Sebagai pebisnis, Anda seharusnya sudah mengenali kata pepatah berikut, “You need money, to make money“. Namun adanya modal tidak secara langsung menjamin kesuksesan atau keuntungan, melainkan harus melalui proses akuntansi biaya terlebih dahulu.
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan dan pelaporan biaya untuk keperluan internal perusahaan. Proses berikut memberikan wawasan mengenai tingkat efisiensi strategi yang sudah ada dan apakah perlu diperbaikinya. Simak lebih lanjut fungsi lengkap dan contohnya.
- Akuntansi biaya adalah proses pelacakan, pencatatan, dan pelaporan segala biaya operasioanal yang diperlukan untuk menjalankan operasi perusahaan.
- Fungsi dari proses tersebut meliputi identifikasi biaya aktual, perencanaan anggaran, mengukur efisiensi manajemen keuangan, mengendalikan biaya, membantu pengambilan keputusan.
- Contoh akuntansi biaya cenderung dipertemukan dalam berbagai industri seperti manufaktur, F&B, jasa, dan ritel.
- Penerapan software akuntansi seperti ScaleOcean menjadi semakin umum dikarenakan semakin kompleksnya pengelolaan rantai pasokan dan biaya operasional dunia.
1. Apa itu Akuntansi Biaya?
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, pengelompokkan, dan analisis segala biaya yang diperlukan untuk memproduksi barang atau jasa. Tujuannya adalah untuk membantu perusahaan dalam merencanakan anggaran, mengendalikan biaya, dan keputusan strategis lainnya.
Penerapan proses tersebut terbukti membawa kontribusi terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dalam riset Nafisah Yami et al. (2025), mereka menemukan bahwa strategi pengelolaan biaya memiliki efek lebih dari 78% pada kinerja keuangan perusahaan.
2. Perbedaan Akuntansi Biaya dan Akuntansi Keuangan

Sepertinya halnya akuntansi biaya, terdapat juga istilah akuntansi keuangan yang tidak kalah penting dalam manajemen keuangan bisnis. Meski keduanya terdengar serupa, mereka sebenarnya memiliki ruang lingkup yang berbeda, yakni:
a. Informasi yang Disertakan
- Akuntansi Biaya: Berisi segala biaya yang dikeluarkan, seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
- Akuntansi Keuangan: Berisi informasi rinci mengenai total aset, liabilitas, ekuitas, arus kas, dan juga biaya operasional perusahaan.
b. Pengguna / User
- Akuntansi Biaya: Segala hasil analisis laporan digunakan oleh pihak manajemen.
- Akuntansi Keuangan: Laporan yang disusun diberikan kepada pihak eksternal seperti investor.
c. Standar dan Regulasi
- Akuntansi Biaya: Tidak diregulasi, dapat disesuaika dengan kebutuhan dan preferensi perusahaan.
- Akuntansi Keuangan: Diregulasi ketat SAK (Standar akuntansi) oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) seperti PSAK, SAP, dan SAK EMKM.
d. Tujuan
- Akuntansi Biaya: Memberikan gambaran lebih jelas mengenai biaya operasional untuk menilai efisiensi penganggaran dan menyusun strategi lebih optimal.
- Akuntansi Keuangan: Memberikan visualisasi kepada pihak eksternal mengenai kinerja keuangan bisnis untuk membantu dalam pengambilan keputusan investasi.
3. Fungsi Akuntansi Biaya
Proses akuntansi berikut memiliki beberapa fungsi, dari identifikasi biaya aktual, penentuan kinerja strategi yang ditetapkan, serta dalam pengendalian biaya operasional. Selain itu, terdapat juga beberapa fungsi lain, yakni:
a. Mengidentifikasi Biaya Aktual
Fungsi ini melacak dan mencatat semua biaya yang benar-benar timbul selama proses produksi. Dengan demikian, perusahaan mendapatkan data real–time dan detail mengenai pengeluaran bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.
b. Mengelola dan Merencanakan Anggaran
Akuntansi biaya menyediakan data historis dan proyeksi budget yang krusial untuk menyusun anggaran realistis. Hal ini membantu manajemen dalam menetapkan target biaya di masa depan dan mengalokasikan sumber daya secara efektif.
c. Mengukur Efisiensi Manajemen Keuangan Perusahaan
Pengukuran efisiensi dilakukan dengan menganalisis perbandingan antara biaya standar yang ditetapkan dengan biaya aktual yang terjadi. Hasil analisis ini menjadi landasan untuk menilai seberapa efisien kinerja penganggaran dan pembiayaan operasional perusahaan.
d. Mengendalikan Biaya Operasional
Proses ini mampu mengindentifikasi biaya mana yang cenderung keluar dari batas yang telah ditetapkan. Dengan informasi ini, manajemen dapat mengambil tindakan korektif segera untuk menekan pemborosan dan meningkatkan efisiensi.
e. Membantu dalam Pengambilan Keputusan
Informasi biaya yang akurat sangat penting untuk keputusan seperti penetapan harga, penambahan, atau penghapusan lini produk. Data ini mendukung manajemen dalam menentukan produk atau layanan mana yang paling menguntungkan.
4. Komponen dalam Akuntansi Biaya
Setiap pengeluaran yang terlibat dalam operasional bisnis harus diklasifikasikan agar akuntansi biaya berjalan efektif. Dengan memahami komponen-komponen utama ini, perusahaan dapat mengendalikan biaya dan menetapkan harga jual yang optimal:
- Biaya Bahan Baku: Biaya yang dikeluarkan untuk bahan utama dalam menghasilkan produk atau jasa.
- Biaya Tenaga Kerja: Biaya kompensasi untuk staf yang terlibat selama periode operasional.
- Biaya Overhead: Biaya yang tidak secara langsung terikat dengan biaya produksi, tetapi tetap penting untuk memastikan keberlangsungan, seperti biaya sewa, utilitas, perawatan, pemasaran, sales, dan lain sebagainya lagi.
5. Jenis dan Metode Akuntansi Biaya
Dalam menghitung biaya operasional, terdapat beberapa jenis dan metode yang dapat digunakan. Hal ini dikarenakan spesifikasi anggaran dan penjualan masing-masing bisnis berbeda, sehingga memerlukan pendekatan spesifik. Berikut adalah metode yang dimaksud:
a. Activity Based Costing (ABC)
Metode ini mengalokasikan biaya overhead berdasarkan aktivitas yang dikonsumsi oleh setiap produk. Tujuannya adalah mendapatkan biaya produk yang lebih akurat, memberikan gambaran profitabilitas yang lebih realistis.
b. Cost Volume Profit (CVP)
CVP menganalisis dampak perubahan biaya dan volume penjualan terhadap laba perusahaan. Alat ini krusial untuk menentukan titik impas atau break–even point dan menyusun strategi penetapan harga yang optimal.
c. Job Order Costing
Metode job order digunakan untuk bisnis yang memproduksi barang atau jasa setiap pesanan. Biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead diakumulasikan secara terpisah untuk setiap pekerjaan agar mudah dilacak.
d. Fixed Costing
Semua biaya produksi, termasuk overhead manufaktur tetap, diperlakukan sebagai biaya produk dalam metode ini. Biaya baru dibebankan pada laporan laba rugi ketika produk tersebut benar-benar terjual.
e. Variable Costing
Variable costing adalah metode di mana hanya biaya variabel yang dimasukkan ke dalam biaya produk, seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead tetap diperlakukan sebagai biaya periode dan dibebankan langsung, sehingga cocok untuk analisis internal.
f. Process Costing
Metode ini ideal untuk industri yang memproduksi unit identik secara massal dan operasi berkelanjutan. Biaya diakumulasikan per departemen atau proses untuk menghitung biaya rata-rata per unit yang diproduksi.
g. Standard Costing
Metode berikut membandingkan biaya yang seharusnya (standard) untuk suatu unit dengan biaya yang sebenarnya terjadi. Perhitungan tersebut menghasilkan perbedaan, yang digunakan manajemen untuk mengendalikan dan meningkatkan efisiensi biaya.
6. Tahapan dalam Akuntansi BIaya

Proses ini dimulai dari melacak setiap pengeluaran hingga menghasilkan laporan yang dapat disajikan kepada pihak manajemen. Dengan mengikuti tahapan-tahapan berikut, perusahaan dapat mengendalikan dan mengoptimalkan penggunaan sumber dayanya:
- Identifikasi Biaya: Identifikasi segala biaya yang muncul pada suatu jangka waktu operasional tertentu.
- Pencatatan Biaya: Mencatat biaya-biaya sebelumnya dalam sebuah dokumen atau sistem akuntansi perusahaan.
- Alokasi Biaya: Biaya tidak langsung didistribusikan ke objek biaya.
- Menghitung Biaya Produksi: Menghitung biaya per unit dari total biaya yang telah ditentukan.
- Pelaporan dan Analisis: Menyusun laporan biaya dan menyerahkannya kepada pihak manajemen untuk dianalisis tingkat kinerja dan efisiensinya.
- Evaluasi dan Revisi Proses: Bila ada ketidakpuasaan, sesuaikan ulang rencana biaya untuk meningkatkan efisiensi operasi kedepannya.
7. Contoh Penerapan Akuntansi Biaya di Berbagai Industri
Seperti yang sempat dinyatakan, pemilihan metode akuntansi biaya yang digunakan disesuaikan berdasarkan spesifikasi masing-masing bisnis. Untuk memberikan gambaran lebih jelas apa yang dimaksud, perhatikan penjelasan berikut:
a. Industri Manufaktur
Di industri manufaktur, proses ini berfungsi dalam perhitungan harga pokok penjualan (HPP) produk akhir secara akurat. Perusahaan menggunakan metode job order untuk barang yang dibuat berdasarkan pesanan atau process costing untuk produksi massal.
Fokus utama terletak pada pengendalian biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung, serta alokasi overhead pabrik. Kontrol yang ketat atas biaya operasional menjadi kunci strategis dalam menetapkan harga jual yang kompetitif di pasar.
b. Industri F&B
Akuntansi biaya di F&B berpusat pada recipe costing untuk setiap item menu. Tujuannya adalah memastikan persentase biaya makanan tetap ideal melalui pemantauan biaya bahan baku yang ketat.
Analisis melibatkan pelacakan biaya bahan baku, tenaga kerja layanan dan dapur, serta biaya non-makanan seperti utilitas. Pengendalian bahan makanan terbuang adalah metrik krusial yang langsung meningkatkan profitabilitas operasional.
c. Industri Jasa
Di industri jasa, seperti konsultan atau IT, perhitungan biaya berfokus pada biaya per jam atau per proyek. Karena tidak ada stok fisik, sering kali metode activity based costing (ABC) digunakan untuk mengukur biaya aktivitas.
Fokus pengukuran utama adalah biaya tenaga kerja profesional, biaya perjalanan, dan overhead kantor yang dialokasikan per klien. Hal ini esensial untuk memastikan margin jasa yang ditawarkan tetap menghasilkan keuntungan yang memadai.
d. Industri Ritel
Di industri ritel, proses akuntansi ini berfokus pada manajemen inventaris dan penetapan HPP. Ritel perlu melacak biaya akuisisi barang dagangan dari pemasok hingga barang siap di-display dan diperjualkan di toko.
Biaya yang diawasi termasuk distribusi, penyimpanan, dan shrinkage, yakni kerugian stok karena kerusakan atau pencurian. Analisis ini membantu retailer menentukan markup yang tepat dan mengoptimalkan efisiensi rantai pasok.
Baca juga: Panduan Balance Akuntansi untuk Kelancaran Operasional Bisnis Anda
8. Kesimpulan
Secara singkat, akuntansi biaya adalah proses perhitungan dan analisis segala biaya operasional dalam perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencari tahu tingkat efisiensi penganggaran dan pembiayaan operasional, serta juga bagian yang dapat dioptimasi lebih lanjut.
Meski kedua istilahnya kelihatan serupa, hal ini tidak sepenuhnya sama dengan akuntansi keuangan yang lebih mengarah ke penyampaian informasi keuangan menyeluruh kepada pihak eksternal. Berbeda dengan jenis akuntansi ini yang fokus ke biaya dan internal bisnis.
Untuk memaksimalkan hasil pencatatan dan perhitungan, perusahaan cenderung menerapkan sistem akuntansi ScaleOcean yang disertai dengan demo gratis. Tidak hanya solusi sementara, perangkat lunak juga mampu berskala dengan pertumbuhan transaksi perusahaan.
FAQ:
1. Apa yang dimaksud akuntansi biaya?
Akuntansi biaya adalah sebuah proses dalam akuntansi perusahaan yang berfokus pada pengelolaan dan pelaporan segala biaya produksi atau operasional perusahaan. Hal ini dapat berupa biaya langsung seperti tenaga kerja dan biaya tidak langsung seperti overhead pabrik.
2. Akuntansi biaya isinya apa saja?
Daftar biaya yang dimaksud beragam, yakni:
1. Biaya Bahan Baku
2. Biaya Sewa
3. Biaya Utilitas
4. Biaya Tenaga Kerja
5. Biaya Perlengkapan dan Peralatan
6. Biaya Perawatan
7. Biaya Asuransi
8. Biaya Pemasaran
3. Apa contoh akuntansi biaya?
Contohnya, sebuah prosuden makanan ringan dapat menggunakan akuntansi biaya untuk melacak dan melaporkan segala biaya yang dikeluarkan selama proses produksi seperti biaya tenaga kerja, bahan baku, perawatan, dan lain sebagainya.







