Manajemen rantai pasokan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan, pengelolaan, dan aktivasi produk dalam sistem distribusi. Pengelolaan rantai pasokan yang efektif dapat memastikan kelancaran aliran produk dari pemasok ke konsumen dan meningkatkan efisiensi dan kepuasan pelanggan.
Tidak hanya itu, manajemen rantai pasokan yang efisien dapat mengurangi budget yang diperlukan untuk operasional bisnis. Menurut artikel Michigan Tech, pelaku bisnis yang mampu mengoptimalkan manajemen rantai pasokannya mengeluarkan biaya operasional rantai pasok 15% lebih rendah dibanding yang tidak.
Contoh rantai pasokan dapat ditemukan pada berbagai jenis perusahaan, seperti perusahaan e-commerce yang mengelola aliran barang dari pemasok hingga konsumen, perusahaan kedai kopi yang memerlukan bahan baku seperti kopi dan susu dari pemasok, serta perusahaan manufaktur yang mengatur aliran material dan komponen untuk proses produksi.
Dalam artikel berikut, akan dibahas contoh manajemen rantai pasokan secara komprehensif, alurnya secara umum, dan contoh rantai pasokan di berbagai industri seperti e-commerce, manufaktur, ritel, dan distribusi. Pemahaman ini penting untuk membantu Anda mengoptimalkan operasional supply chain dan mencapai keberhasilan jangka panjang.

2. Apa itu Rantai Pasokan?
Rantai pasokan adalah serangkaian kegiatan yang mengatur aliran barang dan jasa, dimulai dari pengadaan bahan baku hingga produk jadi sampai ke pelanggan. Proses ini melibatkan koordinasi antara pemasok, produsen, dan distributor untuk memastikan kelancaran, kualitas, dan efisiensi pengiriman produk.
Setiap langkah dalam rantai pasokan, seperti pengolahan, penyimpanan, dan distribusi, membutuhkan koordinasi yang efisien antar pihak yang terlibat untuk menjaga kelancaran proses.
Rantai pasokan juga melibatkan komunikasi yang baik antara pemasok, produsen, distributor, dan pengecer untuk menghindari penundaan dan memastikan kualitas produk tetap terjaga. Efektivitas rantai pasokan tidak hanya berdampak pada biaya produksi, tetapi juga pada kecepatan pengiriman dan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, manajemen rantai pasokan yang baik sangat penting bagi kelangsungan dan keberhasilan sebuah bisnis.
3. Contoh Rantai Pasokan pada Perusahaan
Rantai pasokan dapat berbeda-beda tergantung pada jenis bisnis yang dijalankan. Setiap perusahaan memiliki alur proses yang disesuaikan dengan produk atau layanan yang mereka tawarkan. Berikut adalah beberapa contoh rantai pasokan pada berbagai jenis perusahaan:
a. Contoh Rantai Pasokan pada Perusahaan E-Commerce
Rantai pasokan di perusahaan e-commerce dimulai ketika pelanggan memesan produk melalui situs web. Setelah transaksi pembayaran diproses, gudang menerima pesanan dan memastikan produk siap untuk dikirim. Selanjutnya, produk dikirim ke perusahaan pengiriman yang akan mengantarkan paket sampai tiba di rumah pelanggan.
b. Contoh Rantai Pasokan pada Perusahaan Kedai Kopi
Pada perusahaan kedai kopi, rantai pasokan dimulai dengan pemanenan biji kopi yang kemudian dikirim untuk dipanggang, dibuat, dan dikemas. Setelah itu, biji kopi didistribusikan ke berbagai toko, dan akhirnya kopi yang telah disiapkan dapat disajikan kepada pelanggan.
c. Contoh Rantai Pasokan pada Perusahaan Manufaktur
Rantai pasokan di perusahaan manufaktur dimulai dengan pemilahan bahan baku yang diperlukan untuk produksi. Bahan baku tersebut dikirimkan oleh partner logistik kepada supplier dan kemudian diolah di pabrik. Setelah produk jadi, barang didistribusikan ke retailer sebelum akhirnya dijual kepada pelanggan.
d. Contoh Rantai Pasokan pada Perusahaan Distribusi
Contoh rantai pasokan berikutnya adalah industri distribusi seperti JNE, yang bertindak sebagai penghubung antara produsen dan pengecer atau konsumen. Alur dalam industri ini melibatkan pengumpulan barang dari produsen, penyimpanan dan pengelolaan inventaris di gudang, dan pengiriman barang ke pengecer atau konsumen. Teknologi canggih seperti sistem SCM dan solusi pelacakan pengiriman sering kali digunakan dalam industri ini untuk membantu mengoptimalkan operasi rantai pasok.
4. Jenis Manajemen Rantai Pasokan
Ada beberapa jenis contoh manajemen rantai pasokan, masing-masing dengan fokus dan pendekatan yang berbeda. Dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas empat jenis utama yaitu lean, agile, green, dan global supply chain management.
a. Lean Supply Chain Management
Lean supply chain management adalah contoh manajemen rantai pasokan yang dirancang untuk meminimalkan limbah dan meningkatkan efisiensi operasional. Prinsip dasar dari pendekatan manajemen rantai pasokan ini adalah mengurangi sebanyak mungkin biaya, waktu, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk atau layanan. Sementara pada saat yang sama tetap mampu meningkatkan kualitas dan kepuasan pelanggan. Lean SCM menganjurkan peningkatan proses berkelanjutan dan menghilangkan hambatan dalam prosesnya.
Dengan menggunakan SCM software, perusahaan dapat lebih mudah memantau alur kerja, mengidentifikasi potensi pemborosan, dan memastikan bahwa setiap bagian dari rantai pasokan beroperasi dengan optimal untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis.
b. Agile Supply Chain Management
Agile supply chain management menjadi salah satu contoh rantai pasokan yang menuntut fleksibilitas dan responsivitas. Fungsi rantai pasokan ini adalah untuk menyesuaikan diri dengan cepatnya perubahan pasar yang tak terduga, dan memberikan tingkat pelayanan yang tinggi kepada pelanggan. Hal ini dicapai dengan memiliki struktur yang fleksibel, sehingga perusahaan dapat beradaptasi dengan perubahan dalam permintaan atau kondisi pasar. Agile SCM membutuhkan teknologi seperti sistem ERP untuk memonitor dan menyesuaikan operasi secara real-time.
c. Green Supply Chain Management
Green supply chain management adalah contoh manajemen rantai pasokan yang mengacu pada strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk meminimalkan dampak lingkungan dari operasional. Pendekatan ini melibatkan berbagai pertimbangan seperti cara bahan baku diperoleh, bagaimana produk diproduksi, dikirim, didistribusikan, dan proses produk dibuang setelah penggunaannya. Tujuannya untuk mengurangi jejak karbon, limbah, dan mendorong keberlanjutan lingkungan. Praktik ini juga melibatkan kolaborasi dengan pemasok dan mitra bisnis lainnya untuk mencapai tujuan.
d. Global Supply Chain Management
Global supply chain management mengacu pada koordinasi dan manajemen prosesnya di seluruh pasar dunia. Hal ini melibatkan pengendalian dan pengawasan dari produksi bahan baku, distribusi, dan pengiriman produk dalam skala global. Tujuan dari jenis manajemen rantai pasokan ini yaitu untuk memanfaatkan efisiensi skala dan mencapai keunggulan kompetitif di pasar global. Dalam SCM global, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor termasuk regulasi perdagangan internasional, isu-isu logistik, perbedaan budaya, dan fluktuasi mata uang.
Mengelola rantai pasok global memang menantang, namun dengan solusi yang tepat, seperti software ERP ScaleOcean, semua proses bisa lebih efisien dan terintegrasi. ScaleOcean menawarkan sistem manajemen terpadu yang memudahkan Anda mengoptimalkan setiap aspek operasional bisnis.
Konsultasikan kebutuhan Anda langsung dengan tim ahli kami atau ambil penawaran demo gratis sekarang. Jangan lewatkan kesempatan luar biasa ini untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing bisnis Anda di pasar global yang semakin dinamis!
5. Tahapan Manajemen Rantai Pasokan
Aspek ini pada bisnis memiliki rangkaian proses yang mengintegrasikan sejumlah fungsi mulai dari pembuatan hingga distribusi produk ke konsumen. Selain itu, juga melibatkan berbagai tahap. Dimulai dari pengadaan bahan baku, manufaktur, distribusi, dan akhirnya penjualan ke konsumen.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam manajemen rantai pasokan secara umum:
a. Pengadaan Bahan Baku
Pada tahap ini, perusahaan mencari dan memperoleh bahan atau komponen yang dibutuhkan untuk membuat produknya. Apa saja rincian yang bisa dilakukan? Ada pemilihan pemasok, negosiasi kontrak, dan pembelian bahan baku. Selain itu, juga dapat melibatkan penelitian pasar, evaluasi pemasok, dan menjaga hubungan bisnis jangka panjang dengan mitra yang terlibat.
b. Produksi (Manufaktur)
Pada proses manufaktur, bahan baku dan komponen diproses menjadi produk jadi. Langkah ini bisa mencakup berbagai proses, tergantung pada jenis produk atau layanannya. Misal dengan perakitan, pengemasan, atau pengujian kualitas. Tujuannya untuk menghasilkan produk yang memenuhi standar kualitas dan spesifikasi yang telah ditentukan.
c. Distribusi
Pada tahap manajemen rantai pasokan ini, produk dikirim ke pengecer atau distributor. Proses ini memuat berbagai tahapan seperti pengendalian inventaris, manajemen gudang, dan pengiriman barang. Lakukan setiap tahapan dengan efisien untuk mencegah lead time terlalu tinggi dan memastikan bahwa produk sampai ke tujuan dengan tepat waktu dan dalam kondisi baik.
Selain waktu pengiriman, biaya yang dikeluarkan juga bergantung terhadap seberapa efektif proses ini dilakukan, terlebih bagi pelaku bisnis B2B e-commerce. Hal ini juga ditegaskan oleh 24,7% ahli rantai pasokan dalam laporan Invesp, yang menyatakan bahwa biaya pengiriman adalah tantangan terbesar bagi perusahaan B2B e-commerce.
Dalam menghadapi tantangan ini, software distributor untuk bisnis distribusi menjadi solusi yang semakin populer, karena mampu mengoptimalkan proses pengiriman, mengurangi biaya logistik, dan meningkatkan akurasi dalam manajemen rantai pasokan.
d. Penjualan ke Konsumen
Anda bisa menggunakan toko fisik atau platform e-commerce. Jangan lupa untuk memperhatikan aspek pelayanan pelanggan, retur penjualan, dan tukar barang jika diperlukan. Mengapa? Karena aspek tersebut juga mempengaruhi kepuasan pelanggan dan mendorong pembelian ulang.
6. Kesimpulan
Dapat disimpulkan, supply chain berperan penting dalam operasi dan keberhasilan bisnis di berbagai industri. Termasuk e-commerce, manufaktur, ritel, dan distribusi. Karena setiap industri memiliki tantangan dan kebutuhan yang unik, maka juga dibutuhkan strategi dan solusi khusus dalam mengaturnya. Beberapa contoh manajemen rantai pasokan seperti lean, agile, green, dan global supply chain management bisa menjadi pertimbangan.
Tidak hanya itu, Anda juga perlu memperhatikan kebutuhan bisnis untuk menyesuaikan setiap alurnya. Sebagai contoh, industri e-commerce cenderung membutuhkan pengiriman yang cepat dan akurat untuk memenuhi ekspektasi pelanggan. Sedangkan industri manufaktur lebih membutuhkan struktur yang fleksibel untuk menyesuaikan perubahan permintaan pasar yang tidak terduga. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat memastikan bahwa produk sampai ke pelanggan dengan kualitas yang diharapkan dan dengan biaya yang efisien.