Sustainability Report: Definisi, Komponen, serta Manfaat

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Inefisiensi dalam operasional dan konsumsi sumber daya yang berlebihan menyebabkan tingginya biaya di banyak sektor industri. Hal ini membuat perusahaan kesulitan dalam mengidentifikasi potensi perbaikan yang dapat mengurangi biaya operasional dan dampak lingkungan.

Sustainability report menjadi solusi penting untuk mengatasi masalah ini. Dengan mengukur dan melaporkan emisi Scope 1 serta konsumsi sumber daya secara sistematis, perusahaan dapat mengidentifikasi inefisiensi dan mendorong inisiatif yang lebih ramah lingkungan. Selain mengurangi biaya, hal ini juga mendukung keberlanjutan bisnis jangka panjang.

Selain itu, laporan keberlanjutan membuka akses ke pembiayaan hijau yang semakin penting. Dengan transparansi dan komitmen terhadap standar ESG, perusahaan dapat menarik investor dan mendapatkan pinjaman dengan suku bunga lebih rendah. Artikel ini akan membahas pengertian, manfaat, peraturan yang berlaku di Indonesia, dan langkah-langkah penyusunan laporan yang efektif.

starsKey Takeaways

Coba Demo Gratis!

requestDemo

1. Apa Itu Sustainability Report?

Sustainability report (laporan keberlanjutan) adalah laporan resmi yang disusun perusahaan untuk mengomunikasikan kinerja dan dampaknya terhadap aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial. Laporan ini memberikan gambaran transparan mengenai bagaimana perusahaan mengelola isu-isu keberlanjutan yang relevan dengan operasional bisnisnya.

Tujuan utama laporan keberlanjutan untuk memberikan informasi yang jelas kepada para pemangku kepentingan, seperti investor, pelanggan, dan regulator. Laporan ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap praktik bisnis yang berkelanjutan, tidak hanya dari sisi finansial, tetapi juga dari perspektif sosial dan lingkungan.

2. Pentingnya Sustainability Report bagi Perusahaan di Indonesia

Di era bisnis modern, penyusunan sustainability report bukan hanya kewajiban formal, melainkan kebutuhan strategis yang mendatangkan banyak keuntungan. Manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh pihak eksternal, tetapi juga memberi nilai tambah signifikan bagi operasional internal perusahaan. Berikut ini yang dapat dipahami oleh pemimpin bisnis:

a. Manfaat bagi Pihak Internal Perusahaan

Secara internal, proses penyusunan laporan keberlanjutan memaksa perusahaan untuk melihat lebih dalam operasionalnya dari berbagai sisi. Hal ini membuka peluang untuk perbaikan dan efisiensi yang mungkin tidak terlihat jika hanya berfokus pada metrik keuangan. Berikut adalah beberapa manfaat utama bagi internal perusahaan:

1) Manajemen Risiko yang Lebih Baik

Laporan keberlanjutan membantu perusahaan mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko serta peluang yang terkait dengan isu-isu ESG (Environmental, Social, Governance). Proses ini memungkinkan perusahaan untuk mengenali berbagai faktor yang dapat memengaruhi stabilitas dan pertumbuhan jangka panjang, seperti perubahan iklim, isu perburuhan, atau praktik tata kelola yang buruk.

Dengan pemahaman yang mendalam mengenai isu ESG, perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengelola risiko dan memanfaatkan peluang yang ada. Hal ini tidak hanya melindungi perusahaan dari potensi kerugian, tetapi juga meningkatkan daya tarik perusahaan bagi investor yang semakin mempertimbangkan faktor ESG dalam penilaian mereka.

2) Mendorong Inovasi dan Efisiensi

Pengumpulan data untuk laporan keberlanjutan, seperti konsumsi energi, penggunaan air, dan produksi limbah, sering kali mengungkap inefisiensi dalam operasional. Informasi ini mendorong perusahaan untuk mencari solusi inovatif guna mengurangi jejak lingkungan dan menekan biaya, seperti berinvestasi pada teknologi hemat energi atau merancang ulang proses produksi untuk meminimalkan limbah.

Inovasi ini tidak hanya berdampak pada aspek lingkungan, tetapi juga sosial. Analisis data ketenagakerjaan dapat memicu pengembangan program pelatihan karyawan yang lebih efektif atau inisiatif kesejahteraan yang meningkatkan retensi dan produktivitas. Upaya efisiensi ini berkontribusi pada peningkatan profitabilitas dan daya saing perusahaan.

3) Menjadi Alat Evaluasi Strategis

Sustainability report menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan target keberlanjutan yang terukur dan memantau kemajuannya. Laporan ini memungkinkan manajemen mengevaluasi efektivitas strategi keberlanjutan dan membuat keputusan yang lebih baik dengan alokasi sumber daya yang lebih tepat.

Selain itu, laporan ini memastikan tujuan keberlanjutan selaras dengan tujuan bisnis secara keseluruhan, mengintegrasikan pertimbangan ESG dalam setiap tingkat pengambilan keputusan strategis, dan menjadikan keberlanjutan bagian integral dari DNA perusahaan.

b. Manfaat bagi Pihak Eksternal dan Reputasi Perusahaan

Di sisi eksternal, sustainability report adalah wajah perusahaan dalam menunjukkan komitmennya terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungan. Laporan ini menjadi alat komunikasi yang sangat penting untuk membangun citra positif dan hubungan yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan. Berikut adalah manfaat utamanya bagi pihak eksternal:

1) Meningkatkan Transparansi dan Membangun Kepercayaan

Ketika perusahaan rutin mempublikasikan laporan keberlanjutan, mereka menunjukkan keterbukaan terhadap dampak operasinya. Investor, pelanggan, dan masyarakat menghargai sikap transparan ini karena mencerminkan komitmen perusahaan untuk terus memperbaiki diri.

Kepercayaan yang muncul membuka akses pendanaan dan memperkuat loyalitas konsumen. Banyak investor kini menilai kinerja berdasarkan kriteria ESG, sementara konsumen memilih merek yang dinilai etis dan bertanggung jawab.

2) Menciptakan Keunggulan Kompetitif

Di pasar yang semakin kompetitif, reputasi sebagai perusahaan yang berkelanjutan dapat menjadi pembeda yang signifikan. Perusahaan dengan kinerja ESG yang kuat lebih menarik bagi talenta terbaik dan dapat memenangkan tender serta menjalin kemitraan dengan perusahaan multinasional.

Citra positif ini juga membuka akses ke pasar baru, terutama di negara-negara maju. Perusahaan dengan rekam jejak keberlanjutan yang baik dipandang lebih inovatif dan siap menghadapi tantangan masa depan, menjadikannya pilihan menarik bagi mitra bisnis dan pelanggan.

3) Memfasilitasi Hubungan Baik dengan Regulator

Perusahaan yang aktif menyusun laporan keberlanjutan menunjukkan komitmen nyata untuk mematuhi dan melampaui standar regulasi. Sikap terbuka ini membantu regulator menilai kepatuhan dengan lebih mudah sekaligus memperkuat citra perusahaan yang transparan.

Ketika regulator melihat keseriusan tersebut, potensi konflik dan sanksi bisa dihindari. Hubungan yang baik ini juga mempercepat proses perizinan serta menciptakan lingkungan bisnis yang lebih stabil dan terpercaya.

3. Regulasi Sustainability Report di Indonesia

Setelah memahami manfaat laporan keberlanjutan, penting bagi perusahaan untuk mengetahui dasar hukumnya di Indonesia. Regulasi ini memberikan arah yang jelas bagi pelaku usaha dalam menerapkan prinsip keberlanjutan secara terukur dan terlapor.

Dilansir dari BPK RI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui POJK No. 51/POJK.03/2017 mewajibkan lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik untuk menyusun laporan keberlanjutan yang diterbitkan bersamaan dengan laporan tahunan. Aturan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menciptakan transparansi dan akuntabilitas di sektor keuangan serta pasar modal.

Bagi perusahaan yang belum termasuk kategori wajib, penyusunan laporan keberlanjutan tetap menjadi praktik terbaik yang patut diterapkan. Langkah ini membantu perusahaan memenuhi ekspektasi global, menarik investor, dan meningkatkan daya saing di pasar yang semakin kompetitif.

4. Komponen Apa Saja yang Ada pada Sustainability Report?

Komponen Apa Saja yang Ada pada Sustainability Report?
Sebuah sustainability report yang komprehensif disusun berdasarkan tiga pilar utama yang dikenal sebagai kerangka ESG (Environmental, Social, and Governance). Setiap pilar mencakup berbagai topik dan indikator kinerja kunci (Key Performance Indicators) yang relevan dengan operasional dan dampak perusahaan. Berikut penjelasan komponennya:

a. Lingkungan (Environmental)

Pilar lingkungan berfokus pada bagaimana perusahaan mengelola dampaknya terhadap alam. Beberapa aspek utama yang dilaporkan dalam pilar ini meliputi:

  • Penggunaan energi dan air: Menilai konsumsi energi dan air serta upaya pengurangan penggunaan sumber daya alam ini.
  • Pengelolaan limbah dan emisi gas rumah kaca: Melaporkan pengelolaan limbah, baik berbahaya maupun non-berbahaya, serta pengurangan emisi gas rumah kaca.
  • Upaya-upaya konservasi dan penggunaan sumber daya yang berkelanjutan: Menyajikan langkah-langkah untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan memastikan penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Pelaporan yang transparan pada pilar ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kelestarian lingkungan dan efisiensi sumber daya.

b. Sosial (Social)

Pilar sosial berfokus pada hubungan perusahaan dengan pemangku kepentingannya, termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, dan komunitas lokal. Beberapa aspek utama yang dilaporkan dalam pilar ini meliputi:

  • Kondisi ketenagakerjaan, upah yang adil, dan keselamatan kerja: Menilai praktik ketenagakerjaan yang adil, memastikan upah yang layak, dan memperhatikan keselamatan serta kesehatan kerja.
  • Pengembangan masyarakat dan praktik rantai pasok yang etis: Melaporkan kontribusi perusahaan terhadap pengembangan komunitas serta memastikan rantai pasok yang bertanggung jawab.
  • Keragaman dan penghormatan terhadap hak asasi manusia: Memastikan kebijakan keragaman yang inklusif dan menghormati hak asasi manusia di seluruh operasi perusahaan.

Pilar sosial ini menggambarkan komitmen perusahaan terhadap kesejahteraan pemangku kepentingan dan menciptakan dampak positif bagi masyarakat.

c. Tata Kelola Perusahaan (Governance)

Pilar tata kelola berfokus pada sistem dan proses yang memastikan perusahaan dikelola secara etis, transparan, dan akuntabel. Prinsip ini penting untuk menjaga kepercayaan pemangku kepentingan dan memastikan seluruh keputusan bisnis sejalan dengan nilai integritas serta kepatuhan hukum.

Beberapa aspek utama dalam pilar tata kelola meliputi:

  • Etika bisnis dan transparansi: Perusahaan memastikan seluruh proses bisnis berjalan secara terbuka dan sesuai standar etika.
  • Kebijakan antikorupsi dan mekanisme whistleblower: Sistem pelaporan ini membantu mencegah pelanggaran dan memperkuat akuntabilitas.
  • Audit dan penerapan keberlanjutan: Audit internal dan eksternal membuktikan komitmen perusahaan dalam menjaga integritas dan efektivitas kebijakan ESG.

Dengan tata kelola yang kuat dan manajemen perusahaan yang baik, perusahaan tidak hanya mematuhi peraturan, tetapi juga membangun reputasi yang kredibel di mata investor, regulator, dan publik.

5. Standar Global: Mengenal Sustainability Report GRI

Setelah memahami tiga pilar utama laporan keberlanjutan, penting bagi perusahaan untuk mengenal standar global yang menjadi acuan pelaporannya. Salah satu pedoman yang paling banyak digunakan di dunia adalah Global Reporting Initiative (GRI), yang membantu perusahaan menyusun laporan secara konsisten dan terukur.

Standar GRI memberikan panduan bagi perusahaan untuk mengomunikasikan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan secara transparan. Kerangka ini meningkatkan kredibilitas laporan dan memudahkan investor, regulator, serta publik dalam menilai kinerja keberlanjutan perusahaan.

Selain itu, penerapan GRI mendorong keselarasan antara tujuan bisnis dan tanggung jawab sosial. Di Indonesia, banyak perusahaan publik yang telah mengadopsi standar ini sesuai peraturan OJK untuk memperkuat transparansi dan memperluas kepercayaan dari pemangku kepentingan.

6. Perbedaan Annual Report vs Sustainability Report

Annual report (laporan tahunan) berfokus pada kinerja keuangan perusahaan selama satu tahun dengan informasi utama seperti laporan laba rugi, neraca, dan arus kas. Laporan ini ditujukan untuk investor dan pemegang saham, yang ingin mengetahui profitabilitas dan stabilitas keuangan perusahaan.

Sementara itu, sustainability report (laporan keberlanjutan) mencakup kinerja perusahaan dalam aspek non-keuangan, seperti lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Laporan ini memberikan gambaran tentang bagaimana perusahaan mengelola dampak sosial dan lingkungan serta tanggung jawabnya terhadap keberlanjutan.

Perbedaan lainnya terletak pada audiens yang dituju. Annual report ditujukan untuk pemegang saham dan investor, sedangkan sustainability report lebih luas, mencakup karyawan, pelanggan, pemasok, regulator, dan masyarakat. Beberapa perusahaan menggabungkan kedua laporan ini dalam integrated reporting untuk menunjukkan nilai jangka panjang dari strategi keberlanjutan.

7. Tantangan dalam Pelaporan Keberlanjutan Perusahaan

Meskipun manfaatnya besar, proses penyusunan sustainability report tidaklah mudah dan sering kali dihadapkan pada berbagai tantangan. Perusahaan, terutama yang baru memulai, perlu mempersiapkan diri untuk mengatasi hambatan-hambatan ini. Berikut ini penjelasan tantangan tersebut:

a. Pengumpulan Data

Sebelum menyusun laporan keberlanjutan yang komprehensif, perusahaan harus memastikan ketersediaan data yang akurat dan konsisten. Tantangan ini sering muncul di tahap awal karena data ESG biasanya tersebar di berbagai departemen dengan format dan sistem yang berbeda. Proses konsolidasi yang manual membuat pelaporan menjadi lambat dan rawan kesalahan.

Selain itu, beberapa data kualitatif, terutama yang berasal dari rantai pasok, sulit diukur secara sistematis. Perusahaan perlu menetapkan standar dan sistem pelacakan terpadu agar kualitas data tetap terjaga. Tanpa data yang solid, laporan keberlanjutan kehilangan kredibilitas dan dapat menimbulkan kesan greenwashing.

Untuk mengatasi tantangan pengumpulan data yang tersebar, perusahaan dapat menggunakan software ERP ScaleOcean. Sistem ini mengintegrasikan data dari berbagai departemen dalam satu sistem, sehingga mempercepat konsolidasi dan validasi data.

Dengan otomatisasi, risiko kesalahan manual berkurang, dan efisiensi pelaporan meningkat. Cobalah demo gratis ScaleOcean untuk melihat bagaimana software ini dapat menyederhanakan pengumpulan data dan meningkatkan kredibilitas laporan keberlanjutan perusahaan Anda.

b. Keterbatasan Sumber Daya

Setelah menghadapi tantangan pengumpulan data, perusahaan sering kali berhadapan dengan keterbatasan sumber daya dalam proses pelaporan keberlanjutan. Penyusunan laporan yang berkualitas membutuhkan waktu, anggaran, serta tenaga ahli di bidang keberlanjutan dan analisis data. Tanpa perencanaan yang matang, hal ini dapat memperlambat seluruh proses pelaporan.

Perusahaan skala kecil dan menengah (UKM) menjadi pihak yang paling terdampak oleh kendala ini. Biaya konsultasi, pelatihan, hingga implementasi sistem teknologi pelacakan data sering kali terasa berat. Karena itu, dukungan dan komitmen dari manajemen puncak sangat dibutuhkan agar proses pelaporan berjalan efektif dan berkelanjutan.

c. Menentukan Isu Material

Tidak semua isu ESG relevan untuk setiap perusahaan. Tantangan utama adalah menentukan isu-isu material yang paling signifikan bagi bisnis dan pemangku kepentingannya. Proses ini, yang dikenal sebagai analisis materialitas, memerlukan riset dan dialog dengan berbagai stakeholder.

Jika perusahaan salah menentukan isu material, laporan bisa menjadi tidak fokus dan kurang relevan. Perusahaan bisa menghabiskan sumber daya untuk isu kecil, sementara mengabaikan yang lebih krusial. Identifikasi isu material yang tepat memastikan laporan keberlanjutan lebih strategis dan berdampak.

8. Contoh Sustainability Report Perusahaan

Contoh sustainability report dari berbagai perusahaan memberikan wawasan tentang cara menyusun laporan yang kredibel dan efektif. Laporan ini mencakup pengukuran dan pelaporan kinerja ESG yang relevan dengan operasional bisnis. Berikut contoh dari beberapa perusahaan:

a. Sustainability Report PT Toyota Astra Motor

Sustainability Report PT Toyota Astra Motor

Sustainability report PT Toyota Astra Motor 2020 menegaskan komitmen perusahaan terhadap prinsip keberlanjutan melalui penerapan konsep 3P Roadmap: People, Profit, dan Public Contribution. Laporan ini menyoroti penurunan konsumsi listrik hingga 12% dibandingkan 2018, mencerminkan efisiensi energi dan kesadaran lingkungan yang meningkat di internal perusahaan.

Selain aspek lingkungan, Toyota Astra Motor juga aktif di aspek sosial dengan melibatkan karyawan dalam program kesehatan, inklusi disabilitas, serta pengurangan penggunaan plastik. Pendekatan ini memperlihatkan keseimbangan antara pertumbuhan bisnis, tanggung jawab sosial, dan konservasi lingkungan. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan visi perusahaan menuju keuangan dan operasional yang berkelanjutan pada 2024.

b. Sustainability Report PT Unilever Indonesia

Sustainability Report PT Unilever Indonesia

Sustainability report PT Unilever Indonesia 2023 bertema “90 Tahun Dedikasi bagi Tanah Air yang Sehat, Sejahtera, dan Lestari.” Laporan ini menyoroti strategi global The Unilever Compass yang berfokus pada tiga pilar ESG, meningkatkan kesehatan planet, memperkuat kesejahteraan masyarakat, serta mendorong dunia yang lebih inklusif.

Unilever menunjukkan hasil konkret seperti pengurangan 15% plastik baru dalam kemasan, penggunaan 89% material ramah lingkungan, dan pengumpulan limbah melalui 50 jaringan bank sampah.

Di sisi sosial, perusahaan menerapkan kesetaraan gender di jajaran direksi dan meluncurkan kampanye kesehatan publik seperti Lifebuoy SIAGA. Komitmen ini menegaskan posisi Unilever sebagai pelopor keberlanjutan yang transparan, terukur, dan berorientasi pada SDGs Indonesia.

9. Kesimpulan

Sustainability report kini telah menjadi cerminan visi dan komitmen jangka panjang perusahaan, bukan sekadar dokumen kepatuhan. Laporan ini mencakup lebih dari sekadar angka, tetapi juga menceritakan bagaimana perusahaan menciptakan nilai sambil bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.

Tantangan utama yang dihadapi perusahaan adalah pengumpulan data yang tersebar di berbagai departemen dan keterbatasan sumber daya. Proses manual yang rumit seringkali membuat perusahaan sulit mencapai efisiensi dan akurasi dalam laporan keberlanjutan.

Software ERP ScaleOcean memberikan solusi dengan mengintegrasikan data dan proses, memastikan penyusunan sustainability report yang lebih efisien, akurat, dan strategis. Cobalah demo gratis ScaleOcean untuk melihat bagaimana software ini dapat mempermudah pelaporan keberlanjutan perusahaan Anda.

FAQ:

1. Apa tujuan dari Sustainability Report?

Tujuan utama adalah untuk memberikan transparansi mengenai upaya keberlanjutan perusahaan dan memenuhi ekspektasi pemangku kepentingan, seperti investor dan regulator.

2. Siapa saja yang membaca Sustainability Report?

Laporan ini ditujukan untuk investor, pemegang saham, pelanggan, regulator, karyawan, pemasok, serta masyarakat umum.

3. Apa saja yang dilaporkan dalam Sustainability Report?

Laporan ini mencakup informasi mengenai dampak perusahaan terhadap lingkungan, aspek sosial, serta praktik tata kelola perusahaan.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap