Pentingnya Mengenal Geofencing dalam Manajemen Armada

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Dalam dunia manajemen armada yang dinamis, efisiensi dan keamanan merupakan fondasi utama untuk mencapai keberhasilan jangka panjang. Perusahaan terus mencari cara inovatif untuk mengawasi dan mengelola aset bergerak mereka, dan di sinilah geofencing muncul sebagai solusi mutakhir.

Teknologi ini bukan sekadar alat pemantau biasa, melainkan sebuah sistem cerdas yang mampu menciptakan batas virtual di lokasi fisik mana pun.

Dengan menciptakan pagar digital ini, geofencing merevolusi cara perusahaan melacak dan berinteraksi dengan armada mereka. Batas virtual ini memungkinkan adanya otomatisasi yang cerdas, meningkatkan disiplin pengemudi secara signifikan, dan pada akhirnya, menghasilkan penghematan biaya operasional yang substansial.

Artikel ini akan menjelaskan lebih dalam tentang seluk-beluk geofencing mulai dari definisi, manfaat yang ditawarkannya, mekanisme kerjanya, hingga contoh nyata penerapannya dalam industri logistik.

starsKey Takeaways
  • Geofencing adalah teknologi pagar virtual yang memanfaatkan GPS untuk memantau pergerakan aset dalam area geografis yang telah ditentukan secara real-time.
  • Implementasi geofencing memberikan berbagai manfaat, mulai dari peningkatan keamanan aset, efisiensi operasional, hingga penghematan biaya bahan bakar.
  • Cara kerja teknologi geofencing melibatkan pembuatan batas virtual, pemantauan aset via GPS, dan pengiriman notifikasi otomatis saat terjadi pelanggaran batas area.
  • Jenis-jenis geofencing yang biasa digunakan yakni, geofence lingkaran dan geofence polygon
  • Software fleet management ScaleOcean dengan fitur geofencing andal untuk membantu perusahaan Anda mencapai efisiensi dan keamanan operasional maksimal.

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa Itu Geofencing dalam Manajemen Armada?

Geofencing adalah sebuah teknologi yang memungkinkan pengguna untuk membuat batas atau pagar virtual di sekitar lokasi geografis di dunia nyata. Batas ini, yang disebut geofence, dapat berbentuk lingkaran sederhana di sekitar sebuah titik atau poligon kompleks yang mengikuti kontur sebuah area.

Ketika sebuah perangkat yang dilengkapi dengan pelacak, seperti GPS tracker pada kendaraan, masuk atau keluar dari area yang telah ditentukan ini, sistem akan secara otomatis memicu adanya notifikasi atau peringatan yang diberikan kepada perangkat yang telah memprogramkannya. 

Dalam konteks manajemen armada, geofencing menjadi alat pengawasan dan manajemen yang sangat kuat. Manajer armada dapat membuat geofence di sekitar lokasi-lokasi penting seperti gudang, pusat distribusi, area parkir, lokasi pelanggan, atau bahkan sepanjang rute pengiriman.

Teknologi ini bekerja menggunakan kombinasi GPS (Global Positioning System), RFID (Radio-Frequency Identification), atau jaringan seluler untuk melacak lokasi aset secara real-time dan membandingkannya dengan batas virtual yang telah dibuat.

Fungsi utamanya adalah untuk memberikan visibilitas dan kontrol penuh atas pergerakan setiap unit kendaraan dalam armada. Ketika sebuah truk memasuki geofence gudang, sistem dapat secara otomatis mengirimkan notifikasi kepada tim logistik untuk mempersiapkan proses bongkar muat.

Sebaliknya, jika kendaraan keluar dari rute yang seharusnya pada jam kerja, manajer akan menerima peringatan instan, memungkinkan mereka untuk segera mengambil tindakan preventif atau korektif.

2. Perbedaan Geofencing, Geotagging, dan Geocoding

Dalam diskusi mengenai teknologi berbasis lokasi, istilah geofencing, geotagging, dan geocoding sering kali digunakan, namun ketiganya memiliki fungsi yang sangat berbeda. Geofencing, seperti yang telah dibahas, bersifat dinamis dan proaktif, berfokus pada pemantauan pergerakan aset melintasi batas virtual yang telah ditentukan.

Tujuannya adalah untuk memicu tindakan atau notifikasi berdasarkan peristiwa masuk atau keluar dari suatu area spesifik.

Di sisi lain, geotagging adalah proses yang bersifat statis dan reaktif. Ini adalah tindakan menambahkan informasi metadata geografis, seperti koordinat lintang dan bujur, ke dalam sebuah file media seperti foto, video, atau bahkan pembaruan status di media sosial.

Geotagging menandai satu titik lokasi pada satu waktu tertentu, misalnya, untuk mencatat di mana sebuah foto bukti pengiriman diambil.

Sementara itu, geocoding berfungsi sebagai penerjemah data lokasi. Geocoding adalah proses mengubah data deskriptif lokasi, seperti alamat jalan (contoh: Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta), menjadi koordinat geografis yang presisi (lintang dan bujur).

Proses sebaliknya, yaitu mengubah koordinat menjadi alamat, disebut reverse geocoding, dan keduanya krusial untuk memetakan lokasi pengiriman dalam sistem manajemen armada.

3. Manfaat Geofencing untuk Manajemen Armada Logistik

Menurut Fortune Business Insight, nilai pasar geofencing global mencapai USD 2,20 miliar pada tahun 2023, USD 2,65 miliar pada tahun 2024 dan diproyeksikan menjadi 12,23 miliar pada tahun 2032. Kenaikan nilai pasar ini dikarenakan banyaknya peminat dan pengguna sektor industri logistik yang menggunaan geofencing untuk menunjang proses bisnis.

Investasi dalam teknologi geofencing adalah langkah strategis untuk membangun operasional yang lebih tangguh, transparan, dan kompetitif.

Kemampuan untuk mengotomatiskan proses, mengurangi risiko, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya secara langsung berdampak pada profitabilitas dan reputasi perusahaan di pasar. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang dapat diperoleh.

a. Peningkatan Keamanan Aset dan Pencegahan Penyalahgunaan

Keamanan aset, terutama kendaraan bernilai tinggi seperti truk dan alat berat, adalah prioritas utama bagi setiap perusahaan logistik. Geofencing berfungsi sebagai lapisan keamanan digital yang proaktif dengan membuat pagar virtual di sekitar area parkir, garasi, atau gudang setelah jam kerja.

Jika ada kendaraan yang bergerak keluar dari zona aman ini tanpa otorisasi, sistem akan secara otomatis mengirimkan peringatan instan kepada manajer armada atau tim keamanan.

Peringatan dini ini memungkinkan respons yang cepat untuk mencegah potensi pencurian sebelum aset hilang. Selain itu, geofencing juga sangat efektif dalam mencegah penyalahgunaan kendaraan perusahaan untuk kepentingan pribadi.

Dengan membatasi area operasional kendaraan hanya untuk rute dan lokasi yang telah disetujui, perusahaan dapat memastikan bahwa aset tidak digunakan untuk perjalanan di luar pekerjaan, yang dapat menyebabkan pemborosan bahan bakar dan peningkatan biaya perawatan.

b. Memastikan Kepatuhan Rute dan Disiplin Pengemudi

Kepatuhan terhadap rute yang telah direncanakan adalah kunci untuk efisiensi pengiriman dan kepuasan pelanggan. Manajer armada dapat membuat geofence koridor di sepanjang rute pengiriman yang optimal.

Jika pengemudi melakukan deviasi yang tidak direncanakan dari jalur ini, sistem akan segera memberitahu manajer, memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan pengemudi dan memahami alasannya, entah itu karena kemacetan, penutupan jalan, atau pemberhentian yang tidak sah.

Hal ini secara signifikan meningkatkan disiplin dan akuntabilitas pengemudi, mendorong mereka untuk tetap pada jadwal dan rute yang paling efisien. Data yang terkumpul dari pelanggaran geofence ini juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja pengemudi.

Dengan demikian, perusahaan dapat mengidentifikasi kebutuhan pelatihan tambahan untuk meningkatkan kepatuhan dan produktivitas secara keseluruhan.

c. Peningkatan Efisiensi Operasional dan Produktivitas

Geofencing memungkinkan otomatisasi berbagai tugas manual yang sebelumnya memakan waktu, sehingga meningkatkan efisiensi operasional secara keseluruhan. Sebagai contoh, ketika sebuah truk memasuki geofence di lokasi pelanggan, sistem dapat secara otomatis memperbarui status pengiriman logistik menjadi tiba di lokasi tanpa memerlukan input manual dari pengemudi.

Ini membebaskan pengemudi untuk fokus pada tugas utamanya, yaitu bongkar muat dan interaksi dengan pelanggan. Data durasi waktu yang dihabiskan di setiap lokasi geofence memberikan wawasan berharga bagi manajer. Dengan kata lain geofencing membantu melacak waktu kedatangan dan keberangkatan untuk mengoptimalkan jadwal.

Dengan menganalisis data ini, perusahaan dapat mengidentifikasi titik-titik di mana terjadi waktu tunggu yang lama atau inefisiensi lainnya. Informasi ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan jadwal pengiriman di masa depan, meningkatkan utilisasi aset, dan pada akhirnya meningkatkan jumlah pengiriman yang dapat diselesaikan oleh setiap kendaraan per hari.

d. Penghematan Biaya Operasional

Salah satu dampak paling signifikan dari implementasi geofencing adalah potensi penghematan biaya operasional yang besar mulai dari bahan bakar, perawatan, hingga waktu tunggu.

Dengan memastikan kepatuhan rute dan mencegah penggunaan kendaraan di luar jam kerja, perusahaan dapat mengurangi konsumsi bahan bakar secara drastis, yang sering kali menjadi salah satu komponen biaya terbesar dalam operasional armada. Setiap kilometer yang tidak perlu ditempuh adalah penghematan nyata bagi perusahaan.

Lebih jauh lagi, pemantauan akurat terhadap jam kerja melalui geofence di lokasi proyek atau gudang membantu mengurangi biaya lembur yang tidak perlu. Otomatisasi pencatatan waktu masuk dan keluar juga meminimalkan risiko kesalahan administratif dalam penggajian.

Dengan mengurangi jarak tempuh yang tidak produktif, perusahaan juga dapat memperpanjang umur kendaraan dan mengurangi frekuensi serta biaya perawatan rutin.

e. Peningkatan Akurasi ETA dan Layanan Pelanggan

Di era digital saat ini, pelanggan mengharapkan transparansi dan informasi yang akurat mengenai status pengiriman mereka. Geofencing memungkinkan perusahaan untuk memberikan Estimated Time of Arrival (ETA) yang sangat akurat dengan melacak posisi kendaraan secara real-time.

Ketika kendaraan memasuki geofence yang ditetapkan beberapa kilometer dari lokasi tujuan, sistem dapat secara otomatis mengirimkan notifikasi kepada pelanggan bahwa pesanan mereka akan segera tiba.

Komunikasi proaktif ini secara signifikan meningkatkan pengalaman dan kepuasan pelanggan, membangun kepercayaan, dan memperkuat loyalitas merek. Kemampuan untuk memberikan informasi yang tepat waktu mengubah layanan pelanggan dari yang bersifat reaktif menjadi proaktif.

Integrasi dengan platform seperti last mile software terbaik dapat lebih meningkatkan visibilitas bagi pelanggan akhir.

f. Otomatisasi Absensi dan Pelaporan Waktu di Lokasi Proyek

Bagi perusahaan yang beroperasi di sektor konstruksi, pertambangan, atau layanan lapangan, geofencing menyederhanakan proses absensi dan pelaporan waktu secara drastis.

Dengan membuat geofence di sekitar setiap lokasi proyek atau area kerja, sistem dapat secara otomatis mencatat waktu kedatangan dan keberangkatan setiap kendaraan dan krunya. Hal ini menghilangkan kebutuhan akan absensi manual yang rentan terhadap kesalahan dan manipulasi.

Data yang tercatat secara otomatis ini tidak hanya akurat tetapi juga dapat diandalkan untuk keperluan penggajian dan penagihan kepada klien. Manajer proyek dapat dengan mudah menghasilkan laporan yang merinci total jam kerja yang dihabiskan di setiap lokasi, memastikan transparansi dan akurasi dalam penagihan.

Otomatisasi ini mengurangi beban kerja administratif dan memungkinkan tim untuk lebih fokus pada pekerjaan inti mereka di lapangan.

4. Bagaimana Cara Kerja Teknologi Geofencing?

Bagaimana Cara Kerja Teknologi Geofencing?Memahami mekanisme di balik teknologi geofencing membantu perusahaan untuk mengapresiasi keandalan dan potensinya. Prosesnya dapat dipecah menjadi beberapa langkah logis, mulai dari definisi area hingga eksekusi tindakan otomatis.

Semua ini ditenagai oleh sinergi antara perangkat keras (GPS tracker) dan perangkat lunak (platform manajemen). Secara esensial, geofencing adalah sistem berbasis aturan yang cerdas, di mana lokasi menjadi pemicu utamanya.

Keberhasilan implementasinya bergantung pada presisi pendefinisian batas, keandalan pelacakan, dan relevansi aturan yang ditetapkan. Berikut adalah tahapan-tahapan kunci dalam cara kerja teknologi geofencing.

a. Penentuan Lokasi Kunci

Langkah pertama dan paling fundamental dalam implementasi geofencing adalah identifikasi dan penentuan lokasi-lokasi geografis yang krusial bagi operasional bisnis. Lokasi ini bisa berupa titik-titik strategis seperti kantor pusat, gudang, pusat distribusi, pelabuhan, atau lokasi pelanggan utama.

Selain itu, perusahaan juga dapat mendefinisikan area yang lebih luas seperti zona layanan, wilayah penjualan ke pelanggan, atau bahkan area terlarang yang harus dihindari.

Proses ini biasanya dilakukan oleh manajer armada atau administrator sistem yang memiliki pemahaman mendalam tentang alur kerja operasional. Mereka menggunakan peta digital dalam perangkat lunak manajemen untuk menandai titik-titik atau area ini.

Ketepatan dalam menentukan lokasi kunci ini akan menjadi dasar bagi efektivitas seluruh sistem geofencing yang akan dibangun.

b. Pembuatan Pagar Virtual Menggunakan Perangkat Lunak

Setelah lokasi kunci ditentukan, langkah selanjutnya adalah membuat pagar virtual di sekelilingnya menggunakan perangkat lunak khusus. Dalam sebuah platform Fleet Management System (FMS), administrator dapat dengan mudah menggambar batas-batas ini di atas peta digital.

Bentuknya bisa bervariasi, mulai dari lingkaran sederhana dengan radius tertentu hingga poligon kompleks dengan banyak titik untuk mencocokkan bentuk area yang tidak beraturan.

Pada tahap ini, administrator juga akan menetapkan aturan spesifik untuk setiap geofence. Aturan ini mendefinisikan tindakan apa yang harus diambil ketika sebuah kendaraan melintasi batas tersebut.

Contoh aturannya bisa berupa:

  • Kirim notifikasi email ketika kendaraan X memasuki Geofence Gudang A
  • Bunyikan alarm di dasbor jika kendaraan Y keluar dari Geofence Rute Utama pada jam 2 pagi.

Fleksibilitas dalam menetapkan aturan inilah yang membuat geofencing menjadi alat yang sangat adaptif.

c. Pemantauan Kendaraan via GPS Tracker secara Real-Time

Agar sistem dapat bekerja, setiap kendaraan dalam armada harus dilengkapi dengan perangkat pelacak GPS (geofencing device). Perangkat ini secara berkala mengirimkan data koordinat lokasinya ke server pusat melalui jaringan seluler.

Frekuensi pembaruan lokasi ini dapat diatur, mulai dari beberapa detik hingga beberapa menit, tergantung pada kebutuhan tingkat presisi pemantauan.

Perangkat lunak manajemen armada kemudian secara terus-menerus menerima data lokasi ini dari semua kendaraan. Sistem akan membandingkan koordinat real-time setiap kendaraan dengan koordinat dari semua geofence yang telah dibuat sebelumnya.

Proses pembandingan konstan inilah inti dari pemantauan geofencing, yang terjadi secara otomatis di latar belakang tanpa henti.

d. Penerimaan Notifikasi Otomatis Saat Terjadi Pelanggaran Batas

Ketika perangkat lunak mendeteksi bahwa koordinat sebuah kendaraan telah melintasi batas geofence baik masuk maupun keluar sistem akan segera memicu tindakan yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan untuk geofence tersebut.

Inilah momen di mana konsep geofencing security dan operasional menjadi nyata. Pemicu ini menghasilkan sebuah peristiwa atau notifikasi. Notifikasi ini dapat dikirimkan melalui berbagai saluran, seperti pesan teks (SMS), email, notifikasi push pada aplikasi seluler, atau peringatan visual dan suara pada dasbor pemantauan manajer armada.

Kecepatan pengiriman notifikasi ini sangat penting, karena memungkinkan manajer untuk merespons peristiwa secara instan, baik itu untuk menyambut kedatangan truk, menyelidiki penyimpangan rute, atau menggagalkan upaya pencurian.

Logistik

5. Jenis-jenis Geofence yang Dapat Digunakan

Fleksibilitas geofencing technology terletak pada kemampuannya untuk membuat berbagai jenis batas virtual yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik setiap bisnis.

Pemilihan jenis geofence yang tepat sangat bergantung pada tujuan pemantauan dan karakteristik geografis dari area yang ingin diawasi. Secara umum, ada dua jenis utama geofence yang paling sering digunakan dalam manajemen armada.

Kedua jenis ini, yaitu lingkaran dan poligon, menawarkan tingkat presisi dan kemudahan penggunaan yang berbeda. Memahami kapan harus menggunakan masing-masing jenis akan membantu perusahaan memaksimalkan efektivitas strategi geofencing mereka. Pemilihan bentuk yang tepat memastikan data yang dihasilkan akurat dan relevan untuk pengambilan keputusan.

a. Geofence Lingkaran (Circular Geofence)

Geofence lingkaran adalah bentuk batas virtual yang paling dasar dan mudah untuk dibuat. Administrator hanya perlu menentukan satu titik pusat pada peta dan kemudian menetapkan radius di sekitarnya, misalnya 200 meter atau 1 kilometer.

Bentuk ini sangat ideal untuk menandai lokasi-lokasi tunggal yang tidak memerlukan batas yang rumit, seperti gudang, kantor cabang, SPBU langganan, atau alamat pelanggan.

Kelebihan utama dari geofence lingkaran adalah kesederhanaan dan kecepatan dalam pembuatannya. Ini sangat efisien untuk menandai ratusan atau ribuan titik pengiriman dengan cepat.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan kurir dapat secara otomatis membuat geofence lingkaran di sekitar setiap alamat tujuan pengiriman untuk melacak kedatangan dan durasi layanan kurir di setiap lokasi.

b. Geofence Poligon (Polygon Geofence)

Ketika sebuah area memiliki bentuk yang tidak beraturan dan memerlukan batas yang sangat presisi, geofence poligon menjadi pilihan yang tepat. Jenis ini dibuat dengan menempatkan serangkaian titik koordinat pada peta yang kemudian dihubungkan untuk membentuk sebuah area tertutup atau area yang lebih spesifik.

Geofence poligon menawarkan tingkat kustomisasi yang jauh lebih tinggi dibandingkan bentuk lingkaran.

Penggunaannya sangat vital untuk menandai area seperti kompleks industri, area pertambangan, perkebunan kelapa sawit, kawasan perumahan, atau zona larangan terbang. Sebagai contoh, sebuah perusahaan konstruksi dapat membuat geofence poligon yang sama persis dengan batas area proyek mereka.

Hal ini memastikan bahwa peringatan hanya akan terpicu jika alat berat benar-benar keluar dari batas proyek yang sebenarnya, bukan hanya karena melewati radius lingkaran imajiner.

6. Contoh Penerapan Geofencing di Industri Logistik Indonesia

Teori dan konsep geofencing menjadi jauh lebih bermakna ketika kita melihat contoh penerapannya dalam skenario dunia nyata, khususnya dalam konteks industri logistik di Indonesia yang kompleks dan dinamis.

Teknologi ini bukan lagi sekadar konsep futuristik, melainkan alat praktis yang telah diadopsi oleh banyak perusahaan untuk mengatasi tantangan operasional sehari-hari. Dari pelabuhan sibuk di Jakarta hingga perkebunan luas di Sumatera, geofencing membuktikan nilainya.

Dengan memahami contoh-contoh praktis ini, para pemimpin bisnis dapat memperoleh inspirasi tentang bagaimana geofencing dalam manajemen armada dapat diadaptasi untuk kebutuhan unik perusahaan mereka.

Penerapan yang cerdas dapat menghasilkan peningkatan efisiensi, keamanan, dan kualitas layanan yang nyata. Berikut adalah beberapa contoh konkret bagaimana geofencing digunakan.

a. Notifikasi Otomatis Saat Truk Tiba dan Meninggalkan Gudang

Salah satu penerapan paling umum dan berdampak adalah membuat geofence di sekitar pusat distribusi atau gudang. Ketika sebuah truk pengiriman mendekat dan memasuki batas geofence, sistem secara otomatis mengirimkan notifikasi ke tim gudang.

Pemberitahuan ini memungkinkan tim untuk mempersiapkan dok pemuatan, dokumen, dan personel yang diperlukan, sehingga secara signifikan mengurangi waktu tunggu dan idle kendaraan.

Sebaliknya, saat truk selesai memuat dan meninggalkan area gudang, sistem akan mencatat waktu keberangkatan secara otomatis. Data ini sangat berharga untuk mengukur turnaround time di gudang, yaitu total waktu yang dihabiskan kendaraan dari tiba hingga berangkat.

Dengan menganalisis data ini, manajer dapat mengidentifikasi kemacetan dalam proses operasional gudang dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaikinya.

b. Peringatan Dini Jika Kendaraan Keluar dari Rute Pengiriman yang Telah Ditetapkan

Untuk pengiriman jarak jauh antar kota di Indonesia, menjaga agar pengemudi tetap berada di jalur utama yang efisien dan aman sangatlah penting. Perusahaan logistik dapat membuat geofence berbentuk koridor di sepanjang jalan tol atau rute nasional yang telah ditentukan.

Jika pengemudi keluar dari koridor ini tanpa alasan yang jelas, manajer operasi akan langsung menerima peringatan di dasbor pemantauannya. Peringatan ini memungkinkan manajer untuk segera menghubungi pengemudi dan menanyakan alasan deviasi tersebut.

Mungkin ada kecelakaan di depan, penutupan jalan, atau pengemudi mencoba mengambil jalan pintas yang tidak efisien. Dengan intervensi cepat, perusahaan dapat memastikan keamanan pengemudi dan kargo, serta menjaga jadwal pengiriman tetap sesuai rencana.

c. Mencatat Waktu yang Dihabiskan di Lokasi Pelanggan

Bagi perusahaan yang menyediakan layanan pengiriman ke banyak titik (multi-drop), mengukur waktu layanan di setiap lokasi adalah kunci untuk optimalisasi. Dengan membuat geofence kecil di sekitar alamat setiap pelanggan, sistem dapat secara otomatis mencatat waktu saat kendaraan tiba (memasuki geofence) dan waktu saat kendaraan berangkat (meninggalkan geofence).

Data ini memberikan gambaran akurat tentang durasi setiap pengiriman. Informasi ini sangat berguna untuk beberapa tujuan. Pertama, ini dapat digunakan sebagai bukti layanan (proof of service) yang tak terbantahkan untuk penagihan.

Kedua, dengan menganalisis rata-rata waktu layanan (analisis kinerja), perusahaan dapat mengidentifikasi pelanggan atau lokasi yang secara konsisten membutuhkan waktu lebih lama, dan kemudian merencanakan jadwal dengan lebih baik di masa depan.

d. Melarang Kendaraan Memasuki Area Rawan atau Tidak Aman

Keselamatan pengemudi dan keamanan kargo adalah prioritas mutlak. Perusahaan dapat secara proaktif melindungi aset mereka dengan membuat geofence zona terlarang atau no-go zone di area yang dikenal rawan kejahatan, memiliki kondisi jalan yang buruk, atau sering terjadi pungutan liar.

Geofence ini berfungsi sebagai peringatan keamanan digital bagi pengemudi dan manajer. Jika seorang pengemudi, baik sengaja maupun tidak sengaja, mengarahkan kendaraannya memasuki salah satu zona terlarang ini, peringatan akan segera dikirimkan.

Manajer dapat segera menghubungi pengemudi untuk memberikan instruksi agar segera keluar dari area tersebut. Pendekatan proaktif ini membantu memitigasi risiko dan menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keselamatan stafnya.

e. Manajemen Aset di Area Pertambangan atau Perkebunan yang Luas

Di sektor agribisnis atau pertambangan yang beroperasi di area sangat luas, melacak posisi alat berat seperti traktor, ekskavator, atau buldoser bisa menjadi tantangan. Geofencing memungkinkan manajer untuk membagi area konsesi yang luas menjadi zona-zona kerja yang lebih kecil.

Setiap zona dapat memiliki geofence sendiri, dan setiap alat berat dapat ditugaskan untuk beroperasi hanya di dalam geofence tertentu. Hal ini memastikan bahwa aset bernilai tinggi digunakan sesuai peruntukannya dan tidak keluar dari area kerja yang telah ditentukan. Jika sebuah alat berat bergerak menuju geofence zona lain tanpa otorisasi, manajer akan diberitahu.

Ini tidak hanya meningkatkan keamanan dan akuntabilitas penggunaan aset, tetapi juga mempermudah penjadwalan perawatan dan pengisian bahan bakar dengan mengetahui lokasi pasti setiap unit.

Untuk mendapatkan kontrol penuh dan efisiensi maksimal dalam mengelola seluruh armada alat berat Anda, pertimbangkan penggunaan Software Fleet Management ScaleOcean, solusi yang dirancang untuk memberikan visibilitas total dan manajemen yang terintegrasi.

Kesimpulan

Geofencing telah bertransformasi dari sekadar teknologi pelacakan menjadi pilar strategis dalam manajemen armada modern. Kemampuannya untuk menciptakan batas virtual yang cerdas memberikan kontrol, visibilitas, dan otomatisasi yang belum pernah ada sebelumnya.

Mulai dari peningkatan keamanan aset dengan mencegah pencurian, memastikan disiplin pengemudi dengan memantau kepatuhan rute, hingga meningkatkan efisiensi operasional melalui otomatisasi alur kerja. Implementasi geofencing juga secara signifikan meningkatkan kualitas layanan pelanggan dengan menyediakan ETA yang akurat dan komunikasi proaktif.

Dengan data yang akurat dan notifikasi real-time, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih cepat dan lebih baik, mengurangi biaya, serta memitigasi risiko secara efektif. Ingin tahu lebih lanjut? Silakan coba demo gratis atau konsultasi dengan tim ahli kami untuk solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

FAQ:

1. Apa yang dimaksud dengan geofencing?

GeoFencing adalah fitur revolusioner dalam dunia GPS yang memberikan manfaat luar biasa dalam hal keamanan, efisiensi operasional, dan manajemen armada. Dengan memahami cara kerja dan manfaatnya, Anda dapat memaksimalkan penggunaan teknologi ini untuk mendukung kebutuhan pribadi atau bisnis Anda.

2. Apa gunanya geofencing?

Geofencing menciptakan batas yang mengirimkan peringatan atau tindakan ketika kendaraan memasuki atau meninggalkan area yang ditentukan . Hal ini membantu armada meningkatkan produktivitas, keamanan, dan kepatuhan dengan mengotomatiskan pelacakan dan pelaporan lokasi.

3. Bagaimana cara melakukan geofencing?

Untuk menandai lokasi yang diinginkan, tentukan lintang dan bujurnya. Untuk menyesuaikan kedekatan lokasi, tambahkan radius. Lintang, bujur, dan radius tersebut menentukan geofence, yang menciptakan area melingkar, atau pagar, di sekitar lokasi yang diinginkan.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap