Ketika karyawan merasa stuck karena melihat tidak ada masa depan dalam posisinya di perusahaan sekarang, hal ini dapat memicu motivasi kerja tim yang rendah, terjadi quiet quitting, dan tingkat turnover tinggi. Kegagalan ini tidak hanya menghabiskan biaya rekrutmen, tetapi juga memperburuk reputasi employer branding bagi perusahaan.
Career path yang jelas menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah ini. Ini adalah peta visual yang menunjukkan semua peluang pertumbuhan, peran, dan kemajuan yang dapat dicapai karyawan dalam perusahaan. Hal ini juga mendorong pengembangan diri (upskilling) karyawan yang akan melancarkan succession planning (talent pool) perusahaan.
Memahami career path sangat penting untuk membangun retensi talenta, suksesi, dan produktivitas tim dalam perusahaan Anda. Artikel ini akan membahas apa itu career path, dampak krusialnya bagi keberlangsungan perusahaan, hingga langkah-langkah untuk menyusunnya secara efektif.
- Career path adalah tahapan atau jenjang karier yang dilalui seseorang secara berurutan untuk mencapai tujuan profesionalnya.
- Terdapat dua tipe jalur karier, yaitu linear (vertikal) yang tradisional dan fleksibel (horizontal) yang lebih modern untuk mengakomodasi beragam aspirasi.
- Merencanakan jenjang karier karyawan penting bagi perusahaan karena dapat meningkatkan retensi hingga upskilling karyawan sesuai dengan tujuan bisnis.
- Menyusun career path yang efektif melibatkan identifikasi kebutuhan bisnis, pemetaan jalur, hingga penyediaan program pengembangan yang sesuai.
- Software HRIS ScaleOcean membantu menyediakan data objektif mengenai kinerja dan kompetensi karyawan saat ini untuk menyusun career path karyawan.
1. Apa Itu Career Path (Jenjang Karier)?
Career path adalah sebuah tahapan atau jenjang karier yang dilalui seseorang secara berurutan untuk mencapai tujuan profesionalnya selama masa kerjanya di sebuah perusahaan. Jalur karier merupakan sebuah peta jalan strategis yang menunjukkan potensi pertumbuhan dan pengembangan profesional seseorang. Hal ini merupakan alur kemajuan yang jelas, mulai dari posisi awal hingga mencapai posisi yang lebih tinggi.
Jenjang karier ini mencakup berbagai tahapan, mulai dari pelatihan yang dibutuhkan, peningkatan kompetensi, hingga pencapaian target kinerja pada setiap levelnya. Kehadiran jalur karier yang transparan memberikan gambaran kepada karyawan tentang masa depan mereka di dalam perusahaan. Hal ini membantu mereka memahami apa yang perlu dilakukan untuk mencapai level berikutnya.
Banyak orang sering menyamakan antara pekerjaan dan karier, padahal keduanya memiliki makna yang berbeda. Pekerjaan adalah aktivitas yang Anda lakukan untuk mendapatkan upah, sementara karier adalah perjalanan profesional jangka panjang yang terdiri dari serangkaian pekerjaan dan pengalaman. Sebuah career path yang baik mengubah sekumpulan pekerjaan menjadi sebuah perjalanan karier yang bermakna dan memuaskan.
Baca juga: Turnover Karyawan: Pengertian, Penyebab, dan Penyelesaiannya
2. Tipe Jalur Karier Karyawan
Dalam dunia kerja modern, jalur karier tidak lagi terbatas pada satu model saja. Perusahaan dapat merancang berbagai tipe jenjang karier untuk mengakomodasi aspirasi karyawan yang beragam serta kebutuhan organisasi yang dinamis. Secara umum, terdapat dua tipe utama yang sering diterapkan, yaitu jalur karier linear (vertikal) dan fleksibel (horizontal).
Berikut penjelasan dari kedua tipe jalur karier yang sering diterapkan:
a. Linear (Vertikal)
Jalur karier linear atau vertikal adalah model jenjang karier yang paling tradisional dan umum dikenal. Model ini menggambarkan pergerakan karyawan ke atas dalam hierarki organisasi, di mana setiap langkah kemajuan berarti peningkatan tanggung jawab, wewenang, dan biasanya kompensasi. Contoh sederhananya adalah seorang junior marketing yang dipromosikan terus hingga mencapai posisi director of marketing.
Kelebihan utama dari jalur vertikal adalah kejelasan dan struktur yang ditawarkannya, sehingga karyawan dapat dengan mudah memahami apa target selanjutnya. Namun, model ini juga memiliki keterbatasan, terutama di organisasi yang lebih datar (flat organization) di mana posisi manajerial lebih sedikit. Hal ini dapat menciptakan persaingan yang ketat dan membuat karyawan merasa stagnan jika peluang promosi terbatas.
b. Fleksibel (Horizontal)
Jalur karier fleksibel atau horizontal memungkinkan karyawan untuk bergerak secara lateral di dalam organisasi. Fokus utamanya adalah pada pengembangan keterampilan dan perluasan pengalaman dengan berpindah ke departemen atau peran yang berbeda, tanpa harus selalu naik jabatan. Sebagai contoh, seorang data analyst di tim keuangan bisa pindah ke tim produk untuk menerapkan keahliannya dalam konteks yang berbeda.
Karyawan mendapatkan pemahaman yang lebih holistik tentang bisnis, sementara perusahaan mendapatkan keuntungan dari transfer pengetahuan antar departemen. Meskipun mungkin tidak selalu diiringi dengan kenaikan jabatan formal, pergerakan horizontal sering kali membuka jalan menuju peluang vertikal di masa depan berkat wawasan dan keahlian yang lebih luas.
3. Pentingnya Merencanakan Jenjang Karier Karyawan bagi Perusahaan
Merencanakan dan mengimplementasikan career path yang jelas merupakan strategi kunci untuk pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan. Prinsip ini bahkan sudah menjadi standar yang diakui pemerintah, terbukti melalui Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 28 Tahun 2020 tentang Penyusunan Rencana Pengembangan Karier Pegawai Negeri Sipil.
Peraturan ini menegaskan bahwa setiap institusi wajib memiliki peta jalan karier yang terstruktur. Dengan prinsip yang sama, perusahaan swasta dapat menuai manfaat ganda, seperti meningkatkan loyalitas, motivasi karyawan, dan memastikan ketersediaan talenta (suksesi) untuk kesehatan organisasi secara keseluruhan.
Berikut pentingnya merencanakan jenjang karier karyawan bagi perusahaan:
a. Mengembangkan Karyawan Sesuai Kebutuhan Perusahaan
Dengan memetakan jenjang karier, perusahaan dapat secara proaktif mengidentifikasi kompetensi dan keterampilan yang dibutuhkan untuk setiap peran di masa depan. Hal ini memungkinkan departemen HR untuk merancang program pengembangan yang terarah dan relevan. Perusahaan tidak hanya bereaksi terhadap kebutuhan talenta, tetapi membangun talenta dari dalam sesuai dengan arah strategis bisnis.
Perencanaan karier yang sistematis juga merupakan fondasi dari succession planning yang efektif. Ketika ada posisi kunci yang kosong, perusahaan tidak perlu panik mencari kandidat dari luar karena sudah memiliki talent pool internal yang siap untuk mengisi peran tersebut. Ini memastikan kelancaran operasional dan menjaga pengetahuan institusional tetap berada di dalam organisasi.
b. Meningkatkan Motivasi Kerja dan Retensi Karyawan
Karyawan yang melihat masa depan yang cerah di perusahaannya cenderung lebih termotivasi dan memiliki tingkat keterlibatan (engagement) yang lebih tinggi. Mereka memahami bahwa kerja keras dan kinerja yang baik akan dihargai dengan peluang kemajuan yang nyata.
Pada akhirnya, hal ini berdampak langsung pada tingkat retensi karyawan. Tingginya angka turnover dapat sangat merugikan perusahaan, baik dari segi biaya rekrutmen maupun hilangnya produktivitas. Dengan menawarkan jalur karier yang jelas, perusahaan memberikan alasan kuat bagi talenta terbaiknya untuk tetap tinggal dan bertumbuh bersama organisasi dalam jangka panjang.
c. Perencanaan Karier yang Lebih Efisien
Adanya career path yang terstruktur membuat alokasi sumber daya untuk pengembangan karyawan menjadi lebih efisien. Perusahaan dapat memfokuskan anggaran dan upaya pada program-program yang benar-benar mendukung kemajuan karyawan di jalur yang telah ditentukan. Ini menghindarkan perusahaan dari pemborosan sumber daya pada pelatihan yang tidak relevan atau kurang berdampak.
Proses pelatihan dan pengembangan karyawan menjadi lebih strategis karena setiap inisiatif dirancang untuk mengisi kesenjangan kompetensi (skill gap) yang spesifik pada setiap level karier. Efisiensi ini tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga mempercepat proses pengembangan talenta di dalam perusahaan.
d. Memberikan Arahan untuk Pengembangan Karier
Bagi karyawan, salah satu sumber frustrasi terbesar adalah ketidakjelasan mengenai bagaimana cara untuk maju. Sebuah career path yang didefinisikan dengan baik berfungsi sebagai peta jalan yang memberikan arahan konkret. Karyawan tahu persis keterampilan apa yang perlu mereka kuasai dan target kinerja apa yang harus mereka capai untuk naik ke level berikutnya.
Kejelasan ini memberdayakan karyawan untuk mengambil kepemilikan (ownership) atas pengembangan diri mereka. Mereka tidak lagi pasif menunggu instruksi, melainkan proaktif mencari peluang belajar dan pengalaman yang relevan. Hal ini menciptakan budaya pembelajaran berkelanjutan (continuous learning) yang sangat penting untuk menjaga daya saing perusahaan.
e. Mendorong Keberhasilan Jangka Panjang Perusahaan
Keberhasilan sebuah perusahaan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Dengan berinvestasi dalam jenjang karier karyawan, perusahaan sedang membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan. Karyawan yang terus berkembang akan membawa inovasi, efisiensi, dan ide-ide baru yang mendorong perusahaan maju.
Tenaga kerja yang terampil, termotivasi, dan loyal adalah aset kompetitif yang paling berharga dan sulit ditiru oleh pesaing. Perusahaan yang secara konsisten menumbuhkan pemimpin dari dalam cenderung lebih stabil dan mampu beradaptasi dengan perubahan pasar.
4. Cara Menyusun Career Path Karyawan
Menyusun career path yang efektif memerlukan pendekatan yang sistematis dan kolaboratif. Ini bukanlah tugas yang bisa diselesaikan dalam semalam, melainkan sebuah proses berkelanjutan yang melibatkan analisis kebutuhan bisnis, pemetaan peran, serta komunikasi yang terbuka.
Berikut adalah langkah-langkah kunci yang dapat diikuti oleh perusahaan untuk membangun struktur jenjang karier yang solid di perusahaan:
a. Identifikasi Kebutuhan Bisnis dan Definisikan Peran
Langkah pertama adalah menyelaraskan struktur karier dengan tujuan jangka panjang perusahaan. Analisis kebutuhan bisnis di masa depan untuk mengidentifikasi peran-peran kunci dan kompetensi apa yang akan menjadi krusial. Pemahaman mendalam tentang arah bisnis ini akan menjadi dasar untuk membangun jalur karier yang relevan dan berkelanjutan.
Setelah kebutuhan diidentifikasi, definisikan setiap peran dalam struktur organisasi secara jelas. Ini termasuk deskripsi pekerjaan, tanggung jawab utama, serta kualifikasi dan kompetensi (baik hard skills maupun soft skills) yang dibutuhkan. Transparansi dalam definisi peran ini akan membantu karyawan memahami ekspektasi di setiap level jabatan.
b. Petakan Jalur Karier dan Buat KPI
Langkah selanjutnya adalah memetakan kemungkinan jalur pergerakan antar peran tersebut. Buatlah visualisasi jalur karier, baik yang bersifat vertikal maupun horizontal, sehingga karyawan dapat melihat berbagai opsi yang tersedia. Peta ini harus menunjukkan bagaimana satu peran dapat mengarah ke peran lainnya, termasuk prasyarat yang dibutuhkan.
Untuk setiap langkah dalam jalur karier, tetapkan Key Performance Indicators (KPI) yang jelas dan terukur sebagai syarat untuk kemajuan. KPI ini harus dievaluasi secara berkala melalui proses performance appraisal yang objektif. Adanya kriteria yang jelas memastikan bahwa proses promosi didasarkan pada prestasi dan kompetensi, bukan subjektivitas.
c. Sediakan Program Pengembangan Diri
Sebuah peta karier tidak akan berguna tanpa adanya sarana untuk membantu karyawan mencapai tujuan mereka. Perusahaan harus menyediakan berbagai program pengembangan diri yang mendukung perolehan keterampilan yang dibutuhkan di setiap level. Program ini bisa berupa pelatihan formal, mentorship, coaching, atau penugasan proyek khusus.
Penting untuk memastikan bahwa program pengembangan ini disesuaikan dengan kebutuhan individu dan jalur karier yang telah dipetakan. Tawarkan berbagai pilihan pembelajaran untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda. Investasi dalam pengembangan diri karyawan ini adalah bukti nyata komitmen perusahaan terhadap pertumbuhan mereka.
d. Buka Forum Diskusi dengan Karyawan
Penyusunan career path bukanlah proses satu arah dari atas ke bawah. Sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam proses ini melalui diskusi yang terbuka dan teratur. Manajer harus secara rutin mengadakan sesi percakapan karier (career conversation) dengan anggota timnya. Komunikasi dua arah ini merupakan elemen krusial dalam praktik manajemen human resource yang efektif.
Dalam diskusi ini, perusahaan dapat membantu karyawan menyelaraskan aspirasi pribadi mereka dengan peluang yang ada di perusahaan. Forum ini juga menjadi kesempatan untuk memberikan umpan balik dan bersama-sama menyusun rencana pengembangan individu (individual development plan).
Implementasi teknologi modern seperti software HRIS ScaleOcean dapat membantu mendukung perusahaan dalam perencanaan jalur karier karyawan. Modul staff development software ini dapat mengelola rencana pengembangan untuk potensi di masa depan. Serta, dengan menggunakan modul performance management ScaleOcean juga menyediakan data objektif mengenai kinerja dan kompetensi karyawan saat ini.
5. Peran Karyawan dalam Perencanaan Career Path
Meskipun perusahaan bertanggung jawab untuk menyediakan struktur dan sumber daya, keberhasilan perencanaan karier pada akhirnya juga sangat bergantung pada inisiatif dan proaktivitas dari karyawan itu sendiri. Career path adalah kemitraan strategis antara perusahaan dan individu.
Berikut beberapa peran penting karyawan dalam perencanaan career path:
- Proaktif mencari informasi dan peluang: Karyawan wajib aktif mencari tahu jalur dan struktur karier yang tersedia dan memahami peran dan kompetensi yang dibutuhkan.
- Mengkomunikasikan aspirasi karier: Penting bagi karyawan untuk secara terbuka dan jujur mengkomunikasikan tujuan karier kepada atasan langsung agar perusahaan dapat memberikan bimbingan dan mencarikan peluang yang relevan.
- Mengambil inisiatif dalam pengembangan diri: Karyawan memegang tanggung jawab utama atas pengembangan kompetensi mereka sendiri, diwajibkan aktif berpartisipasi dalam pelatihan, mencari mentor, dan mengambil tugas menantang.
6. Kesimpulan
Career path adalah tahapan atau jenjang karier yang dilalui seseorang secara berurutan untuk mencapai tujuan profesionalnya. Bagi perusahaan, ini adalah alat untuk meningkatkan retensi dan motivasi, dan memastikan ketersediaan talenta kunci untuk kebutuhan bisnis dan suksesi di masa depan. Bagi karyawan, jenjang karier yang jelas memberikan arah, tujuan, dan rasa aman bahwa kontribusi mereka dihargai.
Proses career path dapat disederhanakan dengan memanfaatkan teknologi HR yang tepat. Software HRIS ScaleOcean dapat mendukung career path mulai dari fitur performance tracking yang mengukur kinerja saat ini secara objektif sebagai dasar yang adil. Serta, dengan modul talent system dapat mengelola pengembangan keterampilan dan mengidentifikasi potensi untuk naik jenjang yang efisien dan terintegrasi.
Memahami perencanaan karier yang jelas dapat membantu perusahaan memprioritaskan pengembangan karier karyawannya membangun fondasi untuk kesuksesan jangka panjang. Jadwalkan demo gratis dan konsultasi dengan tim ahli kami utnuk melihat bagaimana software ini dpaat membantu bisnis Anda!
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan career path?
Career path artinya adalah jenjang karier, yaitu serangkaian posisi, tahapan, atau langkah yang dilalui seseorang untuk mencapai tujuan profesionalnya. Ini seperti peta jalan yang memandu perkembangan karier seseorang dari titik awal hingga tujuan akhir, yang bisa meliputi pendidikan, pelatihan, magang, hingga pengalaman kerja di berbagai peran.
2. Apa contoh jalur karier?
Jalur karier berbasis pengetahuan memungkinkan Anda menggunakan pengetahuan yang Anda peroleh dari waktu ke waktu untuk menjalankan pekerjaan Anda. Karyawan di bidang sumber daya manusia, pemasaran, dan akuntansi semuanya mengikuti jalur karier berbasis pengetahuan.
3. Ada berapa jenis karir?
Bergantung pada minat, keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman Anda, banyak karier mungkin cocok untuk Anda. Karier ini sering kali terbagi dalam empat kategori: karier berbasis pengetahuan, karier berbasis keterampilan, karier berbasis wirausaha, dan karier berbasis pekerja lepas.


