Audrey
AudreyBalasan dalam 1 menit
Halo 👋

Hubungi kami untuk mengetahui bagaimana konsultan kami membantu perusahaan anda atau jadwalkan demo gratis dengan tim kami!
Finance Industri Manufaktur Informasi Bisnis Produksi

Ketahui Cara Menghitung Biaya Bahan Baku dengan Akurat

3 Min Read     Posted on 08 Jan 2024

Share Artikel

Bahan baku menjadi bagian terpenting dalam bisnis manufaktur, sehingga pengelolaan harus dilakukan dengan maksimal karena hal ini dapat berpengaruh pada proses produksi selanjutnya. Salah satu pengelolaan bahan baku yang harus diperhatikan dengan baik adalah pengelolaan biaya bahan baku yang berdampak pada keuangan perusahaan secara signifikan. 

Nah, di artikel ini kita akan menjelajahi banyak mengenai contoh dan rumus biaya bahan baku, serta bagaimana cara menghitung biaya bahan baku secara akurat. Dengan pemahaman ini, Anda dapat mengoptimalkan penggunaan bahan baku bahkan dapat meningkatkan efisiensi dan profitabilitas bisnis manufaktur Anda. 

1. Contoh Biaya Bahan Baku

Bahan baku adalah aspek dasar dalam kegiatan produksi yang digunakan untuk membuat produk akhir, sehingga penggunaannya perlu dipahami secara mendalam, khususnya dalam pengelolaan biaya bahan baku. Berikut akan dijelaskan beberapa contoh biaya bahan baku yang harus dikelola dalam bisnis manufaktur, simak disini!

a. Biaya Bahan Mentah

Contoh biaya bahan baku yang pertama adalah biaya bahan mentah yang merujuk pada akuisisi bahan baku dasar yang diperlukan untuk membuat produk akhir. Biaya ini juga berkaitan dengan pembelian, pemasok, pengiriman, dan penerimaan bahan mentah dari pemasok ke fasilitas produksi. Perusahaan harus melakukan kontrol yang ketat terhadap biaya ini untuk menghindari pemborosan diawal produksi dan memastikan alur rantai pasok berjalan dengan lancar. 

Keseimbangan biaya bahan mentah juga dapat dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas, sehingga perusahaan perlu menjaga hubungan baik dengan pemasok, mengikuti perkembangan pasar, serta menggunakan strategi pengadaan yang cerdas untuk mengelola contoh biaya bahan baku ini dalam jangka panjang. 

b. Biaya Komponen dan Bagian 

Biaya komponen dan bagian produk menjadi contoh biaya bahan baku selanjutnya yang merujuk pada pengeluaran untuk pembuatan bagian-bagian kecil atau komponen yang diperlukan untuk merakit produk akhir. Biaya ini mencakup biaya pembelian, produksi, dan pengangkutan komponen-komponen produk yang akan masuk ke lokasi produksi. Biaya komponen ini menjadi biaya yang harus dikelola dengan detail karena dapat berpengaruh pada kualitas, waktu pengiriman barang, dan efisiensi proses produksi.

c. Biaya Bahan Pengemas

Selanjutnya adalah biaya bahan pengemasan yang menjadi contoh biaya bahan baku yang berkaitan dengan kemasan produk, seperti bahan kemasan, desain, cetakan, dan pemasangannya. Pengemasan produk menjadi bagian integral yang harus dilakukan dengan menarik dan efektif untuk meningkatkan daya tarik produk di pasaran, dan untuk menghindari beban biaya yang berlebihan.

Perusahaan dapat mempertimbangkan pemilihan bahan kemasan yang ramah lingkungan dan mencari pemasok kemasan yang dapat memberikan kualitas bahan yang tinggi dengan harga affordable untuk membantu mengoptimalkan biaya bahan pengemasan. Selain itu, pemilihan desain kemasan yang ringan dan  tahan terhadap kerusakan dapat mengurangi biaya pengangkutan dan logistik, serta meminimalkan risiko pemborosan. 

d. Biaya Bahan Habis Pakai

Selanjutnya ada biaya bahan habis pakai yang berkaitan dengan bahan yang digunakan secara langsung dalam proses produksi, tetapi telah digunakan dalam satu siklus produksi. Contohnya, seperti bahan pembersih, pelumas, dan bahan kimia lainnya yang digunakan dalam kegiatan produksi, Untuk mengelola contoh biaya bahan baku ini, perusahaan dapat melakukan pemantauan yang cermat terhadap bagaimana bahan tersebut digunakan. 

Selain itu, implementasi praktik yang efisien dalam penggunaan bahan habis pakai dapat dilakukan, seperti penggunaan dosis tepat dan pemantauan inventory yang akurat. Hal ini dapat membantu perusahaan menghindari pemborosan dan mengurangi biaya operasional. Perusahaan juga dapat menjalankan program pemeliharaan preventif untuk menghindari pemakaian bahan habis pakai yang berlebihan, dengan begitu alur proses produksi dapat dijalankan secara efektif. 

e. Biaya Bahan Baku Khusus Industri

Contoh biaya bahan baku yang terakhir adalah biaya bahan yang memiliki karakteristik atau spesifikasi khusus sesuai dengan kebutuhan industri manufaktur. Contohnya seperti logam khusus, bahan kimia untuk produk tertentu, atau material unik yang digunakan dalam proses produksi tertentu. 

Dalam kelola biaya ini, perusahaan dapat melakukan pemilihan bahan baku khusus dengan mempertimbangkan kebutuhan spesifik produk dan persyaratan kualitas. Selain itu, perusahaan juga dapat melakukan quality control terkait bahan baku khusus yang diterima dari pemasok dan menghindari risiko pasokan yang akan berdampak pada peningkatan biaya bahan baku.

2. Rumus Biaya Bahan Baku

Untuk mengoptimalkan pengelolaan biaya bahan baku, Anda dapat menghitungnya menggunakan rumus biaya bahan baku berikut:

berikut rumus biaya bahan baku

Dari rumus biaya bahan baku diatas dapat diketahui, bahwa dalam menghitung biaya ini Anda dapat menghitung total biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi selama satu siklus produksi dengan menyesuaikan pembelian bahan baku dengan perubahan dalam inventaris bahan baku. Terdapat jumlah bahan awal yang merupakan nilai bahan baku yang ada di awal periode keuangan produksi, dan dapat diambil dari catatan akhir periode sebelumnya.

Selanjutnya ada pembelian bahan yang merupakan total biaya seluruh bahan baku yang dibeli selama periode akuntansi, termasuk didalamnya mencakup harga pembelian, pajak, biaya pengiriman, dan biaya lainnya yang secara langsung berkaitan dengan pembelian bahan baku.

Terakhir, ada jumlah bahan akhir yang diambil dari nilai bahan yang tersisa di akhir periode akuntansi produksi. Jumlah nilai ini seringkali diambil melalui inventarisasi fisik dan dinilai berdasarkan metode penilaian persediaan yang dipilih oleh perusahaan, seperti metode persediaan FIFO, LIFO, atau Average.

3. Cara Menghitung Biaya Bahan Baku

Untuk lebih memahami biaya bahan baku secara mendalam, kita akan memberikan contoh kasus bagaimana cara menghitung biaya bahan baku di sebuah perusahaan manufaktur dengan efektif, dengan menggunakan rumus yang sebelumnya telah diuraikan. Contoh kasus ini diambil dari sebuah perusahaan manufaktur tekstil di Indonesia, yang kita sebut PT A.N yang memproduksi berbagai jenis pakaian dan menggunakan kain sebagai bahan bakunya. 

Diketahui bahwa PT A.N memiliki jumlah bahan baku per-periode pertama berjumlah 10.000 meter kain dengan harga per meter nya seharga Rp 20.000, sehingga dapat dihitung nilai bahan baku awal perusahaan ini adalah Rp 200.000.000, yang dapat dihitung sebagai berikut:

cara menghitung biaya baku

Setelah mengetahui jumlah nilai bahan baku awal, PT A.N memiliki data pembelian selama periode Januari - Maret, dengan pembelian pertama pada 15 Januari sebanyak 5.000 meter dengan harga Rp 22.000/meter. Selanjutnya, pembelian kedua pada 25 Februari sebanyak 3.000 meter dengan harga Rp 21.000/meter. Sehingga dapat biaya pembelian ini dapat dihitung dengan jumlah pembelian pertama dan kedua, sebagai berikut:

cara menghitung jumlah biaya pembelian

Setelah berhasil mengetahui jumlah biaya pembelian pada periode pertama dan kedua, kita juga perlu menghitung pembelian akhir periode. PT A.N melakukan pembelian bahan baku pada bulan maret dengan jumlah akhir bahan baku tersisa hanya 5.000 meter dengan harga Rp 20.000/meter. Anda dapat menggunakan harga awal periode pembelian per-meter untuk konsistensi harga dan penyederhanaan perhitungan. Dapat dihitung sebagai berikut:

nilai biaya bahan baku akhir

Nilai bahan baku yang telah diuraikan diatas dapat menghasilkan jumlah nilai yang dapat digunakan dalam perusahaan manufaktur Anda, dengan jumlah biaya bahan baku awal Rp 200.000.000, jumlah pembelian bahan baku periode januari-maret Rp 173.000.000, dan jumlah biaya bahan baku akhir Rp 100.000.000, nah kita akan mengetahui bagaimana cara menghitung biaya bahan baku dengan menggunakan rumus yang telah dijelaskan sebelumnya. 

nilai biaya bahan baku akhir

Dalam contoh kasus ini, PT A.N menggunakan bahan baku dalam bisnis manufaktur sejumlah Rp. 273.000.000 untuk produksi selama periode tiga bulan, dari bulan Januari hingga Maret. 

Akan tetapi, dalam praktik nyata dalam bisnis manufaktur, perusahaan perlu mempertimbangkan faktor lain, seperti perubahan harga, diskon dari pemasok, atau biaya logistik yang berkaitan dengan pengadaan bahan baku. Selain itu, penggunaan metode persediaan yang berbeda juga menghasilkan perhitungan akhir yang berbeda. 

4. Kesimpulan

Dari artikel diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa biaya bahan baku dalam bisnis manufaktur perlu diperhatikan dengan baik, terutama dalam hal perhitungan biaya dengan akurat dan efektif untuk membuat keputusan bisnsi yang lebih tepat dan mengoptimalkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang. Untuk itu, kami telah menguraikan rumus biaya bahan baku yang efektif dan dapat digunakan perusahaan untuk mengetahui jumlah biaya yang telah digunakan. 

Setelah mengetahui contoh biaya bahan baku dan rumus yang dapat digunakan, perusahaan manufaktur juga perlu memahami pentingnya pencatatan yang akurat, pemilihan metode persediaan yang tepat, dan analisis mengenai biaya agar dapat memudahkan cara menghitung biaya bahan baku secara akurat dan efisien. 

Dapatkan update konten terbaik kami
secara rutin di Inbox Anda!

Dapatkan
Demo Gratis

Sampaikan kebutuhan bisnis Anda dan konsultasikan dengan tim ahli kami.

REKOMENDASI

Artikel Terkait

Apa itu BAF dan Cara Hitungnya di Proses Ekspor Impor?

  May 13, 2024        3 Min Read

Apa itu BAF dan Cara Hitungnya di Proses Ekspor Impor?

Bagaimana Cara Menghitung CIF dalam Ekspor dan Impor?

  May 13, 2024        3 Min Read

Bagaimana Cara Menghitung CIF dalam Ekspor dan Impor?

4 Keunggulan Aplikasi Hotel Terbaik ScaleOcean

  May 13, 2024        3 Min Read

4 Keunggulan Aplikasi Hotel Terbaik ScaleOcean

REKOMENDASI

Artikel Terkait