Dalam bisnis manufaktur, setelah bahan baku diproses maka dihasilkan produk jadi yang siap dipasarkan. Nah, tentunya dalam siklus ini, ada sejumlah stok barang yang perlu disimpan di gudang dan dikelola dengan baik. Istilah yang biasa digunakan untuk stok tersebut adalah finished goods inventory.
Sayangnya, mengelola finished goods inventory adalah tugas yang tidak mudah. Apalagi jika produk tersebut memiliki kondisi khusus seperti waktu simpan yang singkat. Oleh karena itu, diperlukan proses pengelolaan otomatis menggunakan software ERP manufaktur. Bagaimana cara sistem ini mengatur persediaan produk jadi? Langsung cari tahu di pembahasan berikut!
1. Apa itu Finished Goods Inventory?
Finished goods inventory adalah istilah yang digunakan untuk menyebut persediaan produk jadi yang telah selesai diproduksi namun belum terjual. Manajemen stok ini dibutuhkan bisnis manufaktur untuk memastikan kalau produk tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga perusahaan bisa memenuhi permintaan pelanggan.
Jumlah yang cukup dalam hal ini artinya finished goods inventory tidak berlebih atau bahkan dalam kondisi kurang. Kelebihan persediaan finished goods dapat mengakibatkan peningkatan biaya penyimpanan, asuransi, dan risiko keusangan produk. Sedangkan, kekurangan persediaan produk jadi juga dapat mengakibatkan hilangnya peluang penjualan dan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, bisnis manufaktur harus menerapkan strategi manajemen gudang yang tepat untuk menyeimbangkan jumlah stoknya.
Dalam mengelola persediaan barang jadi, Ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan oleh bisnis manufaktur. Pertama, pemahaman terhadap tren permintaan pasar untuk menyesuaikan level persediaan dengan kebutuhan pelanggan. Analisis historis penjualan dan perkiraan pasar mendatang dapat membantu untuk menentukan jumlah optimal produk jadi yang perlu disimpan.
Kedua, koordinasi antara departemen penjualan, pemasaran, dan operator produksi. Tujuannya untuk memastikan informasi permintaan dan persediaan disampaikan secara tepat waktu dan akurat. Faktor penting lainnya, yaitu melakukan kontrol kualitas. Sehingga nantinya produk jadi yang disimpan sudah memenuhi standar kualitas sebelum sampai ke pelanggan.
2. Manfaat Atur Finished Goods Inventory
Pengelolaan finished goods inventory adalah sebuah strategi manajemen yang perlu diperhatikan terutama bagi bisnis manufaktur. Dengan ini, Anda akan merasakan sejumlah manfaat bagi keberlangsungan bisnis. Berikut beberapa manfaat tersebut.
a. Memenuhi Permintaan Pelanggan
Dalam industri manufaktur, memiliki persediaan produk akhir yang cukup adalah kunci untuk mencapai keberlangsungan bisnis. Karena ketika perusahaan dapat dengan cepat memenuhi pesanan, tingkat kepuasan pelanggan juga akan meningkat. Hal ini sekaligus juga meningkatkan reputasi dan posisi perusahaan di pangsa pasar.
b. Mengurangi Biaya Penyimpanan
Manajemen efektif pada finished goods inventory juga membantu perusahaan untuk mengoptimalkan ruang penyimpanan. Dengan ini, perusahaan pun mampu mengurangi biaya inventaris. Seperti biaya sewa gudang, asuransi, dan biaya keamanan. Tidak hanya itu, penggunaan strategi seperti sistem just-in-time (JIT) juga bisa memaksimalkan efisiensi penggunaan gudang.
c. Meminimalisir Kehilangan Penjualan
Kehilangan penjualan terjadi ketika produk tidak tersedia saat ada permintaan. Dengan mengelola stok produk jadi secara efektif, perusahaan dapat meminimalkan risiko kehilangan penjualan. Sehingga membantu dalam memaksimalkan pendapatan dan keuntungan bagi bisnis manufaktur.
d. Menjaga Stabilitas Keuangan
Dengan berkurangnya biaya penyimpanan dan risiko kehilangan penjualan, tentu keuangan perusahaan jadi lebih stabil. Jadi, bisa disimpulkan kalau manajemen persediaan barang jadi yang baik juga membantu dalam perencanaan keuangan dan membuat proyeksi keuangan yang lebih tepat untuk masa mendatang.
3. Software ERP Manufaktur untuk Finished Goods Inventory
Dalam industri manufaktur, pengelolaan finished goods inventory adalah salah satu aspek untuk memastikan efisiensi operasional. Untuk memudahkan prosesnya, Anda bisa menggunakan software ERP manufaktur. Berikut beberapa peran sistem ini dalam mengelola stok barang jadi.
a. Otomatisasi Data Inventaris
ERP software manufaktur dapat mengintegrasikan data antara unit produksi dan sistem manajemen persediaan. Jadi, ketika barang selesai diproduksi, sistem ERP secara otomatis memperbarui data inventaris, menunjukkan kenaikan jumlah barang jadi yang tersedia. Hal ini tentunya akan mempermudah pelacakan dan update stok secara real-time, serta mengurangi risiko human error yang sering terjadi dalam pencatatan data manual.
Di samping itu, otomatisasi juga mempercepat proses verifikasi dan validasi data. Hal ini tentu dibutuhkan untuk menjaga keakuratan laporan keuangan. Sebagai contoh, sistem ERP dapat secara otomatis mengirimkan pemberitahuan kepada tim terkait jika terjadi perbedaan antara jumlah produksi tercatat dan jumlah aktual di gudang. Jadi, tim bisa secara langsung mengecek ulang finished goods inventory perusahaan.
b. Optimalisasi Ruang Gudang
Dengan software ERP manufaktur, Anda juga bisa merencanakan dan mengoptimalkan penempatan barang di gudang berdasarkan berbagai kriteria. Seperti frekuensi pengambilan atau ukuran produk. Misal barang yang sering diambil dapat ditempatkan di area yang mudah diakses untuk mempercepat proses pengiriman.
Selain itu, sistem ini juga dapat membantu dalam membuat layout gudang yang lebih efisien untuk mengakomodasi berbagai jenis produk dalam jumlah yang berbeda. Dengan demikian, Anda dapat mengurangi biaya penyimpanan, serta meningkatkan kecepatan dalam memenuhi permintaan pelanggan.
c. Hitung Akurat Biaya Penyimpanan
Perhitungan biaya penyimpanan sering kurang akurat bahkan dinilai cukup rumit? Software ERP manufaktur adalah solusinya. Bahkan perhitungannya berdasarkan data real-time. Anda bisa menggunakan sistem ini untuk menghitung biaya sewa gudang, asuransi, dan biaya lain yang terkait dengan penyimpanan barang berdasarkan durasi dan jumlah produk yang disimpan.
Dengan demikian, perusahaan dapat memiliki gambaran yang jelas tentang biaya operasional terutama yang berkaitan dengan penyimpanan finished goods inventory. Langkah ini juga membantu perusahaan dalam melakukan penilaian keuangan yang lebih akurat dan membantu dalam pengambilan keputusan strategis terkait pengelolaan persediaan dan alokasi sumber daya.
d. Analisis Tren Permintaan Barang
Melalui analisis data historis, software ERP manufaktur juga bisa dimanfaatkan dalam mengidentifikasi dan memahami tren permintaan pada berbagai produk. Misalnya, untuk memahami pola musiman atau tren penjualan jangka panjang, yang sangat berguna dalam perencanaan produksi dan meningkatkan ratio turnover inventory perusahaan.
Selain itu, memahami tren permintaan juga bisa membantu perusahaan merespons perubahan pasar dengan lebih cepat. Baik dengan cara meningkatkan produksi untuk produk yang sangat diminati atau mengurangi persediaan untuk barang yang kurang laku. Dalam jangka panjang, strategi tersebut membantu Anda dalam meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya, dan memaksimalkan keuntungan.
4. Kesimpulan
Jadi, bisa disimpulkan manajemen pengelolaan finished goods inventory adalah salah satu proses bisnis yang dapat menjaga kepuasan pelanggan, mengurangi biaya penyimpanan, meminimalisir kehilangan penjualan, dan menjaga stabilitas keuangan perusahaan. Terutama bagi sektor manufaktur yang dinamis, pengelolaan ini bisa menjadi keunggulan kompetitif yang signifikan.
Namun, manajemen finished goods inventory yang dilakukan secara manual tentu memiliki banyak kekurangan dan rentan terhadap kesalahan. Oleh karena itu, software ERP manufaktur ScaleOcean hadir sebagai solusi terbaik Anda. Produk kami tidak hanya mampu mengelola inventaris produk jadi saja, tapi seluruh aspek-aspek lain dari operasional manufaktur. Jadi, hubungi kami sekarang dan konsultasikan masalah bisnis Anda untuk mendapatkan solusi paling sesuai dengan kebutuhan!