Berikut Pengertian dan Cara Menghitung Buffer Stock

ScaleOcean Team

Pada bisnis manufaktur, manajemen persediaan diperlukan untuk memastikan operasional berjalan lancar dan permintaan pelanggan dapat terpenuhi. Salah satu konsep yang bisa digunakan untuk mencapai ini adalah buffer stock atau stok tambahan. Stok tambahan ini disiapkan sebagai antisipasi terhadap ketidakpastian dalam permintaan.

Lalu, bagaimana cara menentukan jumlah optimal dari buffer stock? Serta apa yang membedakannya dengan konsep lain seperti safety stock? Nah, dalam artikel berikut akan dijelaskan dengan detail mulai dari pengertian, perbedaan, rumus, hingga cara menghitung buffer stock dalam studi kasus yang mudah dipahami.

1. Pengertian Buffer Stock

Dalam bisnis manufaktur, buffer stock mengacu pada stok produk jadi yang disimpan oleh perusahaan untuk mengatasi fluktuasi permintaan pelanggan. Mengingat permintaan pelanggan bisa berubah-ubah karena berbagai alasan, mulai dari perubahan tren pasar, musim, hingga promosi pemasaran, maka memiliki stok tambahan sangat membantu untuk memenuhi permintaan dengan cepat dan efisien tanpa harus menunggu proses produksi tambahan.

Jadi, bisa dikatakan tujuan utama dari buffer stock adalah untuk mencegah situasi stock out atau kehabisan stok. Stock out tentunya dapat mengakibatkan kerugian penjualan, pelanggan yang kecewa, dan bahkan menyebabkan kehilangan pelanggan karena memilih belanja ke kompetitor. Oleh karena itu, bisnis manufaktur harus mampu menjaga stok tambahan yang dimiliki, agar selalu siap memenuhi permintaan, menjaga kepuasan pelanggan, dan memaksimalkan pendapatan.

2. Perbedaan Buffer Stock dan Safety Stock

Mungkin Anda juga sering mendengar istilah safety stock, yang secara konsep hampir mirip dengan buffer stock. Lalu apa bedanya? Buffer stock dikhususkan untuk menyimpan stok barang jadi. Tujuan utamanya untuk menghadapi fluktuasi permintaan pelanggan yang dapat berubah-ubah. Misalnya, selama periode promosi atau puncak musim penjualan, permintaan bisa saja meningkat secara signifikan. Untuk memastikan permintaan ini dapat dipenuhi tanpa harus menunggu produksi tambahan, bisnis manufaktur akan menyimpan persediaan tambahan barang jadi sebagai buffer.

Sementara itu, safety stock lebih berfokus pada bahan mentah dan komponen yang diperlukan untuk proses produksi. Tujuannya untuk menghadapi gangguan tak terduga dalam rantai pasokan atau ketidakpastian dari supplier. Misalnya, saat terjadi keterlambatan pengiriman dari pemasok atau ada masalah kualitas dengan bahan yang diterima. Dengan adanya safety stock, bisnis manufaktur dapat mencegah downtime di proses produksi yang dapat merugikan perusahaan.

Untuk memahami perbedaan dari kedua konsep tersebut, perhatikan skenario sederhana berikut ini. Suatu bisnis manufaktur mainan telah menganalisis data penjualan dari tahun-tahun sebelumnya dan menyimpulkan selama musim liburan, permintaan meningkat sekitar 50%. Agar dapat memenuhi lonjakan permintaan ini, perusahaan meningkatkan produksinya sebulan sebelum musim liburan dimulai. Mainan-mainan tambahan yang diproduksi ini disimpan sebagai buffer stock.

Selain itu, tim pembelian juga menyimpan sejumlah plastik ekstra yang merupakan bahan baku utama mainan sebagai safety stock. Hal ini diperlukan untuk menghindari gangguan dalam produksi jika nantinya ada keterlambatan pengiriman. Jadi, walaupun nantinya tetap terjadi keterlambatan pengiriman dari pemasok, produksi tetap dapat berlanjut dengan menggunakan safety stock plastik tersebut sampai pengiriman bahan baku berikutnya tiba.

3. Rumus & Cara Menghitung Buffer Stock

Cara menghitung buffer stock tergantung dari metode yang diterapkan oleh perusahaan. Secara umum, ada tiga metode yang bisa dipilih. Kenali masing-masing metode tersebut pada penjelasan di bawah ini.

a. Fixed Buffer Stock

Fixed buffer stock adalah metode perhitungan stok tambahan yang digunakan oleh bisnis manufaktur tanpa menggunakan rumus tertentu. Perusahaan menentukan jumlah buffer yang diperlukan berdasarkan penggunaan harian maksimal selama periode waktu tertentu. Dengan kata lain, angka yang ditentukan dalam metode ini akan selalu tetap, bukan nilai yang dihitung secara dinamis.

b. Time-Based Calculation

Rumus buffer stock dengan cara time-based calculation fokus pada perhitungan dengan mempertimbangkan periode waktu tertentu. Biasanya dari data penjualan historis, yaitu berapa banyak unit yang terjual dalam periode sebelumnya dan juga prediksi penjualan mendatang. Prediksi ini bisa didasarkan pada tren musiman, promosi yang akan datang, atau faktor eksternal lainnya.

Selanjutnya, Anda juga perlu menentukan jumlah hari dalam perhitungannya. Misalnya, jika  ingin memiliki persediaan untuk 30 hari kedepan, Anda perlu melihat rata-rata penjualan harian dari data historis dan prediksi, kemudian mengalikannya dengan 30. Dengan cara ini, stok tambahan yang disimpan jadi lebih fleksibel terhadap kecepatan penjualan saat ini. Jika Anda menjual produk dengan lebih cepat, maka perlu lebih banyak buffer. Sebaliknya, jika penjualan melambat, Anda bisa mengurangi stoknya. Cara menghitung buffer stock dengan metode ini yaitu:

rumus perhitungan buffer stock time-based calculation

c. The General Formula

Berbeda dengan metode sebelumnya yang hanya memperhatikan data penjualan historis, metode satu ini memiliki empat komponen yang harus diperhatikan. Pertama adalah penggunaan harian maksimal, yang menggambarkan jumlah unit maksimum yang terjual dalam satu hari. Kemudian lead time maksimal, yaitu durasi terlama yang dibutuhkan pemasok untuk mengirimkan stok. Selanjutnya penggunaan harian rata-rata, merupakan rata-rata unit yang terjual setiap hari. Terakhir, lead time rata-rata yang menunjukkan waktu rata-rata yang diperlukan oleh pemasok untuk mengirimkan stok. Rumus buffer stock pada metode ini adalah:

rumus perhitungan buffer stock the general formula

Metode ini dianggap paling ideal untuk bisnis manufaktur karena memberikan gambaran yang imbang antara kondisi ekstrem dan kondisi rata-rata perusahaan. Dengan mempertimbangkan baik situasi selama permintaan tertinggi dan waktu pengiriman terlama serta situasi rata-rata sehari-hari, perusahaan dapat mempersiapkan stoknya untuk berbagai skenario.

4. Studi Kasus Penerapan Buffer Stock

Untuk memahami penggunaan rumus buffer stock dengan lebih mudah, simak studi kasus yang disajikan berikut ini. Sebuah bisnis manufaktur alat elektronik menemukan fakta meskipun permintaan cukup tinggi, dengan penjualan tertinggi mencapai 500 unit dalam sehari, ada variabilitas dalam tingkat penjualan hariannya. Rata-rata perusahaan menjual 300 unit per hari.

Ada juga masalah dalam aspek rantai pasokannya. Meskipun rata-rata waktu pengiriman bahan baku adalah 5 hari, ada situasi di mana pemasok mengalami keterlambatan hingga 10 hari. Ketidakpastian ini dapat mengakibatkan kekosongan produk akhir, yang pada akhirnya dapat mengganggu proses produksi dan merugikan reputasi perusahaan di mata pelanggan

Untuk mengatasi masalah ini, perhitungan rumus buffer stock menjadi sangat penting. Dengan mengetahui jumlah stok tambahan yang optimal, bisnis manufaktur alat elektronik tersebut dapat memastikan bahwa mereka selalu memiliki jumlah stok yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan. Cara menghitung buffer stock untuk kasus di atas bisa menggunakan general formula.

contoh perhitungan buffer stock

Jadi, bisa disimpulkan bisnis manufaktur tersebut sebaiknya mempertahankan stok tambahan sebesar 3.500 unit untuk mencegah kehabisan stok ketika ada peningkatan permintaan yang signifikan. Namun, perlu diperhatikan juga kalau mempertahankan stok sebanyak itu dapat meningkatkan biaya penyimpanan. Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan untuk mengevaluasi ulang jumlah stok secara berkala berdasarkan tren penjualan dan kinerja pemasok.

5. Kesimpulan

Buffer stock dibutuhkan bisnis manufaktur untuk menghadapi fluktuasi permintaan produk. Dengan ini, Anda bisa mencegah situasi stock out yang bisa menimbulkan kerugian penjualan, ketidakpuasan pelanggan, dan potensi kehilangan pelanggan ke kompetitor. Meski konsepnya mirip dengan safety stock, konsep ini lebih fokus pada penyimpanan barang jadi. Sedangkan safety stock berfokus pada bahan mentah dan komponen untuk produksi.

Memahami rumus buffer stock dan cara hitung dengan tepat, seperti melalui fixed buffer stock, time-based calculation, atau formula umum, membantu perusahaan untuk lebih efisien dalam menentukan secara pasti jumlah yang disimpan. Tapi, perlu diingat juga kalua perusahaan tetap perlu mengevaluasi dan menyesuaikan jumlah stok mereka berdasarkan dinamika pasar dan performa rantai pasokan untuk memaksimalkan efisiensi dan profitabilitas.

Jadwalkan Demo Gratis

WhatsApp
Audrey
Audrey Balasan dalam 1 menit

Hallo!👋🏻

Tertarik untuk melihat bagaimana solusi kami dapat membantu bisnis Anda?