Leverage: Pengertian, Jenis, Manfaat, dan Cara Kerjanya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Strategi leverage dapat mempercepat ekspansi, mengoptimalkan struktur modal, dan menangkap peluang pasar. Namun, ia juga menaikkan titik impas, volatilitas laba, dan risiko pelanggaran covenant. Karena itu, setiap langkah harus ditopang analisis biaya modal, uji tekanan arus kas, dan rencana kontinjensi yang disiplin.

Artikel ini membahas leverage keuangan secara aplikatif dari definisi, manfaat, dan risikonya hingga jenis finansial, operasional, dan gabungan. Pembahasan dilengkapi rasio pengukur, contoh perhitungan, regulasi Indonesia, serta strategi pengelolaan yang disiplin.

starsKey Takeaways
  • Leverage adalah strategi bisnis yang menggunakan utang atau biaya tetap untuk meningkatkan potensi keuntungan perusahaan secara terukur.
  • Jenis leverage utama meliputi financial, operating, dan combined leverage yang masing-masing memengaruhi profitabilitas dan risiko secara berbeda.
  • Manfaat leverage mencakup peluang ekspansi, kenaikan profitabilitas, dan efisiensi pemakaian modal bagi perusahaan.
  • Software Akuntansi ScaleOcean memiliki fitur seperti automasi jurnal dan pelaporan untuk menentukan leverage.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa itu Leverage?

Leverage adalah strategi penggunaan dana pinjaman atau sumber daya lain untuk meningkatkan potensi keuntungan dalam bisnis atau investasi. Dengan leverage, perusahaan atau investor dapat mengendalikan aset yang lebih besar daripada modal awal yang dimiliki, memungkinkan mereka untuk memaksimalkan hasil dari investasi yang lebih kecil.

Namun, seperti menggunakan tuas untuk mengangkat benda berat, leverage juga membawa risiko. Jika tidak digunakan dengan hati-hati, dana pinjaman yang bertindak sebagai “tuas” dapat memperbesar kerugian, membuat perusahaan lebih rentan terhadap fluktuasi pasar atau kondisi keuangan yang tidak stabil.

Dengan kata lain, leverage artinya memanfaatkan ‘uang orang lain’ untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan Anda. Jika investasi berhasil, keuntungan yang diperoleh akan diperbesar karena basis modal sendiri yang digunakan relatif kecil. Namun, penting untuk diingat bahwa strategi ini juga memperbesar potensi kerugian jika investasi tidak berjalan sesuai harapan.

2. Bagaimana Cara Kerja Leverage?

Apa Itu Leverage? Pengertian, Manfaat, Risiko, dan Contoh

Leverage adalah strategi yang digunakan perusahaan untuk memperbesar potensi keuntungan dengan memanfaatkan dana pinjaman. Dengan menggunakan leverage, perusahaan dapat menjalankan proyek besar atau investasi tanpa harus mengeluarkan seluruh dana sendiri. Berikut adalah cara kerja leverage dalam bisnis:

a. Memperbesar Daya Beli

Leverage memungkinkan perusahaan untuk mengendalikan aset yang lebih besar dari modal yang dimiliki, meningkatkan daya beli mereka. Dengan meminjam dana, perusahaan dapat melakukan investasi yang lebih besar dan mempercepat ekspansi bisnis tanpa harus bergantung sepenuhnya pada dana internal.

b. Contoh Rasio Leverage

Sebagai contoh, jika perusahaan memiliki rasio leverage 1:50, setiap Rp 1 juta yang digunakan dapat mengendalikan aset senilai Rp 50 juta. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk berinvestasi dalam proyek yang lebih besar, seperti pembangunan properti atau akuisisi, yang dapat mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan pendapatan.

c. Potensi Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan atau kerugian dari proyek yang dibiayai dengan leverage akan dikalikan dengan rasio leverage yang digunakan. Jika proyek berjalan sukses, perusahaan dapat memperoleh laba besar. Namun, jika gagal, perusahaan tetap harus membayar pinjaman dan bunga, yang dapat mengarah pada beban keuangan yang signifikan.

3. Perbedaan Leverage dan Leverage Ratio

Banyak orang menyamakan leverage dengan leverage ratio, padahal keduanya berbeda. Leverage adalah utang yang digunakan, sementara leverage ratio mengukur seberapa besar utang digunakan. Memisahkan keduanya membantu tim keuangan membuat keputusan yang tepat, merancang strategi, dan memeriksa batas rasio aman.

Keduanya saling melengkapi dalam praktik. Strategi tanpa angka mudah bias dan berisiko. Angka tanpa strategi juga tidak memberi arah. Karena itu, gunakan leverage untuk mencapai tujuan bisnis, dan pakai leverage ratio untuk menilai apakah pemakaian utang masih sehat, sesuai industri, dan aman untuk arus kas.

4. Jenis-jenis Utama Leverage dalam Bisnis

Dalam analisis rasio keuangan, leverage umumnya dikategorikan menjadi tiga jenis utama yang masing-masing memiliki fokus dan dampak yang berbeda terhadap laporan laba rugi perusahaan. Setiap jenis memberikan wawasan unik tentang struktur biaya dan permodalan perusahaan:

a. Financial Leverage (Finansial)

Financial leverage atau leverage keuangan berkaitan langsung dengan penggunaan dana pinjaman (utang) dalam struktur modal perusahaan. Fokus utamanya adalah bagaimana pendanaan melalui utang memengaruhi laba per saham (Earnings Per Share (EPS)) bagi pemegang saham.

Jika laba operasional yang dihasilkan lebih tinggi dari biaya bunga, kelebihannya akan memperbesar laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham, sehingga meningkatkan EPS dan rumus ROE. Sebaliknya, jika laba operasional turun, beban bunga tetap akan menggerus laba bersih lebih cepat, sehingga memperbesar volatilitas laba per saham.

b. Operating Leverage (Operasi)

Operating leverage atau leverage operasi muncul dari adanya biaya operasional tetap (fixed operating costs) dalam struktur biaya perusahaan, seperti biaya sewa gedung, gaji karyawan tetap, dan penyusutan aset. Leverage ini mengukur seberapa sensitif laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) terhadap perubahan volume penjualan.

Ketika penjualan meningkat, perusahaan tidak perlu menambah biaya tetap secara proporsional, sehingga sebagian besar pendapatan tambahan menjadi laba operasional. Kenaikan penjualan 10% bisa menghasilkan kenaikan EBIT lebih dari 10%. Namun, jika penjualan menurun, biaya tetap tetap ada dan menekan laba operasional.

c. Combined Leverage (Gabungan)

Combined leverage atau leverage gabungan adalah hasil dari kombinasi financial leverage dan operating leverage. Leverage ini menunjukkan efek total dari penggunaan biaya tetap (baik operasional maupun keuangan) terhadap laba per saham (EPS) sebagai respons atas perubahan penjualan. Ini adalah ukuran risiko bisnis total yang dihadapi oleh pemegang saham.

Perusahaan dengan tingkat operating leverage dan financial leverage yang tinggi akan memiliki combined leverage yang sangat tinggi pula. Artinya, perubahan kecil dalam penjualan akan menyebabkan perubahan yang sangat besar pada laba per saham. Meskipun potensi keuntungannya sangat besar, risikonya juga berada pada level tertinggi.

ERP

5. Manfaat Leverage untuk Bisnis

Leverage yang dikelola dengan disiplin dapat mengubah keterbatasan modal menjadi daya dorong pertumbuhan. Agar tidak sekadar menambah utang, perusahaan perlu melihat bagaimana pengungkit ini memengaruhi kecepatan ekspansi, kualitas laba, serta penggunaan modal dan aset. Tiga manfaat berikut menjelaskan dampaknya secara praktis.

a. Mendukung Pertumbuhan dan Ekspansi

Leverage memungkinkan eksekusi rencana ekspansi tanpa menunggu akumulasi laba ditahan. Financial leverage dapat digunakan untuk menilai seberapa efektif perusahaan menggunakan utang untuk mendanai ekspansi dan memperbesar potensi keuntungan.

Akses pendanaan yang tepat waktu memungkinkan ekspansi, peningkatan kapasitas, atau akuisisi saat peluang terbuka. Perusahaan dapat membiayai proyek infrastruktur, teknologi, dan talenta, meningkatkan peluncuran produk dan daya saing.

b. Meningkatkan Potensi Keuntungan

Ketika imbal hasil aset melampaui biaya pendanaan, selisih positif tersebut mengangkat pengembalian bagi pemegang saham. ROE meningkat karena laba setelah bunga tetap menjadi milik ekuitas, sementara porsi ekuitas yang digunakan relatif kecil.

Efeknya tidak hanya pada angka profit, tetapi juga pada prioritas investasi. Modal sendiri dapat dialihkan ke proyek bernilai tambah lain, sehingga portofolio inisiatif tumbuh lebih seimbang dan potensi keuntungan terkonsolidasi di beberapa sumber.

Dalam hal ini, penting untuk memantau debt to asset ratio, yang memberikan gambaran tentang seberapa besar porsi utang terhadap total aset perusahaan. Dengan memahami rasio ini, perusahaan dapat lebih bijak dalam mengelola struktur modal dan mengoptimalkan pengembalian tanpa menambah risiko finansial yang berlebihan.

c. Efisiensi Pajak

Manfaat penting lainnya adalah penghematan pajak atau yang dikenal dengan istilah tax shield. Menurut peraturan perpajakan di banyak negara, termasuk PPh Badan di Indonesia, biaya bunga yang dibayarkan atas utang perusahaan dapat dikurangkan dari laba sebelum pajak.

Ini berarti, beban pajak perusahaan menjadi lebih rendah dibandingkan jika perusahaan tersebut tidak memiliki utang. Pengurangan pajak ini secara efektif menurunkan biaya riil dari utang itu sendiri.

Dengan membayar pajak yang lebih kecil, perusahaan memiliki lebih banyak laba ditahan yang dapat diinvestasikan kembali ke dalam bisnis atau dibagikan sebagai dividen. Efisiensi ini menjadikan pendanaan melalui utang seringkali lebih murah daripada pendanaan melalui ekuitas.

d. Optimalisasi Modal dan Efisiensi Operasional

Leverage keuangan membantu menata struktur modal adalah susunan utang dan ekuitas perusahaan agar biaya modal tertimbang lebih efisien. Kapasitas bertambah tanpa dilusi kepemilikan, likuiditas tetap terjaga, dan fleksibilitas finansial meningkat untuk menghadapi kondisi pasar yang dinamis.

Di sisi operasional, skala yang lebih besar mendorong penurunan biaya per unit dan pemanfaatan aset tetap yang lebih tinggi. Perusahaan dapat menstandarkan proses, memaksimalkan beban tetap, dan memperoleh margin lebih baik dari efek skala yang tercapai.

6. Risiko Leverage bagi Bisnis

Berikut adalah beberapa risiko leverage bagi bisnis.

Meskipun menawarkan potensi keuntungan yang besar, leverage juga membawa risiko yang signifikan dan tidak boleh diabaikan. Risiko ini sering disebut sebagai ‘pedang bermata dua’ karena dapat memperbesar keuntungan sekaligus kerugian. Memahami berbagai jenis risiko ini adalah langkah pertama untuk mitigasi yang efektif.

a. Risiko Beban Utang Tinggi

Risiko paling nyata dari leverage keuangan adalah beban pembayaran bunga dan pokok pinjaman yang bersifat tetap. Kewajiban ini harus dipenuhi terlepas dari kinerja pendapatan perusahaan. Saat bisnis berjalan lancar, pembayaran ini mungkin terasa ringan.

Namun, dalam kondisi ekonomi yang melambat atau ketika perusahaan menghadapi tantangan internal, arus kas dapat menurun drastis. Beban utang, seperti account payable yang tadinya dapat dikelola bisa dengan cepat menjadi beban berat yang menguras likuiditas perusahaan.

b. Risiko Fluktuasi Pendapatan

Leverage, baik operasional maupun keuangan, membuat laba perusahaan menjadi sangat sensitif terhadap perubahan penjualan atau pendapatan. Efek pengganda dari leverage operasional (LO) berarti penurunan kecil dalam penjualan dapat menyebabkan penurunan laba yang jauh lebih besar.

Misalnya, perusahaan dengan operating leverage tinggi karena biaya sewa dan gaji yang besar akan mengalami penurunan profitabilitas yang tajam jika penjualan tiba-tiba anjlok. Ketidakmampuan untuk mengurangi biaya tetap secara cepat membuat perusahaan rentan terhadap volatilitas pasar. Risiko ini menuntut perencanaan arus kas yang sangat hati-hati.

c. Risiko Kebangkrutan

Risiko puncak dari penggunaan financial leverage yang berlebihan adalah kebangkrutan (bankruptcy). Jika perusahaan secara konsisten gagal menghasilkan arus kas yang cukup untuk menutupi kewajiban utangnya, ia dapat dinyatakan gagal bayar (default) oleh kreditur.

Tingkat utang yang tinggi dapat merusak reputasi perusahaan dan mempersulit perolehan pendanaan di masa depan. Investor dan pemasok mungkin ragu untuk bekerja sama, mengisolasi perusahaan. Menjaga cost of debt pada tingkat yang wajar sangat penting untuk keberlanjutan bisnis.

d. Peningkatan Kerugian

Selain memperbesar keuntungan, leverage juga dapat memperbesar kerugian jika pasar bergerak berlawanan dengan prediksi. Kerugian yang lebih besar dari modal yang diinvestasikan bisa terjadi jika perusahaan tidak dapat mengelola risiko dengan baik.

e. Biaya Tambahan

Penggunaan leverage sering melibatkan biaya tambahan, seperti biaya harian untuk menjaga posisi leverage terbuka lebih dari satu hari. Biaya tambahan ini harus dipertimbangkan dalam perhitungan keuntungan bersih, karena dapat memperburuk dampak kerugian yang dialami, bahkan jika perusahaan dapat menghasilkan keuntungan.

7. Penggunaan Leverage

Leverage adalah alat yang memungkinkan perusahaan dan investor untuk memperbesar potensi keuntungan melalui penggunaan dana pinjaman atau sumber daya lain. Baik dalam bisnis maupun investasi, leverage memberikan kesempatan untuk mengendalikan aset yang lebih besar dari modal yang dimiliki, meskipun hal ini juga meningkatkan risiko.

a. Perusahaan

Leverage dalam bisnis digunakan untuk mempercepat pertumbuhan dengan membiayai pembelian aset atau ekspansi. Dengan menggunakan pinjaman, perusahaan dapat meningkatkan kapasitas operasional dan investasi mereka tanpa harus mengandalkan seluruh modal internal.

b. Investasi/Trading

Dalam dunia investasi dan trading, leverage memungkinkan investor untuk mengontrol posisi yang lebih besar daripada modal yang dimiliki, dengan meminjam dana dari broker. Hal ini meningkatkan daya beli untuk membeli lebih banyak saham, mata uang, atau komoditas, meningkatkan potensi keuntungan jika pasar bergerak sesuai prediksi.

Namun, leverage juga memperbesar potensi kerugian. Jika pasar bergerak berlawanan dengan posisi yang diambil, kerugian dapat melebihi modal yang diinvestasikan, dan investor bisa terjebak dalam posisi merugi besar. Oleh karena itu, penggunaan leverage dalam investasi harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan pengelolaan risiko yang hati-hati.

8. Regulasi dan Batasan Leverage di Indonesia

Di Indonesia, penggunaan leverage tidak sepenuhnya bebas tanpa aturan, terutama untuk industri-industri tertentu yang memiliki dampak sistemik terhadap perekonomian. Regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) menetapkan batasan leverage untuk sektor perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Misalnya, perbankan diwajibkan untuk menjaga rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio (CAR)) pada tingkat minimum tertentu, yang secara efektif membatasi seberapa besar leverage yang bisa mereka gunakan. Demikian pula, perusahaan pembiayaan dan asuransi juga memiliki aturan spesifik mengenai rasio utang terhadap modal.

Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di bursa efek tetap diawasi meski tidak ada batasan ketat. Perusahaan publik wajib mengungkapkan rasio keuangan secara transparan. Leverage tinggi bisa memicu penilaian negatif dari analis dan investor, memengaruhi harga saham dan biaya modal.

9. Menghitung Leverage dengan Software Akuntansi ScaleOcean

Hitung leverage dan rasio leverage secara akurat dan otomatis dengan sistem akuntansi ScaleOcean.

Di pasar yang kompetitif, pengelolaan leverage yang cerdas menuntut data akurat dan kontrol biaya. Software akuntansi ScaleOcean menghadirkan efisiensi operasional dan insight strategis dengan unlimited user tanpa biaya tambahan, harga flat, serta integrasi lintas cabang atau sistem yang membantu menjaga struktur modal sehat, memaksimalkan ROI, dan menstabilkan arus kas tanpa biaya tersembunyi.

ScaleOcean menyatukan pelaporan real time, manajemen kas, dan integrasi lintas divisi untuk analisis financial leverage presisi dari biaya modal hingga proyeksi dan sensitivitas proyek. Vendor ini menawarkan demo gratis dan konsultasi gratis untuk Anda yang tertarik untuk merasakan kemampuan dari software ini secara langsung. Berikut ini adalah macam-macam fitur dari software ini untuk leverage:

  • Comprehensive Report: Menyajikan laporan Laba Rugi, Neraca, dan Arus Kas untuk memantau rasio keuangan dan membantu dalam review loan covenants serta keputusan utang.
  • Cash Flow Forecasting: Memproyeksikan arus kas dan simulasikan pengaruh perubahan suku bunga atau penurunan penjualan untuk memastikan likuiditas cukup.
  • Project Management: Merencanakan dan melacak proyek sambil menilai margin dan ROI, membantu memilih proyek yang layak didanai utang.
  • Accounting Finance: Mengotomatiskan pencatatan transaksi dan pelaporan, memastikan konsistensi data untuk analisis struktur modal dan kontrol leverage.
  • Bank Reconciliation: Rekonsiliasi bank otomatis untuk menjaga akurasi saldo kas dan mendeteksi selisih lebih awal, penting untuk penghitungan interest coverage.

10. Kesimpulan

Intinya, leverage adalah pengungkit pertumbuhan yang efektif bila imbal hasil aset melampaui biaya utang, namun ia juga mempersempit ruang aman saat kinerja melemah. Karena itu, porsi utang harus ditentukan dengan disiplin lewat analisis rasio seperti DAR, DER, DCR, TIE, dan TAD Coverage, disertai stress test, skenario suku bunga dan penjualan, dan kepatuhan covenant serta koridor OJK–BI.

Software akuntansi ScaleOcean dengan model unlimited user tanpa biaya tambahan dan harga flat yang transparan, tim keuangan dapat mengotomasi pemantauan covenant, menyusun proyeksi, dan mengarahkan utang ke inisiatif ber-ROI optimal. Vendor ini menawarkan demo gratis dan konsultasi gratis jika Anda penasaran dengan manfaat dari software ini.

FAQ:

1. Apa itu leverage dan bagaimana cara kerjanya?

Leverage memakai utang atau biaya tetap untuk mengungkit hasil. Efektif saat imbal hasil aset lebih tinggi daripada biaya utang sehingga spread positif menaikkan pengembalian. Jika kinerja di bawah biaya utang kerugian ikut membesar.

2. Apa bedanya leverage dengan leverage ratio?

Leverage adalah strategi penggunaan utang untuk mendorong pertumbuhan dan profit. Leverage ratio adalah angka yang menilai seberapa jauh dan seberapa aman pemakaian utang. Keduanya saling melengkapi dalam keputusan bisnis.

3. Rasio apa yang penting untuk mengukur leverage?

DAR, DER, DCR menunjukkan intensitas utang dalam struktur modal. TIE membaca kemampuan menutup bunga. TAD coverage menilai kekuatan jaminan aset berwujud. Baca tren antar periode dan bandingkan dengan industri.

4. Apa risiko utama dari leverage dan bagaimana menguranginya?

Risikonya beban bunga tetap sensitivitas laba saat penjualan turun dan potensi gagal bayar. Kurangi dengan porsi utang yang sehat spread positif TIE aman buffer kas dan stress test terhadap suku bunga serta penjualan.

5. Bagaimana menentukan porsi utang yang tepat di Indonesia?

Gunakan analisis biaya modal arus kas dan skenario pendapatan. Pantau DER, DAR, DCR, serta TIE agar tetap selaras dengan industri. Patuhi koridor OJK dan kebijakan BI agar akses kredit dan biaya dana tetap kondusif.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap