Surety Bond: Pengertian, Jenis, Prinsip, dan Manfaatnya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Setiap perusahaan yang terlibat dalam proyek besar pasti menghadapi risiko keterlambatan, kegagalan, atau ketidaksesuaian hasil pekerjaan. Di sisi lain, pihak pemberi proyek membutuhkan jaminan bahwa kontraktor atau penyedia jasa akan memenuhi seluruh kewajiban sesuai perjanjian. Kondisi ini membuat instrumen penjaminan menjadi elemen penting dalam menjaga kepercayaan dan kelancaran kerja sama bisnis.

Surety bond merupakan salah satu bentuk penjaminan yang memastikan kontrak berjalan sesuai kesepakatan tanpa membebani arus kas perusahaan. Melalui sistem tiga pihak principal, obligee, dan surety instrumen ini membantu perusahaan menjaga efisiensi modal kerja sekaligus melindungi kepentingan pemilik proyek dari potensi kerugian.

Artikel ini akan mengulas secara menyeluruh apa itu surety bond, bagaimana mekanismenya, serta alasan mengapa instrumen ini banyak digunakan di berbagai sektor seperti konstruksi, pengadaan, dan jasa profesional. Pembahasan ini akan membantu Anda memahami bagaimana surety bond dapat menjadi alternatif efisien pengganti jaminan bank dalam menjaga cash flow dan keberlangsungan proyek.

starsKey Takeaways
  • Surety bond adalah perjanjian penjaminan antara tiga pihak surety, principal, dan obligee. Surety menjamin bahwa principal akan memenuhi kewajibannya sesuai kontrak dengan obligee.
  • Fungsi surety bond untuk melindungi pemilik proyek dari kerugian finansial dan memastikan kredibilitas kontraktor yang terpilih.
  • Jenis surety bond yang umum digunakan untuk jaminan proyek meliputi bid bond, performance bond, advance payment bond, dan maintenance bond, masing-masing dengan fungsi spesifik.
  • Perbedaan antara surety bond dan bank garansi terletak pada penerbit jaminan, sifat klaim yang bersyarat, dan persyaratan agunan yang lebih fleksibel.
  • Software Contract Management ScaleOcean mengotomatisasi pengelolaan surety bond dan memastikan kepatuhan hukum, memudahkan pengawasan dan pemantauan tenggat waktu proyek.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa Itu Surety Bond?

Surety bond adalah perjanjian penjaminan yang melibatkan tiga pihak penjamin (surety), pihak yang dijamin (principal), dan penerima jaminan (obligee). Dalam perjanjian ini, surety menjamin bahwa principal akan memenuhi kewajibannya kepada obligee sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

Jika principal gagal memenuhi kewajiban, surety akan bertanggung jawab untuk menyelesaikan kewajiban tersebut. Surety bond berfungsi sebagai alat manajemen risiko yang penting untuk proyek konstruksi, pengadaan barang atau jasa, atau pemenuhan izin, memastikan kelancaran pelaksanaan kontrak.

2. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Surety Bond

Surety bond merupakan instrumen keuangan yang kompleks karena melibatkan tiga entitas dengan peran dan tanggung jawab yang berbeda. Memahami siapa saja pihak yang terlibat adalah langkah pertama untuk mengerti cara kerja jaminan ini. Berikut penjelasan tentang principal, obligee, dan surety:

a. Principal

Kontraktor, penyedia jasa, atau pihak yang terjamin adalah pihak yang memiliki kewajiban utama untuk melaksanakan pekerjaan atau memenuhi suatu obligasi sesuai dengan kontrak. Dalam proyek konstruksi atau pengadaan, mereka biasanya adalah pihak yang memenangkan tender dan membeli surety bond sebagai jaminan komitmen.

Tanggung jawab kontraktor, penyedia jasa, atau pihak yang terjamin mencakup penyelesaian proyek dan pemenuhan semua klausul kontrak. Jika mereka gagal, baik karena wanprestasi atau masalah finansial, obligee dapat mengajukan klaim. Oleh karena itu, kemampuan dan integritas mereka menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan surety sebelum menerbitkan bond.

b. Obligee

Pemilik proyek atau penerima jaminan adalah pihak yang menerima jaminan atau manfaat dari surety bond. Biasanya, pemilik proyek atau penerima jaminan adalah pihak yang memberikan kontrak kepada principal, seperti perusahaan atau instansi pemerintah. Mereka meminta jaminan proyek untuk melindungi kepentingan mereka dari potensi kerugian finansial akibat kegagalan principal, terutama pada tahap penyusunan kontrak.

Dengan adanya surety bond, pemilik proyek atau penerima jaminan memperoleh kepastian bahwa proyek akan dilaksanakan sesuai rencana atau mereka akan menerima kompensasi jika terjadi masalah. Hal ini memberikan rasa aman dan memungkinkan pemilik proyek atau penerima jaminan memilih kontraktor yang kredibel, yang telah melalui proses verifikasi oleh perusahaan surety.

c. Surety

Perusahaan penjamin atau asuransi bertindak sebagai pihak ketiga dalam perjanjian surety bond. Mereka bertanggung jawab untuk mengevaluasi kelayakan kredit dan kapabilitas principal sebelum memberikan jaminan, memastikan bahwa kontraktor dapat memenuhi kewajiban kontraknya.

Jika principal gagal memenuhi kewajibannya, perusahaan penjamin atau asuransi akan membayar klaim kepada obligee sesuai nilai jaminan yang disepakati. Setelah itu, mereka berhak menagih kembali kerugian tersebut dari principal, memastikan bahwa risiko akhir tetap pada principal.

3. Fungsi Surety Bond sebagai Alat Manajemen Risiko

Surety bond berfungsi sebagai alat manajemen risiko yang menjamin pemenuhan kewajiban kontrak, seperti pelaksanaan proyek atau pembayaran. Jaminan ini melindungi pihak penerima jaminan jika kontraktor (principal) gagal memenuhi kewajibannya.

Jaminan ini menciptakan kepercayaan antara pihak yang bertransaksi, terutama dalam proyek besar atau kontrak pemerintah. Dengan jaminan proyek, pihak obligee mendapatkan perlindungan dari kerugian finansial jika terjadi kegagalan dalam pelaksanaan kontrak.

Selain itu, surety bond memfasilitasi kelancaran transaksi bisnis dan mengurangi risiko kerugian. Seringkali diwajibkan oleh hukum atau standar industri, surety bond menjadi syarat penting dalam tender atau pengamanan proyek besar.

4. Manfaat Utama Surety Bond bagi Obligee (Pemilik Proyek)

Manfaat Utama Surety Bond bagi Obligee (Pemilik Proyek)

Surety bond memberikan beberapa manfaat utama bagi pemilik proyek. Manfaat utamanya termasuk perlindungan finansial terhadap risiko kegagalan kontraktor dan memastikan bahwa proyek akan diselesaikan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Berikut manfaat utamanya:

  • Memberikan rasa aman bahwa proyek akan diselesaikan: Surety bond memastikan proyek tetap berjalan meskipun kontraktor menghadapi masalah, memberikan kepastian bahwa pekerjaan akan diselesaikan sesuai kontrak.
  • Perlindungan terhadap risiko kegagalan: Jika kontraktor gagal memenuhi kewajibannya, surety bond memberikan ganti rugi kepada pemilik proyek untuk menutupi kerugian akibat kelalaian principal.
  • Mendorong kualitas pekerjaan: Proses underwriting memastikan kontraktor memiliki kualifikasi yang memadai, sehingga meningkatkan kepercayaan pemilik proyek terhadap kemampuan kontraktor dalam memenuhi standar dan tenggat waktu.

Dengan adanya surety bond, pemilik proyek dapat merasa lebih aman karena adanya jaminan bahwa kontraktor akan memenuhi kewajibannya. Hal ini memberikan keyakinan bahwa proyek akan selesai tepat waktu dan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan.

5. Manfaat bagi Proyek dan Principal

Surety bond juga memberikan berbagai manfaat signifikan bagi principal atau kontraktor. Salah satu manfaat utamanya adalah meningkatkan kredibilitas dan daya saing kontraktor di pasar karena menunjukkan bahwa mereka telah diverifikasi oleh lembaga penjamin terpercaya. Berikut penjelasannya:

  • Memastikan peserta tender bersungguh-sungguh: Dengan memiliki surety bond, kontraktor menunjukkan komitmen dan kredibilitasnya, yang meningkatkan peluang memenangkan tender di proyek besar atau pemerintah.
  • Memperlancar pembiayaan proyek: Surety bond sering kali menjadi syarat dalam proyek APBN/APBD atau bantuan luar negeri, memudahkan kontraktor untuk mengakses peluang proyek yang lebih besar tanpa hambatan administrasi.
  • Menjamin pembayaran: Dalam konteks purchase order, surety bond menjamin bahwa kontraktor akan membayar sesuai ketentuan, memberikan kepastian bagi pemilik proyek dalam hal pembayaran.

Dengan adanya surety bond, kontraktor dapat berkompetisi di level yang lebih tinggi dan mengakses proyek-proyek besar yang mungkin memerlukan jaminan. Selain itu, kontraktor juga dapat mengembangkan bisnisnya tanpa harus mengikat modal kerja dalam bentuk agunan likuid yang dapat mengganggu arus kas mereka.

6. Prinsip Pelaksanaan Surety Bond

Prinsip pelaksanaan surety bond melibatkan perjanjian tiga pihak principal (pihak yang dijamin), surety (penjamin, biasanya perusahaan asuransi), dan obligee (penerima jaminan). Sebelum jaminan proyek diterbitkan, semua pihak harus menyepakati kontrak resmi yang menjelaskan kewajiban principal dan jaminan yang diberikan oleh surety.

Principal bertanggung jawab untuk melaksanakan semua kewajiban sesuai kontrak. Jika principal gagal memenuhi kewajiban, surety akan mengganti kerugian obligee sesuai dengan nilai jaminan yang disepakati. Setelah itu, surety berhak menagih kembali uang yang dibayarkan kepada obligee dari principal berdasarkan perjanjian ganti rugi (subrogasi).

Perjanjian surety bond bersifat mutlak dan tidak dapat dibatalkan, memberikan kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat. Surety bond akan aktif jika principal tidak dapat memenuhi kewajiban kontraktualnya, seperti ketidaksesuaian waktu penyelesaian, kualitas pekerjaan yang buruk, atau kondisi bangkrut yang menghalangi kelanjutan proyek.

Dikutip dari laporan Insurance Asia, pasar surety global diperkirakan akan tumbuh sebesar 5% setiap tahun hingga 2030 dengan pertumbuhan yang didorong oleh kawasan Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, karena tingginya permintaan akan jaminan pelaksanaan di proyek-proyek infrastruktur.

7. Kategori Surety Bond

Secara umum, surety bond dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori besar berdasarkan tujuan dan jenis kewajiban yang dijamin. Pemahaman terhadap kedua kategori ini membantu para pemangku kepentingan untuk memilih jenis jaminan yang tepat sesuai kebutuhan spesifik mereka. Berikut adalah penjelasan tentang kategorinya:

a. Contract Bonds

Fokus pada proyek atau konstruksi, contract bonds adalah jaminan yang paling umum digunakan, terutama di industri konstruksi dan pengadaan. Jaminan ini memastikan pemenuhan kewajiban dalam kontrak tertulis, memberikan perlindungan bagi obligee jika principal gagal melaksanakan tugasnya sesuai dengan syarat kontrak.

Jenis-jenis jaminan dalam kategori ini mencakup seluruh siklus proyek, mulai dari tahap penawaran hingga pemeliharaan pasca-proyek. Beberapa contoh termasuk bid bond, performance bond, advance payment bond, dan maintenance bond, yang semuanya dirancang untuk memastikan kelancaran setiap fase proyek dan kesesuaian dengan kesepakatan antara principal dan obligee.

Untuk mengelola surety bond dengan lebih efisien, software contract management ScaleOcean menjadi solusi sistem terpusat untuk penyimpanan, pemantauan, dan pengelolaan kepatuhan dokumen jaminan. Dengan fitur yang memudahkan pengelolaan tenggat waktu dan persyaratan hukum, perangkat lunak ini mengurangi risiko administrasi dan memastikan setiap tahap proyek berjalan lancar.

Cobalah demo gratis ScaleOcean untuk merasakan manfaatnya dalam mengelola kontrak dan jaminan secara efektif. Dengan fitur yang lengkap, ScaleOcean memudahkan pengelolaan dokumen dan memastikan proyek berjalan lancar.

b. Commercial Bonds

Jaminan untuk kepatuhan regulasi atau bisnis adalah kategori yang lebih luas dan mencakup berbagai kewajiban di luar kontrak konstruksi atau pengadaan. Jaminan ini diperlukan untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan hukum atau regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga lainnya, melindungi kepentingan publik atau entitas terkait dari kerugian akibat aktivitas bisnis.

Contoh dari jaminan ini sangat beragam, seperti license and permit bonds, customs bonds, dan judicial bonds. Misalnya, perusahaan importir memerlukan customs bond untuk menjamin pembayaran bea masuk. Fokus utama jaminan ini adalah kepatuhan terhadap regulasi, bukan kinerja kontraktual.

8. Jenis-jenis Surety Bond yang Umum Digunakan di Indonesia

Jenis-jenis Surety Bond yang Umum Digunakan di Indonesia

Di Indonesia, penggunaan surety bond sangat lazim dalam proyek pemerintah maupun swasta, terutama di sektor konstruksi dan pengadaan. Terdapat beberapa jenis jaminan yang secara spesifik digunakan untuk setiap tahapan proyek. Berikut penjelasan jenis-jenis yang umum digunakan:

a. Jaminan Penawaran (Bid Bond / Tender)

Bid bond adalah jaminan yang diserahkan oleh kontraktor (Principal) bersamaan dengan dokumen penawaran saat mengikuti tender. Jaminan ini bertujuan untuk memastikan bahwa kontraktor tidak akan mengundurkan diri jika tender dimenangkan dan bersedia menandatangani kontrak kerja yang ditawarkan.

Jika pemenang tender menolak melanjutkan ke tahap penandatanganan kontrak, obligee dapat mencairkan bid bond untuk menutupi biaya yang timbul akibat proses tender ulang. Nilai jaminan ini biasanya ditetapkan dalam persentase kecil dari total nilai penawaran proyek, berfungsi sebagai bukti keseriusan dan komitmen peserta tender.

b. Jaminan Pelaksanaan (Performance Bond)

Setelah kontrak ditandatangani, principal wajib menyerahkan Jaminan Pelaksanaan atau performance bond kepada obligee. Jaminan ini memastikan bahwa principal akan melaksanakan dan menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan syarat, ketentuan, dan spesifikasi dalam kontrak. Performance bond menjamin kinerja kontraktor selama proyek berlangsung.

Jika Principal gagal menyelesaikan pekerjaan atau melakukan wanprestasi, obligee dapat mengklaim performance bond. Dana dari klaim ini dapat digunakan untuk membiayai penyelesaian proyek, seperti menunjuk kontraktor baru. Nilai jaminan ini biasanya berkisar antara 5% hingga 10% dari total nilai kontrak.

c. Jaminan Uang Muka (Advance Payment Bond)

Dalam banyak proyek, obligee memberikan uang muka kepada Principal untuk mendukung modal kerja awal, seperti pembelian material atau mobilisasi alat. Untuk melindungi dana tersebut, obligee meminta jaminan uang muka atau advance payment bond. Jaminan ini memastikan uang muka digunakan sesuai dengan tujuan proyek.

Jika principal menyalahgunakan uang muka atau gagal memulai pekerjaan setelah menerima dana, obligee berhak mencairkan jaminan ini. Nilai jaminan biasanya setara dengan jumlah uang muka yang diberikan, sekitar 20% hingga 30% dari nilai kontrak, dan akan berkurang seiring dengan kemajuan progres pekerjaan.

d. Jaminan Pemeliharaan (Maintenance Bond)

Setelah proyek selesai dan diserahterimakan, masih ada periode pemeliharaan di mana principal bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan atau cacat mutu yang muncul. Jaminan pemeliharaan atau maintenance bond memastikan principal akan memenuhi kewajiban pemeliharaannya selama periode yang disepakati yang bisa berlangsung dari enam bulan hingga beberapa tahun, tergantung pada jenis proyek.

Jika selama masa pemeliharaan ditemukan kerusakan akibat kualitas pekerjaan atau material yang buruk, dan principal menolak memperbaikinya, obligee dapat mengklaim jaminan ini. Dana klaim tersebut dapat digunakan untuk membayar pihak lain untuk perbaikan, memberikan perlindungan jangka panjang bagi obligee meskipun proyek telah selesai.

9. Perbedaan Utama Surety Bond vs Bank Garansi

Meskipun keduanya berfungsi sebagai instrumen penjaminan, terdapat perbedaan fundamental antara surety bond dan bank garansi. Memahami perbedaan ini sangat penting bagi para pengambil keputusan untuk memilih instrumen yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan. Berikut penjelasan terperinci tentang perbedaannya:

a. Berdasarkan Penerbit Jaminan (Surety vs Bank)

Perbedaan utama antara surety bond dan bank garansi terletak pada lembaga yang menerbitkannya. Surety bond diterbitkan oleh perusahaan asuransi atau lembaga penjaminan non-bank yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Proses evaluasinya berfokus pada kapabilitas, karakter, dan kapasitas (3C) dari Principal.

Sementara itu, bank garansi diterbitkan oleh lembaga perbankan yang diatur oleh peraturan perbankan. Proses penerbitannya lebih kaku dengan fokus utama pada analisis kredit dan ketersediaan agunan. Perbedaan ini memengaruhi persyaratan dan fleksibilitas masing-masing produk.

b. Berdasarkan Sifat Klaim (Bersyarat vs Tidak Bersyarat)

Sifat klaim menjadi perbedaan krusial antara surety bond dan bank garansi. Klaim pada jaminan proyek bersifat bersyarat (conditional), artinya Obligee harus membuktikan terlebih dahulu bahwa principal telah melakukan wanprestasi atau pelanggaran kontrak. Perusahaan surety akan melakukan investigasi untuk memverifikasi klaim sebelum melakukan pembayaran.

Sebaliknya, klaim pada bank garansi umumnya bersifat tidak bersyarat (unconditional) dan dapat dicairkan atas permintaan pertama (on first demand). Obligee hanya perlu menyatakan bahwa principal gagal memenuhi kewajiban, dan bank akan segera membayar tanpa investigasi lebih lanjut, memberikan perlindungan yang lebih cepat namun lebih berisiko bagi principal.

c. Berdasarkan Biaya dan Agunan (Jaminan)

Dari segi biaya, premi surety bond umumnya lebih rendah dibandingkan dengan biaya provisi untuk bank garansi. Hal ini karena model bisnis penjaminan didasarkan pada asumsi nol kerugian (zero loss), di mana Principal membayar premi untuk jasa prakualifikasi dan penjaminan dari Surety.

Perbedaan signifikan lainnya bagi principal terletak pada persyaratan agunan. Untuk bank garansi, bank hampir selalu mensyaratkan agunan tunai sebesar 100% dari nilai jaminan yang membekukan likuiditas perusahaan. Sementara itu, jaminan proyek lebih mengandalkan perjanjian ganti rugi, sehingga tidak mengganggu arus kas principal.

10. Kesimpulan

Surety bond adalah instrumen manajemen risiko penting di sektor konstruksi dan pengadaan. Instrumen ini melindungi pemilik proyek (obligee) sekaligus meningkatkan kredibilitas kontraktor (principal). Dengan memahami peran tiga pihak principal, obligee, dan surety perusahaan dapat memanfaatkannya untuk memastikan kelancaran proyek.

Memilih antara surety bond dan bank garansi memerlukan pertimbangan cermat terhadap sifat klaim, biaya, dan kebutuhan agunan. Apa pun instrumen yang dipilih, pengelolaan dokumen jaminan yang efektif menjadi kunci untuk memaksimalkan manfaatnya.

Dengan mengadopsi solusi software contract management ScaleOcean, perusahaan dapat menyederhanakan proses administrasi, memastikan kepatuhan, serta mengubah manajemen jaminan dari sekadar kewajiban menjadi keunggulan strategis. Cobalah demo gratis ScaleOcean untuk merasakan kemudahan dalam mengelola kontrak dan jaminan secara efisien.

FAQ:

1. Siapa yang mengeluarkan surety bond?

Perusahaan yang dapat mengeluarkan surety bond adalah Perusahaan Penjaminan yang memiliki izin dari Menteri Keuangan, serta Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin untuk menerbitkan jaminan sesuai Perpres Nomor 54 Tahun 2010 pasal 67 ayat (6) dan (7).

2. Perbedaan suretyship dan surety bond?

Suretyship melibatkan dua pihak untuk menjamin kewajiban finansial, sementara surety bond melibatkan tiga pihak untuk memastikan kewajiban kontraktual prinsipal kepada pihak ketiga.

3. Surety Bond untuk apa?

Surety Bond merupakan perjanjian antara pemberi jaminan (surety) dan pihak yang dijamin (principal), untuk melindungi pemilik proyek (obligee). Jika principal gagal memenuhi kewajiban, surety akan memberikan ganti rugi sesuai nilai jaminan.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap