Seiring berjalannya waktu, bisnis ritel mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, khususnya dalam bisnis franchise. Dalam hal ini, pemilik merek memberi franchisee hak untuk menggunakan nama merek, logo, dan praktik bisnis mereka dalam jangka waktu tertentu. Franchise merupakan pilihan utama bagi pengusaha yang ingin memperluas bisnis tanpa harus memulai bisnis dari awal.
Dalam konteks bisnis ritel, pemahaman yang baik tentang apa itu franchise, jenis-jenisnya, dan keuntungan dari bisnis franchise adalah faktor yang dapat menunjang kesuksesan jangka panjang. Dalam artikel ini, akan ada penjelasan mengenai bisnis franchise dalam sektor ritel, meliputi pengertian, jenis-jenis, serta keuntungan dari bisnis franchise.
- Franchise adalah model bisnis di mana franchisee mendapatkan hak untuk menggunakan merek, produk, dan sistem operasional franchisor dengan biaya lisensi dan royalti.
- Cara kerja franchise melibatkan perjanjian resmi, biaya franchise, dukungan dari franchisor, hak penggunaan merek, serta evaluasi dan pengawasan secara berkala untuk menjaga konsistensi.
- Keuntungan franchise antara lain kemudahan memulai bisnis dengan merek terkenal, mengurangi risiko kegagalan, serta mendapatkan dukungan operasional dan pemasaran dari franchisor.
- Penggunaan teknologi seperti ScaleOcean dalam franchise sangat penting untuk mempermudah pengelolaan operasional dan memastikan kelancaran serta konsistensi di seluruh cabang.
1. Apa itu Franchise dalam Bisnis?
Franchise adalah sistem kerja sama bisnis di mana pemilik merek (franchisor) memberikan hak kepada pihak lain (franchisee) untuk mengoperasikan usaha menggunakan merek dagang, sistem operasional, dan metode bisnis yang sudah terbukti. Sebagai imbalannya, franchisee membayar biaya awal (franchise cost) dan royalti berkelanjutan.
Melalui model ini, franchisee dapat memanfaatkan merek yang sudah dikenal dan dipercaya pasar, tanpa harus memulai usaha dari nol. Selain itu, franchise juga menawarkan dukungan dalam hal pelatihan, pemasaran, dan manajemen dari franchisor, yang dapat membantu franchisee untuk mengembangkan bisnis mereka secara lebih efektif.
Menurut laporan FMS Franchise Asia, industri waralaba di Asia mencatat pertumbuhan tahunan lebih dari 6% di sejumlah pasar utama. Tren ini menunjukkan pesatnya perkembangan sektor waralaba dan besarnya peluang bagi investor maupun pengusaha yang ingin mengembangkan bisnis melalui model ini.
2. Cara Kerja Bisnis Franchise

Franchise adalah model bisnis di mana satu pihak (franchisor) memberikan hak kepada pihak lain (franchisee) untuk menggunakan merek, produk, dan sistem operasional mereka. Berikut adalah cara kerja franchise yang umumnya diterapkan dalam berbagai jenis industri, termasuk ritel dan makanan.
a. Perjanjian Kerja Sama
Dalam sistem franchise, franchisee membeli hak untuk menggunakan merek dagang, produk, dan sistem bisnis milik franchisor. Kesepakatan ini dilakukan melalui perjanjian resmi yang mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak, termasuk durasi perjanjian dan area operasional.
b. Biaya Franchise
Franchisee harus membayar biaya franchise di muka yang disebut sebagai biaya lisensi, serta royalti berkala. Royalti ini umumnya dihitung sebagai persentase dari pendapatan atau keuntungan bersih yang dihasilkan oleh franchisee, dan dibayarkan secara teratur kepada franchisor untuk mempertahankan hak penggunaan merek.
c. Dukungan dari Franchisor
Franchisor memberikan dukungan yang komprehensif kepada franchisee, mulai dari pelatihan awal hingga panduan operasional standar. Franchisee juga menerima dukungan dalam strategi pemasaran, manajemen operasional, serta bantuan teknis untuk memastikan standar kualitas tetap terjaga di setiap lokasi franchise.
d. Hak Penggunaan
Selanjutnya, franchisee mendapatkan hak untuk menggunakan merek, logo, dan identitas perusahaan yang sudah dikenal. Ini termasuk hak untuk menjual produk atau layanan yang telah dipatenkan oleh franchisor, serta menggunakan sistem operasional yang sudah terbukti efektif untuk menjalankan bisnis dengan sukses.
e. Evaluasi dan Pengawasan
Terakhir, franchisor melakukan evaluasi dan pengawasan berkala terhadap setiap lokasi franchise untuk memastikan bahwa franchisee mematuhi aturan dan standar yang ditetapkan. Proses ini memastikan konsistensi kualitas produk dan layanan di semua outlet, serta membantu franchisee menjaga kepatuhan terhadap prosedur yang telah disepakati.
3. Elemen Penting dalam Struktur Bisnis Franchise
Sistem franchise terdiri dari beberapa komponen penting yang bekerja sama untuk memastikan keberhasilan bisnis. Berikut adalah penjelasan mengenai elemen dan komponen utama dalam sistem franchise yang perlu dipahami oleh pengusaha.
- Franchisor: Franchisor adalah pemilik merek dan sistem bisnis yang menawarkan hak penggunaan merek dan operasional kepada franchisee. Mereka bertanggung jawab memberikan pelatihan, dukungan operasional, dan memastikan standar bisnis dipatuhi.
- Franchisee: Franchisee adalah pihak yang membeli hak untuk menjalankan bisnis menggunakan merek franchisor. Mereka menjalankan operasional sehari-hari dan mematuhi pedoman serta standar yang telah ditetapkan oleh franchisor.
- Franchise Fee dan Royalty Fee: Franchise fee adalah biaya awal yang dibayarkan franchisee untuk mendapatkan hak waralaba. Royalty fee adalah biaya rutin yang dibayar kepada franchisor, biasanya dihitung sebagai persentase dari pendapatan bisnis franchisee.
- Hak Kekayaan Intelektual: Franchisee memperoleh hak untuk menggunakan merek dagang, logo, dan sistem operasional yang dimiliki oleh franchisor. Hak ini diberikan untuk jangka waktu tertentu sesuai kontrak, dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
4. Alasan Bisnis Franchise Menjadi Pilihan Menguntungkan
Bisnis franchise menawarkan berbagai keuntungan yang signifikan bagi pengusaha yang ingin memasuki dunia bisnis dengan risiko yang lebih terkontrol. Berikut adalah beberapa keuntungan utama yang ditawarkan oleh bisnis franchise.
a. Cepat Memulai Bisnis
Keuntungan utama dari bisnis franchise adalah kecepatan untuk memulai usaha. Franchisee tidak perlu membangun merek atau sistem operasional dari nol. Mereka bisa langsung memanfaatkan merek yang sudah dikenal dan sistem yang telah teruji, memungkinkan mereka untuk segera berfokus pada operasional bisnis.
Dilansir dari Franchising.com, model waralaba menawarkan keunggulan berupa akses cepat ke merek ternama, dukungan operasional dari pemilik waralaba, serta kemudahan pembiayaan. Keunggulan ini menjadikan waralaba pilihan yang lebih aman dan terstruktur bagi pengusaha baru untuk meminimalkan risiko dan mempercepat penetrasi pasar.
b. Tidak Membutuhkan Branding
Dengan bergabung dalam franchise, pengusaha tidak perlu repot membangun brand awareness dari awal. Merek yang sudah mapan akan memberikan keuntungan langsung dengan memanfaatkan reputasi dan popularitas merek tersebut. Ini menghemat waktu dan biaya, serta mempermudah ekspansi pasar.
c. Mengurangi Risiko Kegagalan
Franchise menawarkan model bisnis yang telah terbukti berhasil, yang memungkinkan pengusaha untuk mengurangi risiko kegagalan. Dengan menggunakan sistem operasional yang sudah teruji dan strategi pemasaran yang efektif, franchisee memiliki peluang lebih besar untuk sukses dibandingkan memulai bisnis dari awal.
d. Sistem Bisnis yang Sudah Teruji
Franchisor menyediakan sistem operasional yang telah terbukti efektif dan efisien. Sistem ini membantu franchisee untuk menjalankan bisnis dengan cara yang sudah terstruktur, mengurangi kebingungannya dalam merancang operasional dari awal. Pembaruan dan pembenahan sistem secara berkala memastikan bisnis tetap relevan dan optimal.
e. Dukungan dari Franchisor
Franchisee mendapatkan dukungan berkelanjutan dari franchisor, mulai dari pelatihan, bimbingan operasional, hingga teknik pemasaran yang efektif. Franchisor juga melakukan evaluasi dan pengendalian mutu secara rutin untuk memastikan standar operasional dan kualitas produk tetap terjaga, serta membantu franchisee berkembang lebih baik.
Untuk mengoptimalkan operasional franchise Anda, pertimbangkan untuk menggunakan software retail seperti ScaleOcean. Dengan solusi manajemen stok, keuangan, dan pelanggan, ScaleOcean ERP membantu Anda meningkatkan efisiensi dan kinerja bisnis secara keseluruhan.
5. Perbedaan Franchise dan Kemitraan
Walaupun franchise dan kemitraan keduanya merupakan model bisnis yang melibatkan kerja sama antara pihak yang berbeda. Keduanya memiliki karakteristik yang cukup berbeda dalam struktur, pengambilan keputusan, serta pembagian keuntungan dan risiko.
Berikut adalah tabel yang menjelaskan perbedaan mendasar antara franchise dan kemitraan, dua model bisnis yang memiliki karakteristik yang berbeda dalam struktur, pengambilan keputusan, serta pembagian risiko dan keuntungan.
| Aspek | Franchise | Kemitraan |
|---|---|---|
| Kepemilikan | Dimiliki oleh franchisor, franchisee menjalankan toko sesuai standar yang ditetapkan. | Kepemilikan dibagi antara mitra, lebih fleksibel dalam pengelolaan. |
| Pengambilan Keputusan | Franchisee mengikuti keputusan franchisor dengan sedikit modifikasi. | Mitra membuat keputusan bersama dalam diskusi terbuka. |
| Risiko & Keuntungan | Risiko lebih rendah dengan dukungan franchisor, royalti dibayar. | Keuntungan dan risiko dibagi sesuai kesepakatan antara mitra. |
6. Jenis-jenis Franchise
Franchise merupakan model bisnis yang memiliki beberapa varian berdasarkan struktur dan operasionalnya. Berikut adalah beberapa jenis franchise yang umumnya dijumpai di berbagai sektor industri, masing-masing dengan keunikan dan cara kerjanya sendiri.
a. Franchise Produk dan Distribusi
Pada jenis franchise ini, franchisee diberikan hak untuk menjual produk yang diproduksi oleh franchisor. Tanggung jawab utama franchisee terletak pada distribusi dan pemasaran produk di wilayah tertentu yang telah disepakati dalam perjanjian kerja sama.
Mereka tidak terlibat dalam proses produksi atau pengembangan produk, karena seluruh kontrol kualitas dan inovasi tetap berada di tangan franchisor. Model ini umum digunakan dalam industri makanan dan minuman, di mana franchisee mengelola outlet yang menawarkan produk siap jual sesuai standar dan merek yang telah ditetapkan.
b. Franchise Sistem Bisnis
Dalam franchise sistem bisnis, franchisee diharuskan untuk mengikuti seluruh model bisnis yang ditetapkan oleh franchisor. Ini mencakup aspek operasional, pemasaran, dan penjualan. Franchisee harus mematuhi standar yang telah disusun oleh franchisor, mulai dari prosedur operasional hingga strategi pemasaran yang konsisten di seluruh cabang.
c. Franchise Manufaktur
Franchisee dalam model ini diberi izin untuk memproduksi produk di bawah merek franchisor. Meskipun mereka memiliki kebebasan untuk memproduksi barang sendiri, produk tersebut harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh franchisor.
Biasanya, franchisee juga bertanggung jawab atas distribusi produk di wilayah mereka. Model ini lebih banyak dijumpai pada industri yang memerlukan produksi lokal dengan pengawasan ketat dari franchisor.
7. Apa Saja Contoh Bisnis Franchise?

Di Indonesia, terdapat berbagai bisnis franchise yang dapat dipilih sesuai dengan budget dan minat. Berikut adalah contoh bisnis franchise yang sukses, mewakili berbagai jenis industri yang dapat dijalankan oleh para pengusaha.
a. Indomaret
Indomaret merupakan salah satu franchise minimarket terbesar di Indonesia yang menawarkan produk kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau. Sebagai jaringan retail dengan ribuan cabang, Indomaret menyediakan kesempatan bisnis bagi pengusaha yang ingin menjalankan usaha minimarket dengan dukungan penuh dari franchisor.
b. KFC
KFC (Kentucky Fried Chicken) adalah franchise makanan cepat saji yang terkenal dengan produk ayam goreng khasnya. Dengan jangkauan yang luas, KFC menawarkan peluang bisnis yang telah terbukti sukses, memberikan franchisee akses ke sistem operasional yang sudah mapan dan merek yang dikenal luas oleh konsumen.
c. Aspira
Aspira adalah contoh perusahaan manufaktur yang menggunakan model franchise untuk memperluas distribusi produknya. Franchisee dapat membuka toko yang menjual produk otomotif dan aksesoris dengan dukungan penuh dari franchisor, termasuk pelatihan, pemasaran, dan sistem operasional yang telah teruji.
8. Kesimpulan
Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis, khususnya di sektor ritel dan franchise, kebutuhan akan sistem pengelolaan yang efisien semakin meningkat. Pemilik merek dan franchisee perlu memahami cara kerja franchise, jenis-jenisnya, serta manfaat yang ditawarkan agar dapat membangun bisnis yang berkelanjutan dan kompetitif.
Untuk mencapai efisiensi tersebut, penggunaan teknologi dan solusi digital menjadi hal yang penting. ScaleOcean hadir dengan fitur-fitur inovatif yang dirancang untuk mempermudah pengelolaan operasional, pemantauan performa, dan optimasi strategi bisnis franchise.
Bagi Anda yang ingin meningkatkan produktivitas dan efektivitas pengelolaan bisnis, ScaleOcean dapat menjadi pilihan tepat. Coba demo gratis ScaleOcean untuk melihat langsung bagaimana sistem ini membantu menyederhanakan proses operasional dan mendukung pertumbuhan bisnis franchise Anda.
FAQ:
1. Apa yang dimaksud dengan franchise?
Franchise adalah sebuah model bisnis dimana sebuah pemilik merek (franchisor) memberikan izin penggunaan merek kepada suatu pihak lain (franchisee) dengan persyaratan pembayaran awal dan pembayaran berulang ketika bisnis telah berjalan. Hal ini memungkinkan pihak tersebut untuk menjalankan usaha terstruktur tanpa perlu membangunnya dari awal.
2. Contoh franchise apa saja?
Contoh franchise beragam berdasarkan industrinya. Contoh untuk FnB berupa McDonald’s, KFC, Chatime. Untuk ritel berupa Indomaret, Alfamart, AlfaMidi, Lawson, Family Mart. Untuk jasa pengiriman berupa JNE, Si Cepat, Kumon. Berdasarkan contoh tersebut, waralaba tidak hanya tersedia dalam bentuk merek internasional, tetapi juga lokal dan regional.
3. Apakah franchise itu bagi hasil?
Ya, bisnis franchise cenderung menerapkan sistem bagi hasil. Dalam sistem ini, pihak franchisee berhak memberikan sebagian (persentase) dari keuntungannya kepada franchisor pada setiap periode sesuai dengan persyaratan awal yang disetujui.
4. Apa kelemahan franchise?
Kelemahan utama dari bisnis berbasis waralaba adalah kesulitan dalam melakukan modifikasi khusus. Hal ini dikarenakan Anda sebagai franchisee perlu mengikuti segala peraturan dan struktur bisnis yang telah ditetapkan oleh pemilik merek untuk memastikan adanya konsistensi kualitas.







