5. Memperluas Jaringan Kolaborasi Internasional
Lisensi open source menciptakan ekosistem global yang terbuka bagi siapa saja untuk berkontribusi. Hal ini memungkinkan proyek perangkat lunak untuk berkembang secara kolektif melalui masukan dari berbagai negara dan latar belakang. Keanekaragaman ini tidak hanya memperkaya kualitas teknis perangkat lunak, tetapi juga menciptakan solusi yang lebih inklusif dan beragam.
Baca juga: Proses Software Maintenance Life Cycle dan Kepentingannya
Kategori Lisensi Open Source
Lisensi open source dapat dikategorikan berdasarkan tingkat kebebasan yang diberikan kepada pengguna dalam menggunakan, memodifikasi, dan mendistribusikan perangkat lunak. Setiap kategori memiliki ketentuan yang berbeda, yang mengatur bagaimana perangkat lunak dapat digunakan dan dibagikan.
Berikut ini dua kategori lisensi open source yang bisa digunakan:
1. Lisensi Copyleft
Lisensi copyleft dirancang untuk mempertahankan semangat keterbukaan dalam pengembangan perangkat lunak. Lisensi ini mewajibkan siapa pun yang membuat turunan dari perangkat lunak untuk tetap merilis versi barunya dengan lisensi yang sama. Dengan demikian, hak untuk mengakses, memodifikasi, dan mendistribusikan perangkat lunak tetap terjaga di seluruh rantai pengembangan.
Pendekatan ini menjaga agar perangkat lunak tidak dialihkan menjadi sistem tertutup oleh pihak lain, sekaligus memastikan kontribusi berkelanjutan bagi komunitas pengguna. Dengan mekanisme ini, setiap peningkatan atau perubahan pada perangkat lunak tetap dapat diakses oleh publik secara adil dan transparan.
2. Lisensi Permisif
Berbeda dari copyleft, lisensi permisif memberikan keleluasaan yang lebih besar dalam penggunaan perangkat lunak. Pengguna bebas untuk memodifikasi, menggabungkan, dan mendistribusikan ulang perangkat lunak, bahkan dalam proyek komersial atau sistem yang tidak bersifat terbuka.
Lisensi ini tidak mensyaratkan agar karya turunan menggunakan lisensi yang sama, sehingga cocok untuk organisasi yang membutuhkan fleksibilitas dalam mengintegrasikan perangkat lunak open source ke dalam produk atau solusi internal mereka.
Jika Anda mencari solusi ERP terbaik dengan lisensi open-source, ScaleOcean bisa menjadi pilihan yang tepat. Dengan lisensi yang mendukung pengembangan dan kustomisasi lebih lanjut, ScaleOcean memberi kebebasan kepada pengguna untuk menyesuaikan sistem dengan kebutuhan bisnis mereka tanpa terikat oleh biaya lisensi per pengguna atau batasan lainnya.
Jenis Lisensi Open Source
Secara umum, terdapat dua jenis utama lisensi open source yang sering diterapkan, masing-masing dengan pendekatan dan tingkat kebebasan yang berbeda. Memahami perbedaan keduanya akan membantu pengembang maupun organisasi memilih lisensi yang paling sesuai dengan kebutuhan teknis dan strategi distribusi mereka. Simak baik-baik hal berikut :
1. GNU General Public License (GPL)
GPL adalah lisensi open source copyleft, di mana lisensi ini mengharuskan setiap software turunan yan dibangun dari software yang dilisensikan di bawal GPL harus diliris dengan lisensi yang sama.
Ini berarti, jika pengguna mengubah atau mendistribusikan software berlisensi GPL, pengguna harus menyediakan kode sumbernya dan lisensi GPL. Ini akan memastikan software tetap terbuka dan bebas untuk digunakan, dimodifikasi, dan didistribusikan.
2. MIT License
MIT license menjadi lisensi populer karena memungkinkan pengguna untuk menggunakan, memodifikasi, dan mendistribuskan kode sumber dengan sedikit pembatasan. Pengguna hanya perlu menyertakan salinan lisensi dalam software yang didistribusikan.
Jenis license ini akan memberikan fleksibilitas tinggi, di mana kode dapat digunakan dalam berbagai proyek bisnis, komersial, atau pribadi tanpa banyak persyaratan tambahan.
3. Apache License
Jenis ini mirip dengan MIT namun memiliki ketentuan tambahan lainnya, di mana lisensi ini memungkinkan pengguna untuk menggunakan, memodifikasi, dan mendistribusikan kode sumber perangkat lunak, dengan syarat untuk memberikan atribusi yang sesuai kepada pemegang hak cipta asli.
Lisensi Apache juga dapat memberikan perlindungan paten kepada pengguna, di mana jika pengguna berkontribusi pada software, mereka tidak dapat menuntun pelanggaran paten terkait kontribusi tersebut.
Contoh Lisensi Open Source
Pengetahuan terkait apa saja contoh lisensi open source dalam software ERP sangat penting untuk memahami berbagai pilihan yang tersedia bagi perusahaan. Setiap contoh lisensi memiliki ketentuan dan manfaat unik yang dapat mempengaruhi bagaimana perusahaan mengelola dan mengembangkan sistem ERP.
Dengan memahami perbedaan antara lisensi di bawah ini, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih tepat dalam memilih solusi ERP yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.
1. GNU/Linux
Contoh license ini populer dan sering digunakan oleh banyak individu dan perusahaan di seluruh dunia. Sistem ini adalah kombinasi dari software sistem GNU dan kernel Linux. Keunggulannya fleksibel dan memiliki kontrol penuh atas sistem, sehingga pengguna dapat memodifikasi dan menyesuaikan sistem sesuai kebutuhan.
Dengan stabilitas, keamanan, dan komunitas pengembang yang besar, GNU/Linux menjadi pilihan utama bagi server, desktop, dan perangkat embedded.
2. Mozilla Firefox
Mozilla Firefox merupakan peramban web open source yang dikenal cepat, aman, dan fokus pada privasi pengguna. Contoh lisensi ini menawarkan fitur yang dapat disesuaikan dnegan kebutuhan pengguna, serta mendukung ekosistem pengembangan add-ons yang kaya.
Software open source ini dapat memberikan kebebasan bagi developer untuk memodifikasi dan berkontribusi terhadap peningkatan peramban ini. Hal tersebut akan memastikan fitur dan keamanan selalu diperbarui.
3. VLC Media Player
VLC Media Player menjadi contoh pemutar media open source yang dapat memutar hampir semua format file video dan audio. Contoh ini dapat mendukung berbagai codec, dan memberikan solusi fleksibel serta mudah digunakan untuk memutar file multimedia. VLC juga menawarkan streaming dan konversi format, menjadikan pemutar media populer di kalangan pengguna berbagai platform.
4. Apache Web Server
Contoh berikutnya adalah Apache Web Server yang menggunakan software server HTTP, dan mendukung berbagai fitur penting. Mulai dari pengaturan konfigurasi fleksibel, dukungan untuk berbagai protokol, serta kemudahan dalam menambahkan modul eksternal.
Apache sering digunakan di banyak situs web dan aplikasi yang membutuhkan server web yang stabil dan aman, serta komunitas pengembang yang aktif.
5. LibreOffice
LibreOffice menjadi suite aplikasi perkantoran open source yang menawarkan alat produktivitas, seperti pengolah kata, spreadsheet, presentasi, dan banyak lagi. LibreOffice juga memberikan pengguna kebebasan untuk memodifikasi dan berbagai aplikasi, esrta memiliki user interface yang ramah dan kompabilitas dengan format file populer.
6. BSD Licenses
Ada beberapa varian BSD License, seperti Original BSD License yang mengharuskan penyertaan atribusi iklan dan Modified BSD License yang menghilangkan klausul iklan ini. Kedua varian tersebut mewajibkan penyertaan pemberitahuan hak cipta asli dan disclaimer dalam semua salinan atau bagian substansial dari perangkat lunak.
Keunggulan utama BSD Licenses adalah kesederhanaan yang membuatnya mudah dipahami dan diterapkan, serta fleksibilitas, yang memungkinkan integrasi perangkat lunak ke dalam proyek proprietary tanpa batasan.
7. Eclipse Public License (EPL)
Salah satu fitur utama EPL lisensi open source adalah adalah ketentuannya mengenai kontribusi balik, yang memastikan perbaikan atau tambahan pada perangkat lunak harus tersedia untuk komunitas. Lisensi ini juga menawarkan perlindungan paten yang signifikan untuk mengurangi risiko litigasi terkait pelanggaran paten.
EPL sangat cocok untuk proyek-proyek yang ingin memastikan penggunaan komersial dengan tetap mendorong kontribusi dari komunitas. Contoh software yang dilisensikan di bawah EPL termasuk Eclipse IDE dan JGit.
Bagi bisnis yang membutuhkan software ERP dengan lisensi open-source untuk mendukung berbagai kebutuhan bisnis, Anda bisa menggunakan ScaleOcean ERP yang dapat memberikan fleksibilitas dan kontrol penuh terhadap pengembangan sistem.
Ini memungkinkan Anda untuk menyesuaikan dan mengintegrasikan ERP sesuai dengan kebutuhan bisnis. ScaleOcean juga memberikan layanan konsultasi dan demo gratis yang memungkinkan Anda untuk melihat bagaimana sistem ini bekerja dalam situasi nyata, sehingga Anda dapat mengevaluasi sejauh mana sistem ini dapat beradaptasi dengan proses bisnis yang ada.
Perbedaan Open Source vs Closed Source
Selain open source, terdapat lisensi lainnya yang harus dipahami yaitu closed source. Perbedaan utama antara software open source dan closed source terletak pada hak akses dan kontrol terhadap kode sumber perangkat lunak.
Lisensi closed source (proprietary) biasanya memiliki kode sumber yang tertutup dan hanya dapat digunakan setelah pengguna membeli lisensi. Sedangkan lisensi open source memberikan kebebasan lebih kepada pengguna untuk mengakses, memodifikasi, dan mendistribusikan kode sumber.
Secara garis besar, perangkat lunak open source memberikan kebebasan dan transparansi lebih, sementara closed source memberikan kontrol yang lebih besar kepada pengembang atau perusahaan untuk melindungi aset intelektual mereka.
Untuk perusahaan yang ingin mengoptimalkan implementasi sistem ERP, memahami lisensi ini sangat penting agar bisa memilih sistem yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran mereka.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, apa yang dimaksud dengan lisensi open source adalah sistem pengembangan yang memberikan fleksibilitas dan efisiensi biaya yang signifikan bagi perusahaan. Dengan akses penuh ke kode sumber, perusahaan dapat melakukan kustomisasi sesuai kebutuhan, meningkatkan kompatibilitas dan integrasi dengan sistem lain.
Dukungan dari komunitas pengembang juga memastikan perangkat lunak tetap up-to-date dan aman. Keunggulan ini menjadikan software ERP open source sebagai pilihan strategis bagi bisnis yang ingin mengoptimalkan pengelolaan sumber daya mereka tanpa harus terikat dengan biaya lisensi yang tinggi atau ketergantungan pada vendor tunggal. Implementasi sistem ERP sebagai solusi ini dapat membantu perusahaan Anda mencapai efisiensi operasional yang lebih baik.
FAQ:
1. Apa itu Lisensi Open Source?
Lisensi open source adalah perjanjian hukum yang menyertai software open source, yang secara spesifik memberikan hak kepada pengguna untuk melihat, menggunakan, memodifikasi, dan mendistribusikan kode sumber software tersebut. Lisensi ini menjamin kebebasan tertentu bagi pengguna terkait kode program.
2. Mengapa Lisensi Open Source penting?
Lisensi open source penting karena:
1. Menjamin Kebebasan: Memastikan pengguna dapat memeriksa, memodifikasi, dan mendistribusikan software tanpa batasan hukum yang ketat dari pengembang asli.
2. Mendorong Kolaborasi: Fasilitasi berbagi dan kontribusi kode oleh komunitas global, mempercepat inovasi dan perbaikan.
3. Transparansi: Kode sumber yang terbuka memungkinkan audit keamanan dan verifikasi fungsi.
4. Fondasi Legal: Memberikan kerangka hukum yang jelas tentang bagaimana software open source dapat digunakan, dimodifikasi, dan disebarluaskan.
3. Apa saja jenis-jenis umum Lisensi Open Source?
Ada banyak jenis lisensi open source, namun umumnya dibagi menjadi dua kategori utama:
1. Lisensi Permisif (Permissive Licenses): Memberikan kebebasan yang luas dengan batasan minimal. Pengguna dapat menggunakan kode dalam proyek proprietary dan tidak selalu diwajibkan untuk membuka kode modifikasi mereka. Contoh: MIT License, Apache License 2.0, BSD License.
2. Lisensi Copyleft (Copyleft Licenses): Lebih membatasi, mensyaratkan bahwa setiap karya turunan yang didistribusikan juga harus dirilis di bawah lisensi open source yang sama atau kompatibel. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa software tetap open source. Contoh: GNU General Public License (GPL).