Banyak perusahaan belum menyadari pentingnya pencatatan penyusutan inventaris kantor dalam perencanaan keuangan. Aset seperti komputer dan furnitur akan mengalami penurunan nilai seiring waktu, yang perlu dicatat dengan tepat untuk menghindari masalah keuangan.
Penyusutan inventaris bukan hanya soal kepatuhan akuntansi, tetapi juga berkaitan langsung dengan pengelolaan pajak dan keuangan. Tanpa pemahaman yang baik, perusahaan berisiko menghadapi masalah dalam perencanaan jangka panjang.
Artikel ini akan membahas metode perhitungan penyusutan inventaris kantor, serta implikasinya terhadap laporan keuangan dan pajak. Dengan pemahaman yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan pengelolaan aset mereka secara lebih efisien.
- Penyusutan inventaris adalah langkah awal untuk mengelola nilai aset kantor secara efektif dan sistematis dari waktu ke waktu.
- Mengenali perbedaan mendasar antara penyusutan aset tetap dengan penurunan nilai persediaan sangat penting untuk memastikan akurasi laporan keuangan perusahaan.
- Perhitungan penyusutan sangat penting bagi perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan akurat dan mendukung pengambilan keputusan strategis.
- Terdapat berbagai metode perhitungan penyusutan yang dapat dipilih perusahaan sesuai dengan pola penggunaan dan karakteristik aset yang dimiliki.
- Software asset management ScaleOcean memberikan solusi dengan mengotomatisasi proses perhitungan penyusutan aset, memastikan akurasi dan integrasi yang mendukung pertumbuhan bisnis Anda.
1. Apa Itu Penyusutan Inventaris Kantor?
Penyusutan inventaris kantor adalah pengakuan biaya aset tetap kantor, seperti komputer dan furnitur, secara bertahap selama masa penggunaannya untuk mencerminkan penurunan nilainya seiring waktu. Proses ini membantu memberikan gambaran yang lebih akurat tentang nilai aset dalam laporan keuangan.
Proses penyusutan dilakukan dengan berbagai metode, seperti garis lurus atau saldo menurun yang dipilih sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Selain itu, ada ketentuan perpajakan yang perlu diperhatikan, termasuk pengelompokan aset dan penetapan masa manfaatnya, agar perusahaan dapat mengelola kewajiban pajaknya dengan benar.
2. Perbedaan Penyusutan Aset Tetap vs Penurunan Nilai Persediaan Barang Dagang
Perbedaan utama antara penyusutan aset tetap dan penurunan nilai persediaan barang dagang terletak pada cara alokasi biayanya. Penyusutan aset tetap adalah alokasi sistematis biaya aset berwujud seperti mesin dan bangunan selama masa manfaatnya, yang disebabkan oleh keausan atau keusangan.
Di sisi lain, penurunan nilai persediaan barang dagang terjadi ketika nilai pasar persediaan turun, baik karena kerusakan atau keusangan. Perbedaan aset dan inventaris perusahaan ini juga berpengaruh pada perlakuan akuntansinya.
Penurunan nilai persediaan diakui sebagai beban, yakni Harga Pokok Penjualan, saat barang tersebut dijual, bukan saat disimpan. Hal ini berbeda dengan penyusutan, yang diterapkan secara bertahap selama umur ekonomis aset tetap tersebut.
3. Mengapa Penyusutan Inventaris Kantor Penting bagi Perusahaan?

Perhitungan penyusutan inventaris kantor lebih dari sekadar formalitas akuntansi proses ini berpengaruh langsung pada kesehatan finansial dan strategis perusahaan. Penyusutan memberikan gambaran yang lebih realistis tentang nilai aset, menggantikan harga beli yang tidak mencerminkan kondisi ekonomi sebenarnya.
Selain itu, penyusutan juga penting dalam manajemen pajak dan perencanaan modal, membantu para pengambil keputusan membuat pilihan yang lebih bijak terkait investasi dan alokasi sumber daya. Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa penyusutan inventaris kantor sangat vital bagi setiap bisnis:
a. Menyajikan Laporan Keuangan yang Akurat dan Mencerminkan Nilai Aset Sebenarnya
Penyusutan berperan penting dalam akuntansi untuk memastikan nilai aset tetap di neraca tidak dilebih-lebihkan. Dengan mengakui penurunan nilai aset secara berkala, laporan keuangan menjadi lebih akurat dan mencerminkan nilai ekonomis yang sebenarnya.
Laporan keuangan yang akurat sangat penting bagi investor, kreditur, dan manajemen. Investor menilai kesehatan finansial perusahaan, sementara kreditur mengevaluasi kelayakan kredit. Bagi manajemen, data yang akurat membantu dalam analisis kinerja dan pengambilan keputusan strategis.
b. Sebagai Beban Pengurang dalam Perhitungan Pajak Penghasilan
Dari perspektif perpajakan, penyusutan sangat menguntungkan bagi perusahaan. Beban penyusutan yang diakui setiap tahun dapat dikurangkan dari pendapatan kena pajak, yang secara langsung mengurangi jumlah pajak penghasilan badan (PPh Badan) yang harus dibayar perusahaan.
Penyusutan berfungsi sebagai ‘beban non-kas’ (non-cash expense), memberikan penghematan pajak yang riil. Dengan pengelolaan penyusutan yang tepat dan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku, perusahaan dapat mengoptimalkan kewajiban pajaknya. Strategi ini umum digunakan untuk meningkatkan arus kas dan mengurangi beban pajak.
c. Mendukung Pengambilan Keputusan Terkait Perencanaan dan Penggantian Aset
Penyusutan memberikan wawasan penting bagi manajemen dalam merencanakan siklus hidup aset. Dengan melacak nilai buku, perusahaan dapat memperkirakan kapan aset perlu diganti atau diperbarui, yang sangat krusial untuk penganggaran belanja modal (capital expenditure) di masa depan.
Ketika nilai buku aset mendekati nol atau biaya perawatannya tinggi, ini menjadi sinyal untuk merencanakan penggantian. Keputusan yang tepat berdasarkan data penyusutan membantu perusahaan menghindari gangguan operasional dan memastikan peralatan yang efisien, sekaligus mengoptimalkan pengelolaan PPh Badan.
Baca juga: Apa itu Sistem Manajemen Aset serta Fitur Wajibnya
4. Metode Perhitungan Penyusutan Inventaris Kantor
Memilih metode perhitungan penyusutan yang tepat sangat bergantung pada sifat dan pola penggunaan aset, karena setiap metode memiliki asumsi berbeda tentang bagaimana manfaat ekonomis aset dikonsumsi seiring waktu. Kesalahan dalam pemilihan atau penerapan metode dapat merusak laporan keuangan dan mengarah pada keputusan yang keliru.
Selain itu, kompleksitas perhitungan, terutama bagi perusahaan dengan banyak aset, sering menjadi tantangan besar. Perhitungan manual rentan terhadap kesalahan, memakan waktu, dan sulit dilacak. Berikut metodenya:
a. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
Metode garis lurus adalah cara paling sederhana dan umum digunakan untuk menghitung penyusutan. Dengan asumsi bahwa aset memberikan manfaat yang sama setiap tahunnya, beban penyusutan dialokasikan secara merata untuk setiap periode akuntansi. Oleh karena itu, metode ini memudahkan dalam perencanaan dan pengalokasian biaya aset. Rumus perhitungan yang digunakan adalah:
(Biaya Perolehan – Nilai Residu) / Masa Manfaat
- Biaya perolehan adalah harga awal pembelian aset.
- Nilai residu adalah nilai sisa yang diperkirakan setelah aset habis masa manfaatnya.
- Masa manfaat adalah jangka waktu penggunaan aset dalam tahun.
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan membeli laptop seharga Rp15.000.000 dengan masa manfaat 5 tahun dan nilai residu Rp1.000.000, maka rumus yang digunakan untuk menghitung penyusutan tahunan adalah:
(Rp15.000.000 – Rp1.000.000) / 5 = Rp2.800.000 per tahun.
Dengan demikian, setiap tahun perusahaan akan mengalokasikan beban penyusutan sebesar Rp2.800.000. Metode ini memang sederhana, namun mungkin tidak mencerminkan penurunan nilai yang signifikan di awal masa penggunaan aset.
b. Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining Balance Method)
Metode saldo menurun ganda adalah metode penyusutan yang dipercepat, di mana beban penyusutan lebih besar pada tahun-tahun awal dan berkurang seiring berjalannya waktu. Rumus yang digunakan dalam perhitungan penyusutan dengan metode ini adalah sebagai berikut:
Metode perhitungan penyusutan inventaris kantor yang pertama adalah tarif penyusutan garis lurus. Metode ini digunakan dengan cara membagi 1 terhadap masa manfaat aset. Bunyi rumusnya adalah:
Tarif Penyusutan Garis Lurus = 1 / Masa Manfaat Aset
Selanjutnya, terdapat metode saldo menurun ganda. Metode ini menghitung depresiasi dengan menggandakan tarif garis lurus. Rumus yang digunakan yaitu:
Tarif Saldo Menurun Ganda = Tarif Penyusutan Garis Lurus × 2
Adapun untuk penyusutan tahunan, perhitungannya dilakukan berdasarkan nilai buku tahun sebelumnya yang dikalikan dengan tarif saldo menurun ganda. Rumusnya:
Penyusutan Tahun ke-n = Nilai Buku Tahun Sebelumnya × Tarif Saldo Menurun Ganda
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan membeli aset seharga Rp10.000.000 dengan masa manfaat 5 tahun, tarif penyusutan garis lurus adalah 1/5 = 20%. Maka tarif saldo menurun ganda adalah 20% x 2 = 40%.
Pada tahun pertama, penyusutan yang dihitung adalah 40% dari biaya perolehan, yaitu Rp10.000.000 x 40% = Rp4.000.000. Pada tahun kedua, penyusutan dihitung berdasarkan nilai buku yang tersisa, yaitu (Rp10.000.000 – Rp4.000.000) x 40% = Rp2.400.000, dan seterusnya hingga akhir masa manfaat aset.
Dengan menggunakan Asset Management ScaleOcean, proses perhitungan penyusutan dan pengelolaan aset menjadi lebih efisien dan akurat. Solusi ini mengotomatiskan pencatatan dan perhitungan penyusutan, memastikan kepatuhan perpajakan, serta memberikan data real-time untuk keputusan strategis yang lebih baik.
c. Metode Unit Produksi (Units of Production Method)
Metode unit produksi mengalokasikan biaya penyusutan berdasarkan penggunaan aktual aset, bukan sekadar berlalunya waktu. Cocok digunakan untuk aset dengan tingkat penggunaan yang bervariasi setiap tahun, seperti mesin produksi atau kendaraan operasional, metode ini memberikan perhitungan yang lebih akurat berdasarkan intensitas penggunaan.
Beban penyusutan dihitung berdasarkan jumlah unit yang diproduksi atau jam penggunaan aset dalam periode tertentu. Rumus yang digunakan adalah:
Penyusutan = Biaya Perolehan – Nilai Residu/Estimasi Total Unit Produksi × Unit Produksi Aktual Periode Ini
Sebagai contoh, jika sebuah mesin cetak dibeli seharga Rp100.000.000 dengan estimasi dapat mencetak 1.000.000 lembar, dan pada tahun tersebut mesin mencetak 150.000 lembar, maka beban penyusutan tahun itu dihitung proporsional terhadap jumlah cetakan.
Penggunaan software asset management terbaik dapat mengotomatiskan perhitungan ini berdasarkan data penggunaan yang terintegrasi, sehingga memastikan akurasi dan efisiensi.
5. Ketentuan Penyusutan Inventaris Kantor Menurut Pajak (Fiskal) di Indonesia

Peraturan perpajakan di Indonesia memiliki ketentuan spesifik mengenai penyusutan yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak. Namun, perbedaan antara penyusutan akuntansi (komersial) dan pajak (fiskal) sering kali memerlukan rekonsiliasi fiskal.
Oleh karena itu, perusahaan harus memahami aturan ini untuk menghindari sanksi dan mengoptimalkan kewajiban pajaknya. DJP menetapkan kelompok aset, masa manfaat, dan metode penyusutan yang diizinkan untuk tujuan perpajakan, guna menciptakan standardisasi dan mencegah praktik penghindaran pajak. Berikut ketentuannya:
a. Pengelompokan Aset Tetap Berdasarkan Peraturan Pajak
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) mengklasifikasikan jenis aset tetap berwujud ke dalam empat kelompok berdasarkan masa manfaat. Kelompok 1 mencakup aset dengan masa manfaat hingga 4 tahun, seperti furnitur, komputer, dan printer. Sementara itu, Kelompok 2 memiliki masa manfaat 8 tahun, contohnya mobil dan mesin ringan.
Aset dalam Kelompok 3 memiliki masa manfaat 16 tahun, dan Kelompok 4 diperuntukkan bagi aset dengan masa manfaat 20 tahun. Selain itu, bangunan dibagi menjadi permanen (20 tahun) dan tidak permanen (10 tahun). Memahami jenis aset tetap ini sangat penting untuk memastikan kepatuhan terhadap perhitungan penyusutan fiskal.
b. Metode Penyusutan yang Diizinkan secara Fiskal
Untuk tujuan pajak, otoritas hanya mengizinkan dua metode penyusutan, sesuai dengan Pasal 11 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), dan diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 72 Tahun 2023. Menurut Direktorat Jenderal Pajak (DJP), perusahaan dapat memilih antara metode garis lurus atau saldo menurun untuk aset selain bangunan, dan harus konsisten dalam penerapannya.
Namun, untuk aset bangunan, hanya metode garis lurus yang diperbolehkan. Fleksibilitas terbatas ini menuntut perusahaan untuk merencanakan kebijakan akuntansi aset dengan hati-hati. Dikutip dari DJP, perusahaan harus memastikan metode yang digunakan sesuai dengan ketentuan pajak untuk menghindari koreksi fiskal saat pemeriksaan.
6. Kesimpulan
Penyusutan inventaris kantor adalah proses akuntansi yang penting untuk kesehatan finansial dan kepatuhan pajak perusahaan. Selain menyajikan laporan keuangan yang akurat, penyusutan juga berperan dalam perencanaan belanja modal. Memahami berbagai metode penyusutan, seperti garis lurus dan saldo menurun, serta mematuhi ketentuan fiskal yang berlaku, sangat penting bagi pengelolaan aset yang efektif.
Namun, perhitungan penyusutan yang kompleks sering kali rentan terhadap kesalahan dan memerlukan solusi yang lebih efisien. Software asset management ScaleOcean mengotomatiskan perhitungan penyusutan, memastikan kepatuhan pajak, dan menyediakan data real-time.
Dengan demikian, software ini memungkinkan para decision maker untuk fokus pada strategi pertumbuhan, sementara manajemen aset tetap berjalan dengan efisien dan akurat. Dapatkan demo gratis dan konsultasi untuk melihat bagaimana ScaleOcean dapat mengoptimalkan manajemen aset di perusahaan Anda.
FAQ:
Apakah inventaris mengalami penyusutan?
Penyusutan inventaris terjadi ketika jumlah fisik persediaan lebih sedikit daripada yang tercatat dalam catatan akuntansi.
Berapa persen penyusutan per tahun?
Dari 2018-2022, tarif penyusutan adalah 5% per tahun. Mulai 2023, penyesuaian dilakukan berdasarkan masa manfaat, dengan tarif penyusutan 4% per tahun untuk sisa manfaat 25 tahun.
Bagaimana cara menyesuaikan penyusutan inventaris?
Untuk menyesuaikan penyusutan inventaris, catat kerugian persediaan dengan mendebit akun Beban Penyusutan dan mengkredit akun Persediaan.


