Apa itu Agile Project Management? Pengertian & Manfaatnya

ScaleOcean Team
Posted on
Share artikel ini

Terdapat banyak jumlah proyek yang beralih dari jadwal dan anggaran karena perubahan kebutuhan, umpan balik terlambat, dan koordinasi yang lemah. Hal ini menandakan struktur manajemen proyek yang terlalu kaku, sehingga sulit beradaptasi dengan kondisi nyata. Maka dari itu, perlu adanya penerapan metode proyek seperti agile project management yang fleksibel untuk memastikan kinerja perusahaan yang maksimal.

Artikel ini membahas dasar agile project management beserta konteks bisnisnya. Anda akan menemukan definisi, ringkasan sejarah, prinsip inti, serta manfaat yang paling berdampak bagi organisasi, lengkap dengan arahan kapan seharusnya metode tersebut diterapkan.

Tujuan utama penerapan metode tersebut adalah untuk membantu men-streamline tahapan dan jadwal pengerjaan proyek. Dengan adanya hal ini, risiko dapat diminimalkan, ekspektasi lebih terjaga, dan eksekusi proyek lebih efisien. Simak lebih lanjut isi artikel berikut!

requestDemo

1. Apa itu Agile Project Management?

Agile project management adalah sebuah metode manajemen proyek yang berfokus pada tingkat kolaborasi dan transparansi yang tinggi, serta juga memberikan umpan balik kepada pelanggan secara bertahap. Hal ini dilakukan dengan memecahkan aktivitas menjadi siklus pendek yang bernama sprint.

Dikarenakan sifatnya yang fleksibel, metode tersebut cenderung digunakan dalam proyek-proyek yang mengalami perubahan secara tiba-tiba, baik dikarenakan faktor internal atau eksternal. Melalui penerapan AGM, perusahaan dapat memodifikasi aluran proyek dan beradaptasi dengan kondisi real time.

2. Sejarah Metode Agile Project Management

Menurut Mustafa Bohra dalam artikelnya, sejarah manajemen proyek agile dapat ditemukan, seperti banyaknya strategi produksi modern, pada Toyota Production System (TPS), atau sekarang lebih dikenal dengan istilah lean manufacturing. Contoh komponen dari metode berikut adalah kanban dan scrum.

Meskipun asal-usulnya berasal dari industri manufaktur, hal ini biasanya dapat diterapkan dalam industri mana saja, terutama industri yang cenderung mengalami perubahan permintaan atau kebutuhan pelanggan seperti bisnis software as a service (SaaS). Sistemnya perlu secara terus-menerus dimodifikasi sesuai dengan tren industri dan teknologi baru untuk memastikan produknya tetap kompetitif.

3. Prinsip dalam Agile Project Management

Setelah memahami definisi dan sejarahnya, tahap berikutnya adalah menerapkan konsep ke praktik. Bagian ini merangkum prinsip inti agile project management, yakni kolaborasi, transparansi, iterasi singkat, dan umpan balik pelanggan, agar tim menyeimbangkan kecepatan eksekusi, kualitas, serta kemampuan beradaptas:

a. Fokus Terhadap Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan dijadikan sebagai tujuan utama agar nilai bisnis terasa nyata. Tim merumuskan prioritas kerja yang jelas, lalu mengukur hasil melalui umpan balik, retensi, dan perbaikan yang langsung mendukung tujuan proyek.

Kebutuhan pelanggan diidentifikasi dari awal untuk mencegah revisi yang menghambat momentum. Komitmen kualitas dijaga lewat komunikasi rutin sehingga keputusan cepat tetap menjaga standar layanan yang disepakati.

b. Tingkat Fleksibilitas dan Adaptabilitas Tinggi

Kebutuhan sering berubah, sehingga fleksibilitas sangat penting. Rencana kerja dibagi dalam bagian-bagian kecil, sehingga modifikasi dapat dilakukan tanpa mengganggu tujuan utama dan tetap fokus pada target yang telah disepakati.

Tim memprioritaskan hal paling penting saat ini dan menunda yang kurang mendesak. Dengan evaluasi berkala, ruang tersedia untuk memindahkan fokus, menambah lingkup, atau menyederhanakan langkah ketika kondisi bisnis berubah.

c. Peningkatan Berkelanjutan

Perbaikan berkelanjutan mendorong kinerja yang lebih konsisten dari waktu ke waktu. Setiap siklus kerja ditutup dengan evaluasi singkat untuk menangkap pelajaran, lalu diterjemahkan menjadi tindakan nyata pada periode berikutnya.

Masukan dari pengguna, data hasil pekerjaan, dan temuan lapangan diolah menjadi ide peningkatan. Prioritas perbaikan diarahkan pada dampak terbesar, sehingga proses menjadi lebih efisien tanpa mengorbankan kualitas keluaran.

d. Kolaborasi dengan Pelanggan

Kolaborasi dengan pelanggan memastikan solusi yang dibuat tetap relevan dan digunakan. Uji coba cepat serta sesi tinjauan terjadwal membuka ruang klarifikasi, menyetarakan ekspektasi, dan mengurangi risiko kebutuhan.

Akses komunikasi yang jelas membuat keputusan tidak berlarut. Tim mempersiapkan ringkasan perkembangan yang singkat, menandai isu kritis, dan menawarkan opsi yang dapat dipilih bersama sehingga arah proyek tetap terkendali.

e. Penyesuaian Rencana secara Real Time

Rencana bukan dokumen kaku, melainkan penyesuaian diperlukan saat fakta baru muncul. Tanda kemajuan, kendala, dan peluang dipantau harian agar jadwal, cakupan, atau sumber daya dapat diarahkan ulang sebelum masalah membesar.

Perubahan diputuskan berdasarkan data dan dampak bisnis, bukan intuisi semata. Ketika prioritas berubah, tim menyesuaikan urutan kerja dan batas waktu, memastikan komitmen utama tetap terpenuhi tanpa membebani kapasitas.

f. Pemecahan Proyek secara Inkremental

Proyek dipecah menjadi bagian kecil yang bernilai sehingga peluncuran tidak harus menunggu semuanya selesai. Setiap bagian memberikan manfaat terukur, membuka umpan balik lebih cepat, dan menekan risiko penundaan besar.

Pendekatan bertahap memudahkan pengendalian biaya dan mutu di setiap tahapan sprint. Pemangku kepentingan melihat kemajuan yang nyata, sementara tim menjaga stabilitas kerja dengan target jangka pendek yang jelas dan realistis.

Warehouse

4. Manfaat Agile Project Management

Setelah prinsip dibahas, bagian berikut akan membahas manfaat utama agile project management bagi bisnis. Transparansi meningkat sehingga progres mudah dipantau, kolaborasi tim lebih solid, risiko teridentifikasi sejak awal, dan nilai dapat dirilis lebih cepat. Berikut penjelasan lebih lanjutnya:

a. Tingkat Transparansi Lebih Tinggi

Agile project management meningkatkan visibilitas progres melalui ritme kerja yang konsisten. Laporan singkat dan papan kerja terbuka memudahkan pemangku kepentingan memantau prioritas, hambatan, dan komitmen tim secara real time.

Transparansi yang baik menekan miskomunikasi dan revisi yang membuang waktu. Keputusan lebih cepat karena data, status tugas, dan risiko disajikan jelas, sehingga ekspektasi bisnis selaras dengan tingkat kesiapan tim.

b. Meningkatkan Kolaborasi Tim

Agile mendorong komunikasi lintas fungsi, dari produk hingga operasi. Pertemuan singkat membantu penyelarasan harian, menekan silo informasi, dan memastikan semua pihak memahami tujuan, prioritas, serta batasan satu sama lain.

Kolaborasi yang kuat memperpendek siklus umpan balik dan meningkatkan kualitas hasil. Kepercayaan tumbuh saat tanggung jawab dibagi jelas, sehingga eskalasi berkurang dan isu lintas tim tertangani sebelum mengganggu jadwal proyek.

c. Manajemen Risiko Lebih Baik

Proses bertahap memberikan visibilitas lebih tinggi mengenai segala risiko kesalahan yang mungkin terjadi. Tim dapat menguji asumsi, memverifikasi kebutuhan, serta menyesuaikan cakupan sebelum masalah tumbuh besar dan menimbulkan dampak biaya atau waktu.

Risiko dipantau melalui tinjauan berkala dan indikator sederhana yang mudah dipahami. Saat tanda bahaya muncul, prioritas diubah, sumber daya dialihkan, dan rencana dirapikan agar tujuan proyek tetap tercapai.

d. Penyelesaian Proyek lebih Cepat

Iterasi singkat memungkinkan nilai dirilis lebih cepat kepada pengguna. Setiap rilis kecil mengurangi waktu tunggu manfaat, memberikan bukti kemajuan, serta membuka pembelajaran yang mempercepat perbaikan pada rilis berikutnya.

Fokus pada pekerjaan bernilai tertinggi menjaga jalur kritis tetap lancar. Hambatan segera diangkat, proses disederhanakan, dan keputusan dipercepat sehingga tenggat proyek lebih mudah dicapai tanpa mengorbankan kualitas.

5. Kapan Seharusnya Agile Project Management Digunakan?

Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya, agile project management seharusnya diterapkan sesuai dengan industri dan kebutuhan perusahaan. Apabila tren industri sering mengalami perubahan, maka penerapan metode berikut berkemungkinan membantu meningkatkan fleksibilitas proses bisnis.

Agile cocok ketika kebutuhan bisnis bergerak cepat dan percepatan waktu ke pasar menjadi prioritas. Metode ini mendukung rilis bertahap, umpan balik rutin, serta penyesuaian terarah, sehingga tim menjaga relevansi solusi sekaligus mempertahankan kualitas eksekusi.

Secara singkat, Anda dapat menjadikan poin-poin berikut sebagai bahan pertimbangan kapan manejemen proyek agile perlu diterapkan:

  • Kebutuhan atau prioritas sering berubah.
  • Target waktu ke pasar agresif.
  • Produk perlu divalidasi bertahap lewat rilis kecil.
  • Pemangku kepentingan siap memberi umpan balik rutin.
  • Tim lintas fungsi berukuran kecil hingga menengah.
  • Ruang lingkup masih berkembang atau belum pasti.
  • Risiko tinggi dapat ditekan lewat eksperimen singkat.

6. Contoh Metode dalam Agile Project Management

Terdapat tiga metode yang banyak digunakan dalam agile project management, yakni kanban untuk alur kerja berkelanjutan, scrum untuk iterasi terstruktur, dan scrumban yang menggabungkan keduanya. Penerapan metode tersebut membantu memilih cara kerja yang paling sesuai dengan pola kerja tim dan prioritas bisnis:

a. Kanban

Kanban memvisualisasikan pekerjaan pada papan terbuka atau kanban board agar progres dan hambatan terlihat jelas. Batas pekerjaan berjalan menjaga aliran tetap stabil, kapasitas terjaga, dan pekerjaan prioritas memperoleh perhatian lebih cepat.

Hal ini cocok untuk operasi yang berkelanjutan dan permintaan yang berubah. Transparansi membantu memangkas waktu tunggu, menekan multitasking, dan meningkatkan prediktabilitas rilis tanpa mengorbankan kualitas layanan.

b. Scrum

Scrum memakai sprint teratur untuk menghasilkan nilai secara berkala. Peran dan ritme kegiatan yang jelas menjaga fokus tim pada tujuan, sambil menyediakan forum evaluasi untuk menyelaraskan ekspektasi pemangku kepentingan.

Setiap sprint menutup dengan peninjauan hasil dan perbaikan berkelanjutan. Prioritas produk disesuaikan berdasarkan masukan terbaru sehingga rencana tetap relevan, risiko menurun, dan manfaat bisnis dapat dirasakan lebih cepat.

c. Scrumban

Scrumban menggabungkan sprint dari scrum dengan aliran kanban yang fleksibel. Struktur ini memberikan arah, sementara visualisasi tugas membantu menyeimbangkan beban kerja dan merespons perubahan tanpa menunda pekerjaan.

Metode ini berguna saat organisasi memerlukan stabilitas rencana sekaligus fleksibilitas eksekusi. Perusahaan menyesuaikan siklus, mengontrol pekerjaan berjalan, dan membawa hasil bertahap tanpa adanya gangguan signifikan pada operasi sehari-hari.

7. Kesimpulan

Agile project management menawarkan solusi yang efektif untuk mengelola proyek di lingkungan yang dinamis dan cepat berubah. Dengan prinsip kolaborasi, transparansi, dan fleksibilitas, metode ini membantu perusahaan beradaptasi dengan cepat, mengurangi risiko, dan memastikan eksekusi yang efisien.

Untuk memaksimalkan hasil penerapan metode tersebut, Anda dapat menerapkan software manajemen proyek ScaleOcean yang dilengkapi dengan ribuan jumlah fitur dan modul, sehingga menjamin terpenuhinya segala kebutuhan perusahaan di industri apa saja. Anda dapat mencari tahu dengan lebih lengkap spesifikasi sistemnya melalui demo gratis yang disediakan kami.

Jadwalkan Demo Gratis

Error message
Error message
Error message
Error message
Error message
Error message

Rekomendasi Artikel Terkait

Temukan Artikel Serupa untuk Solusi Bisnis Lebih Lengkap